PENDAHULUAN • Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau rangsangan lainnya. Masalah tidur yang menyebabkan stress pribadi yang signifikan hendaya fungsi sosial, pekerjaan atau peran lain diklasifikasikan dalam system DSM sebagai gangguan tidur ( sleep disorder ). • Gangguan tidur adalah salah satu gejala depresi yang termuat dalam diagnostic and statistical of mental disorder ( DSM ). Gangguan tidur yang dialami pada sebagian besar orang adalah insomnia dan 15% adalah hipersomnia. Prevalensi • Di Indonesia pada tahun 2010 terdapat 11,7 % penduduk mengalami insomnia. • Data populasi dunia berdasarkan DSM V ( 2013 ) menunjukan sepertiga dari individu usia dewasa menunjukan gejala insomnia, mengalami hambatan terkait dengan aktifitas sehari-hari. INSOMNIA • Insomnia adalah kesulitan memulai atau mempertahankan tidur. Gangguan ini merupakan keluhan tidur yang lazim ditemui dan dapat bersifat sementara atau menetap. • Insomnia primer adalah tidur yang tidak menyegarkan atau kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, dan keluhan ini berlangsung sedikitnya satu bulan. Insomnia • Insomnia berdasarkan waktu terjadinya : Insomnia akut biasanya terjadi kurang dari 4 minggu dan dapat dikaitkan dengan penyebab yang spesifik. • Insomnia kronis terjadi kurang lebih selama 6 bulan dan tidak mudah ditemukan penyebabnya. Etiologi • Insomnia disebabkan oleh 3 hal : • Hiperaktivasi dari neurophysiology dari nervus simpatis, Perubahan regulasi dari neuroendokrin yang mempengaruhi arousal kognitif atau kebiasaan sesorang yang berhubungan langsung dengan tidur. Faktor Resiko • Wanita • Usia Tua • Memiliki gangguan kesehatan mental • Stress • Perjalanan jauh dan perubahan jadwal kerja Tatalaksana • Terapi dari penyakit yang mendasari insomnia • Terapi farmakologi sedative hipnotic agents • Terapi non farmakologi Cognitive Behavior Terapi • Terapi kognitive perilaku adalah metode psikoterapi yang membantu seseorang mengatasi masalah yang terkait dengan emosi, perilaku dan kognisi melalui metode metode dan berorientasi pada tujuan. • Terapi yang berorientasi kognitif berkonsentrasi pada identifikasi dan pemantauan pikiran, keyakinan, asumsi dan perilaku mengarah keemosi negativ. Selain itu, pasien diajarkan untuk mengidentifikasi pikiran-pikiran, keyakinan, asumsi dan perilaku yang disfungsi dan tidak menolong dan kemudian menggantinya dengan konsep yang bermanfaat.Dan terapi initelah terbukti sangat bermanfaat bagi orang yang menderita insomnia. • Ditinjau dari sudut perilaku, umumnya terdapat tiga jenis terapi utama yang dapat diterapkan untuk menangani masalah insomnia yaitu : – Stimulus Control Therapy ( SCT ) – Sleep Restriction Therapy( SRT ) – Sleep Hygiene Therapy – Cognitive Therapy – Relaxation Training Sleep Hygiene Therapy • Terapi ini mengharuskan dokter dan pasien untuk melakukan pengkajian ulang terhadap satu set instruksi yang diarahkan untuk membantu pasien memelihara kebiasaan tidur yang baik. Startegi ini lebih baik diterapkan bersama dengan strategi yang lain,dalam terapi yang bersifat mendidik, dan disesuaikan dengan kondisi pasien masing-masing. Instruksi Sleep Hygiene sebagai berikut : • Tidurlah hanya ketika anda butuh merasa segar setelah beraktifitas seharian. • Bangunlah pada waktu yang sama setiap hari selama seminggu. • Berolahragalah secara teratur. • Pastikan tempat tidur anda nyaman dan bebas dari cahaya dan kebisingan. • Pastikan kamar tidur memiliki suhu yang nyaman sepanjang malam. • Makan teratur dan jangan pergi ke tempat tidur saat kondisi lapar. • Kurangi makanan dan minuman yang mengandung cafeine. • Hindari alkohol terutama sore hari. • Merokok akan mengganggu tidur. • Jangan membawa masalah ke tempat tidur. • Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan aktifitas seksual • Janganlah mencoba untuk tertidur • Letakkan jam dibawah tempat tidur anda atau putar agar tidak melihatnya. • Hindari tidur siang. Kesimpulan • Cara yang dapat mengatasi gangguan tidur dengan terapi farmakologi maupun non farmakologi. Salah satu terapi non farmakologi gangguan pola tidur adalah cognitive behavior therapy ( CBT ) intervensinya untuk memperbaiki perilaku dan pola pikir yang buruk dengan tujuan untuk mengubah distrosi kognitif untuk menghasilkan satu perilaku yang lebih adaptif.