Anda di halaman 1dari 7

LO 1. b.

Urolitiasis
• Urolitiasis adalah proses terbentuknya batu (kalkuli) pada traktus
urinarius. Kalkuli yang ditemukan pada ginjal disebut nephrolitiasis
dan kasus ini paling sering ditemukan. Jika kalkuli ditemukan pada
ureter dan vesica urinaria sebagian besar berasal dari ginjal.
• Urolitiasis adalah penyebab umum adanya keluhan ditemukan
darah dalam urin dan nyeri di abdomen, pelvis, atau inguinal.
• Faktor risiko
Risiko menderita urolitiasis meningkat akibat dari faktor-faktor apa pun yang
menyebabkan terjadinya urin yang stasis yang berkaitan dengan menurun atau
tersumbatnya aliran urin. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka insiden
urolitiasis meliputi:
– Laki-laki: mengekskresi sedikit sitrat dan banyak kalsium dibandingkan perempuan.
– Etnis: Etnis Amerika, Afrika atau Israel memiliki risiko tinggi menderita urolitiasis.
– Riwayat keluarga: beberapa keluarga memiliki kecenderungan memproduksi
mukoprotein yang berlebihan pada traktus urinariusnya, yang mana dapat
meningkatkan terjadinya urolitiasis.
– Riwayat kesehatan: beberapa masalah kesehatan dapat meningkatkan terjadinya
urolitiasis meliputi penyakit di saluran cerna, infeksi saluran kencing yang berulang
dan sistinuria.
– Diet: dehidrasi atau menurunnya intake cairan meningkatkan terjadinya urolitiasis
ditambah dengan meningkatnya konsumsi sodium, oksalat, lemak, protein, gula,
karbohudrat kasar dan vitamin
– Lingkungan: beberapa daerah memiliki risiko tinggi menderita urolitiasis seperti yang
beriklim tropis, pegunungan atau padang pasir.
– Obat-obatan: bebrapa macam obat seperti ephedrin, guifenesin, thiazid, indinavir
dan allopurinol dapat menyebabkan terjadinya urolitiasis.
• Gejala dan tanda
Gejala pasti dari urolitiasis tergantung pada lokasi dan
ukuran kalkuli dalam traktus urinarius. Jika kalkuli
berukuran kecil tidak menunjukkan gejala. Namun
perlahan keluhan akan dirasakan seiring bertanbahnya
ukuran kalkuli seperti:
– Nyeri atau pegal-pegal pada pinggang atau flank yang dapat
menjalar ke perut bagian depan, dan lipatan paha hingga sampai
ke kemaluan.
– Hematuria:buang air kecil berdarah.
– Urin berisi pasir, berwarna putih dan berbau
– Nyeri saat buang air kecil
– Infeksi saluran kencing
– Demam.
• Lokasi dan karakteristik dari nyeri pada urolitiasis meliputi:
– Di ureteropelvic: nyeri bersifat ringan sampai berat dirasakan lokasinya
agak dalam dalam regio flank tanpa penyebaran ke regio inguinal, urgensi
(dorongan kuat untuk berkemih disertai dengan kandung kemih yang
tidak nyaman dan banyak berkemih), frekuensi (sering berkemih), disuria
(nyeri saat berkemih) dan stranguria (pengeluaran urin yang lambat
dan nyeri akibat spasme uretra dan kandung kemih).
– Di ureter: nyeri yang mendadak, berat, nyeri di regio flank dan
ipsilateral dari abdomen bagian bawah, menyebar ke testes atau
vulva, mual yang terus menerus tanpa muntah
– Di ureter bagian proksimal: nyeri menyebar ke regio flank atau area
lumbar
– Di ureter di bagian medius: nyeri menyebar ke anterior dan caudal
– Di uterer di bagian distal: menyebar ke inguinal atau testes atau labia
majora
– Waktu melewati vesica ruinaria: paling sering asimptomatis, retensio urin
posisional.
Diagnosis
• Anamnesis
Diagnosis adanya kalkuli pada traktus urinarius dimulai dari wawancara adanya keluhan klasik berupa kolik
renalis. Bagaimana onset, kualitas dan durasi dari kolik renalis tersebut. Nyeri pada kolik renalis ditandai nyeri
akut dan berat pada regio flank yang menjalar ke anterior dan inferior abdomen. Pasien terlihat tidak bisa diam,
selalu menggeliat berbeda dengan nyeri karena peritonitis dimana pasien selalu diam dan berbaring. Pada saat
wawancara juga ditanyakan adanya riwayat urolitiasis sebelumnya dan juga adakah keluarga yang menderita
urolitiasis.

• Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik vital sign jangan pernah lupa dilakukan. Demam juga bisa dijumpai saat muncul kolik
renalis, jika ada infeksi pada kasus hidronefrosis, pienefrosis atau abses perinephritik. Adanya takikardia dan
berkeringat juga bisa dijumpai. Pada kasus dimana terjadi hidronephrosis yang disebabkan oleh obstruksi
pada ureter ditemukan adanya flank ternderness. Pemeriksaan abdomen dan genetalia biasanya meragukan
(harus hati-hati). Bila pasien merasakan nyeri didaerah terebut, tapi tanda-tanda kelainan tidak ada dijumpai,
maka kemungkinan nyeri berasal dari batu ginjal.

• Pemeriksaan Laboratorium
Pada 85% dari pasien yang mengalami kolik renalis pada pemeriksaan urinalisisnya ditemukan adanya
hematuria secara mikroskopis, kadang-kadang kristaluria.
Derajat hematuria bukan merupakan ukuran untuk memperkirakan besar batu atau kemungkinan lewatnya
suatu batu. Tidak dijumpai hematuria secara mikroskopis pada urinalisis tidaklah menyingkirkan adanya
suatu batu saluran kemih, dan lebih kurang 10% penderita batu urin dijumpai darah didalam urinnya.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk diagnosa pasti adanya batu adalah dengan Intravenous
Pielography (IVP) dan foto polos abdomen atau Blass Nier Overzicht
(BNO). Namun pada keadaan tertentu misalnya wanita hamil, ada
riwayat tak tahan dengan zat kontras, ditentukan dengan pemeriksaan
Ultrasonography (USG). Dikatakan USG lebih sensitif untuk
mendeteksi batu ureteral vesical junction dibandingkan dengan IVP,
namun juga dikatakan bahwa USG tidak dapat mendeteksi batu
ureter tengah dan distal.
Ultrasonografi abdomen terbatas digunakan dalam diagnosis dan
pengelolaan urolitiasis. Meskipun ultrasonografi sudah tersedia,
dilakukan dengan cepat dan sensitif terhadap kalkuli ginjal, hampir
sulit mendeteksi adanya batu ureter (sensitivitas: 19 persen), yang
kemungkinan besar bersifat simtomatik daripada kalkuli ginjal. Namun,
jika batu ureter itu ada, divisualisasikan dengan ultrasound, temuannya
dapat diandalkan.
Tatalaksana
• Pengobatan urolitiasis meliputi penanganan darurat kolik renalis (ureter), termasuk jika ada indikasi
untuk intervensi pembedahan, dan terapi medis untuk kalkulinya.
• Sebagian besar pasien hidronefrosis karena urolitiasis yang berukuran kecil dapat ditangani dengan
melakukan observasi dan pemberian asetaminofen. Kasus yang lebih serius dengan nyeri yang sulit
ditangani mungkin memerlukan drainase dengan memasang stent nefrostomi stent atau perkutan.
• Ukuran batu merupakan faktor yang sangat penting untuk dapat memprediksi perjalanannya dalam
traktur urinarius. Batu yang berdiameter kurang dari 4 mm memiliki kemungkinan 80% dapat melewati
traktus urinarius secara spontan. Dan menurun sebesar 20% jika batu berdiameter >8mm.
• Terapi medikamentosa untuk kalkulus memerlukan waktu yang panjang. Tujuan pemberian obat adalah
untuk melarutkan atau menghancurkan kalkulus sehingga dapat melewati traktus urinarius dengan
mudah. Selain itu bertujuan untuk mencegah munculnya kembali kalkulus pada traktus urinarius.
• Batu yang berdiameter lebih besar (yaitu, ≥ 7 mm) yang tidak mungkin lewat secara spontan
memerlukan beberapa jenis prosedur pembedahan.

Teknik yang tersedia untuk ahli urologi saat batu tersebut gagal melewati traktus urinarius secara spontan
meliputi:
- Penempatan stent
- Nefrostomi perkutan
- Extracorporeal shockwave lithotripsy (ESWL)
- Ureteroscopi (URS)
- Nephrostolithotomi Perkutan
- Open nephrostomy
- Anatrophic nephrolithotomy

Anda mungkin juga menyukai