Anda di halaman 1dari 8

ILMU NASIKH MANSUKH

KELOMPOK 4
1. WAHYU RAMADHAN UMAGAF

2. YUSNI LESTARI
3. ANGGY DESWITHA
Pengertian Nasikh Mansukh
Secara terminologi naskh adalah ketentuan hukum yang
datang kemudian, guna membatalkan atau mencabut atau
menyatakan berakhirnya masa pemberlakuan hukum yang
terdahulu, sehingga ketentuan yang berlaku adalah yang
ditetapkan belakangan.
Sedangkan, Mansuhk menurut bahasa ialah sesuatu yang
di hapus atau dihilangkan atau dipindah atau disalin atau
dinukil. Sedangkan menurut istilah para ulama’ ialah hukum
syara’ yang diambil dari dalil syara’ yang sama, yang belum
diubah dengan di batalkan dan diganti dengan hukum syara’
yang baru yang datang kemudian.
Pendapat ulama tentang Nasikh dan Mansukh

Dalam hal ini terbagi dalam empat golongan:


 Orang Syi'ah Rafidahmereka mandang konsep al-bada' yakni suatu yang
tampak jelas setelah kabur (tidak jelas) adalah sebagai suatu hal yang sangat
mungkin terjadi bagi Allah SWT. Mereka sangat kontradiktif dengan orang
Yahudi yang tidak mengakui keberadaan nasakh.
 Abu Muslim al-Asfahani seorang mufassir Mu'tazilah, tidak setuju adanya
naskh, baik secara garis besar maupun secara rinci, karena jika ada ayat yang
secara sepintas dinilai tidak akan diselesaikan secara naskh tetapi dengan
jalan takhsis , sebab al-Qur,an adalah syari 'at yang muhkam tidak ada yang
mansukh
 Pendapat Jumhur Ulama, kelompok ini mengakui adanya nasikh dan mansukh dalam al-
Qur'an dan tetap berlaku, (Mereka berpendapat bahwa Naskh adalah suatu yang dapat
diterima akal dan telah pula terjadi dalam hukum-hukum Syara' berdasarkan dalil-dalil
 Menurut pendapat segolongan Ulama' bahwa Allah melakukan secara mutlak, artinya
bahwa Allah SWT. dapat berbuat sesuatu dalam waktu tertentu dan dapat melarangnya
dalam waktu tertentu pula (mengikuti kemaslahatan dan menghindari kamudharatan).
Macam-macam Nasikh dan Mansukh dan
Manfaatnya
Umumnya para ulama membagi nasakh menjadi empat bagian:
1. Nasakh Al-Qur’an dengan Al Qur’an.
Hukum yang ditetapkan berdasarkan dalil ayat Al-Qur’an kemudian
dinasakh dengan dalil ayat Al-Qur’an pula.
2. Nasakh Al-Qur’an dengan sunnah
Nasakh jenis ini menurut Manna’ Al-Qatthan terbagi dua, yaitu:
 Nasakh Al-Qur’an dengan hadits ahad.
Jumhur berpendapat, Al-Qur’an tidak boleh dinasakh oleh hadis
ahad,sebab Al-Qur’an adalah mutawatir dan menunjukkan yakin.
 Nasakh Al-Qur’an dengan hadis mutawatir.
Nasakh jenis ini dibolehkan oleh Imam Malik, Abu Hanifah dan Ahmad,
sebab masing-masing keduanya adalah wahyu.
 Nasakh sunnah dengan sunnah
Suatu hukum syara’ yang dasarnya sunnah kemudian dinasakh atau
dihapus dengan dalil syara’ dari sunnah juga.
 Nasakh Sunnah dengan Al Qur’an
Suatu hukum yang telah ditetapkan dengan dalil sunnah kemudian
dinasakh dengan dalil Al-Qur’an.
Manfaat Nasikh dan Mansukh

 Memelihara kemaslahatan umat Islam dengan Syari’at yang lebih bermanfaat dalam
menjalankan tuntunan agama.
 Sebagai bentuk ujian dengan melaksanakan kemudian meninggalkan.
 Menjaga agar perkembangan hokum Islam senantiasa relaven dengan
perkembangan zaman.
 Memberi keringanan bagi umat Islam.

Anda mungkin juga menyukai