Anda di halaman 1dari 27

MOOD

STABILIZERS
1102017130 LULU MURSYIDAH AZIS
1102016134 MUHAMMAD IQBAL D.
SYAHDEMA
1102017029 ANJANI KHOIRRUNISSA
UTAMI
1102017136 METTI HERLIANI PUTRI
1102017121 KEYSHA FARACH
DWIKHANZA
Pembimbing : dr. Citra Fitri Agustina, Sp.KJ
MOOD STABILIZERS

• Mood stabilizers adalah golongan obat yang mampu mengobati


dan menstabilkan mood pasien dari atas sehingga bisa
mencegah mania sedangkan pada keadaan depresi, mood
stabilizers mampu menstabilisasi mood dari keadaan rendah ke
atas atau dengan kata lain mencegah mood yang depresi
KARBAMAZEPIN
MEKANISME KERJA
Karbamazepin diperkirakan bekerja dengan
memblok Voltage Sensitive Sodium
Channels VSSCs, langsung pada sisi yang
membuka kanal ion dari VSSCs sub unit α.

Karbamazepin di metabolisme pada


enzim sitokrom P-450 dan
meningkatkan mechanism kerja
dari enzim hati CYP tipe 3A4

Karbamazepin dapat mengurangi arus melalui


NMDA glutamate receptor channels sehingga
terjadi efek perbaikan pada gejala skizofrenia
DOSIS KARBAMAZEPIN

• Dosis awal :
- 100 – 200 mg, 1 – 2 kali sehari
- Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sebesar 200 mg per
hari, tiap minggu

• Dosis perawatan :
- 800 – 1200 mg per hari, yang dapat dibagi dalam beberapa
jadwal konsumsi

• Dosis maksimal :
- 1200 mg sehari
EFEK SAMPING

Gangguan Gastrointestinal Efek Berat


• Mual • Anemia aplastic
• Muntah
• Konstipasi • Agranulositosis
• Diare • Hepatitis
• Anoreksia

Gangguan Saraf Efek sangat berat

• Diplopia • Gangguan ginjal


• Ataksia • Gangguan jantung
• Tremor • Psikosis
• Pusing • Sindrom Steven Johnson
• Penglihatan Kabur • Pankreatitis
INTERAKSI KARBAMAZEPIN

Karbamazepin menurunkan efek obat Ketika karbamazepin digunakan


dalam plasma (olanzapin, quetiapin, Bersama asam valproate, maka dosis
aripriprazol, clozapin, lamotrigin, asam karbamazepine harus diturunkan
valproat, haloperidol, alprazolam, karena asam valproate menggantikan
clonazepam, amitriptilin, fluphenazin) karbamazepine mengikat protein

Karbamazepin tidak boleh diberikan


dengan penghambat oksidase Karbamazepin dapat menurunkan
monoamine (MAOIs), yang harus konsentrasi darah pada
dihentikan setidaknya 2 minggu kontrasepsi oral
sebelum mulai pengobatan dengan
karbamazepin
LITIUM

Litium adalah obat pertama yang


Mekanisme Kerja
terbukti berguna dalam mengobati
fase manik gangguan bipolar yang Menghambat dua jalur tranduksi
juga bukan merupakan obat sinyal:
antipsikotik. Digunakan untuk penyakit • Menekan sinyal inositol melalui
fase akut serta untuk mencegah deplesi inosinol intrasel
• dan menghambat
kekambuhan serangan manik dan
glikogensintase kinase 3 (GSK-3)
depresif

(Katzung et al, 2012)


(Katzung et al, 2012)
INDIKASI DAN
DOSIS

● Gangguan bipolar fase manik dan depresi


● untuk mencegah kekambuhan serangan
manik dan depresif

Diberikan sesuai umur, berat badan dan fungsi


ginjal (sesuai kebutuhan dan kondisi pasien).
Harus berdasarkan kadar dalam serum dan
respon klinis.

Litium diberikan dalam dosis terbagi untuk


mencapai kadar yang daianggap aman (0,8-
1,25 mEq/L).
● 900-1500 mg litium karbonat pada pasien
rawat jalan
● 1200-2400 mg litium karbonat pada
pasien rawat inap.
(Katzung et al, 2012, Arza W et al 2012, israr Y A et al 2009)
INTERAKSI
OBAT
Diuretik
Menyebabkan klirens lithium
oleh ginjal berkurang 25%.

Anti-inflamasi Non Steroid


Menghambat sintesis
prostaglandin

Neuroleptika
Sindrom ekstrapiramid
yang lebih parah

Arozal W et al 2012, Katzung et al, 2012


EFEK SAMPING

Nefrogenik diabetes
Tremor, insipidus>> polidipsi
Koreatetois, dan poliria.
Hiperaktivitas Menurunkan Menyebabkan nefritis
motoric, ataksia, fungsi tiroid intestisial dan
disartria, afasia glomerulopati minima

Sindrom bradikardia-
Edema takikardia

(Arozal W et al, 2012)


ASAM
VALPROAT
Mekanisme Kerja
Asam valproat memperlihatkan efikasi • Mengurangi aliran kalsium dengan
yang setara dengan efikasi litium langsung menghambat disaluran
selama minggu-minggu pertama Voltage Sensitive Sodium Channels
pengobatan. Asam valproat dilaporkan (VSSCs)
efektif pada sebagian pasien yang gagal • Menghambat fosforilasi enzim yang
berespons terhadap litium mengatur sensitivitas kanal ion
natrium.
• Meningkatkan mekanisme kerja
GABA

(Katzung et al, 2012, Ardjana I E, 2015)


INDIKASI DAN
DOSIS

• Epilepsi
• Gangguan bipolar
• Gangguan skizoafektif
• Gangguan mental lain

• Dosis awal : 250 mg 2x1 selama


3-6 hari.
• Dosis selanjutnya yang bisa
digunakan: 750mg –
3000mg/hari (20-
60mg/kgBB/hari) 1x sehari atau
dosis terbagi
(Zannah U et al, 2018, Katzung et al 2012)
INTERAKSI
OBAT
Antipsikotik
Meningkatkan sedasi,
ekstrapiramidal sindrom,
delirium dan stupor (pada
beberapa kasus)
Antidepresan
Meningkatkan konsentrasi
dalam plasma (amitriptilin
dan fluoxetin)

Antikonvulsan
Menurunkan serum asam
vaproat (carbamazepine)

(Ardjana I E, 2015)
EFEK SAMPING

Penambahan berat,
Mual, muntah, nyeri peningkatan nafsu
abdomen dan tremor makan, dan
heartburn kerontokan rambut

Pada wanita juga sering


Terganggunya fungsi hati dan didapatkan efek gangguan
pankreas, toksik bagi janin (defek pada menstruasi,
pada saraf), kemungkinan terjadinya hiperandrogenism, obesitas
amenorea dan kistik ovarium jika dan resisten hormon insulin
diberikan pada anak wanita.

(Ardjana I E, 2015, Katzung et al, 2012)


Divalproex Sodium
 Indikasi
Untuk mengatasi gangguan kejang, bipolar, kecemasan, dan mencegah kepala migrain. Obat ini
bekerja dengan cara mengembalikan keseimbangan neurotransmitter di otak.

 Mekanisme Kerja
• Farmakodinamik :
DIVALPI diduga bekerja dengan meningkatkan konsentrasi dan aktivitas kerja gamma-
aminobutyric acid (GABA) pada otak. DIVALPI juga diduga bekerja dengan menghambat Voltage
Sensitive Sodium Channel (VSSC)
 Dosis
Dosis Divalproex sodium untuk Orang Dewasa
Untuk mengobati epilepsi, dosis awal yaitu 10-15 mg/kg/hari dengan dosis maksimal 60 mg/kg/hari.
Untuk profilaksis migrain, dosis awal adalah 250 mg diminum 2 kali sehari. Atau bisa juga diberikan
sebanyak 500 mg yang diminum satu kali sehari selama 1 minggu.

Dosis Divalproex sodium untuk Anak-anak


Untuk mengobat epilepsi, dosis awal Divalproex sodium adalah 10-15 mg/kg/hari dengan dosis maksimal
60 mg/kg/hari.
Segera hubungi dokter apabila mengalami gejala overdosis, seperti mengantuk, sesak napas, dan denyut
jantung tidak teratur.

Bentuk Sediaan Obat


Kaplet salut enterik 250 mg/Dus : 1 botol plastik @ 100 kaplet salut enterik
 Efek Samping
• Efek samping yang paling sering terjadi adalah mual
dan muntah
Beberapa efek samping berikut ini mungkin terjadi.
• Diare, sembelit, dan sakit perut
• Pusing


Mengantuk
Perubahan siklus menstruasi
 Interaksi Obat
• Gemetar Aspirin : Perhatian harus diberikan jika valproate dan aspirin
• Rambut rontok akan diberikan bersamaan.
• Pandangan buram
Felbamate : Penurunan dosis valproate mungkin dibutuhkan
• Berat badan turun saat mulai diberikan terapi felbamate.
• Mulut terasa pahit
• Tidak semua orang akan mengalami efek samping Meropenem : Pernah dilaporkan adanya kadar valproic acid
diatas. Mungkin, ada juga efek samping yang tidak yang subtherapeutic saat diberikan bersamaan dengan
meropenem.
disebutkan. Maka, jika Anda mengalami kekhawatiran
terhadap efek samping obat ini, sebaiknya segera Rifampin : Penyesuaian dosis valproate mungkin perlu dilakukan
konsultasi dengan dokter. saat diberikan bersamaan dengan rifampin.
LAMOTRIGINE
 Indikasi
• Lamotrigine diindikasikan untuk pengobatan gangguan bipolar dan dapat
memperpanjang waktu antara episode depresi dan mania.
• Lamotrigine lebih efektif dalam memperpanjang interval antara episode
depresi daripada episode manik.
• Lamotrigine juga efektif sebagai pengobatan untuk gangguan bipolar siklus
cepat
 Mekanisme Kerja

Memblok kanal Menyebabkan pengurangan Mampu memperbaiki


natrium dan
eksitasi glutamate dan hiperaktifitas glutamat
beberapa reaksi
tambahan dari menurunkan pengeluaran
pada skizofrenia
sinaps sel glutamat

(Sadock, B J, et al., 2019)


 Dosis
200 mg/hari

Bentuk Sediaan Obat  Efek Samping


Tablet 25 mg, 100 mg, 150 mg
• Paling sering adalah pusing, ataxia, somnolence,
dan 200 mg
pandangan kabur, mual, namun ringan, penurunan
kognitif dan nyeri sendi dan punggung

• Efek lainnya dari obat ini bisa menyebabkan Sindrom


Steven Johnson, tetapi sangat jarang

• Reaksi rash tetapi bisa di minimalisir dengan pemberian


obat secara titrasi yang sangat pean selama fase inisiasi
pemberian obat ini

(Sadock, B J, et al., 2019)


 Interaksi Obat

1. Lamotrigine memiliki interaksi obat yang signifikan dan ditandai dengan baik yang
melibatkan antikonvulsan lain.
2. Interaksi obat lamotrigin yang paling berpotensi serius melibatkan penggunaan asam
valproik secara bersamaan, yang menggandakan konsentrasi lamotrigin serum.
3. Lamotrigine menurunkan konsentrasi plasma asam valproik sebesar 25%.
4. Kombinasi lamotrigin dan antikonvulsan lainnya memiliki efek kompleks pada waktu
konsentrasi plasma puncak dan waktu paruh lamotrigin plasma.

(Sadock, B J, et al., 2019)


TOPIRAMAT

Topiramat adalah antikonvulsan untuk pengobatan kejang (epilepsi)


pada orang dewasa dan anak-anak dalam kombinasi dengan
antikonvulsan lain dan untuk mencegah sakit kepala migrain pada
orang dewasa, gangguan bipolar yang melibatkan episode depresi
dan/atau mania.

(Sadock, B J, et al., 2019)


TOPIRAMAT
Mekanisme Mekanisme kerjanya adalah melalui blok kanal Na + pada kanal sel
akson, dan inhibisi efek GABA
Kerja

Digunakan terutama sebagai obat antiepilepsi, juga digunakan dalam pencegahan migrain,
Indikasi
penghentian rokok, sindrom nyeri (misalnya, nyeri punggung bawah), gangguan stres

pasca trauma (PTSD), dan tremor esensial. Topiramat juga telah digunakan untuk obesitas

dan dalam pengobatan bulimia dan gangguan makan berlebih

Monoterapi, dosis awal 25 mg setiap hari pada malam hari selama 1 minggu,
Dosis
kemudian ditingkatkan bertahap sebanyak 25-50 mg per hari dengan interval 1-2
minggu yang diberikan dalam 2 dosis terbagi; dosis lazim 100 mg per hari dalam 2
dosis terbagi, maksimum 500 mg per hari
TOPIRAMAT
Efek samping yang paling umum adalah parestesia, penurunan berat badan,
Efek
mengantuk, anoreksia, pusing, dan masalah memori. Terkadang terdapat
Samping gangguan pada indera perasa.

Penggunaan topiramate selama trimester pertama dikaitkan dengan


Kontraindikasi peningkatan risiko oral clefts. Karena ada risiko cacat lahir, maka harus
dihindari selama kehamilan. Topiramate juga terbawa pada ASI.

Topiramate dapat meningkatkan konsentrasi fenitoin hingga 25% dan asam valproat
hingga 11%. Konsentrasi topiramate menurun 40% sampai 48% dengan pemberian
Interaksi karbamazepin atau fenitoin secara bersamaan. Topiramate tidak boleh
dikombinasikan dengan inhibitor karbonat anhidrase lainnya, seperti acetazolamide
obat (Diamox) atau dichlorphenamide (Daranide), karena dapat meningkatkan risiko
nefrolitiasis atau masalah yang berhubungan dengan panas (oligohidrosis dan
hipertermia).

(Sadock, B J, et al., 2019)


DAFTAR PUSTAKA
• Sadock, B J., Sadock, V A., Sussman, N (7th ed). 2019. Kaplan & Sadock's Pocket Handbook of Psychiatric Drug Treatment.
Wolters Kluwer.
• Zannah, U., Puspitasari, I. M. & Sinuraya, R. K., 2018. REVIEW: FARMAKOTERAPI GANGGUAN BIPOLAR. Farmaka,
Volume 16.
• Katzung, B. G., Masters, S. B. & Trevor, A. J., 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik :McGrawHill Lange
• Israr YA, Mardhiya WR, Faradilla N, 2015 Obat Antimania. Fakultas Kedokteran Universitas Riau
• Ardjana IE, 2015, MOOD STABILIZERS SEBAGAI TERAPI ADJUVAN PADA SKIZOFRENIA, Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
• Arozal W, Gan S, 2012 Farmakolog dan Terapi: Psikotropik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai