Pelanggaran Dan Sanksi Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015 Tentang Izin Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik
KELOMPOK 2 • Aldi Renaldi Septian • Fauziah Haunannisa SH • Imas Nuraeni • Nabila Mutiara J DEFINISI
Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pencegahan dan
pengasawan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Faktor-Fakto yang Berpengaruh Pada Pemantapan Mutu Internal (PMI)
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemantapan mutu internal antara
lain: • Komitmen untuk mencapai hasil yang bermutu • Fasilitas • Dana • Petugas yang kompeten • Tindakan kontrol terhadap faktor pra analitik, analitik dan pasca analitik • Monitoring kontrol dengan statistik serta adanya mekanisme pemecahan masalah Kegiatan pada pemantapan mutu internal di laboratorium internal A. Kontrol pra analitik 1. Persiapan pasien 2. Pengambilan dan penanganan pasien 3. Penyimpanan dan transportasi spesimen 4. Identifikasi dan pencatatan pasien 5. Kalibrasi peralatan 6. Pemilihan metode pemeriksaan 7. Pemilihan larutan standar.kalibrator dan bahan kontrol 8. Dokumentasi metode kerja 9. Kompetensi petugas pemeriksa B. Kontrol analitik Monitoring proses analitik yaitu dengan melakukan uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol. Dalam penggunaan bahan kontrol, pelaksanaannya harus diperlakukan sama dengan bahan pemeriksaan spesimen, tanpa perlakukan khusus baik alat, metode pemeriksaan, reagen maupun tenaga pemeriksa.
Kegiatan yang harus dilakukan pada pengujian ini adalah :
1. Periode Pendahuluan a. Periksa bahan kontrol bersamaan dengan pemeriksaan spesimen setiap hari kerja diperiksa sampai mencapai 25 hari kerja b. Catat setiap nilai yang diperoleh tiap hari kerja tersebut dalam formulir periode pendahuluan. c. Setelah diperoleh 25 nilai pemeriksaan, hitung nilai rata-ratanya (mean), standar daeviasi (SD), Koefisien Variasi (CV), batas peringatan (Mean +- 2 SD) dan batas kontrol (Mean +- 3 SD). d. Teliti kembali apakah ada nilai yang melebihi batas mean +- 3 SD. 2. Periode kontrol Periode kontrol merupakan periode untuk menentukan baik atau tidaknya pemeriksaan pada hari : a. Periksa bahan kontrol setiap hari kerja atau pada hari parameter tersebut diperiksa. b. Catat nilai yang diperoleh pada formulir periode kontrol. c. Hitung penyimpangan nya terhadap nilai rujukan dalam satuan SD (Standar Deviasi Indeks) dengan rumus : Satuan SD = (X1 - Mean) / SD. Satuan SD yang diperoleh di plot pada kertas grafik kontrol. Sumbu X dalam grafik kontrol menunjukan hari/tanggal pemeriksaan, sedangkan sumbu Y menunjukkan satuan SD yang diperoleh.
3. Evaluasi hasil uji ketelitian adalah sebagai berikut :
d. Apabila hasil pemeriksaan tertelak didalam batas perhitungan (mean +- 2SD), maka hasil pemeriksaan bahan kontrol dinyatakan terkontrol baik sehingga seluruh pemeriksaan spesimen pada hari pemeriksaan tersebut dianggap dapat diterima hasilnya. e. Apabila hasil pemeriksaan terletak didaerah peringatan (mean +-2SD sampai mean +- 3SD), maka kemungkinan terjadi penyimpangan hasil pemeriksaan bahan kontrol sehingga perlu diteliti prosedur pemeriksaannya tetapi belum perlu dilakukan pemeriksaan ulang. Dibawah ini adalah petunjuk umum mengenai tindakan yang diambil apabila grafik pemantapan mutu tidak terkontrol : 1. Amati sumber kesalahan yang mungkin dilihat, misalnya perhitungan, pipet, probe tersumbat. 2. Ulangi pemeriksaan serum kontrol. 3. Apabila hasil pengulangan masih buruk, pakai serum kontrol yang baru. 4. Apabila tidak ada perbaikan, amati instrumen yang dipakai, apakah pemeliharaan telah dilakukan atau tidak. 5. Pakai serum kontrol yang diketahui nilainya. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan perbaikan, berarti terdapat kerusakan serum kontrol. 6. Apabila ada keraguan, pakai serum kontrol yang mempunyai nilai yang berbeda. 7. Gunakan standar baru. 8. Ganti reagen. 9. Cek peralatan. C. Kontrol pasca analitik Faktor yang mempengaruhi antara lain pencatatan data pasien, hasil pemeriksaan dan penyampaian hasil pada klinisi. Kesalahan- kesalahan pada pelaporan data dapat dikurangi dengan pencatatan data yang diteliti dengna menggunakan komputer.
Pelanggaran Dan Sanksi Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015 Tentang Izin Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik