0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan13 halaman
Kelompok 5 membahas 6 kerajaan di Sumatera Utara yaitu Kerajaan Deli, Serdang, Asahan, Lima Laras, Dhasa Nawalu, dan Padang. Kerajaan-kerajaan tersebut berdiri pada abad ke-16 hingga ke-19 dan memiliki peninggalan seperti istana, masjid, dan buku karya ulama.
Kelompok 5 membahas 6 kerajaan di Sumatera Utara yaitu Kerajaan Deli, Serdang, Asahan, Lima Laras, Dhasa Nawalu, dan Padang. Kerajaan-kerajaan tersebut berdiri pada abad ke-16 hingga ke-19 dan memiliki peninggalan seperti istana, masjid, dan buku karya ulama.
Kelompok 5 membahas 6 kerajaan di Sumatera Utara yaitu Kerajaan Deli, Serdang, Asahan, Lima Laras, Dhasa Nawalu, dan Padang. Kerajaan-kerajaan tersebut berdiri pada abad ke-16 hingga ke-19 dan memiliki peninggalan seperti istana, masjid, dan buku karya ulama.
Anggota: 1.Putri Nabila 2.Nadya Deswita 3.Siti Mawar Naibaho 4.M.Fahrizal Tanjung 1. Kerajaan Deli
Kesultanan Deli adalah kerajaan Islam yang berdiri di Tanah
Deli, sekarang Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Kerajaan ini didirikan oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan pada 1632, ketika masih di bawah Kerajaan Aceh. Barulah pada abad ke-19, Kesultanan Deli menjadi kerajaan independen setelah memisahkan diri dari Aceh dan Siak. • Kehidupan pemerintahan Kesultanan Deli Wilayah kekuasaan Kerajaan Deli mencakup Kota Medan, Langkat, Suka Piring, Buluh Cina, dan beberapa negeri kecil di sekitar pesisir timur Pulau Sumatera. Kekuasaan tertinggi kesultanan ini berada di tangan Sultan. Dalam kehidupan sehari-hari, sultan tidak hanya berfungsi sebagai kepala pemerintahan, tetapi juga sebagai kepala urusan agama Islam dan kepala adat Melayu. • Peninggalan Kesultanan Deli 1. Istana Maimun 2. Masjid Raya Al-Mashun Medan 3. Masjid Raya Al Osmani 4. Taman Sri Deli 2.Kesultanan Serdang
Kesultanan Serdang adalah pecahan dari kesultanan Deli,
yang berdiri pada 1632. Kesultanan Serdang didirikan oleh keturunan dari pendiri kesultanan Deli, yakni Tuanku Umar Johan Alam Shah. Ia mendirikan kesultanan Sedang setelah diusir dari kesultanan Deli bersama dengan ibunya, Tuanku Puan Sampali. Kesultanan Serdang mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Thaf Sinar Basyar Shah, atau Sultan Besar Serdang tahun 1822-1851.
Peninggalan kesultan serdang
• Masjid Raya Sultan Basyaruddin adalah masjid peninggalan Kesultanan Serdang. 3.Kesultanan Asahan
Kesultanan Asahan berdiri tahun 1630 di wilayah yang
sekarang dijadikan Kota Tanjung Balai. Kesultanan ini ditundukkan Belanda pada tahun 1865. Kerajaan ini melebur ke dalam negara Indonesia pada tahun 1946. Raja Abdul Jalil, Sultan pertama Asahan merupakan putra Sultan Iskandar Muda. Asahan dijadikan bawahan Aceh hingga awal zaman ke-19. • Kehidupan Sosial Adat Sebagai kesultanan yang berada dalam pengaruh kebuadayaan Islam, maka di Asahan juga mengembang kehidupan keagamaan yang cukup adun. Bahkan, berada seorang ulama terkenal yang lahir dari Asahan, yaitu Syeikh Abdul Hamid Di paruh pertama zaman ke-20, lebih kurang tahun 1916, di Asahan sudah berdiri sebuah sekolah yang dikata Madrasah Ulumul Arabiyyah. Berikut ini beberapa buah buku yang dikarang oleh Syeikh Abdul Hamid di Asahan, yaitu: 1. Ad-Durusul Khulasiyah 2. Al-Mathalibul Jamaliyah 3. Al-Mamlakul `Arabiyah. 4. Kerajaan Lima Laras
Kerajaan Lima Laras diperkirakan sudah berdiri sejak abad ke 16.
Kerajaan yang berpindah-pindah saat belum memiliki istana permanen. Istana Niat Lima Laras adalah salah satu istana Kerajaan Melayu Pesisir yang berlokasikan di dusun 1 Desa Lima Laras, berusia di atas 100 Tahun , Istana Niat Lima Laras dibangun pada Tahun 1907 dan selesai 1912 yang di gunakan sebagai pusat kekuasaan politik, sosial serta ekonomi oleh Datuk Muhammad Yuda. Datuk ini merupakan seorang raja generasi ke dua belas yaitu putra tertua dari raja Datuk Haji. Dalam perkembangannya Pemerintahan Datuk Mad Yuda berada di bawah pengawasan belanda berhasil meluaskan wilayahnya dan meguasai beberapa daerah yaitu, Tanjung Tiram, kampung bagan dalam, kampung bagan batak, kampung sungai seimbilang, kampung batu satu, kampug poyot, kampug kuala sungai, dan kampung durian 5. Kerajaan Dhasa Nawalu
Kesultanan Dhasa Nawalu terletak di Kab. Tapanuli Selatan,
kec. Batang Angkola, prov. Sumatera Utara Untuk melestarikan adat dan Budaya Angkola tentu Alm. RAJA Tuan Tua Patuan Nagaga Najungal, mendirikan sebuah istana megah di Desa Janji Mauli Muara Tais, Kec. Batang Angkola, 6.kerajaan Padang
Sekitar abad ke XVI di atas wilayah kota Tebingtinggi
sekarang, pernah terdapat sebuah kerajaan yang tumbuh, berkembang dan mencapai kejayaan pada masanya. Kerajaan ini berpusat di tepi Sungai Padang, tepatnya berkedudukan di Kampung Bajenis atau Borjonis atau Bah Jornih, dan bernama Kerajaan Padang. Pendiri Kerajaan Padang ini bernama Tuanku Umar Baginda Saleh Komar bergelar Tuan Hapulakan Saragih Dasalak. Ia berasal dari keturunan bangsawan Kerajaan Raya (Simalungun). mencapai masa kejayaannya dibawah pimpinan ketujuh, yakni Raja Tebing Pangeran, yang memegang tampuk kekuasaan pada waktu itu. Dimana pada masa Raja Tebing Pangeran inilah asal usul nama Tebing Tinggi berasal. Adapun raja terakhir Kerajaan Padang adalah Raja Tengku Hasyim sebagai raja ke dua belas. Pada masa pemerintahannya,Tengku Hasyim mampu membawa kerajaan semakin maju, mengimbangi wilayah otonom Tebing Tinggi. Pada saat terjadi perang kemerdekaan RI Tengku Hasyim dikenal sebagai raja yang memihak kaum Republikein (pejuang kemerdekaan)