Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN

HUKUM DAGANG
Pembagian Hukum Perdata ;

Hukum perorangan (personenrecht).


Hukum keluarga (familierecht).
- hukum perkawinan
- hukum hubungan keluarga
Hukum warisan (erfrecht).
Hukum harta kekayaan (vermogenrecht).
- hukum kebendaan (zakenrecht)
- hukum perikatan (verbintenissenrecht)

Bandingkan dengan Sistematika KUHPerdata, yang terdiri dari empat


buku.
Sistematika KUHPerdata ;

 Buku kesatu tentang orang.


 Buku kedua tentang kebendaan.
 Buku ketiga tentang perikatan.
 Buku keempat tentang pembuktian dan
daluwarsa.

Hukum perikatan, hukum yang mengatur


akibat hukum yang disebut perikatan.

Sumber perikatan (1233 KUHPer).


- bersumber dari perjanjian (1320 KUHPer).
- bersumber dari UU (1365 KUHPer).
 Hukum dagang, hukum perikatan yang
khusus timbul dari lapangan perusahaan.
- yang bersumber dari perjanjian :
pengangkutan, asuransi, jual-beli
perusahaan, makelar, komisioner, wesel, cek
dll.
- yang bersumber dari undang-undang :
sebagai akibat tubrukan kapal (Ps.534
KHUD).
 Sumber-sumber hukum dagang :
- KUHD/KUHPer.
- Peraturan-peraturan di luar kodifikasi.
- Kebiasaan yang berlaku.
 Hubungan antara KUHD dan KUHPer
KUHPer (BW) merupakan hukum perdata
umum, sedangkan KHUD (WVK) merupakan
hukum perdata khusus.
Jadi hubungan keduanya adalah antara
genus(umum) dan specialis(khusus),
kemudian dirumuskan ke dalam adagium lex
specialis derogat lex generalis.

 Pasal 1 KUHD menegaskan adanya pola


hubungan antara KUHPer dan KUHD,yang
isinya: KUHPer,seberapa jauh dalam kitab
undang-undang ini tidak khusus diadakan
penyimpangan-penyimpangan, berlaku juga
terhadap hal-hal yang disinggung dalam kitab
ini (KUHD).
Sekedar perbandingan kodifikasi yang
berlaku di Swiss, yaitu antara
Zivilgesetzbuch dan Obligationenrecht.
Keduanya mempunyai hubungan yang
bersifat koordinasi artinya bersifat
saling melengkapi,sedangkan hubungan
antara KUHD dan KUHPer bersifat sub
ordinasi.

Zivilgesetzbuch, merupakan KUHPer


minus hukum perikatan (Buku III
KUHPer), sedangkan Obligationenrecht,
khusus mengenai hukum perikatan dan
hukum dagang (KUHD).
 Kodifikasi Hukum Perdata dan Dagang.
Belanda
-Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek/BW).
-Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel/
WvK).
Indonesia (Hindia Belanda)
Sesuai dengan asas konkordansi (ps 131 IS),
berlakulah kedua kodifikasi di atas.
KUHD (WvK) di Indonesia mulai berlaku 1
Mei 1848.
 Kodifikasi WvK berasal dari Code du
Commerce dan BW berasal dari Code Civil
(Perancis).
 Pada awalnya Hukum Dagang adalah Hukum Perdata
khusus bagi kaum pedagang.

 Perumusan dalam KUHD ditujukan khusus bagi para


pedagang dan perbuatan perniagaan.

 Pasal 2 s/d 5 mengandung perumusan yang bersifat


limitatif.

Pasal 2, istilah pedagang.


Pasal 3, perbuatan perniagaan.
Pasal 4, beberapa macam perbuatan perniagaan
yang lain secara rinci.
Pasal 5, perbuatan perniagaan dalam kaitanya
dengan kewajiban-kewajiban menjalankan
kapal.
 Keberatan-keberatan Ps 2 s/d 5 KUHD.

 Perkataan “barang” dalam Ps 3 berarti


barang bergerak,padahal dlm praktek juga
menyangkut barang tidak bergerak.

 Perbuatan “menjual” dalam Ps 3 tidak


termasuk dalam perbuatan perniagaan,
tetapi menurut Ps 4 termasuk dalam
pengertian perbuatan perniagaan.

 Bila ada perselisihan antara pedagang


dengan orang yang bukan pedagang
mengenai pelaksanaan perjanjian.
 Perubahan dalam Hukum Dagang,
berdasarkan S 1938-276, yaitu :

1. Penghapusan ps 2 s/d 5, mengenai


pengertian pedagang dan pengertian
perbuatan perniagaan, sejak tanggal 17
Juli 1938 diganti dengan pengertian
perusahaan.

2. Memasukkan istilah perusahaan dalam


hukum dagang,sebagaimana tercantum
ps 6,16,36 KUHD dan lain-lain.
 Pengertian Perusahaan
Tidak ada penafsiran secara resmi dalam
KUHD, diserahkan sepenuhnya kepada
ilmu pengetahuan dan yurisprudensi,
agar dapat berkembang baik sesuai
dalam lalu-lintas perusahaan sendiri.
 Menurut Pemerintah Belanda
-keseluruhan perbuatan.
-tidak terputus-putus.
-terang-terangan.
-dalam kedudukan tertentu.
-mencari laba.
 Molengraaff.
-keseluruhan perbuatan
-secara terus menerus
-bertindak keluar
-mendapatkan penghasilan,dengan cara:
>memperniagakan barang-barang
>menyerahkan barang-barang
>mengadakan perjanjian-perjanjian
Disini memandang perusahaan dari sudut
ekonomi.

 Polak
-ada perhitungan laba-rugi
-dicatat dalam pembukuan
• Menjalankan Pekerjaan
Berkaitan dengan kualitas pribadinya/keahlianya
(menurut pemerintah Belanda), contoh: dokter, pengacara,
notaris dan jurusita, sedangkan Polak meragukan
pendapat tsb, karena untuk tukang batu, tukang kayu dan
penjahit tidak demikian.

Menurut Polak ada tidaknya perusahaan adalah :


-adanya perhitungan laba rugi
-mencatat dalam pembukuan

Seorang dokter RS pemerintah yang menjalankan


tugasnya adalah menjalankan pekerjaan, sedangkan
apabila menjalankan praktek di rumah ia menjalankan
perusahaan (profit oriented).
Jadi kriterianya adalah mencari keuntungan atau
melaksanakan pelayanan umum (public service).
PENGUSAHA DAN PEMBANTU-PEMBANTUNYA

Bila seseorang melakukan atau menyuruh melakukan


perusahaan disebut pengusaha.
 Melakukan perusahaannya sendirian.
 Melakukan perusahaannya dengan pembantu-
pembantunya.
 Menyuruh orang lain.

Bentuk-bentuk hukum perusahaan:


a. Persekutuan perdata - ps 1618 KUHPerdata (maatschap
-asosiasi).
b. Persekutuan firma (ps 16 KUHD).
c. Persekutuan komanditer – ps 19 KUHD (commanditaire
vennootschaf).
d. Perseroan terbatas – ps 36 KUHD jo UU 1/1995
(naamloze vennootschaf).
e. Perusahaan negara – BUMN.
 Hubungan hukum dalam perusahaan.
 Hubungan perburuhan, bersifat subordinasi
(ps 1601a KUHPer).
 Hubungan pemberian kuasa, bersifat setara
(ps 1792 KUHPer).

• Perjanjian melakukan pekerjaan.


 Perjanjian pelayanan berkala (ps 1601
KUHPer).
 Perjanjian perburuhan (ps 1601a jo 1601d
KUHPer).
 Perjanjian pemborongan (ps 1601b jo 1604
KUHPer).

Anda mungkin juga menyukai