Apa Prosedur
Jadwal :
1. Waktu dalam hari
Kapan Sumber
Daya
Siapa Perbedaan Individual :
1. Kekuatan dan kelelahan
2. Waktu dalam tahun 2. Pemrosesan Informasi dan
(musiman) Manusia tanggapan
3. Stabilitas dalam Strategi
penjadwalan
Dimana Bagaimana
Strategi Lokasi : Strategi layout :
1. Iklim 1. Posisi yang tetap
2. Temperatur 2. Proses
a3.manusia
Kebisingan 3. Lini perakitan
4. Cahaya 4. Sel kerja
5. Kualitas Udara 5. Produk
Kendala Dalam Strategi Sumber Daya Manusia
Sebagaiman gambar 10.1. menyarankan, banyak keputusan yang dibuat mengenai karyawan
dihambat oleh keputusan lainnya. Pertama, bauran produk ditentukan secara musiman dan
stabilitas kera. Kedua, teknologi, perlengkapan, dan proses memiliki implikasi bagi keselamatan
dan isi pekerjaan. Ketiga, keputusan lokasi memiliki pengaruh pada lingkungan sekitar di tempat
para karyawan bekerja. Terakhir, tata ruang keputusan, misalnya lini perakitan versus sel kerja,
memengaruhi isi pekerjaan.
Keputusan teknologi menetukan kendala yang cukup besar. Sebagai contoh, beberapa
pekerjaan dalam pabrik pengecoran logam kotor, bising, dan berbahaya; pekerjaan di tempat
pemotongan hewan dapat menjadi sangat menegangkan dan subjek para pekerja perutnya akan
berderak karena bau yang sangat menyengat; pekerjaan pada lini perakitan sering kali
membosankan dan menumpulkan pikiran; dan penanaman modal yang sangat besar seperti yang
diperlukan bagi perusahaan manufaktur cip semikondutor yang memerlukan waktu operasional
selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu dalam pakaian ketat.
Kita tidak akan mengubah pekerjaan inib tanpa membuat perubahan pada keputusan
strategis kita yang lainnya sehingga trade off dibutuhkan untuk mencapai kualitas hidup
pekerjaan yang dapat ditoleransi itu sulit. Para manajer yang efektif akan mempertimbangkan
keputusan – keputusan tersebut secara simultan. Hasilnya, suatu sistem yang mana baik konerja
maupun individuan maupun tim ditingkatkan melalui perancangan kerja yang optimal.
Perencanaan Kerja
Perencanaan tenaga kerja (labor planning) menentukan kebijakan susunan kepegawaian yang berhubungan
dengan (1) stabilitas ketenagakerjaan, (2) jadwal kerja, dan (3) aturan kerja.
(1)Kebijakan Stabilitas Ketenagakerjaan
Terdapat 2 kebijakan dasar dalam menghadapi stabilitas :
a.Mengikuti permintaan dengan persis sama : mempertahankan biaya tetap langsung yang mengikat pada
produksi, tetapi memunculkan biaya lainnya. Cenderung memperlakukan tenaga kerja sebagai biaya variabel.
b.Mengadakan pekerjaan yang konstan : mempertahankan tenaga kerja yang terlatih dan menjaga perekrutan, layoff,
dan biaya pengangguran pada level minimum.
Manajer operasi harus memiliki rumusan strategi di bidang pendayagunaan sumber daya
manusia ( SDM ) yang tepat. Apabila perhatian kita fokuskan pada sumber daya manusia dan
sistem kerja, maka harus diperhatikan adalah ;
(1) sumber daya manusia dimanfaatkan secara efisien dalam lingkup operasi perusahaan; dan
(2) sumber daya manusia pabrik memiliki mutu kerja yang baik, sehingga sistem kerja dapat
berlangsung sesuai yang direncanakan untuk menghasilkan keluaran yang telah ditargetkan.
KOMPONEN DESAIN PEKERJAAN
Desain pekerjaan (job design) menetapkan tugas yang membentuk pekerjaan
untuk individual atau dalam kelompok. Kita akan meneliti 5 komponen desain
pekerjaan sebagai berikut :
1.
5. Motivasi Spesialisasi
dan Sistem
Insentif Tenaga
Kerja
Kompone
n Desain
Pekerjaan
4. Tim Yang 2. Perluasan
Mandiri Pekerjaan
3. Komponen
Psikologis dari
Desain
Pekerjaan
1.Spesialisasi Tenaga Kerja
Adam Smith mengemukakan pentingnya desain pekerjaan sebagai
variabel manajemen SDM di pabrik. Smith menyatakan bahwa
pembagian tenaga kerja yang juga dikenal dengan istilah spesialisasi
tenaga kerja dan spesialisasi pekerjaan, akan membantu menekan
biaya tenaga kerja dengan beberapa cara, karena :
a.SDM pabrik mengalami pengembangan ketrampilan dan proses belajar
yang lebih cepat karena adanya pengulangan pekerjaan;
b.Berkurangnya waktu yang terbuang karena SDM pabrik tidak berganti -
ganti pekerjaan atau peralatan;
c. Peralatan yang terspesialisasi akan berkembang dan investasi akan
berkurang karena setiap SDM pabrik hanya membutuhkan sedikit
peralatan untuk melaksanakan tugas tertentu.
2. Perluasan Pekerjaan
Cara memodifikasi pekerjaan antara lain :
a. Job enlargement ( pelebaran pekerjaan ) di mana pada pekerjaan SDM pabrik yang
bersangkutan ditambahkan tugas - tugas lain yang membutuhkan keahlian yang sama.
b. Job rotation ( rotasi pekerjaan ) merupakan versi job erlargement yang terjadi bila tidak
dilakukan penambahan tugas, tetapi dilakukan dengan cara memutasi SDM pabrik yang
bersangkutan sehingga pengalaman mengerjakan pekerjaan lain akan bertambah.
c. Job enrichment (pengayaan pekerjaan) dimana kepada beban pekerjaan pokok ditambah
unsur pekerjaan lain yang akan memberikan rasa kepuasan kepada SDM pabbrik.
Diantara aspek - aspek positif dari perluasan pekerjaan adalah berkurangnya SDM pabrik
yang berhenti, yang terlambat, dan sering bolos. Namun demikian, perluasan pekerjaan tersebut
juga memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan perluasan pekerjaan itu dapat diidentifikasi
sebagai berikut.
1) biaya modal dapat meningkatkan ke level yang lebih tinggi.
2) beberapa studi mengidentifikasikan bahwa banyak SDM pabrik yang lebih memilih pekerjaan
yang sederhana dan kurang rumit..
3) keterDibutuhkan tingkat upah yang relatif tinggi.
4) sediaan tenaga kerja yang memenuhi spesifikasi akan berkurang.
5) berpeluang untuk menimbulkan peningkatan jumlah kecelakaan kerja.
6) perluasan pekerjaan yang diinginkan mungkin tidak ditunjang oleh teknologi yang tersedia di
perusahaan.
3. Komponen Psikologis dari Desain Pekerjaan
Komponen ini memusatkan perhatian pada bagaimana merancang pekerjaa
sehingga dapat memenuhi beberapa kebutuhan minimum psikologis.
Karakteristik pekerjaan inti.
1) varietas ketrampilan ( skill variety) memeelukan karyawan untuk menggunakan
ketrampilan dan bakat yang bermacam - macam.
2) identitas pekerjaan (job identity) memungkinkan bagi pekerja untuk memandang
pekerjaan secara keseluruhan dan mengorganisasi waktu mulai dan selesainya.
3) signifikasi pekerjaan ( job significance ) memberikan kepekaan bahwa pekerjaan
memiliki dampak pada organisasi dan masyarakat.
4) otonomi (autonomy)menawarkan kebabasan, independensi, dan kebijaksanaan.
5) umpak balik (feedback) memberikan informasi yang jelas, tepat waktu mengenai
kinerja.
Dengan memasukkan lima unsur ini didalam desain pekerjaan adalah konsisten
dengan perluasan pekerjaan, pengayaan pekerjaan, dan pemberdayaan karyawan.
4. Tim Yang Mandiri
Salah satu konsep tim dalam catatan tertentu adalah tim yang mandiri (self-direct
time) sekelompok pemberdaya individual yang bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan umum. Tim ini terutama efektif karena mereka dapat secara mudah
memberikan pemberdayaan karyawan, memastikan karakteristik pekerjaan inti, dan
memuaskan banyak kebutuhan psikologis dari anggota tim secara perorangan.
Keterbatasan dalam perluasan pekerjaan jika desain pekerjaan yang memperluas,
memperkaya, memberdayakan, dan menggunakan tim dengan sangat baik, mengapa
mereka tidak digunakan secara universal, kebanyakan disebabkan oleh biaya. Disini
terdapat keterbatasan dalam memperluas desain pekerjaan sebagai berikut :
1) biaya modal yang lebih tinggi : perluasan pekerjaan memerlukan peralatan dan
fasilitas tambahan
2) perbedaan individual : beberapa karyawan memilih pekerjaan yang tidak rumit
3) tingkat upah yang lebih tinggi : pekerjaan yang diperluas sangat memerlukan rata -
rata tingkat upah yang lebih tinggi
4) sekumpulan tenaga kerja yang lebih kecil : karena pekerjaan yang diperluas
membutuhkan lebih banyak keahlian dan penerimaan lebih banyak tanggungjawab,
maka persyaratan pekerjaan akan ditingkatkan
5) biaya pelatihan yang lebih tinggi : perluasan pekerjaan memerlukan pelatihan
dan pelatihan silang. Maka dari itu, anggaran untuk pelatihan perlu ditingkatkan.
5. Motivasi dan Sistem Insentif
Sebagai tambahan pada faktor psikologis ini, terdapat faktor
moneter. Uang sering kali berperan secara psikologis seperti halnya
motivator keuangan. penghargaan dalam bentuk keuangan
mengambil bentuk berupa bonus, laba dan pembagian
keuntungan,dan sistem insentif.
Insentif produksi sering kali mensyaratkan karyawan atau kru untuk
memproduksi pada atau di atas standar yang telah ditentukan
sebelumnya. Standar dapat didasarkan pada "waktu standar" per
tugas atau jumlah helai yang telah dibuat. Kedua sistem ini biasanya
menjamin karyawan sedikitnya pada tingkat basis. Insentif, tentu
tidak harus dalam bentuk keuangan. Piagam
penghargaan,pengakuan, dan jenis pilihan lainnya.
D. Ergonomik dan Lingkungan Kerja
Metode analisis dan teknik yang terkait berguna dalam lingkungan kantor
demikian pula pabrik. Teknik metode yang digunakan untuk menganalisis :
1. Pergerakan individual atau bahan material.
Analisis dilakukan dengan menggunakan diagram alur dan diagram
proses dengan variasi jumlah detail.
2. Aktivitas manusia dan mesin serta aktivitas kru.
Analisis ini dilakukan dengan diagram aktivitas ( juga dikenal sebagai
diagrammanusia-mesin dan diagram kru).
3. Pergerakan badan ( terutama lengan dan tangan).
Analisis ini dilaksanakan dengan menggunakan diagram operasional.
F. Visual Tempat Kerja
Standar tenaga kerja (labor standards) adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan atau bagian dari pekerjaan, dan mereka ada, baik dalam bentuk formal
maupun informal, untuk seluruh pekerjaan.
Manajemen operasional yang efektif memerlukan standar yang bermakna yang membantu
perusahaan dalam menetapkan :
1) Isi tenaga kerja atas barang yang dihasilkan ( biaya tenaga kerja )
2) Kebutuhan kepegawaian (berapa banyak orang yang akan dipekerjakan untuk memenuhi
produksi yang diperlukan)
3) Estimasi biaya dan waktu sebelum kegiatan produksi (untuk membantu dalam varietas
keputusan, dari estimasi biaya hingga keputusan untuk membuat atau membeli).
4) Besaran kru dan keseimbangan kerja (orang yang melakukan apa didalam suatu kelompok
aktivitas atau pada lini perakitan)
5) Produksi yang diharapkan (sehingga baik manajer maupun pekerja mengetahui apa yang
merupakan hari kerja yang wajar )
6) Rencana insentif upah yang mendasar (apa yang menyediakan insentif memadai )
7) Efisiensi dalam hal karyawan dan supervisi (standar diperlukan terhadap yang manakah
untuk menetukan efisiensi
Lanjutan
Standar penetapan tenaga kerja yang layak mempresentasikan
jumlah waktu yang harus diambil oleh rata – rata karyawan untuk
mengerjakan aktivitas pekerjaan tertentu dibawah kondisi kerja yang
normal.
4.
Pengamb 1.Penga
ilan laman
Sampel Historis
Standar
Kerja
Tenaga
Kerja
3.
Standar
Waktu
Yang
2. Studi
Telah Waktu
ditetapk
an
Sebelu
1.Pengalaman Historis
Standar kerja dapat di estimasi pada pengalaman historis yang mana,
berapa banyak jam kerja yang diperlukan untuk mengerjakan suatu
tugas pada waktu yang terakhir dikerjakan. Standar historis memiliki
keuntungan menjadi mudah secara relatif dan murah untuk
memperolehnya . Mereka biasanya tersedia dari kartu waktu karyawan
atau catatan produksi. Namun, mereka dapat menjadi kurang objektif
dan kita tidak mengetahui keakuratannya, apakah mereka
mencerminkan kecepatan kerja yang memadai atau buruk , dan apakah
kejadian yang tidak biasanya juga termasuk di dalamnya. Karena variabel
ini tidak di ketahui, penggunaanya tidak direkomendasikan. Sebagai
gantinya, studi waktu yang telah di tentukan sebelumnya, dan
pengambilan sampel kerja yang lebih disukai.
2. Studi Waktu
Studi stopwatch adalah yang sangat banyak menggunakan metode standar tenaga kerja. Orang yang terlatih
dan berpengalaman dapat menentukan standar dengan mengikuti delapan langkah berikut.
a.mendefinisikan tugas untuk dipelajari (setelah analisis metode telah dilakukan)
b.membagi tugas ke dalam elemen secara persis tepat (bagian dari tugas yang sering kali memerlukan waktu
tidak lebih dari beberapa detik)
c.membagi berapa banyak kali untuk mengukur tugas ( sejumlah siklus pekerjaan atau sampel diperlukan).
d.waktu dan mencatat waktu mendasar dan memeringkatkan kinerja.
e.menghitung rata - rata waktu yang diobservasi. rata - rata waktu yang diobservasi = jumlah waktu yang
diterima untuk kinerja masing - masing elemen / jumlah observasi
Rata – rata waktu yang diobservasi = Jumlah waktu yang di terima untuk kinerja masing masing
elemen/jumlah observasi
f. menetukan pemeringkatan kinerja ( kecepatan kerja ) dan kemudian menghitung waktu normal ( normal
time untuk masing - masing elemen.
1. hapus observasi yanh ditandai dengan (*), (Hal inin dikaitkan dengan gangguan
dalam bisnis, konferensi dengan bos, atau kesalahan alam yang tidak biasanya, mereka
bukan bagian dari elemen pekerjaan, tetapi mungkin untuk pribadi atau penundaan
waktu.
2. waktu rata - rata tiap elemen pekerjaan
A = 8+10+9+11/4 = 9,5 menit
B = 2+3+2+1+3/5 = 2,2 menit
C = 2+1+2+1/4 = 1,5 menit
Lanjutan…..
3. waktu normal tiap elemen
waktu normal = rata - rata waktu dioobservasi x faktor pemeringkatan kinerja
A = (9,5)(1,2)= 11,4 menit
B = (2,2)(1,05)=2,31menit
C = (1,5)(1,10) = 1,65 menit
4. tambahkan waktu normal tiap elemen untuk masing - masing elemen untuk menemukan
total waktu normal
total waktu normal = 11,40 + 2,31 + 1,65 = 15,36 menit
5. waktu standar untuk pekerjaan
waktu standar = total waktu normal/ 1 - faktor cadangan
= 15,36 / 1 - 0,15
= 18,07 menit
jadi, 18,07 menit adalah waktu standar untuk pekerjaan ini
Contoh 3 menghitung ukuran sampel
untuk menentukan ukuran sampel yang memadai, 3 hal harus dipertimbangkan :
1. seberapa akurat yang kita inginkan ( misalnya, ± 5% waktu yang diobservasi sudah cukupkah ? )
2. tingkat keyakinan yang diinginkan ( misalnya, nilai z adalah 95% memadai atau 99% yang diperlukan ?)
3. berapa banyak variasi yang terjadi di dalam elemen pekerjaan (misalnya, jika variasinya besa, sampel aang lebih besaar yang
diperlukan.)
Rumus untuk menemukan sampel yang sesuai, diberikan 3 variabel ini :
ukuran sampel yang aibutuhkan
n = ( zs/hx )²
n = (zs/hrata-rata)²
h = tingkat keakuratan yang diinginkan dalam presentade elemen pekerjaan, dicerminkan dalam desimal
z = jumlah standar deviasi yang diperlukan untuk tingkat keyakinan yang diinginkan ( lihat tabel )
s = standar deviasi sampel awal
x = rata - rata sampel awal
n = ukuran sampel yang diperlukan
apabila s ( standar deviasi sampel awal ) belum diketahui maka dapat dicari dengan cara :
s=
dimana : xı = nilai tiap observasi
x = rata - rata observasi
n = jumlah observasi dalam sampel
contoh soal
Thomas W. Jones Manufacturing Co, telah meminta anda untuk memeriksa standar tenaga kerja yang dipersiapkan oleh analis yang
baru ini diberhentikan. tugas pertama anda adalah untuk menetapkan ukuran sampel yang benar. Keakuratan anda berasa
didalam ±5% dan tingkat keyakinan pada 95%, Standar deviasi sampel adalah 1,0 dan rata - rata adalah 3,00
h = 0,005 , x = 3,00 , s = 1,0 , z = 1,96 ( dari tabel )
n = ( zs/hx )²
=(1,96 x 1,0 / 0,05 x 3 )²
= 170,74 ~ 171
oleh karena itu, anda merekomendasikan ukuran sampelanya 171.
3. Standar waktu yang ditetapkan sebelumnya
Standar waktu yang ditetapkan sebelumnya ( predetermined time standards ) membagi kerja manual ke
dalam elemen dasar yang kecil ysng telah menetapkan waktu ( didasarkan pada ukuran sampel pekerja
yang sangat besar ). Standar waktu yang telah ditetapkan sebelumnya yang paling umum adalah metode
pengukuran waktu ( MTM ), yang mana merupakan produk dari Asosiasi MTM.
Aktivitas - aktivitad dinyatakan dalam istilah unit pengukuran waktu ( time measurements units - TMUs ),
yang mana setara dengan hanya 0,00001 jam atau 0,0006 menit masing - masing. Nilai MT untuk variasi
therblig ditentukan dalam tabel yang terperinci.
CONTOH
General Hospital ingin melihat waktu standar bagi teknisi lab untuk menuangkan tabung spesimen dengan
menggunakan MTM.
a
Mesin fotokopi rusak, dimasukkan sebagai penundaan dalam faktor cadangan
b
Dimasukkan sebagai penundaaan dalam faktor cadangan