Budaya pola Pikir Talenta Dukungan Manajemen Sistem Informasi SDM
Implementasi Manajemen Talenta
Budaya Pola Pikir Talenta (Talent Mindset Culture) Mengeksplorasi seluruh potensi yang mendukung pencapaian tujuan organisasi Pengembangan talenta di semua level organisasi Komitmen pimpinan untuk mengembangkan potensi karyawan Pimpinan menyelaraskan kebutuhan bisnis dan strategi bisnis dengan pengeloaan talenta secara efektif Cara Membangun Budaya Pola Pikir Talenta • Mensosialisasikan kondisi internal dan eksternal perusahaan saat ini • Mengomunikasikan tentang budaya talenta melalui berbagai media • Menitikberatkan program pengembangan potensi karyawan yang selaras dengan tujuan jangka panjang perusahaan • Seluruh manajemen memiliki pandangan dan persepsi yang sama tentang kriteris talenta • Konsisten mendukung setiap program pengembangan karyawan • Menunjuk salah satu pimpinan di level manajemen tingkat atas untuk bertanggung jawab terhadap keberhasilan dalam membangun budaya pola pikir talenta di organisasi Dukungan Manajemen 1. menyediakan dukungan teknis - informasi program manajemen talenta - sarana dan prasarana yang memadai
2. Memberikan dukungan moral
- pimpinan/atasan bersedia menjadi coach dan mentor - komunikasi yang efektif dan terbuka - menciptakan budaya dan suasana kerja yang kondusif Sistem Informasi SDM (HRIS) yang Memadai • Kriteria HRIS yang memadai( Werther and Davis, 2006) 1. Faktual 2. Akurat 3. Ringkasdan padat informasi 4. Relevan 5. Lengkap Manfaat HRIS yang Memadai • Meningkatkan efisiensi • Meningkatkan efektifitas waktu • Mampu mengintegrasikan proses dalam lingkup yang luas • Mampu menciptakan keunggulan bersaing Alat Penilaian Manajemen Talenta 1. Penilaian Kinerja 2. Prediksi Potensi 3. Pengukuran Skala Kinerja dan Potensi: 4. Kompetensi Inti/institusional 5. Pemetaan dan Pembobotan Kompetensi 6. Segmentasi talent reservoir 7. Demografi karyawan dan pekerjaan Kompetensi Inti 1. Orientasi Tindakan 2. Komunikasi 3. Kreatif/Inovatif 4. Pertimbangan yang kritis 5. Berorientasi pada customer 6. Keterampilan Interpersonal 7. Kepemimpinan 8. Kerja tim 9. Keahlian dalam teknis/fungsional 6 Prinsip Manajemen Talenta 1. Manajemen Talenta dimulai dari CEO 2. Organisasi perlu memperjelas kebutuhan talenta 3. Kepesertaan program talenta bersifat fleksibel 4. Pemantauan Program Manajemen Talenta 5. Keberhasilan Program dimonitor dengan seksama 6. Program manajemen talenta berbasis kompetensi Kasus • Sebelum tahun 2005, PT ABC tidak memahami talenta sehingga ada anggapan bahwa sebisa mungkin karyawan dikurangi dan tidak ada kaitan yang jelas antara proses-proses pengelolaan karyawan. PT ABC dengan karyawan sebesar 50.000 mulai merasakan peningkatan tekanan dan persaingan, khususnya dari pendatang baru di industrinya. Setiap manajer berbicara tentang kinerja dan potensi dari karyawan dan menginformasikan perencanaan suksesi dan pengembangan. Kasus Perusahaan mengkategorisasikan manajer ke dalam kelompok “A”, “B”, dan “C”. Anggota kelompok A menjadi talenta terbaik perusahaan dan ditempatkan sebagai karyawan fast track. Anggota kelompok ‘B” diberikan dukungan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan kinerja dan kontribusi mereka. Rencana Tindakan yang jelas dikembangkan untuk manajer kelompok C untuk mengembangkan kinerja mereka, memindahkan mereka ke peran yang lebih ringan dan memformulasikan rencana untuk kelebihan mereka jika dibutuhkan. Kasus • Permasalahannya adalah karyawan merasa skeptis dan tidak yakin tentang bagaimana proses ini dapat menjamin bahwa HBC akan mampu bersaing dengan kompetitornya, khususnya pendatang baru. Kasus 1. Apa yang harus dilakukan oleh PT ABC untuk membangun kepercayaan dan sikap positif karyawan terhadap proses yang dijalankan perusahaan? 2. Apa Langkah nyata selanjutnya yang masih harus dilakukan PT ABC untuk menjamin bahwa pengelolaan talenta adalah faktor kunci yang menjadi dasar keunggulan bersaing organisasi?