Anda di halaman 1dari 24

Buku teks

Potret Bahan Ajar


Media taktil/
manipulaives

Program audio
A. Bentuk bahan ajar
Program video

Handouts
Potret bahan ajar
Lembar Kerja SIswa

Buku Teks
B. Bahan ajar yang
digunakan di sekolah
LKS
B. BAHAN AJAR YANG DIGUNAKAN DI
SEKOLAH
Komponen buku teks sebagai Komponen LKS
bahan ajar
1. Tujuan pembelajaran 1. Tujuan
2. Uraian materi 2. Materi/sumber
3. Evaluasi 3. Waktu
4. Cara kerja
5. Hasil yang diharapkan
6. Tindak lanjut
Kelemahan Bahan Ajar yang
Digunakan di SD

• Salah konsep
• Tidak memadainya cakupan materi yang
disajikan
• Penggunaan ilustrasi yang kurang tepat
• Penyajian ilustrasi yang tidak sesuai dengan
aturan pengembangan alat evaluasi
• Penggunaan Bahasa yang tidak sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa
KB 2. A. Pengembangan Bahan
Ajar Di Sekolah
Menurut Dick, Carey & Carey (2001:254-255) langkah-langkah untuk
mengembangkan bahan ajar adalah:
1. Menelaah strategi pembelajaran yang akan dilakukan untuk mencapai
kompetensi yang ditetapkan.
2. Melakukan survei berbagai literatur dan ahli bidang ilmu untuk mengetahui
bahan ajar yang sudah tersedia.
3. Mempertimbangkan apakah akan mengadopsi atau mengadaptasi bahan
ajar yang tersedia.
4. Menentukan apakah materi baru akan dirancang.
5. Menelaah hasil analisis tentang siswa dan masing-masing proses
pembelajaran.
6. Menelaah hasil analisis konteks belajar dan asumsi tentang sumber
belajar.
7. Merancang dan menulis materi bahan ajar berdasar strategi pembelajaran.
8. Menelaah setiap pertemuan pembelajaran.
9. Membuat Lembar Kerja Siswa.
10. Melakukan evalusi bahan ajar yang dikembangkan
11. Memperbaiki bahan ajar sesuai dengan hasil evaluasi.
A. PENULISAN BAHAN AJAR
Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru untuk menulis bahan ajar adalah:
1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan yang diharapkan
dikuasai siswa setelah mempelajari suatu bab atau topik atau tema tertentu.

2. Menyajikan Materi Pelajaran


Sementara menurut Hasan (2007) pemilihan materi pelajaran hendaknya
memperhatikan halhal berikut:
a. Berkaitan erat dengan kompetensi atas kemampuan yang terkandung pada
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Standar Kompetensi Lulusan.
b. Dapat dipelajari peserta didik dan sesuai dengan perkembangan
kemampuan mereka
c. Sumber untuk mempelajari materi tersebut tersedia
d. Tahan lama dan memiliki manfaat yang bertahan lama.
e. Memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
f. Ekonomis dalam arti sustu materi yang dipilih dapat digunakan untuk
menguasai lebih dari kompetensi
3. Mengembangkan Evaluasi
Evaluasi dikembangkan untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa terhadap materi yang telah disajikan. Alat evaluasi
dikembangkan berdasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam tujuan pembelajaran.
Alat evaluasi dikembangkan untuk ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor sesuai kemampauan yang diharapkan dikuasai siswa
dan sesuai aturan pengembangan alat evaluasi
B. PENGGUNAAN BAHAN AJAR
YANG SUDAH TERSEDIA

Pedoman pemilihan
Pemilihan bahan ajar
bahan ajar bagi guru
Menurut Dick &
Dalam Depdiknas
Carey, 2001
2004

Pemilihan buku kerja


siswa
Ornstein (1990)
Kriteria yang dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam
memilih bahan ajar
Dalam Depdiknas, 2004

1. Kriteria filosofis 2. Kriteria psiko-pedagogis


a. Menjadi alat dan sarana a. Memungkinkan siswa memiliki wawasan dan
untuk perkembangan pemahaman yang mendalam terhadap
kompetensi siswa; serta bidang ilmu;
b. Merefleksikan keterkaitan dengan latar
b. Membantu siswa untuk
belakang dan karakteristik awal siswa serta
memperoleh pemahaman kebutuhan dan minat siswa;
yang mendalam tentang c. Sesuai dengan jenjang intelektual dan
suatu bidang ilmu kematangan siswa;
d. Dapat mengakomodasikan keterkaitan
dengan beragam pengalaman awal siswa;
e. Mendukung pencapaian keterampilan belajar
tingkat tinggi (higher order learning) dan
kreatifitas siswa;
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan sikap dan tata nilai; serta
g. Dapat membekali siswa agar dapat belajar
seumur hidup.
Kriteria dalam pemilihan bahan ajar
Menurut Dick & Carey, 2001
Kriteria yang berpusat pada Kriteria yang berkenaan
tujuan (goal-centered criteria) dengan siswa / kelompok
target (learner-centered
a. Kesesuaian antara isi bahan ajar
dengan tujuan pembelajaran criteria)
serta standar kompetensi dan a. Tingkat kosakata dan bahasa
kompetensi dasar; siswa;
b. Kecukupan cakupan dan b. Tingkat perkembangan,
kelengkapan materi yang motivasi,. dan minat siswa;
disajikan; serta
c. Kebenaran konsep c. Latar belakang dan pengalaman
d. Ketelitian; siswa.
e. Kekinian (sesuai dengan
perkembangan bidang ilmu);
dan
f. Keobjektifan.
Menurut Dick & Carey, 2001
Kriteria dalam pemilihan bahan ajar
Kriteria yang berpusat pada Kriteria yang berpusat pada proses
konteks (context- centered criteria) belajar (learning-centered criteria)

a. Keotentikan atau keaslian a. Kebenaran urutan sajian materi;


materi; dan b. Pemberian motivasi belajar bagi
siswa;
b. Kelayakan bahan ajar dalam hal
c. Ketersediaan latihan praktek dan
kondisi bahan ajar dan biaya.
kegiatan yang menuntut keaktifan
siswa;
d. Ketersediaan balikan yang memadai;
e. Ketersediaan asesmen yang tepat;
f. Ketersediaan kegiatan tindak lanjut
untuk meningkatkan ingatan dan
transfer;
g. Penggunaan ilustrasi yang tepat
untuk mencapai tujuan
pembelajaran; serta
h. Ketersediaan panduan bagi siswa
dalam melakukan satu atau
beberapa kegiatan.
Kriteria memilih buku kerja siswa
Ornstein (1990)
1. Tujuan
(objective)

2. Keterbacaan 3. Kegunaan
(Readibility) (Unility)

5. Cakupan
4. Kognisi
materi (content
(cognition)
coverage)

6. Audio-visual 7. Teori belajar


(learning theory)

8. Karakteristik fisik
(physical characteristics)
MODUL 10
A. SARANA PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN
WILAYAH

• Yang menjadi sumber terbatasnya sarana dan prasarana bagi


suatu sekolah, yaitu:
• Letak geografis yang jauh sehingga untuk menjangkaunya
diperlukan waktu dan alat transportasi yang memadai,
• Kurangnya sinkron informasi antar instansi yang terkait,
• Sarana yang ada tidak mampu menampung banyaknya jumlah
siswa,
• Kurangnya motivasi usia produktif untuk bersekolah karena
kombinasi keterbatasan sarana, dukungan keluarga dan
keramahan alam.
B. METODE PEMBELAJARAN

Ada beberapa alasan banyak guru belum kompeten yaitu


• Guru belum menguasai bahan ketika belajar atau kuliah dan
guru mengajarkan yang bukan bidangnya,
• Banyak guru yang dalam mengajar hanya menggunakan
model yang sama, mereka kurang menguasai berbagai model
pembelajaran yang sesuai perkembangan anak didik dan
sesuai teori pendidikan yang baru.
C. KETIDAKMERATAAN JUMLAH GURU

Perbandingan antara guru yang mengajar di daerah terpencil dengan


guru yang mengajar di kota sangat jauh. Dari segi kuantitas, jumlah
guru sebetulnya telah memadai, tetapi sisi pemerataan dan
kualitasnya belum sesuai.
KB 2 A. PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL
PENGERTIAN
Adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
anatara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antar
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
• Pembelajaran Konstektual adalah salah satu strategi
pembelajaran yang berhubungan dengan :
1. Fenomena kehidupan sosial masyarakat, bahasa, lingkungan
hidup, harapan dan cita tumbuh.
2. Fenomena dunia pengalaman dan pengetahuan murid.
3. Kelas sebagai fenomena sosial.
Pembelajaran Konstekstual melibatkan 7
komponen utama pembelajaran efektif
yaitu :

1. Konstruktivisme( constructivism)
2. Bertanya (questioning)
3. Menemukan (inquiry)
4. Masyarakat belajar (learning
community)
5. Pemodelan (modeling)
6. Penilaian sebenarnya (authentic
assessment)
B. PAKEM
Perspektif guru:

Guru aktif memantau kegiatan belajar siswa

Guru kreatif mengembangkan kegiatan yang


beragam dan membuat alat bantu belajar sederhana

Efektif, sehingga mencapai tujuan


pembelajaran
Menyenangkan, anak tidak takut salah, tidak
takut ditertawakan, dan tidak disepelekan
Pespektif siswa:

- Siswa aktif bertanya


- Siswa kreatif merancang / membuat sesuatu
- Efektif, menguasai ketrampilan yang diperlukan
- Menyenangkan, siswa berani menckoba, berani
bertanya
C. Pembelajaran Kooperatif dan
Kolaboratif
• Model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif merupakan
suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya
kelompok-kelompok yang bersifat heterogen (kemampuan,
suku dan budaya, serta jenis kelamin).
• Semua model pembelajaran, termasuk kooperatif dan
kolaboratif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur
tujuan, dan struktur penghargaan yang berbeda antara
model pembelajaran.
• Pembelajaran yang dilaksanakan pada dasarnya
merupakan aktivitas mengaktifkan, menyentuhkan,
mempertautkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan
membentuk pemahaman melalui penciptaan kegiatan,
pembangkitan penghayatan, internalisasi, proses penemuan
jawaban pertanyaan, dan rekonstruksi pemahaman melalui
refleksi yang berlangsung secara dinamis, atas dasar
keberagaman pemikiran sebagai wujud nyata perbedaan
Ilustrasi:
Pak Gun adalah guru kelas 6 di sebuah SD di daerah yang
mata pencaharian penduduknya adalah menyadap nira
kelapa kemudian diproses menjadi gula jawa. Jumlah siswa
kelas 6 yang diajar pak Gun berjumlah 25 siswa. Suatu
ketika, dalam mata pelajaran IPS, Pak Gun mengajarkan
materi sumber daya alam dan rangkaian kegiatan ekonomi.
Aktivitas pembelajaran yang dipilih adalah dengan
menugaskan secara kelompok, yang masing-masing terdiri
atas 5 siswa, untuk mengidentifikasi siklus perekonomian
yang menjadi mata rantai di desa mereka selama satu
minggu. Dari 5 kelompok yang terbentuk, Pak Gun
memberikan tugas yang berbeda. Kelompok 1-2 diberi tugas
mendeskripsikan manfaat industri pengolahan gula jawa
dalam menciptakan lapangan pekerjaan masyarakat.
Kelompok 3-4 diberi tugas untuk mengevaluasi harga gula
jawa di tingkat perorangan, tengkulak, dan harga pasaran.
Sementara kelompok 5 diberi tugas untuk melihat risiko
yang dihadapi penyadap ketika melakukan aktivitas
Ilustrasi:
Dalam paparan tiap kelompok, masing-masing kelompok
mengajukan argumen masing-masing ada yang pro dan ada
yang kontra. Kelompok 3 menganggap bahwa tengkulak
menjadi sumber malapetaka yang memainkan harga hula
jawa, sedangkan kelompok 4 berpendapat bahwa
tengkulak justru membantu memudahkan para warga
menjual gula jawa hasil olahannya. Pak Gun memberikan
ulasan yang sangat positif bahwa semua hasil
pendeskripsian yang mereka sampaikan benar. Pak Gun
justru senang dengan adanya perbedaan pendapat antara
siswa. Pak Gun kemudian menyimpulkan bahwa terdapat
sisi positif dan negatif adanya tengkulak bagi penyadap
nira. Selain mendapatkan keuntungan yang kecilkarena
sudah dililit sistem ijon, mereka tidak ada piliha lain karena
memang itulah mata pencaharian yang layak untuk mereka
dengan kondisi desa yang berbukit-bukit, tanah pertanian
memang tidak bersahabat.
Terdapat lima langkah yang telah dilakukan Pak Gun dalam penerapan
model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif:
• Pembelajaran berbasis masalah
• Pemanfaatan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar
• Pemberian aktivitas kelompok
• Pembuatan aktivitas belajar mandiri
• Penerapan penilaian autentik

Hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan pembelajaran yang


efektif, yaitu mempersiapkan dalam bentuk analisis masalah di lingkungan
sekitar yang disesuaikan dengan silabus, kemudian mengidentifikasi
kompetensi yang akan dicapai untuk memilih model pembelajaran yang
tepat. Selain itu, guru harus memberikan penghargaan kepada siswa.
Thank you for your attention!

Do you have any questions ???...

Anda mungkin juga menyukai