Anda di halaman 1dari 16

Seminar Proposal Program Pascasarjana FKM

Universitas Hasanuddin
Faktor Risiko Gaya Hidup Terhadap Kejadian Hipertensi Pada
Masyarakat Usia Produktif Diwilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Gu

Oleh: “NURBAITI”
K012221032
Penguji
Penasihat
• Prof. Dr. drg. Andi Zulkifli, M.Kes
 Prof. Dr Nur Nasry Noor, MPH
• Dr. dr. Arifin Seweng, MPH
 Prof. Dr. drg. A Arsunan Arsin, M.Kes CMW
• Dr. dr. Suryani Tawali, MPH
LATAR BELAKANG

Penyakit tidak menular perkembangan arus perubahan pada perilaku


membunuh 41 juta orang globalisasi dan gaya hidup masyarakat
setiap tahun dengan 71% dari
semua kematian secara global
Hipertensi " pembunuh diam- memberi pengaruh terhadap
diam. Diperkirakan 46% terjadinya transisi
kondisi medis serius pada negara orang dewasa dengan epidemiologi meningkatnya
berpenghasilan rendah dan menengah hipertensi tidak PTM, salah satunya penyakit
menyadari kondisinya Hipertensi
(WHO, 2023).

Hipertensi menyebabkan 10,9 juta


kematian di seluruh dunia (19,2% dari 92% disebabkan oleh CVD (terutama
semua kematian) pada tahun 2019 serangan jantung, gagal jantung, dan
stroke) dan 8% disebabkan oleh
penyakit ginjal (IHME )

Hal ini nampak jelas bahwa penyakit


hipertensi adalah bentuk komplikasi dari
penyakit lain dan Cukup mengancam jiwa
WHO
INDONESIA
Prevalensi hipertensi tertinggi
sebesar 27% terdapat di wilayah Kalimantan
Afrika dan Asia Tenggara berada di Papua Berdasarkan data
Selatan riskesdas 2018
(22,2%)
posisi ke-3 dengan prevalensi (44,1%)
sebesar 25% terhadap keseluruhan
total penduduk. (WHO, 2019).
Riskesdas 2013 Riskesdas 2018
Diperkirakan pada tahun 2025 akan
Usia 18-24 usia 18- 24
ada 1,5 miliar orang yang terkena sebesar 8,7% sebesar 13.2%
hipertensi, dan diperkirakan setiap
tahunnya 10,44 juta orang Kejadian hipertensi
meninggal akibat hipertensi dan usia 25-34 25-34 sebesar menurut penduduk
sebesar 14,7% 20,1%
komplikasinya usia produktif di
Indonesia data
Diperkirakan 1.28% orang dewasa riskesdas
usia 35- 44 usia 35-44
berusia 30-79 tahun diseluruh sebesar 24,8% sebesar 31,6%
dunia menderita hipertensi, dua
pertiga diantaranya tinggal di
negara berpenghasilan rendah dan usia 45-54 usia 45-54
menengah (WHO, 2021). sebesar 35,6% sebesar 45,3%
Data Dinas Kesehatan
provinsi sulawesi tenggara
Data Dinas Kesehatan
• (24,1) • (23,7%) Kabupaten Buton Tengah

• (36,84%) • (27,48%) Data Puskesmas Gu


2021 2020
• 537 • 618
• (21,1%) 2022 2021
• (8,48%) (38,2%) (42,7%)
• (18,92%) • (19,2%) 2022 2021
2019 2018
2020 2019 • 1143 • 348
(64,4%) (4,69%)
2020 2019
Salah satu penyakit degeneratif adalah penyakit hipertensi
yang timbul karena gaya hidup yang tidak sehat

Mengkonsumsi kopi dapat


Menurut BPS (2020), penduduk
usia 15 tahun yang merokok Hasil penelitian (Tanggela et merasakan efek kebugaran serta
pada tahun 2020 adalah al, 2022) didapatkan hasil kesegaran bagi tubuh yang
28,69%. Dari data tersebut penelitian bahwa perilaku lemah, serta rasa kantuk
terlihat bahwa perokok aktif aktivitas fisik adalah faktor menjadi hilang. tetapi,
paling banyak ditemukan pada risiko terjadinya hipertensi. mengkonsumsi kopi lebih dari 2
usia produktif Responden yang
cawan/hari menimbulkan
beraktivitas fisik kurang
baik beresiko hadapi vasokontriksi maupun
Menurut (Ihsan hipertensi sebesar 2,749 menyempitnya pembuluh darah
Kurniawan, 2019) stres kali dibandingkan karena akibat kafein yang
dapat memicu hormon responden yang memiliki memblokir adenosin serta
adrenal ini untuk perilaku aktivitas fisik baik tingkatkan produksi hormon
memompa jantung lebih adrenalin (Warni et al, 2020).
cepat sehingga
menyebabkan tekanan Konsumsi alkohol 3 kali dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
darah mulai meningkat. sehari meningkatkan risiko pertimbangan dalam penentuan program
Orang yang mengalami terkena hipertensi sebesar kegiatan dan kebijakan dalam rangka
stres memiliki risiko 75% (Alcohol Concern UK, pencegahan dan penanganan Hipertensi di
2,52 kali lebih besar 2015). wilayah tersebut
terkena hipertensi
(Bhelkar et al, 2018)
Rumusan Masalah ?
Mengetahui faktor gaya hidup apa saja yang dapat menyebabkan
kejadian hipertensi pada masyarakat usia produktif di wilayah kerja
Puskesmas kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah tahun 2023 ?

Tujuannya untuk apa ?

TUJUAN KHUSUS :
TUJUAN UMUM :
Mengetahui besar risiko,aktivitas
Untuk mengetahui faktor risiko
fisik, paparan asap rokok, Stres,
gaya hidup yang meningkatkan
konsumsi kopi dan konsumsi
kejadian hipertensi pada
alkohol. Serta faktor yang paling
masyarakat Di wilayah kerja
berisiko terhadap kejadian
Puskesmas kecamatan Gu
hipertensi pada masyarakat di
Kabupaten Buton Tengah Tahun
wilayah kerja Puskesmas
2023
kecamatan Gu Kabupaten Buton
Tengah Tahun 2023
6
BAB 2

1 Tinjauan Teori Hipertensi

22 Tinjauan Teori Gaya Hidup

3 Tinjauan Teori Usia Produktif


Kerangka
Konseptual
Masukkan kerangka konseptual
penelitianmu ya. Karena dengan
adanya kerangka konseptual akan
memudahkanmu dalam melihat
penelitianmu secara utuh
Kerangka
Konseptual
Hipotesis
1 Aktifitas fisik merupakan faktor risiko kejadian hipertensi pada usia produktif di
wilayah kerja Puskesmas kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah tahun 2023

Paparan asap rokok merupakan faktor risiko kejadian hipertensi pada usia produktif
2 di wilayah kerja Puskesmas kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah tahun 2023

3 Stres merupakan faktor risiko kejadian hipertensi pada usia produktif di wilayah kerja Puskesmas
kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah tahun 2023

4 Konsumsi kopi merupakan faktor risiko kejadian hipertensi pada usia produktif di
wilayah kerja Puskesmas kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah tahun 2023

Konsumsi alkohol merupakan faktor risiko kejadian hipertensi pada usia produktif
5 di wilayah kerja Puskesmas kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah tahun 2023
Definisi Operasional Dan
Kriteria Objektif

Hipertensi (kasus), bila tekanan darah


hasil pemeriksaan petugas medis, yang dinilai Pada sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90
kelompok kasus maupun kelompok kontrol dengan mmHg sesuai hasil pemeriksaan
melihat riwayat medis melalui rekam medik petugas medis
responden di instansi terkait (Kemenkes RI, 2018).
Normal/bukan hipertensi (kontrol) ,
bila tekanan darah sistolik
<140 mmHg dan diastolik
<90 mmHg sesuai hasil  pemeriksaan
petugas kesehatan

Aktivitas fisik sehari-hari yang dilakukan responden Berisiko Tinggi, jika (600 – 1499 MET
dalam kegiatan menggerakkan anggota badan yang menit/ minggu)
menyebabkan pengeluaran tenaga dengan dihitung
berdasarkan durasi dan frekuensi dalam waktu 7 Sumber: (Internasional
hari terakhir sebelum wawancara physical activity
questionnaire, 2005)
Berisiko Rendah, jika (≥1500MET
menit/ minggu.)
Definisi Operasional Dan
Kriteria Objektif

Berisiko tinggi, apabila responden


merokok dan atau terpapar asap rokok
Paparan asap rokok adalah asap rokok yang dihirup skor 12,5-20
langsung oleh perokok aktif maupun perokok pasif.
Sumber: (Vozoris &
Lougheed, 2008)
Berisiko rendah, apabila responden
tidak merokok dan atau tidak terpapar
asap rokok skor 5-11,5

Stress merupakan respon individu ketika merasa Berisiko Tinggi apabila hasil skor >14
kesulitan santai, kegugupan dan mudah marah atau
gelisah, kepekaan atau ekspresi yang berlebihan dan
ketidaksabaran (Psychology Foundation
of Australia, 2018)

Berisiko Rendah apabila hasil skor 0-14


Definisi Operasional Dan
Kriteria Objektif

Berisiko Tinggi apabila konsumsi kopi


Riwayat konsumsi kopi oleh responden dalam satu ≥4 gelas perhari (≥400 mg)
hari yang dihitung dari rerata hasil koesioner
Sumber G.Sianturi 2013

Berisiko Rendah apabila konsumsi kopi


1-3 gelas perhari (300 mg)

Berisiko Tinggi, jika mengonsumsi


alkohol tradisional ≥ 6 gelas /minggu
Konsumsi alkohol yang diminum setiap harinya oleh atau 6 kaleng bir (360 mililiter ) atau 6
responden, dan lama mengonsumsi alkohol, serta gelas anggur (120 mililiter)
jenis alkoholnya sumber: (Lanny Sustrani,
Berisiko Rendah, jika mengonsumsi 2004)
alkohol tradisional < 6 gelas /minggu
atau kurang dari 6 kaleng bir (360
mililiter ) atau kurang dari 6 gelas
anggur (120 mililiter)
METODE PENELITIAN

JENIS Desain CASE CONTROL STUDY


PENELITIAN

OBSERVASIONAL populasi sampel


ANALITIK
Seluruh yang 68 kasus dan
memeriksakan 68 kontrol
diri dipoli umum
januari-mei 2023

Simple random Kuesioner, apk spss dan STATA,kamera,laptop, heandphone


sampling (apk kobo) dan alat tulis
Data Primer 

Cara Pengumpulan Data


Data sekunder

statistik distribusi frekuensi dan


Analisis Data Analisis presentasi karakteristik
• OR > 1 (merupakan faktor risiko)
• OR = 1 (bukan faktor risiko)
univariat responden, variabel penelitian
• OR < 1 faktor protektif (pencegah
terjadinya efek)
Data yang telah besar risiko variabel independen • Lower Limit dan Upper Limit
dianalisis akan Analisis terhadap variabel dependen mencakup nilai 1 maka secara analisis
Bivariat dengan menggunakan uji Odds statistiknya dinyatakan tidak ada
disajikan dalam bentuk Ratio dengan Confidence Interval hubungan secara bermakna
tabel distribusi (CI) 95% • Lower Limit dan Upper Limit tidak
frekuensi dan tabulasi Analisis multivariat yang akan mencakup nilai 1 maka secara statistik
silang dan narasi Analisis ada hubungan secara bermakna.
digunakan adalah uji regresi
Multivariat logistik ganda karena variabel
dependen dalam bentuk
kategorik yang dikotomus
berisiko tinggi dan berisiko
rendah
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai