Bissmillah CLM
Bissmillah CLM
NEW APPROACHMENT OF
CREEPING ERUPTION
MANAGEMENT
ULFADIYA PUTRI
G1A219040
Pembimbing:
Dr. dr. sri yusfinah masfah hanum, Sp.KK, FINSDV
FKIK UNIVERSITAS
JAMBI
Profesi Dokter
Cutaneous larva migrans (CLM) adalah penyakit zoonosis
yang disebabkan oleh penetrasi dan migrasi larva filariform ke
lapisan epidermis kulit, yaitu Ancylostoma braziliense dan
Ancylostoma caninum.
Penyakit ini pertama kali dikenalkan oleh Lee, seorang dokter berkebangsaan Inggris, pada tahun
1874. Istilah "Cutaneous larva migrans" diciptakan oleh Crocker pada tahun 1893, dan pada
tahun 1929 etiologi penyakit ini dikenal karena disebabkan larva Ancylostoma, sehingga
terminologi Cutaneous larva migrans (CLM) dikenal sebagai Hookworm-related cutaneous larva
migrans (HrCLM).
Cutaneous larva migrans (CLM) sebenarnya dapat sembuh sendiri dalam 2 sampai 8
minggu, namun pruritus atau gatal bisa menjadi sangat parah selama perjalanan
penyakit.
Pendahuluan
Terapi lain yang umum digunakan di Indonesia adalah pyrantel pamoate dengan dosis
10 mg / kg BB yang tersedia dalam bentuk tablet atau sirup.
Beberapa dekade terakhir telah dilaporkan beberapa jenis larva dan cacing yang mulai resisten
terhadap anti-helmentic group's benzimidazole (BZ), pada tahun 1983. Sejalan dengan
perkembangan pengobatan dan penggunaan antimikroba yang tidak terkontrol, ada juga
resistensi terhadap kelompok obat lain seperti levamizole (Lev) dan macrolitic lactones
(Ivermectin).
Rasa perih atau kesemutan bisa dialami dalam waktu 30 tahun menit
setelah larva menembus kulit diikuti munculnya papula gatal berwarna
coklat kemerahan atau erupsi nonspesifik dalam beberapa jam di lokasi
penetrasi. Oleh karena itu penting untuk mengetahui riwayat pasien
terpapar pasir atau tanah yang terkontaminasi
• Dari laporan kasus di atas dan bandingkan dengan laporan kasus lainnya
mengenai CLM, bahwa ada kemungkinan ditemukan kasus CLM yang akan
sulit disembuhkan dengan pengobatan umum atau dalam hal ini pengobatan
dengan ivermectin, albendazole dan turunannya. Hal sulit ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu kemungkinan adanya mekanisme
resistensi obat pada larva infeksius.
• Dalam laporan kasus ini juga ditemukan pengobatan yang tidak efektif
dengan rejimen umum yaitu pyrantel pamoate dan mebendazole.