Anda di halaman 1dari 36

Kurikulum Pendidikan

Kontemporer
Dosen Pengampu: Cipto Hadi, Drs., M.Pd
Table of contents
Sekolah Islam
Sekolah Alam
01 02 Terpadu

Homeschooling
03
Kelompok 7

M YUSUF NURHAFIZ
01 HABIBI ALFUADI 02

03 YASIR RAHMAD
01

HOMESCHOOLING
DASAR / ATURAN

PERMENDIKBUD ISLAM INTERNASIONAL


Niscaya Allah akan meninggikan Menempatkan anak sebagai
Sekolah rumah adalah proses layanan orang-orang yang beriman di pertimbangan pertama untuk
pendidikan yang secara sadar dan terencana antaramu dan meninggikan orang- kepentingan terbaik anak;
dilakukan oleh orangtua/keluarga di rumah orang yang diberi ilmu Memperhatikan tumbuh kembang
atau tempat-tempat lain dalam bentuk tunggal, pengetahuan beberapa derajat" terbaik anak sebagai dasar utama
majemuk, dan komunitas dimana proses (QS Al Mujaadalah/58:11) engembangan manusia, Dan
pembelajaran dapat berlangsung dalam memberikan kesempatan
suasana yang kondusif dengan tujuan agar pendidikan yang sama untuk
setiap potensi peserta didik yang unik dapat setiap anak
berkembang secara maksimal
DEFINISI
Homeschooling, adalah sebuah sistem pendidikan atau
pembelajaran yang diselenggarakan di rumah (Anthoneta,
2016). Menurut Sumardiono (Sukerti, 2017)
Homeschooling adalah salah satu jalur pendidikan
informal yang mulai menjadi alternatif pilihan orang tua
dalam memberikan bekal pendidikan kepada anaknya.
KARAKTERISTIK

HOMESCHOOLING HOMESCHOOLING HOMESCHOOLING


TUNGGAL MAJEMUK KOMUNITAS
Latar Belakang Munculnya
Homeschooling
Kemunculan Homeschooling mulai marak terjadi di
Amerika Serikat pada kurun 1960-an oleh John Caldwell
Holt. Dasar pemikiran Holt mengandung misi pembebasan
cara berpikir instruktif seperti yang dikembangkan melalui
sekolah. Sejak itu ide untuk merealisasikan
homeschooling terus bergulir dari waktu ke waktu. Dan
masyarakatpun mulai ikut mengkritisi pendidikan formal
di sekolah yang cenderung stagnan. Terlebih-lebih setelah
terjadi kapitalisasi pendidikan di mana pendidikan
dijadikan sebagai projek.
Penerapan Kurikulum Homeschooling di
Indonesia dan problematiknya

A. Penerapan
Home schooling (HS) adalah sekolah yang diadakan di
rumah. Meski disebut home schoooling, tidak berarti
anak akan terus menerus belajar di rumah, tetapi anak-
anak bisa belajar di mana saja dan kapan saja asal situasi
dan kondisinya benar-benar nyaman dan menyenangkan
seperti layaknya berada dirumah.
Penerapan Kurikulum Homeschooling di
Indonesia dan problematiknya

B. Problematika
 Anak kurang bersosialisasi,
 Anak tidak terbiasa disiplin dan seenaknya
sendiri,
 Orang tua tidak bisa menjadi guru,
 Tidak bisa mendapatkan ijazah dan pindah
 Orang tua harus tahu segalanya, jalur ke sekolah formal,

 Orang tua harus meluangkan waktu 8 jam  Tidak mampu berkompetisi,


sehari,
 Dan homeschooling mahal.
 Waktu belajar tidak sebanyak waktu belajar
sekolah formal,
Pelaksanaannya
Di Indonesia baru ada kurikulum Diknas, pada kurikulum
Diknas untuk 1 semester dapat ditempuh lebih cepat
dengan 3 bulan.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menerapkan
kurikulum:
1. Mencari dahulu kompetensi apa yang harus dikuasai
anak.
2. Menyusun semua kompetensi yang ada.
3. Membuat metode yang menyenangkan dalam
pembelajaran.
PENILAIAN

Penilaian Penilaian
mandiri formatif

Penilaian semester Ujian


Nasional oleh Pusat Penilaian
Pendidikan
MODEL PEMBELAJARAN
1. Unit Studies 2. The Living 3. The Classical
Approach Book Approach Approach

4. The Waldorf 5. The Mantessori 6. The Electic


Approach Approach Approach

7. Unschooling
Approach
02

Sekolah Islam Terpadu


Dasar sekolah Islam terpadu (SIT)

Dasar teologis logis-rasional


Sejarah Sekolah Islam terpadu

Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia mengalami


dinamika pasang surut. Hal ini akibat kebijakan yang
diambil pemerintah dalam mengatur regulasi sistem
pendidikan nasional. Sampai akhir tahun 70-an sistem
pendidikan di Indonesia masih memiliki corak yang
sangat kental dengan sistem dikotomiknya, bahkan
hingga saat ini dalam kadar tertentu. Seiring bergulirnya
masa reformasi di tahun 80-an, ada upaya dari sebagian
kalangan umat Islam mencoba keluar dari sistem yang
ada dengan menggagas konsep pendidikan islam model
terpadu
Sejarah Sekolah Islam terpadu

Pada abad ke-21 banyak perubahan yang cukup menarik


mengenai trend pendidikan (pendidikan Islam) di
Indonesia. Hal ini ditandai dengan lahirnya Sekolah-
sekolah Islam Terpadu. Pada masa sebelumnya, model
lembaga pendidikan di Indonesia hanya mengenal tiga
model lembaga pendidikan yakni pesantren, madrasah,
dan sekolah (umum). Sekolah (umum) merupakan
lembaga pendidikan di Indonesia warisan penjajah
Belanda yang mengajarkan ilmu-ilmu umum ilmu alam,
ilmu sosial, dan humaniora
DEFINISI
Sekolah Islam Terpadu adlah model lembaga pendidikan
yang berusaha menggabungkan antara pelajaran umum
dengan pelajaran agama menjadi satu kesatuan dalam
rangkuman kurikulum
Tujuan Sekolah Islam Terpadu

Inti dari tujuan pendidikan Islam sebagaimana


dikemukakan para tersebut bahwa ia tidak hanya bertujuan
untuk kepentingan dunia saja akan tetapi juga kepentingan
akhirat. Tujuan pendidikan Islam tidak hanya mendidik
dalam pengertian mendidik akal dan kreatifitasnya
menjadi manusia yang berilmu pengetahuan dan
berpengalaman akan tetapi ia bertujuan mendidik peserta
didik agar memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan
nilai-nilai ajaran Islam.
Karakteristik Sekolah Dasar Islam Terpadu

Penguasaan Ilmu Penguasaan dan pengembangan


Pengetahuan ilmu pengetahuan

Pengembangan Ilmu Penyesuaian terhadap


Pengetahuan perkembangan anak

Penekanan pada nilai- Pengembangan kepribadian


nilai akhlak
Model pembelajaran

Model Model
multidisiplin trandisiplin.

Model antardisiplin
Standar Penilaian
Penilaian ini meliputi dua aspek, kognitif dan afektif.
Aspek kognitif berkenaan dengan pencapaian Standar
Kompetensi lulusan, sementara aspek afektif adalah
ketercapaian muwashofat peserta didik lulusan SIT.
Muwashawat yang dimaksud adalah 10 karakteristik khas
peserta didik SIT yaitu;
Muwashawat yang dimaksud adalah 10 karakteristik khas peserta didik SIT yaitu;

salīm al-‘aqīdah mutsaqqaf al-fikr (memiliki


(beraqidah lurus) pikiran yang berwawasan

shahīh al-‘ibādah (beribadah


dengan benar qawiyy al- jism (bertubuh
sehat dan kuat)

matīn al- khulūq (berakhlaq


kokoh), mujāhidun linafsih (memiliki
jiwa yang bersungguh-sungguh)
qadīrun ‘ala al- kasbi (mampu
berpenghasilan munāzhamun fi syu‘ūnih (mampu
mengatur rapi segala urusan),

harīshun ‘ala waqtihi (mampu


nafī’ lighairihi> (bermanfaat untuk orang
mengatur waktu lain).
02

Sekolah alam
Dasar/Aturan
Dasar Hukum Pemerintah

UUD 1945 Negara Kesatuan Republik UU No. 20 / 2003 Pasal 27. Tentang Sistim
Indonesia : Pasal 31 Ayat (1) Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991


2005 tentang Standar Nasional tentang Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan.
Dasar/Aturan
Dasar Hukum Islam

‫َو ُهّٰللا َاْن َز َل ِم َن الَّس َم ۤا ِء َم ۤا ًء َفَاْح َي ا ِبِه اَاْلْر َض َب ْع َد َم ْو ِتَه ۗا‬

‫ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل َي ًة ِّلَقْو ٍم َّي ْس َم ُعْو َن‬


“Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi
sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran)”. (QS. An
Nahl:65)
DEFINISI
bahwa sekolah alam adalah sekolah dengan konsep
pendidikan berbasis alam semesta yang menggunakan
sumber daya alam di lingkungan sekitar sekolah.
Tujuan Sekolah alam

Akhlakul Karimah : Metode utama untuk membentuk Peserta didik yang berakhlakul karimah adalah
dengan memberikan contoh keteladanan dari Guru dan Membiasakan kondisi belajar yang
mengedepankan akhlak.

Falsafah Ilmu Pengetahuan : Metode yang dilakukan untuk membantu peserta didik dalam
bereksplorasi diantaranya dengan menerapkan model pembelajaran Active Learning dan Diskusi.

Latihan Kepemimpinan : Untuk Melatih Jiwa Kepemimpinan Peserta didik Sekolah Alam
menyediakan Outbound Training dan Dynamic Group selama proses pembelajaran.
Karakteristik Sekolah Alam

1. Pembelajaran 4. Pembelajaran
di Alam Terbuka Terpadu

2. Pendekatan 5. Komunitas
Holistik yang Kuat

3. Keterlibatan
Aktif
Latar Belakang
Sekolah Alam
Sekolah alam di Indonesia pertama kali di gagas oleh seorang Tokoh muda Indonesia yang
bernama Lendo Novo. Lendo terinspirasi oleh gagasan ayahnya tentang integrasi ilmiah
ilahiah. Ayahanda Lendo, Zuardin Azzaino adalah seorang pegawai Bank Indonesia yang
juga penulis buku. Zuardin berpendapat bahwa integrasi ilmiah ilahiah atau integrasi antara
iman dan ilmu pengetahuan-teknologi adalah cara untuk mengembalikan kebangkitan Islam.
Selama ini, umat Islam terlena dan membahas fikih saja. Selain itu umat Islam juga perlu
untuk kembali memegang teguh akhlak mulia
Penerapan Kurikulum Sekolah Alam di Indonesia

A B

Determinis
Resiprokal Tanpa Reinforcement

Anak-anak memilih sendiri apa yang ingin diketahuinya dari


lingkungan sekitar dan mengatur cara belajarnya sendiri
kurikulum sekolah alam yang terdiri dari tiga hal, yaitu sebagai berikut

Penciptaan Akhlak
yang Baik

Penciptaan Pemahaman
Kepemimpinan yang
Penguasaan Ilmu Memadai
Pengetahuan
Moh. Yamin menjabarkan kurikulum sekolah alam seperti yang
diterapkan di Sekolah Alam Cikeas, yaitu sebagai berikut

Kurikulum Akhlak

Kurikulum Sains

Kurikulum Leadership
Media Pendidikan
Modal Produksi & Wirausaha (Magang
dan Dagang).
Metode dan Model Sarana pengembangan manusia.
Pembelajaran Sekolah Alam
Dalam membentuk jiwa
kepemimpinan
Model spider web
Daftar pustaka
Abdussyukur, A. (2018). Konsep dan praktik sekolah Islam terpadu dan implikasinya dalam
pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Disertasi, Surabaya: Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel. http://digilib. uinsby. ac. id/32045.

Ihsanudin, N., & Soleh, N. (2023). Integrasi sains dan islam pada sekolah islam terpadu di
indonesia. Al-Ihda': Jurnal Pendidikan dan Pemikiran, 18(1), 850-865.
Iqbal, M., Rahmah, A., Muthe, W., Harahap, R., Siregar, A. H., & Sofia, I. (2023).

Analisis Kebijakan Pendidikan Full Day School di SD Islam Terpadu Al Anshar Tanjung Pura.
Journal on Education, 5(2), 2426-2435.

Kurniawan, H., & Ariza, F. N. (2021). Sekolah Islam Terpadu: Perkembangan, Konsep, Dan
Implementasi. ITTIHAD, 4(1)

Lubis, A. (2018). Sekolah Islam terpadu dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal
penelitian sejarah dan budaya, 4(2), 1077-1095.
Mahmud., Arismunandar.,& Nurochmah (2022) Manajemen kurikulum sekolah islam terpadu di
SDIT. EDUSTUDENT: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pengembangan Pembelajaran, 1(2)

Ningrum, I. K., & Purnama, Y. I. (2019). Sekolah Alam.


.
Daftar pustaka
Agustin, S. A. R. P. Model kurikulum sekolah alam: telaah terhadap pengembangan kurikulum
sekolah.

Annisa, N., Padilah, N., Rulita, R., Yuniar, R., & Priyanti, N. (2023). Model Pembelajaran
Homeschooling Pendidikan Anak Usia Dini. EDUKASIA: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran,
4(1), 89-100.

Sukerti, D. (2017). Model Pembelajaran Homeschooling sebagai Pendidikan Alternatif (Studi


Kasus di Kabupaten Gorontalo). Jurnal Pascasarjana, 2(1).

Akbari, A. A., & Irawan, C. M. (2023, August). Keterlibatan Orang Tua dalam Pembelajaran
Berbasis Digital di Homeschooling. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Non Formal (Vol.
1).

Purnamasari, I., Suyata, S., & Dwiningrum, S. I. A. (2017). Homeschooling dalam masyarakat:
Studi etnografi pendidikan. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 5(1), 14-31.

Anthoneta, J. (2016). Homeschooling. SANCTUM DOMINE: JURNAL TEOLOGI, 4(2), 65-82.


Pendidikan, P. M., & Nomor, K. R. I. (2020). 129 tahun 2014 tentang Sekolah Rumah

Anda mungkin juga menyukai