Anda di halaman 1dari 41

GANGGUAN PANIK

DENGAN AGORAFOBIA

CASE REPORT SESSION


TEAM

WILDA DEWI LARASATI

G1A221068 G1A221035 G1A221028


DAFTAR ISI

BAB I
01 PENDAHULUAN
BAB IV
04 ANALISIS MASALAH
BAB II
02 STATUS PSIKIATRI
BAB V
05 KESIMPULAN
BAB III
03 TINJAUAN PUSTAKA
01
PENDAHULUAN
Introduction
Panik berasal dari kata Pan yaitu nama Dewa Yunani yang
tinggal dipergunungan dan hutan serta mempunyai
tingkahlaku yang sulit diramalkan.
Istilah Agorafobia pertama kali dipakai tahun 1871 untuk
menggambarkan kondisi pasien yang takut pergi
ketempat-tempat umum sendirian.
02
STATUS PSIKIATRI
STATUS

AUTOANAMNESIS IDENTITAS PASIEN KELUHAN UTAMA

KEBENARAN Nama : Tn. I


ANAMNESIS DAPAT Usia : 27 Tahun CEMAS, TAKUT MATI
DIPERCAYA Jenis Kelamin : Laki-laki
RPS

Pasien laki-laki usia 27 tahun datang dengan


keluhan cemas, takut akan kematian, jantung terasa
berdebar saat merasakan cemas dan sampai mengganggu
tidur sejak 3 minggu yang lalu SMRS.
Keluhan panik ini dirasakan muncul tiba-tiba tanpa
ada didahului oleh peristiwa yang membuat pasien
merasa panik sebelumnya. Saat merasakan panik pasien
merasakan di tenggorokan seperti ada rasa sesak dan
pasien takut untuk keluar rumah.
RPS
Pasien juga merasa bahwa dirinya yang sekarang tidak
seperti dirinya yang dulu, pasien merasa seperti orang linglung
dan merasa dirinya banyak dosa terhadap tuhan. Pasien masih
bisa berpergian sendiri jika aktifitasnya masih normal. Kecuali
berpergian keluar kota, tangan pasien terasa gemetar dan butuh
orang lain untuk menemaninya.
Pasien curiga teman-teman membicarakannya. Pasien juga
merasakan perasaan sedih dan merasakan serangan panik
ketika sesuatu masalah yang baru datang menghadapinya.
Selama keluhan dirasakan pasien juga mengatakan
konsentrasi menurun, pasien sulit untuk tidur ketika serangan
panik muncul. Mendengar suara-suara (-), melihat bayangan (-),
dan ide untuk bunuh diri (-).
Pemeriksaan
Keadaan Umum:
● Penampilan : Rapi, sesuai usia
● Kesadaran : Compos Mentis
● Orientasi : W, Baik ; T, Baik ; O, Baik
● Sikap & Perilaku : Kooperatif

Gangguan Berpikir
o Bentuk Pikir: Realistik
o Arus Pikir : Koheren
o Isi Pikir : Fobia & waham curiga

Alam Perasaan
o Mood : Cemas
o Afek : Sesuai mood
Persepsi
o Halusinasi : Tidak ada
o Ilusi : Tidak ada
Pemeriksaan
Fungsi Intelektual
• Daya Konsentrasi : Terganggu
• Orientasi : W, Baik ; T, Baik ; O, Baik
• Daya Ingat : Baik
• Pikiran Abstrak : Baik

Pengendalian Impuls : Baik


Daya Nilai : Baik
Tilikan :5
Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
Pemeriksaan
V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
• Axis 1 : F40.01 gangguan panik dengan agorafobia
• Axis 2 : Tidak ada gangguan
• Axis 3 : Tidak ada diagnosis
• Axis 4 : Masalah psikososial
• Axis 5 : 50-41
VI. PENATALAKSANAAN
Farmakologi
- Fluoxetine tab 20 mg no.VII S1dd 1-0-1
- Alprazolam tab 0,5 mg no. XIV S2dd 1-0-1
Nonfarmakologi
Psikoterapi:
- Terapi kognitif-perilaku
- Psikoterapi suportif
- Edukasi penyakit
PROGNOSIS
Quo ad vitam

Dubia ad bonam

functionam

Dubia ad bonam

sanationam

Dubia ad bonam
03
Tinjau pustaka
definisi
Gangguan panik agorafobia

Gangguan panik  ggn yg Agorafobia merupakan jenis fobia


sekurang-kurangnya tdpt 3 serangan yang menyebabkan ketidakmampuan
panik dlm waktu 3 minggu dan tdk berat bagi pasien karena membuat
dalam kondisi stres berat atau dlm seseorang tidak mampu berfungsi
situasi mengancam kehidupan. dengan baik ditempat kerja maupun
Gangguan panik bersfiat rekuren dilingkungan sosial diluar rumah.
(kambuh), mengakibatkan terjadinya agorafobia hampir selalu terjadi akibat
serangan panik tidak di duga-duga & komplikasi pada pasien dengan
mencapai puncaknya ≤10 menit gangguan panik.
etiologi

1. Faktor biologi : Gangguan Panik ditemukan peningkatan aktifitas syaraf


simphatis. Neuroendokrin menunjukkan beberapa abnormalitas hormon
terutama kortisol. Neurotransmitter yang berpengaruh pada Gangguan Panik
adalah Epinefrin, Serotonin, dan Gama Amino Butyric Acid (GABA).

2. Faktor genetik : Kembar monozigot resiko lebih besar daripada dizigot

3. Faktor psikososial : Teori Kognitif, Teori Psikososial


PREVALENSI DUNIA

GANGGUAN PANIK Serangan panik AGORAFOBIA

±1-4% Populasi ±3-6% Populasi. ±2-6% Populasi

Wanita 2-3x > laki-laki


Gambaran klinis

1. Serangan Panik menunjukkan beberapa gejala anxietas yang berat


dengan onset cepat. Gejala mencapai puncaknya dalam 10 menit, tapi
juga bisa dalam beberapa detik.
2. Pasien mengeluh nafas pendek, sesak nafas, tremor, pusing, merasa
panas atau dingin, ada depersonalisasi dan derealisasi.
3. Lama-lama pasien akan menghindari tempat-tempat atau situasi
serangan paniknya pernah terjadi terutama tempat kegiatan sosial atau
tempat dimana susah untuk menyelamatkan diri.
diagnosa
PPDGJ – III
F40.0 Agorafobia Pedoman Diagnostik:
Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti:
a) Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan
manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-
gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif;
b) Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam
hubungan dengan) setidaknya dua dari situasi berikut: banyak
orang/keramaian, tempat umum, bepergian keluar rumah, bepergian
keluar rumah, dan bepergian sendiri; dan
c) Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang
menonjol (penderita menjadi “house-bound”).
Diagnosa banding

FOBIA FOBIA
SPESIFIK SOSIAL
FARMAKOTERAPI

citalopram, Efek samping dari


SSRI fluvoxamine,
SSRI adalah sakit
paroxetine,
fluoxetine, kepala, insomnia,
sertraline. kelelahan,
disfungsi seksual,
peningkatan berat
badan
FARMAKOTERAPI

venlafaxine, SNRI bekerja dengan


duloxetine, melakukan
SNRI desvenlafaxine, pengangkutan
milnacipran, serotonin dan
levomilnacipran norepinefin.
FARMAKOTERAPI

Punya kemampuan spesifik


sebagai anti panik, tapi
pemakaian jangka lama harus
alprazolam, sangat hati-hati karena akan
clonazepam, mudah menimbulkan toleransi
benzodiazepine lorazepam serta penurunan atau penghentian
pengobatan bisa menimbulkan
efek “ classical withdrawal” sepeti
terjadinya rebound fenomen dari
gejala panik.
04
Analisis masalah
Tn. I usia 27 tahun datang dengan keluhan merasa cemas dan takut akan
kematian, takut sendiri, dan tidak mau bepergian keluar rumah sendirian. Pada
pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi yang bermakna serta
menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disabilitas (hendaya) dalam
pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasien ini mengalami gangguan jiwa. Hal ini sesuai dengan definisi gangguan
jiwa menurut World Health Organization (WHO) dimana didapatkan suatu
kelompok gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna dan
disertai dengan distress dan berkaitan dengan disfungsi atau hendaya
Pada pasien tidak didapatkan halusinasi
auditorik, visual, maupun taktil. Pada pasien
juga tidak didapatkan adanya keluhan yang
berhubungan dengan gangguan isi pikir. Hal
ini dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan
diagnosis skizofrenia (F.2) dan gangguan
afektif (F.3).
● Pada pasien didapatkan adanya keluhan yang menggambarkan tanda
kecemasan sehingga mengganggu aktifitas, didapatkan pula keluhan yang
berhubungan dengan ketegangan motorik yaitu berupa perasaan tremor saat
bepergian jauh dari rumah, dan adanya gangguan otonomik yang dirasakan
pada pasien yaitu jantung berdebar dan terasa ada yang menghambat di
daerah leher. Ansietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas
(dari luar individu itu sendiri) yang sebenarnya pada saat kejadian tidak
membahayakan. Pencetus ansietas pasien dalam kasus ini adalah adanya
kebingungan pasien untuk mengikuti penceramah mana yang benar dan
takut kematian yang akan menghampirinya. Sebagai akibatnya situasi
tersebut pasien merasa bingung omongan penceramah mana yang harus
didengar atau bingung untuk mengerjakan mana yang sunah dan mana yang
wajib.
Pada PPDGJ-III kriteria diagnosis untuk gangguan panik adalah :

Pada PPDGJ-III kriteria diagnosis untuk gangguan panik adalah :


1. Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak
ditemukan adanya gangguan anxietas fobik.
2. Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan
anxietas berat (servere attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira
satu bulan.
a) Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada
bahaya
b) Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya (unpredictable situations)
c) Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada
periode di antara serangan-serangan panik (meskipun demiian, umumnya
dapat terjadi juga “anxietas antisipatorik”, yaitu anxietas yang terjadi
setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi”
Menurut DSM-5 kriteria dianostik dari gangguan panik sebagai
berikut :
Serangan panik tidak terduga berulang. Serangan panik adalah sebuah gelombang ketakutan
yang sangat kuat akan ketidaknyamanan intens yang akan mencapai puncaknya dalam hitungan
menit, selama 4 menit (atau lebih). Gejala-gejala yang terjadi:
 Jantung berdetak lebih cepat
 Terasa nyeri di dada dan tidak nyaman
 Berkeringat
 Mual atau sakit perut
 Gemetaran
 Perasaan pusing atau pingsan
 Sensasi sesak nafas atau rasa tercekik
 Menggigil atau sensasi panas
 Perasaan tersedak
 Sensasi geli
 Perasaan tidak sadar
 Takut kehilangan kontrol atau “menjadi gila”
 Takut mati
Menurut DSM-5 kriteria dianostik dari gangguan panik sebagai berikut :

Setidaknya satu serangan telah diikuti dari satu bulan (atau lebih) dari satu atau kedua hal
berikut:

 Khawatir tentang panik tambahan atau konsekuensinya (Seperti, kehilangan kontrol,


mengalami serangan jantung, “menjadi gila”)
 Perubahan perilaku maladaptif yang signifikan terkait dengan serangan tersebut
(contohnya, perilaku yang dirancang untuk menghindari serangan panik, seperti
menghindari latihan atau siatuasi yang tidak biasa.
Penjelasan tambahan
 Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek psikologis suatu zat (pengobatan) atau kondisi
medis lainnya (misalnya, hipertiroidisme, gangguan kardiopulmoner)
Menurut DSM-5 kriteria dianostik dari gangguan panik sebagai berikut :

Penjelasan tambahan

 Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek psikologis suatu zat (pengobatan) atau kondisi medis
lainnya (misalnya, hipertiroidisme, gangguan kardiopulmoner)

 Gangguan ini tidak dijelaskan dengan baik sebagaimental disfearedsocial situation, seperti dalam
gangguan kecemasan sosial, sebagai respon atas situasi atau objek fobia tertentu, seperti dalam
fobia spesifik; sebagai respon atas obsesi, seperti pada obsessive-compulsive disorder; sebagai
respon atas ingatan event traumatik, seperti pada gangguan stress pasca-trauma; atau sebagai respon
untuk pemisahan dari attachment figure, seperti dalam separation anxiety disorder.
Menurut DSM-5 kriteria dianostik dari gangguan panik sebagai berikut :

Pada kasus ini, pasien memenuhi semua kriteria penegakan diagnosis yang menjadi
pedoman untuk gangguan panik, sehingga diagnosis gangguan panik dapat ditegakkan.
Diagnosis Agorafobia dengan serangan panik ditegakkan berdasarkan pedoman
diagnositik PPDGJ 3 ataupun DSM IV dimana pasien memiliki gejala psikologis, prilaku dan
otonomis seperti jantung berdebar-debar, sesak nafas, pusing kepala yang dialami oleh pasien
yang menjadi manifestasi primerdari ansietasnya. Ansietas yang timbul yang dialami pasien
terbatas pada saat pasien mendengarna ceramah dan tausiah yang ada di youtube.
Menurut DSM-5 kriteria dianostik dari Agotafobia sebagai berikut :

1. Ketakutan atau kecemasan yang nyata tentang dua (atau lebih) dari lima situasi berikut:
o Menggunakan transportasi umum (misalnya, mobil, bus, kereta api, kapal pesawat).
o Berada di ruang terbuka (misalnya, tempat parkir, pasar, jembatan).
o Berada di tempat tertutup (misalnya, toko, teater, bioskop).
o Berdiri dalam antrean atau berada di keramaian.
o Berada di luar rumah sendirian.

2. Individu takut atau menghindari situasi ini karena pemikiran untuk melarikan diri mungkin sulit
atau bantuan mungkin tidak tersedia jika terjadi gejala seperti panik atau gejala lain yang
melumpuhkan atau memalukan (misalnya, takut jatuh pada orang tua; takut inkontinensia).
Menurut DSM-5 kriteria dianostik dari Agotafobia sebagai berikut :

• Situasi agorafobia hampir selalu menimbulkan ketakutan atau


kecemasan.

• Situasi agorafobia adalah aktivitas yang dihindari, membutuhkan


kehadiran pendamping, atau dididik dengan ketakutan atau
kecemasan yang intens.

• Ketakutan dan kecemasan tidak sebanding dengan bahaya aktual


yang ditimbulkan oleh situasi agorafobia dan konteks sosiokultural.

• Ketakutan, kecemasan, atau penghindaran terus-menerus; biasanya


berlangsung 6 bulan atau lebih.

• akan perpisahan (seperti pada gangguan kecemasan.


Menurut DSM-5 kriteria dianostik dari Agotafobia sebagai berikut :

• Ketakutan, kecemasan, atau penghindaran menyebabkan penderitaan yang signifikan secara klinis
atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

• Jika ada kondisi medis lain (misalnya, penyakit radang usus. penyakit parkinson) ada, ketakutan,
kecemasan, atau penghindaran jelas berlebihan.

• Ketakutan, kecemasan, atau penghindaran tidak lebih baik dijelaskan oleh gejala-gejala gangguan
mental lain-misalnya. gejalanya tidak terbatas pada fobia spesifik. jenis situasi; tidak hanya
melibatkan situasi sosial (seperti pada gangguan kecemasan sosial); dan tidak terkait secara
eksklusif dengan obsesi (seperti pada gangguan obsesif-kompulsif), cacat yang dirasakan atau
kekurangan dalam penampilan fisik (seperti pada gangguan dismorfik tubuh). pengingat peristiwa
traumatis (seperti pada gangguan stres pascatrauma). atau ketakutan
farmakologi

Fluoxetin tab 20mg Alprazolam tab 1 mg


obat gol. Benzodiazepin  bekerja pd reseptor
Merupakan gol. SSRI yg menghambat GABA. Efek yg ditimbulkan merupakan hasil
penyerapan kembali neurotransmiter kerja gol. ini pada SSP dgn efek utama: sedasi,
serotonin di sinaps. Dalam pemilihan hipnosis, pengurangan thdp Anti-Psikotik
obat depresi perlu mempertimbangkan rangsangan emosi/ansietas, relaksasi otot dan
profil ESO dan obat gol SSRI memiliki antikonvulsan. Sdngkn efek perifernya:
ESO minimal. Cocok untuk diberikan vasodilatasi koroner (pd pemberian IV) dan
pada pasien dgn depresi sedang dan blokade neuromuskular (pada pemberian dosis
baru pertama diberikan terapi tinggi). Alprazolam efektif u/ ansietas
farmakologi. antosipatorik, mula kerja lebih cepat dan
mempunyai komponen efek antidepresan.
edukasi

Edukasi sangat penting diberikan kepada pasien ini dan juga keluarga
untuk membantu pemulihan dan mengurangi kecemasan yang dialami
pasien. Menyarankan kepada keluarga untuk pentingnya dukungan
kepada pasien, jangan membatasi aktivitas pasien, ajak pasien
bergembira, kurangi hal-hal yang dapat meningkatkan stresor. Berdiskusi
terhadap pentingnya pasien untuk teratur minum obat dan kontrol selain
itu kembali menyibukan diri seperti aktivitas dulu, kembali melakukan
hal-hal yang menyenangkan, jangan menyimpan emosi, bila mungkin
bisa kontrol ke psikiater.
05
kesimpulan
kesimpulan

Gangguan panik
Serangan panik yang tidak diharapkan, diikuti
agorafobia
oleh ketakutan yang kuat
Menyebabkan ketidakmampuan pasien
karena membuat seseorang tidak
mampu berfungsi dengan baik pada
aktifitas sehari-hari dan lingkungan
sosial
tatalaksana
Farmakologi & non-farmakologi
THANKS
Do you have any questions?

youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourwebsite.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai