Anda di halaman 1dari 37

Laporan Kasus KEPANITERAAN KLINIK Pediatric 2023

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KHAIRUN

IKTERUS NEONATUS & HIPOGLIKEMIA NEONATUS


(Neonatal Jaundice & Neonatal Hypoglicemia)

Muhammad Adzan Al Qadri


10119220095

DOKTER PEMBIMBING KLINIK


dr. Husain Assagaf, M.Kes.,Sp.A
IDENTIFIKASI KASUS
IDENTITAS PASIEN IDENTITAS ORANG TUA PASIEN
• Nama : By. Ny. F • Nama Ayah : Tn. R
• Tanggal Lahir : Sabtu, 06 Mei 2023 • Usia : 22 Tahun
• Usia : 1 Hari • Agama : Islam
• Pendidikan : SMP
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Dufa-Dufa
• Alamat : Dufa-Dufa
• Agama : Islam
• Anak Ke : 2/2 Bersaudara
• Nama Ibu : Ny. F
• Usia : 24 Tahun
Masuk NICU : Minggu, 07 Mei 2023 • Agama : Islam
Keluar NICU : Sabtu, 14 Mei 2023 • Pendidikan : SMA
Lama Perawatan : 7 Hari • Pekerjaan : IRT
• Alamat : Dufa-Dufa
ANAMNESIS
 Keluhan Datang :
Demam (Hipertermia)
 Anamnesis Terpimpin (Alloanamnesis) :

Bayi demam sejak pagi sekitar pukul 07.00 WIT, demam yang dialami oleh
bayi awalnya dirasakan serta disadari oleh ibu pasien kemudian dilaporkan ke
perawat ruangan. Adapun laporan dari perawat yang mengantar bayi ke ruangan
NICU yaitu suhu badan bayi tadi pagi 39.0 C. Riwayat kejang selama perawatan
tidak ada. Batuk tidak ada, tanda-tanda sianosis dan sesak napas tidak ada. Tanda-
tanda kuning tidak ada, bayi sudah BAB 1x dan BAK 2x semenjak lahir hingga
hari ini (dipindahkan ke ruang NICU). Bayi post sectio cesaria (SC) H+1 di kamar
operasi RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.
 Lingkungan Sosial :
Tidak ada
 Riwayat Alergi :
Tidak ada
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak ada
 Riwayat Penyakit Keluarga :
Penyakit infeksi (-), penyakit menular seksual (-), penyakit bawaan lahir anggota
keluarga (-). Riwayat penyakit keluarga disangkal.
 Riwayat Penyakit Pengobatan :
Inj. Neo-K 0,5 mg (IM), rawat mata dengan gentamicin zalf mata 0,3%, imunisasi
Hb0. Perawatan tali pusat dan perawatan rutin bersama ibu pasien di ruang
perawatan kebidanan.
 Riwayat Kehamilan :

Tidak rutin periksa kehamilan di RS / Puskesmas / Klinik dokter, tidak pernah

sakit selama kehamilan, tidak mengkonsumsi obat-obatan selama kehamilan .

 Riwayat Persalinan :

Lahir SC, lahir tunggal dan langsung menangis, usia gestasi 36 minggu,
persalinan dibantu oleh bidan dan dokter di Rumah Sakit. BBL : 3.178 gram,

PBL : 46 cm.

 Riwayat Makan dan Minum :

ASI sejak lahir, produksi ASI ibu masih sedikit, dan kombinasi susu formula.

 Riwayat Imunisasi :

Imunisasi Hb0 (1x)


PEMERIKSAAN FISIK Status Antropometri :
• Keadaan Umum : Sakit Sedang-Berat  BBL : 3178 kg
• Kesadaran : E4 M6 V5 (Composmentis)  BBS : 3075
• Usia Gestasi : 36 Minggu (Kurang Bulan)  PB : 70 cm
 LK : 46 cm
Tanda-Tanda Vital :  LILA : 11 cm
 TD : Tidak Dilakukan  LD : 34
 HR : 135 x/menit (Kuat Angkat, Reguler)  LP : 31
 RR : 52 x/menit
 SB : 37.9 C
 SpO2 : 99% (Room Air)
New Ballard Score

Kesimpulan : Usia Gestasi 36 Minggu Berdasarkan New-Ballard Score.


Kurva Lubchenco
Kurva Fenton
Pemeriksaan Kepala
 Bentuk : Normocephali, cephal hematoma (-), caput succedaneum (-)
 Rambut : Hitam, kuat dan tidak mudah rontok
 Ubun-Ubun : Ubun-ubun belum menutup,
 Wajah : Simetris
 Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), papil edema (-/-)
 Telinga : Otore (-/-), perdarahan membran timpani (-/-)
 Hidung : Epitaksis (-/-), pernapasan cuping hidung (-), sekret (-/-)
 Bibir : Pucat (-), kering (-), sianosis (-)
 Mulut : Lidah kotor (-), Tonsil T1/T1, Faring hiperemis (-).
 Gigi : Belum Tumbuh
Pemeriksaan Leher
 Pembesaran KGB dan Tiroid : Tidak ada
Pemeriksaan Thorax
 Paru
- PP : Bentuk dada normal, simetris, retraksi (-).
- PR : Nyeri tekan (-), vocal fremitus dalam batas normal
- PK : Sonor di kedua lapang paru
- PD : Bronchovesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

 Jantung
- PP : Ictus cordis tidak tampak
- PR : Ictus cordis teraba di ICS-5 linea mid clavicularis sinistra
- PK : Redup, batas jantung kesan normal
- PD : BJ I/II Reguler, murmur (-), gallop (-)
 Pemeriksaan Abdomen
- PP : Simetris dan datar mengikuti gerak napas
- PR : Nyeri tekan (-), distensi (-), pembesaran hepar (-) dan lien (-)
- PK : Timpani (+) di seluruh regio abdomen
- PD : Peristaltik kesan normal
 Extremitas Superior  Extremitas Inferior
- Akral hangat - Akral hangat
- Deformitas (-) - Deformitas (-)
- Edema (-) - Edema (-)
- CRT <2 detik - CRT <2 detik

 Pemeriksaan Alat Kelamin


- Penis (+), testis (+/+), edema skrotum (-), hidrokel (-)
- Anus (+), atresia ani (-)
Pemeriksaan Status Fisiologis Neurologis  Refleks Fisiologis
 Motorik • Refleks Biceps-Triceps : Normal / Normal

- Gerakan : Dextra dan sinistra bebas. • Refleks Patella-Achilles : Normal / Normal

- Tonus : Dextra dan sinistra (eutonus) • Kesan : Normorefleks

- Trofi : Dextra dan sinistra (eutrofi)  Fungsi Vegetatif


- Kekuatan : Pemeriksaan tidak dilakukan - Miksi : Urine (+), warna kuning-jernih
- Defekasi: Mekonium (+), Dempul (-)

Refleks Primitif Usia Mulai Hasil


Refleks Sucking Sejak Lahir +
Refleks Rooting Sejak Lahir +
Refleks Moro Sejak Lahir +
Refleks Palmar Grasp Sejak Lahir +
Refleks Plantar Grasp Sejak Lahir +
Refleks Snout Sejak Lahir +
Refleks Tonic Neck Sejak Lahir +
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Complete Blood Count (CBC) dan Gula Darah Sewaktu (GDS)
- Pemeriksaan 08 Mei 2023.

Indikator Hasil Nilai Normal Status Satuan

WBC 18.04 9.10 – 34.00 Normal (10³/uL)


RBC 4.46 4.10 – 67.0 Normal (10⁶/uL)
HGB 17.0 15.0 – 24.0 Normal g/dL
HCT 44.6 44.0 – 70.0 Normal %
MCV 100.0 102.0 – 115.0 Normal fL
MCH 38.1 33.0 – 39.0 Normal pg
MCHC 38.1 33.0 – 34.0 Meningkat %
PLT 337 150 – 450 Normal (10³/uL)
GDS 35 70 – 160 Hipoglikemia mg/dl
GDS (Post Bolus) 147 70 – 160 Normal mg/dl
Pemeriksaan Bilirubin dan Kurva Fototerapi
- Pemeriksaan 09 Mei 2023 (Rencana Fototerapi)

Indikator Hasil Nilai Normal Status Satuan

T-Bil 12.18 0.30 – 1.00 Meningkat mg/dl


D-Bil 0.46 0.00 – 1.00 Normal mg/dl
Pemeriksaan Bilirubin dan Kurva Fototerapi
- Pemeriksaan 12 Mei 2023 (Post Fototerapi 2x24 jam)

Indikator Hasil Nilai Normal Status Satuan

T-Bil 9.26 0.30 – 1.00 Meningkat mg/dl


D-Bil 0.50 0.00 – 1.00 Normal mg/dl
Pemeriksaan Apusan Darah Tepi (ADT)
- Pemeriksaan 08 Mei 2023

Indikator Hasil Pemeriksaan


Eritrosit Anisositosis, target sel, polikromasi, tidak ditemukan NRBC (Nucleated Red Blood Cell)
Jumlah cukup, granulasitosis, karioreksis, immature granulosit meningkat, limfosit atipik, tidak
Leukosit
ditemukan sel blast, IT Ratio : 0.24
Trombosit Jumlah cukup, giant trombosit, penyebaran merata, tidak ditemukan dumping.
- Shift to the left, reaktivitas neutrofil dan limfosit
Kesan - IT Ratio : 0.24
- Reaktivitas trombosit
Gambaran morfologi menunjukkan proses inflamasi / infeksi kausa bakteri akut, waspadai ke
Kesimpulan
arah sepsis.
Saran Pemeriksaan CRP dan kontrol post terapi.
PENATALAKSANAAN
Terapi di Ruang Kebidanan :
- Perawatan Rutin Bersama Ibu Kandung dan Perawatan Tali Pusat

- Neo-K 0,5 mg / IM

- Gentamicine Zalf 0,3%

- Imunisasi Hb0

Terapi Ruang Rawat Inap NICU :


- IVFD D10% 8 ml / jam

- Ceftazidime 150 mg / 12 jam / IV

- Gentamicine 7.5 mg / 12 jam / IV

- ASI / SF 10 x 30 ml / PO & OGT

- Fototerapi
1. Follow-Up Hari-1
Assessment
Subjektif
 Hipertermia Neonatus
Demam pasien sudah mulai turun / berkurang, kejang tidak ada,
batuk dan tanda-tanda sesak napas tidak ada, sianosis tidak ada,  Hipoglikemia Neonatus
pasien tampak ikterik (Kramer-III). BAB mekonium pertama
kemarin sore (BAB 1x), pasien sudah BAK 2x hingga hari ini,
Terapi
minum susu sedikit-sedikit.
- IVFD D10% 8 ml / jam
Objektif
• KU : Bayi Aktif, GCS E4M6V5 - Ceftazidime 150 mg / 12 jam / IV
• HR : 148 x/menit (Kuat Angkat, Reguler) - Gentamicine 7,5 mg / 12 jam / IV
• SB : 36.7 C
• RR : 36 x/menit - ASI 10 x 30 ml / PO / OGT
• SpO2 : 99 % (Room Air) - Rencana pemeriksaan CBC & GDS hari ini
• BBK : 3075
• BBS : 3077 - Bolus D10% 6 CC 30 Menit -> Cek GDS
• Mata : Sclera Ikterik (+/+), Conjungtiva Anemis (-/-)
Kramer : III
• Paru : Bronchovesikuler (+/+), Wheezing/Rhonki (-/-)
• Jantung : BJ I/II Reguler, Bising (-)
• Abdomen : Timpani (+)
• Ekstremitas : CRT < 2 detik, edema (-), akral hangat.
2. Follow-Up Hari-2
Assessment
Subjektif
 Hipertermia Neonatus
Pasien tampak tertidur dengan tenang, pasien tampak ikterik
progresif (Kramer-IV), demam tidak ada, kejang tidak ada, sesak  Post Hipoglikemia Neonatus
napas tidak ada, BAB 1x meconium, BAK 2x. Minum SF baik.
Pasien post hipoglikemia kemarin pukul 17.30 dengan GDS 35
Terapi
mg/dl.
- IVFD D10% 8 ml / jam
Objektif
• KU : Bayi Aktif, GCS E4M6V5 - Ceftazidime 150 mg / 12 jam / IV
• HR : 120 x/menit (Kuat Angkat, Reguler) - Gentamicine 7,5 mg / 12 jam / IV
• SB : 36.6 C
• RR : 42 x/menit - ASI 10 x 30 ml / PO / OGT
• SpO2 : 99 % (Room Air) - Rencana Pemeriksaan Bilirubin Total-Direk Hari Ini
• BBK : 3077
• BBS : 3079 - Post Bolus D10% 6 CC 30 Menit Kemarin Sore ->
• Mata : Sclera Ikterik (+/+), Conjungtiva Anemis (-/-) GDS 147 mg/dl
• Paru : Bronchovesikuler (+/+), Wheezing/Rhonki (-/-)
• Jantung : BJ I/II Reguler, Bising (-) Kramer : IV
• Abdomen : Timpani (+)
• Ekstremitas : CRT < 2 detik, edema (-), akral hangat.
3. Follow-Up Hari-3
Assessment
Subjektif
 Ikterus Neonatus
Pasien aktif menangis, pasien sedang menjalani fototerapi, bayi
tampak ikterik (Kramer-IV), demam tidak ada, kejang tidak ada,  Post Hipoglikemia Neonatus
tanda-tanda sianosis dan sesak napas tidak ada. BAB 1x
mekonium, pasien sudah BAK 3x, minum susu baik. Hasil kurva
Terapi
fototerapi : High Risk.
- IVFD D10% 8 ml / jam
Objektif
• KU : Bayi Aktif, GCS E4M6V5 - Ceftazidime 150 mg / 12 jam / IV
• HR : 132 x/menit (Kuat Angkat, Reguler) - Gentamicine 7,5 mg / 12 jam / IV
• SB : 36.5 C
• RR : 40 x/menit - ASI 10 x 30 ml / PO / OGT
• SpO2 : 99 % (Room Air) - Fototerapi 2 x 24 jam
• BBK : 3079
• BBS : 3160 - Pindah rawat di infant warmer
• Mata : Sclera Ikterik (+/+), Conjungtiva Anemis (-/-)
Kramer : IV
• Paru : Bronchovesikuler (+/+), Wheezing/Rhonki (-/-)
• Jantung : BJ I/II Reguler, Bising (-)
• Abdomen : Timpani (+)
• Ekstremitas : CRT < 2 detik, edema (-), akral hangat.
4. Follow-Up Hari-4
Assessment
Subjektif
 Ikterus Neonatus
Bayi aktif menangis, pasien sedang menjalani fototerapi (sudah
1x24 jam), pasien tampak ikterik (Kramer-IV), sianosis tidak ada  Post Hipoglikemia Neonatus
dan tanda-tanda sesak tidak ada. Minum susu SF baik. Pasien
hari ini BAB 1x warna kuning, dan BAK 1x. Hasil kurva
Terapi
fototerapi : High Risk.
- IVFD D10% 8 ml / jam
Objektif
• KU : Bayi Aktif, GCS E4M6V5 - Ceftazidime 150 mg / 12 jam / IV
• HR : 133 x/menit (Kuat Angkat, Reguler) - Gentamicine 7,5 mg / 12 jam / IV
• SB : 36.9 C
• RR : 40 x/menit - ASI 10 x 30 ml / PO / OGT
• SpO2 : 99 % (Room Air)
• BBK : 3160 Kramer : IV
• BBS : 3190
• Mata : Sclera Ikterik (+/+), Conjungtiva Anemis (-/-)
• Paru : Bronchovesikuler (+/+), Wheezing/Rhonki (-/-)
• Jantung : BJ I/II Reguler, Bising (-)
• Abdomen : Timpani (+)
• Ekstremitas : CRT < 2 detik, edema (-), akral hangat.
5. Follow-Up Hari-5
Assessment
Subjektif
 Ikterus Neonatus
Bayi aktif menangis, pasien post menjalani fototerapi selama
2x24 jam dibawah infant warmer, pasien masih tampak ikterik  Post Hipoglikemia Neonatus
(Kramer-III), sianosis tidak ada, minum susu SF baik. BAB tadi Terapi
malam 1x warna kuning, BAK tadi pagi 1x dalam batas normal.
Objektif - IVFD D10% 8 ml / jam
• KU : Bayi Aktif, GCS E4M6V5
- Ceftazidime 150 mg / 12 jam / IV
• HR : 131 x/menit (Kuat Angkat, Reguler)
• SB : 36.8 C - Gentamicine 7,5 mg / 12 jam / IV
• RR : 42 x/menit - ASI 10 x 30 ml / PO / OGT
• SpO2 : 99 % (Room Air)
• BBK : 3190 - Rencana Pemeriksaan Bilirubin Kontrol Post
• BBS : 3195 Fototerapi Hari Ini
• Mata : Sclera Ikterik (+/+), Conjungtiva Anemis (-/-)
• Paru : Bronchovesikuler (+/+), Wheezing/Rhonki (-/-) Kramer : III
• Jantung : BJ I/II Reguler, Bising (-)
• Abdomen : Timpani (+)
• Ekstremitas : CRT < 2 detik, edema (-), akral hangat.
6. Follow-Up Hari-6
Assessment
Subjektif
 Ikterus Neonatus
Pasien aktif, pasien tampak tenang, pasien post fototerapi
kemarin, pasien masih tampak ikterik (Kramer-III), tanda-tanda  Post Hipoglikemia Neonatus
sesak dan sianosis tidak ada. Minum SF baik, kuat isap. BAB
hari ini 1x warna kuning, BAK hari ini 2x dalam batas normal.
Terapi
Tidak perlu dilakukan lagi fototerapi.
- IVFD D10% 8 ml / jam
Objektif
• KU : Bayi Aktif, GCS E4M6V5 - Ceftazidime 150 mg / 12 jam / IV
• HR : 125 x/menit (Kuat Angkat, Reguler) - Gentamicine 7,5 mg / 12 jam / IV
• SB : 36.8 C
• RR : 40 x/menit - ASI 10 x 30 ml / PO
• SpO2 : 99 % (Room Air)
• BBK : 3195 Kramer : III
• BBS : 3197
• Mata : Sclera Ikterik (+/+), Conjungtiva Anemis (-/-)
• Paru : Bronchovesikuler (+/+), Wheezing/Rhonki (-/-)
• Jantung : BJ I/II Reguler, Bising (-)
• Abdomen : Timpani (+)
• Ekstremitas : CRT < 2 detik, edema (-), akral hangat.
7. Follow-Up Hari-7
Assessment
Subjektif
 Ikterus Neonatus
Bayi aktif menangis, pasien post fototerapi 2 hari sebelumnya,
ikterik masih ada (Kramer-II), secara umum bayi tampak merah-  Post Hipoglikemia Neonatus
segar. Sianosis tidak ada, tanda-tanda sesak napas tidak ada, Minum
susu SF baik, kuat isap. BAB tadi pagi 1x warna kuning, BAK 1x Terapi
dalam batas normal. Secara umum kondisi bayi dalam keadaan baik
dan direncanakan pulang. - IVFD D10% 8 ml / jam
Objektif
- Ceftazidime 150 mg / 12 jam / IV
• KU : Bayi Aktif, GCS E4M6V5
• HR : 130 x/menit (Kuat Angkat, Reguler) - Gentamicine 7,5 mg / 12 jam / IV
• SB : 36.9 C
- ASI 10 x 30 ml / PO
• RR : 40 x/menit
• SpO2 : 99 % (Room Air) - Edukasi orang tua menyusui langsung dan ASI
• BBK : 3197 eksklusif
• BBS : 3210
• Mata : Sclera Ikterik (+/+), Conjungtiva Anemis (-/-) Kramer : II
• Paru : Bronchovesikuler (+/+), Wheezing/Rhonki (-/-)
• Jantung : BJ I/II Reguler, Bising (-)
• Abdomen : Timpani (+)
• Ekstremitas : CRT < 2 detik, edema (-), akral hangat.
RESUME

Bayi usia 1 hari datang diantar ke ruangan NICU oleh perawat ruang
kebidanan dengan demam. Bayi demam sejak pagi sekitar pukul 07.00 WIT,
demam yang dialami oleh bayi awalnya dirasakan serta disadari oleh ibu pasien
kemudian dilaporkan ke perawat ruangan. Adapun laporan dari perawat yang
mengantar bayi ke ruangan NICU yaitu suhu badan bayi tadi pagi 39.0 C. Riwayat
kejang selama perawatan tidak ada. Batuk tidak ada, tanda-tanda sianosis dan
sesak napas tidak ada. Tanda-tanda kuning tidak ada, bayi sudah BAB 1x dan BAK
2x semenjak lahir hingga hari ini (dipindahkan ke ruang NICU). Bayi post sectio
cesaria (SC) di kamar operasi RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum bayi tampak sakit sedang-
berat, kesadaran composmentis, usia gestasi 36 minggu berdasarkan new-ballard
score, berat badan lahir normal (3178 gram) dengan berat badan masuk NICU
3075 gram, panjang badan lahir sesuai masa kehamilan (46 cm), kepala
normocephali (34 cm) berdasarkan kurva fenton dan sesuai masa kehamilan.

Pada pemeriksaan vital sign, nadi 135 x/menit (kuat angkat, regular),
pernapasan 54 x/menit, suhu badan 37.9 (hipertermia), dan SpO2 99% (Room Air).
Pada pemeriksaan head to toe yang bermakna, ubun-ubun belum menutup
sempurna, sclera ikterik, paru dalam batas normal, jantung dalam batas normal,
abdomen dalam batas normal, BAB meconium, BAK warna kuning jernih. Pada
pemeriksaan alat kelamin, penis (+), testis (+/+), dan anus (+). Saat perawatan di
NICU pasien mengalami ikterus (Kramer-V).
Pada pemeriksaan penunjang, CBC secara umum dalam batas normal. Pada
pemeriksaan kimia darah (GDS), pasien mengalami hipoglikemia (35 mg/dl). Pada
pemeriksaan bilirubin, pasien mengalami hiperbilirubinemia dengan T-Bil 12.18 serta
melihat faktor risiko yang ada (high risk), sehingga bayi harus menjalani fototerapi 2 x 24
jam. Pada pemeriksaan apusan darah tepi (ADT) dengan kesimpulan gambaran morfologi
pemeriksaan menunjukkan proses inflamasi / infeksi bakteri akut dengan kewaspadaan
mengarah ke arah sepsis.

Penatalaksanaan yang diberikan selama perawatan di NICU antara lain pemberian


cairan D10% serta pemberian obat seperti ceftazidime, gentamicine, dan pemberian ASI /
Susu Formula 10 / 30 ml via OGT dan oral langsung untuk kebutuhan nutrisi bayi.
Perawatan dilakukan selama 7 hari dengan edukasi yang diberikan kepada orang tua
selama perawatan bayi dirumah.
PEMBAHASAN
 Hiperbilirubinemia didefiniskan sebagai suatu kondisi dimana kadar bilirubin meningkat dari nilai
normal yang tergantung pada usia gestasi atau berat lahir serta usia pasca natal dalam jam dan secara klinis
membutuhkan fototerapi atau transfusi tukar.

 Ikterus neonatus merupakan keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan kuning pada
kulit dan sclera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjungasi yang berlebih. Ikterus secara klinis akan mulai
tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dl.

 Ikterus fisiologis adalah ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir disebabkan karena imaturitas dari
hepar biasanya timbul pada umur antara 2-5 hari, dan hilang pada umur 5-8 hari pada bayi cukup bulan atau
sampai umur 2 minggu pada bayi premature atau pada bayi dari ibu dengan diabetes mellitus.

 Ikterus patologis dikatakan apabila kadar bilirubin >12 mg/dL pada bayi cukup bulan. Berbagai teori
menyebutkan bahwa kadar bilirubin pada ikterus fisiologis bayi kurang bulan adalah 12.50 mg/dl, dan
10.00 mg/dl pada bayi cukup bulan. Ikterus pada neonatus akan menghilang di usia 2 minggu atau 14 hari.
 Bayi pada kasus ini mengalami ikterus Kramer-III di usia 2 hari, Kramer-V di usia 4 hari sejak
lahir dengan usia gestasi 36 minggu (kurang bulan) menurut new-ballard score.

 Berdasarkan penjelasan sebelumnya, bayi pada kasus ini termasuk dalam ikterus fisiologis
karena ikterus mulai tampak di usia 2 hari. Kadar bilirubin pada pasien ini yaitu 12.18 mg/dl sehingga
masuk dalam kategori ikterus fisiologis pada bayi kurang bulan.

 Faktor lain yang mempengaruhi terhadap terjadinya peningkatan bilirubin adalah hipoksia,
minum air susu ibu (ASI), penyakit membran hialin (HMD), hipoglikemia, asidosis, hipotermia,
keadaan tersebut juga merupakan predisposisi untuk terjadinya ikterus.

 Pada kasus ini, bayi juga mengalami keadaan hipoglikemia dengan gula darah sewaktu 35 mg/dl
sehingga secara teori keadaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya ikterus pada neonatus.

 Hal ini berhubungan dengan adanya hiperglikemia postprandial ibu mempengaruhi janin melalui
plasenta, menyebabkan hiperinsulinemia janin dan neonatus, yang merupakan salah satu penyebab
utama hipoglikemia pada neonatus.
 Berdasarkan beberapa teori, pada bayi yang mengalami ikterus terapi yang bisa dilakukan
adalah pemberian fototerapi dan transfuse tukar.

 Dalam kasus ini, bayi mendapatkan fototerapi selama 2 x 24 jam, alasan dilakukannya
fototerapi ini adalah karena kadar bilirubin bayi yang sudah tinggi dan termasuk dalam
high risk untuk dilakukan fototerapi.

 Cara kerja fototerapi adalah foto terapi dapat menimbulkan dekomposisi bilirubin dari
suatu senyawa tetrapirol yang sulit larut dalam air menjadi senyawa dipirol yang mudah
larut dalam air dan cairan empedu duodenum dan menyebabkan bertambahnya
pengeluaran cairan empedu ke dalam usus sehingga peristaltik usus menngkat dan
bilirubin akan keluar dalam feses.
 Bayi ini mengalami hipoglikemia dengan GDS 35 mg/dl.

 Hipoglikemia menurut World Health Organization (WHO) merupakan kadar gula darah <47
mg/dl (2.6 mmol/L).

 Hipoglikemia pada neonatus menurut American Academic of Pediatric (AAP) merupakan kadar
gula darah <45 mg/dl (2.5 mmol/L).

 Salah satu faktor risiko yang bisa menyebabkan hipoglikemia adalah bayi kurang bulan, dalam
kasus ini pasien dengan usia gestasi 36 minggu dan termasuk dalam bayi kurang bulan.

 Bayi ini juga mengalami hipertermia dengan peningkatan suhu 37.9 C. Hipertermia pada
neonatus biasanya berkaitan dengan faktor lingkungan yang suhunya terlalu tinggi, misalnya
ibu demam, dehidrasi, kelainan SSP, dan inkubator. Tatalaksana yang bisa diberikan adalah
perawatan dibawah infant warmer.
Patofisiologi Hipoglikemia Neonatus
Alur Tatalaksana Hipoglikemia Pada Neonatus
PENUTUP

 Bayi baru lahir haruslah dirawat dalam lingkungan suhu netral (Neutral Thermal
Environment / NTE), yaitu metabolisme dan konsumsi oksigen berada pada tingkat minimum,
dalam lingkungan tersebut bayi dapat mempertahankan suhu tubuh normal, sehingga dapat
mencegah terjadinya hipertermia ataupun hipotermia.

 Perawatan bayi ikterik dapat dilakukan dengan terapi sinar ultraviolet atau sinar UV
(fototerapi). Fototerapi biasanya cukup efektif untuk perawatan bayi kuning, dan biasanya tidak
mempunyai efek samping yang berarti.

 Terapi dilakukan minimal selama 24 jam, bila bayi masih memerlukan fototerapi dapat
dilanjutkan 2×24 jam tanpa istirahat. Maksimal pemberian 5×24 jam setelah istirahat selama 12
jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam darah kembali ke ambang batas normal dan
sesuai dengan instruksi dokter.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai