Hukum pidana Korea sudah dikodifikasikan sebagaimana terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
Korea (Criminal Code of The Republic of Korea yang selanjutnya disebut CC saja) yang diundangkan berdasarkan
Undang-Undang No. 239 tanggal 18 September 1953. Hukum Pidana Indonesia dikodifikasikan dalam KUHP
(Undang-undang No. 1 Tahun 1946 jo. Undang-undang No. 73 Tahun 1958).
1. Sistematika Hukum Pidana (KUHP) Indonesia berbeda dengan sistematika CC Korea.
• - Sistematika KUHP(INDONESIA) terdiri dari tiga buku, yaitu:
• * Buku I yang memuat Ketentuan Umum
• * Buku II yang memuat Kejahatan
• * Buku III yang memuat Pelanggaran
2. Sedangkan CC (KOREA) terdiri dari dua buku saja, yaitu:
• * Buku pertama : Ketentuan-ketentuan Umum
• * Buku Kedua : Ketentuan-ketentuan Khusus yang memuat tindak pidana
Jika diperbandingkan sistematika KUHP dengan CC, maka perbedaan yang sangat mencolok yang dapat dilihat
dalam hal ini adalah bahwa CC tidak membedakan antara Kejahatan dengan Pelanggaran, sedangkan KUHP
masih membedakannya. Kejahatan dan Pelanggaran dalam CC disatukan dalam satu buku, dalam hal ini buku
kedua yang memuat tindak pidana.
Perbandingan Hukum Pidana Indonesia dengan Korea Dalam hal Perbarengan Dan
Pengulangan
a. Tempat
• Menurut sistematika KUHP (INDONESIA) perbarengan diatur
dalam Bab VI Buku I (Ketentuan Umum), sedangkan pengulangan
ada yang diatur dalam Buku II (pasal 486 sampai dengan 488) dan
ada pula yang diatur pada tindak pidana yang bersangkutan.
• Menurut sistematika CC (KOREA) perbarengan diatur dalam Buku
I Bagian II seksi V (perbarengan tindak pidana) pasal 37 sampai
dengan 40. Selain daripada itu ada juga yang diatur tersendiri
dalam Pasal 19. Pengulangan diatur dalam Buku I Bagian II seksi IV
(pengulangan tindak pidana) pasal 35 sampai dengan 36.
Lanjutan
B. Bentuk perbarengan
C. Delik Tertinggal
Indonesia mempunyai 2 (dua) sistem hukum pidana, yaitu hukum pidana yang
berasal dari negara barat tepatnya dari Belanda yang dikenal dengan nama Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan hukum pidana adat.
1. KUHP atau Kitab Undang-undang Hukum Pidana adalah peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai perbuatan pidana secara materiil di
Indonesia. KUHP yang sekarang diberlakukan adalah KUHP yang bersumber dari
hukum kolonial Belanda, yakni Wetboek van Strafrecht voor Nederlands-Indië.
2. HUKUM ADAT: Keberadaan hukum pidana adat pada masyarakat merupakan
pencerminan kehidupan masyarakat tersebut dan pada masing-masing daerah
memiliki hukum pidana adat yang berbeda-beda sesuai dengan adat istiadat
yang ada di daerah tersebut dengan ciri khas tidak tertulis dan terkodifikasi,
Beberapa daerah mempunyai system hukum adat yang sudah di legal
formalkan.
SISTEM HUKUM PIDANA PRANCIS
Perancis merupakan suatu negara yang menganut sistem hukum pidana civil
law yang telah memberi otoritas hukum bagi penyelesaian suatu tindak
pidana melalui mediasi yang dikenal dengan victimoffender mediation (VOM).
Peran serta lembaga VOM dalam proses mediasi penyelesaian suatu tindak
pidana diatur dalam sistem hukum pidana Perancis. Lembaga ini dapat
diterapkan baik kepada pelaku tindak pidana dewasa maupun remaja yang
bertujuan untuk menyelesaikan suatu tindak pidana melalui kesepakatan
setelah adanya syarat yang telah dipenuhi oleh pelaku, yaitu suatu pengakuan
bersalah, sikap korban yang mendukung dimungkinkannya dilakukan bersifat
material, termasuk mewajibkan VOM untuk membuat laporan atas hasil yang
dicapai kepada penuntut umum sebagai dasar untuk menentukan kasus
tersebut ke jenjang penuntutan atau akan menghentikan kasus tersebut.