Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

Oleh :
dr. Mirna Jayustin Tanjung

Dokter Internship PKU Muhammadiyah


Yogyakarta 2022
Identitas Pasien
Nama Ny. Mirsayanti

Umur 56 tahun

Jenis Kelamin Perempuan

Tgl Lahir 21 Feb 1966

No. RM 18****

Tgl Masuk 01 Desember 2022


Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan pusing
berputar sejak 1 hari SMRS. Pasien
mengatakan bahwa ini bukan pertama Riwayat Penyakit Keluarga
kalinya terjadi. Pasien 1 minggu yang lalu Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama dengan pasien
mengalami keluhan serupa dan sudah berobat
ke RS Hidayatullah, di berikan obat untuk Riwayat Penyakit Terdahulu
Hipertensi (+), Vertigo (+), DM (-), Covid19 (-)
vertigo dan sembuh. Namun kambuh lagi.
Keluhan lain disertai dengan rasa lemas serta Riwayat Penggunaan Obat-obatan
Amlodipine 10mg 1x1
mual (+) muntah (+) 3 kali, isi muntah
berupa makanan dan cairan yang bercampur
tanpa disertai darah. Batuk (-) pilek (-) BAK
(+) N, BAB (+) N
Keadaan Umum
lemas
Tanda Fital
TD : 160/81mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,6 O C
Kesadaran
E4V5M6 : Compos Mentis
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), Deviasi septum (-),
discharge (-)
Telinga : Deformitas (-), discharge (-)
Mulut : Bibir kering (-), bibir pucat (-), bibir sianosis (-), bibir
merot (-)

Leher : Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-),


pembesaran KGB (-), TVJ dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik
Cor
•Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat pada SIC 5 lateral linea midclavicula sinistra
•Palpasi : Ictus cordis tidak teraba pada SIC 5 linea 1cm lateral midclavicula
sinistra
•Perkusi :
•Batas kanan atas. : Jantung SIC II linea parasternalis dextra
•Batas kanan bawah : SIC IV linea midclavicula dextra
•Batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
•Batas kiri bawah : SIC V linea axilaris anterior
•Auskultasi : : BJ I dan BJ II Reguler, murmur (-)
Pemeriksaan Fisik
Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan dada kiri
Palpasi : fremitus taktil kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)

Abdomen
Inspeksi : Simetris, supel, acites (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak teraba massa
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus (+) N

Ekstremitas : hangat, CRT <2dtk,


Pemeriksaan Foto Thorax
01 Desember 2022
Laboratorium Kesan :
Kedua pulmo dalam batas normal
01 Desember 2022 Besar cor normal
Hb : 14,4 gr%
Leukosit : 11,5 mm3
Trombosit : 288.000 mm3 Head CT Scan
GDS : 135 mg/dL 01 Desember 2022
Ureum : 19 mg/dL Head CT Scan Non-Kontras potongan aksial dengan
Kreatinin : 0,7 mg/dL klinis vertigo sentral, dd perifer
Na : 139 mmol/L Kesan :
K : 4,1 mmol/L
Cl : 106 mmol/L
Tak tampak edema cerebri
Tak tampak infark maupun perdarahan
Tak tampak massa intracerebral maupun
intracerebellar
Penatalaksanaan
Tatalaksana IGD :

A:-
B : O2 NK 3 lpm
C : IVFD RL + Loading Farbion 1 A lanjut 20 gtt
D:
 Inj. Difenhidramin 1 A
 Inj. Ondansentron 8 mg
 Inj. Ranitidin 1 A

Advis dr. Pernodjo, Sp. S

 IVFD RL + Loading Neurosanbe 1000mg/24 jam 20 gtt


 Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
 Inj. Ondansentron 1 amp/24 jam
 Betahistine 6mg/24 jam
 Flunarizine 5mg/24 jam
Diagnosa
 Vertigo central dd perifer
 Vomitus provus
 Hipertensi
Follow Up
01/12/22 S O A P

 Pusing (+)  Vertigo  IVFD RL + LoadingNeurosanbe


TD : 155/80
 Nyeri kepala  Hipertensi 1000mg/24 jam 20gtt
mm/Hg  Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
(+) R : 20 x/i  Inj. Ondansentron 1 amp/24 jam
 Lemas (+) N : 84 x  Betahistine 6mg/24 jam
 Mual (+) T : 36,4oC  Flunarizine 5mg/24 jam
 Muntah (-)
 Demam (-)
Follow Up
02/12/22 S O A P

 Pusing  Vertigo  IVFD RL + LoadingNeurosanbe


TD : 141/83
berkurang  Hipertensi 1000mg/24 jam 20gtt
mm/Hg  Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
 Nyeri kepala R : 20 x/i  Inj. Ondansentron 1 amp/24 jam
berkurang N : 84 x  Betahistine 6mg/24 jam
 Lemas (-) T : 36,4oC  Flunarizine 5mg/24 jam
 Mual (-)
 Muntah (-)
 Demam (-)
Obat Pulang
Betahisitine 6mg 1x1
Flunarizine 5mg 1x1
Amlodipine 10mg 1x1
PEMBAHASAN
DEFINISI
Vertigo berasal dari bahasa latin “vertere” yang berarti
berputar, dan “igo” yang berarti kondisi. Vertigo ialah adanya sensasi
gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar) tanpa
sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa
berputar (vertigo objektif) atau badan yang berputar (vertigo
subjektif). Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang
dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti
melayang atau dunia seperti berjungkir balik.
ETIOLOGI
Penyebab umum dari vertigo:
 Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
 Obat-obatan : alkohol, gentamisin.
 Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam
telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo,
infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit maniere, peradangan
saraf vestibuler, herpes zoster.
 Kelainan Neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis, sklerosis
multipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin, persyarafannya
atau keduanya.
 Kelainan sirkularis : Gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran
darah ke salah satu bagian otak ( transient ischemic attack ) pada arteri vertebral dan
arteri basiler.
KLASIFIKASI

 Sentral diakibatkan oleh kelainan pada batang batang


otak atau cerebellum
 Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau
nervus cranialis vestibulocochlear (N. VIII)
Ciri-ciri Vertigo perifer Vertigo sentral
Lesi Sistem vestibuler (telinga Sistem vertebrobasiler dan gangguan
dalam, saraf perifer) vaskular (otak, batang otak, serebelum)
Penyebab BPPV, penyakit maniere, iskemik batang otak, vertebrobasiler
neuronitis vestibuler, insufisiensi, neoplasma, migren basiler
labirintis, neuroma akustik,
trauma
Gejala gangguan SSP Tidak ada Diantaranya :diplopia, parestesi, gangguan
sensibilitas dan fungsi motorik, disartria,
gangguan serebelar
Masa laten 3-40 detik Tidak ada
Habituasi Ya Tidak
Ya Tidak
Intensitas vertigo Berat Ringan
Telinga berdenging dan Kadang-kadang Tidak ada
atau tuli
Nistagmus spontan + -
PATOFISIOLOGI
Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi aferen) yang sebenarnya
dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat (pusat kesadaran). Susunan aferen
yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang
secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain
yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan
nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan
vestibulospinalis. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap
oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang
paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
GEJALA KLINIS
Gejala klinis pasien dengan dizziness dan vertigo dapat berupa gejala
primer, sekunder ataupun gejala non spesifik. Gejala primer diakibatkan oleh
gangguan pada sensorium. Gejala primer berupa vertigo, impulsion, oscilopsia,
ataxia, gejala pendengaran. Vertigo, diartikan sebagai sensasi berputar.
Vertigo dapat horizontal, vertical atau rotasi. Vertigo horizontal merupa
tipe yang paling sering, disebabkan oleh disfungsi dari telinga dalam. Jika
bersamaan dengan nistagmus, pasien biasanya merasakan sensasi pergerakan
dari sisi yang berlawanan dengan komponen lambat. Vertigo vertical jarang terjadi,
jika sementara biasanya disebabkan oleh BPPV. Namun jika menetap, biasanya
berasal dari sentral dan disertai dengan nistagmus dengan gerakan ke bawah atau
ke atas. Vertigo rotasi merupakan jenis yang paling jarang ditemukan. Jika
sementara biasnaya disebabakan BPPV namun jika menetap disebabakan oleh
sentral dan biasanya disertai dengan rotator nistagmus.
PEMERIKSAAN FISIK

Uji Romberg
Unterberger's stepping test Pointing Test

Dix hallpike mhnuever


PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan penunjang pada vertigo meliputi tes audiometric, vestibular
testing, evalusi laboratories dan evalusi radiologis
 Tes audiologik tidak selalu diperlukan. Tes ini diperlukan jika pasien
mengeluhkan gangguan pendengaran.
 Vestibular testing tidak dilakukan pada semua pasien dengan keluhan
dizziness . Vestibular testing membantu jika tidak ditemukan sebab yang jelas.
 Pemeriksaan lab meliputi pemeriksaan elekrolit, gula darah, funsi thyroid
dapat menentukan etiologi vertigo pada kurang dari 1 persen pasien.
 Pemeriksaan radiologi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan vertigo yang
memiliki tanda dan gejala neurologis. MRI kepala mengevaluasi struktur dan
integritas batang otak, cerebellum, dan periventrikular white matter, dan
kompleks nervus VIII.
PENATALAKSANAAN
Pilihan terapi farmakologi secara umum dapt
menggunakan :
 Betahistin Mesylate dengan dosis 6 mg (1 tablet) – 12 mg, 3
kali sehari per oral.
 Dimenhidrinat dengan dosis 25 mg – 50 mg (1 tablet), 4 kali
sehari
 Difhenhidramin Hcl dengan dosis 25 mg (1 kapsul) – 50 mg, 4
kali sehari per oral
DAFTAR PUSTAKA

 Mardjono M,Sidharta P.Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian Rakyat; 2008.


 Mark, A. 2008. Symposium on Clinical Emergencies: Vertigo Clinical Assesment
and Diagnosis. British Journal of Hospital Medicine, June 2008, Vol 69, No 6
 Chain, TC.2009. Practical Neurology 3rd edition: Approach to the Patient with
Dizziness and Vertigo. Illnois:wolter kluwerlippincot William and wilkins)
 Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and
vestibular migraine in Journal Nerology 2009:25:333-338
 Lumbantobing SM. Neurogeriatri, Jakarta ; Balai Penerbit FKUI ; 2011
 Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and management in primary care
 Turner, B, Lewis, NE. 2010. Symposium Neurology :Systematic Approach that
Needed for establish of Vetigo. The Practitioner September 2010 - 254 (1732):
19-23.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai