PENYAKIT
"THAL A SE MI A "DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
P07120320013
1. Nabilah Fathiyah Rahmah
P07120320020
2. Adelia Riska Utami
P07120320026
3. Maria Virginia Melinda M.
P07120320037
4. Syifa Mutiara
P07120320049
5. Hazira Izzati Zeni
DOSEN PENGAMPU :
Bp. Dr. Abdul Ghofur, S.Kp, M.Kes
• Bagaimana sih Konsep
dasar penyakit thalasemia
ini?
B. SPLENOMEGALI
Thalasemia
Mayor
• Pengertian 2. Etiologi
Thalasemia jenis ini sering disebut Cooley Anemia Thalassemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang
dan terjadi apabila kedua orangtua mempunyai sifat diturunkan secara resesif ditandai oleh defisiensi produksi globin
pembawa Thalasemia (Carrier). Anak-anak dengan pada hemoglobin. Dimana terjadi kerusakan sel darah merah di
Thalasemia mayor tampak normal saat lahir, tetapi dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek
akan menderita kekurangan darah pada usia 3-18 (kurang dari 100 hari). Kerusakan tersebut karena hemoglobin yang
bulan. Penderita Thalasemia mayor akan tidak normal (hemoglobinopatia). Sebagian besar penderita
memerlukan transfusi darah secara berkala seumur thalassemia terjadi karena factor turunan genetic pada sintesis
hidupnya dan dapat meningkatkan usia hidup hemoglobin yang diturunkan oleh orang tua. Namun, penyebabnya
hingga 10-20 tahun. bisa juga karena hemoglobin yang tidak normal (hemoglobinopatia)
Thalasemia
Mayor
3.Manifestasi Klinis
Pada beberapa kasus Thalassemia dapat ditemukan 4. Patofisiologi
gejala-gejala seperti: badan lemah, kulit
kekuningan (jaundice), urin gelap, cepat lelah, Kelebihan pada rantai alpha ditemukan pada beta thalasemia
denyut jantung meningkat, tulang wajah abnormal dan kelebihan rantai beta dan gama ditemukan pada alpha
dan pertumbuhan terhambat serta permukaan perut thalasemia. Kelebihan rantai polipeptida ini mengalami
yang membuncit dengan pembesaran hati dan presippitasi dalam sel eritrosit. Penyebab anemia pada talasemia
limpa. bersifat primer dan sekunder.
Thalasemia
Mayor
5. Pemeriksaan Penunjang 6. Penatalaksanaan
a) Pemeriksaan Diagnostik A) Tranfusi Darah
meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan lanjut Tujuan dari terapi transfusi pada penderita talasemia yaitu untuk
dan pemeriksaan khusus. mengkoreksi anemia, menekan eritropoiesis dan menghambat
absorbsi besi gastrointestinal, yang akan terjadi apabila pasien
b) Pemeriksaan Lanjutan talasemia mayor tidak menerima terapi transfusi.
meliputi analisis Hb terhadap kadar HbF, HbA dan B) Kelasi Besi
elektroforesis hemoglobin, kadar besi, saturasi Kelasi besi digunakan sebagai satu-satunya strategi untuk
transferrin dan ferritin membuang besi yang berlebihan dalam tubuh pada pasien
talasemia yang rutin menjalani transfusi.
Thalasemia
Mayor
7. Komplikasi Penyakit
a) Komplikasi Jantung
d) Kongesti Limfa
Splenomegali adalah pembesaran pada organ limpa
akibat penyakit atau infeksi. e) Sitopenia
f) Sekuestrasi Limpa
E. Riwayat Penyakit
Ny. E mengatakan An. W sejak usia 18 bulan telah diketahui memiliki penyakit thalassemia. Pasien tidak
Terdahulu
pernah melakukan kontrol teratur di RSHS setelah didiagnosa. Pasien pernah mendapat transfusi darah merah
teratur setiap 1⎯2 bulan di RS PTPN Subang hingga penderita berusia 3 tahun, tiap transfusi sebanyak 2
kantong darah merah. Penderita tidak pernah di periksa darah setelah di transfusi.
F. Riwayat Penyakit
Ny. E mengatakan tidak ada penyakit serupa dalam keluarganya. Kemudian, keluarganya tidak ada yang
Keluarga
memilik riwayat penyakit jantung, ginjal, kejang, maupun penyakit menular lainya.
g. Status
Tinggi
GiziBadan : 130 cm 3) Pemeriksaan leher
Berat Badan : 18 Kg a. Jugular Venous Pressure (JVP) : tidak
IMT : 10,7 kg/ (underweight) meningkat
b. Pergerakan leher : normal
h. Pemeriksaan c. Retraksi suprarenal : - (negatif)
1) Pemeriksaan
Fisik tanda-tanda vital d. Tiromental distance : > 3cm
a. Tingkat kesadaran : Composmentis 4) Pemeriksaan thoraks
(E4V4M6) a. Bentuk : normal (1:2)
b. Tekanan darah : 90/60 mmHg b. Pergerakan thoraks : simetris
c. Heart rate (HR) : 110x/menit c. Retraksi intercostal : -/- (negatif)
d. Respiration Rate (RR) : 25x/menit 5) Pemeriksaan jantung
e. SpO2 : 93% a. Iktus cordis (IC) : tidak tampak,
f. Suhu : 38,8℃ teraba di ICS IV
2)Pemeriksaan kepala b. Thrill : - (negatif)
a. Konjungtiva anemis (KA) : -/- (negatif) c. Auskultasi : murmur sistoli gr III/6
b. Skera ikterik (SI) : -/- (negatif) di semua ostia, gallop
c. Buka mulut (BM) : lebih dari 3 jari, mallampati 1
6) Pemeriksaan paru
a. Perkusi : sonor
b. Vesicular Breath Sound (VBS) : kanan = kiri
c. Auskultasi : ronchii minimal, wheezing negatif
7) Pemeriksaan abdomen
a. Insepksi : cembung, tegang
b. Retraksi epigastrium : - (negatif)
c. Letak hepar : 9 cm di bawah arcus costae, 6 cm di bawah
prosessus xipideous, tepi tajam, kenyal
d. Garis lien : Schuffer VIII
8) Pemeriksaan ekstremitas
a. Edema pretibial : +/+ (positif)
b. Edema dorsum pedis : +/+ (positif)
c. Gluteal baggy pants : + (positif)
d. Akral : hangat
e. Dermatologikus : dermatosis
I.Pemeriksaan Psikologis - Sosial
1) Status Emosional: Bingung
2) Tingkat Kecemasan : Cemas
3) Skala Kecemasan : (2) Tingkat Perhatian Tinggi
4) Subjektive pasien: pasien mengatakan cemas akan dioperasi dan pasien
ingin menunda dulu saja operasinya.
5) Pola koping: keluarga klien menunggui klien dari persiapan operasi hingga
operasi berakhir terutama ibunya selalu mendampingi. Keluarga klien selalu
berdoa untuk kelancaran
dan kesembuhan klien.
6) Skala Nyeri : (6-7) Berat
J.Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Penunjang
2) Pemeriksaan analisa gas darah dengan oksigen udara bebas
Dari pemeriksaan analisa gas darah dengan oksigen udara bebas
didapatkan hasil pH 7,41, pCO2 34,5, pO2 85, HCO3 - 24,7, BE
0,3, SaO2 93%.
3) Rontgen Thorax
Ditemukan kardiomegali dengan curiga edema paru.
5) Pemeriksaan ekokardiografi
· Kesan mitral regurgitation (MR) moderate
· Aorta regurgitasi (AR) mild
· Pulmonal hipertension (PH) Pa pressure 55 mmHg
· Fungsi Left Ventricular (LV) menurun
· Ejection fraction (EF) 44%,
· Efusi perikardial minimal
2. Persiapan Penatalaksanaan Anestesi
Maintanance
- O2: binasal kanul 3 lpm
- Anestesi:
Premedikasi: Midazolam 9 mg
Induksi Anestesi: Sevofluran mulai dari 1 vol% dan
dinaikkan pelan-pelan, Midazolam 1 mg, Fentanyl 50 mcg
Pelumpuh otot: Atracurium 15 mg
Rumatan: Fentanyl 10 mcg + Atracurium 10 mg +
Dexametason 3,6 mg
Kebutuhan cairan
- Maintanance (M):
10 kg I: 4 cc x 10 kg = 40 cc
10 kg II: 2 cc x 8 kg = 16 cc
- Pengganti Puasa (PP): 6 x 56 = 336 cc
- Stress Operasi (SO): 8 cc x 18 = 144 cc
Jam I: M + PP + SO = 368 cc
Jam II: M + PP + SO = 284 cc
Jam III: M + PP + SO = 284 cc
Jam IV: M + SO = 200 cc
- Jumlah perdarahan: ± 1.700 ml
tabel monitoring durante anestesi
2. Analisis
Data
3.Diagnosa Keperawatan dan
Prioritas Masalah Keperawatan
a. Resiko perdarahan b.d. pembedahan (Nursing Care Plans &
Documentation/Lynda Juall Carpenito hal 843)
b. Resiko hypovolemia b.d. perdarahan (Nursing Care Plans &
Documentation/Lynda Juall Carpenito hal 851)
c. Resiko hipotermia b.d paparan lingkungan dingin (Nursing Care Plans
& Documentation/Lynda Juall Carpenito hal 101)
4. Perencanaan, Intervensi, dan
Evaluasi
4. Perencanaan, Intervensi, dan
Evaluasi
Pasca Anestesi
• Analisis
Data
2. Diagnosis
- Nyeri akut b.d insisi bedah (bedah splenektomi) ((RA)
(Nursing Care Plans & Documentation /Lynda Juall
Carpenito hal-140)
- Hipotermi b.d terpapar lingkungan dingin (dikamar
operasi) ((RA) (Nursing Care Plans & Documentation
/Lynda Juall Carpenito hal-101)
- Mual-muntah b.d efek anestesi ((RA) (Nursing Care
Plans & Documentation /Lynda Juall Carpenito hal-155)
3.Perencanaan, Intervensi dan
Evaluasi
Kesimpula
n
Thalassemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif
ditandai oleh defisiensi produksi globin pada hemoglobin. Dimana terjadi kerusakan sel darah
merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100 hari).
Kerusakan tersebut karena hemoglobin yang tidak normal (hemoglobinopatia).
Sebagian besar penderita thalassemia terjadi karena factor turunan genetic pada sintesis
hemoglobin yang diturunkan oleh orang tua. .Namun, penyebabnya bisa juga karena hemoglobin
yang tidak normal (hemoglobinopatia) dan kelainan hemoglobin ini karena adanya gangguan
pembentukan yang disebabkan oleh gangguan structural pembentukan hemoglobin (hemoglobin
abnormal) misalnya pada HbS, HbF, HbD dan sebagainya, selain itu gangguan jumlah (salah
satu/beberapa) rantai globin seperti pada thalassemia.
THANK
THANK YOU
YOU
FOR
FOR YOUR
YOUR
ATTENTION
ATTENTION
Alasan #1: