Anda di halaman 1dari 15

1

PUPUTAN JAGARAGA
R A H E N A P R ATA M I A Z Z A H R A / X I I PA 8
2

Latar Belakang

PUPUTAN JAGARAGA
3

Latar Belakang

P erang jagaraga terjadi selama tiga tahun. Perang jagaraga


terjadi karena beberpa sebab.
Sebab-sebab umumnya, antara lain Belanda menuntut seluruh kerajaan
di Bali untuk tunduk pada Belanda. Belanda juga berusaha menghapus
hak tawan karang yang dimiliki semau kerajaan bali. Sebab perang
khusus perang ini, yaitu kampal belanda yang terdampar di Buleleng.
Seluruh isi kapal dirampas menjadi milik kerajaan Buleleng. Hal ini
sesuai dengan hukum adat tawan karang yang berlaku di bali. Belanda
tidak menerima dan menuntut agar Buleleng melepaskan awak kapal
belanda yang ditawan dan mengembalikan harta rampasan. Belanda
juga menuntut penghapusan hukum tawan karang serta raja-raja di Bali
mau mengakui kekuasaan Belanda. Belanda juga meminta agar Bali
melindungi perdagangannya di wilayah tersebut. Kalau tuntutan tidak
dipenuhi, bali akan diserang. tak lama setelah itu pada tahun 1846,
pasukan belanda yang berkekuatan 1.700 orang mendarat di Buleleng
dan menyerang perkampungan di tepi pantai. Para prajurit dan rakyat
Buleleng bertempur mati-matian.
4

Proses Perlawanan

PUPUTAN JAGARAGA
Keinginan Belanda untuk menguasai Bali selalu tidak 5
berhasil karena Bali

masih bersifat konservatif (masih berlaku adat atau


tradisi), yaitu hak tawan karang

yang dianggap oleh Belanda sangat merugikan. Pada


tahun 1844, kapal Belanda

terdampar di Pantai Buleleng dan dikenakan hak


tawan karang. Pihak Belanda

menolak dan menunjukkan sikap tidak terpuji, yaitu


selalu turut campur urusan

kerajaan di Bali dengan mengajukan tuntutan sebagai


berikut:
Proses Perlawanan
a. Membebaskan Belanda dari hak Tawan Karang.

b. Kerajaan Bali mengakui pemerintahan Hindia PUPUTAN JAGARAGA


Belanda.

c. Kerajaan Bali melindungi perdagangan milik


pemerintah Belanda.

d. Semua raja di Bali harus tunduk terhadap semua


perintah Belanda.
6

Semua tuntutan yang diajukan pemerintah Belanda


terhadap rakyat Bali

ditolak sehingga pada tahun 1846 Belanda menyerang


wilayah Bali Utara dan

memaksa Raja Buleleng untuk menandatangani


perjanjian perdamaian yang isinya

antara lain sebagai berikut:


Proses Perlawanan
a. Benteng Kerajaan Buleleng agar dibongkar.
PUPUTAN JAGARAGA
b. Pasukan Belanda ditempatkan di Buleleng.

c. Biaya perang harus ditanggung oleh Raja Buleleng.


7

Akhir Perlawanan

PUPUTAN JAGARAGA
8

Akhir Perlawanan

Pada tahun 1848, raja-raja di Bali tidak lagi mematuhi kehendak Bali, bahkan
beberapa kerajaan telah bersiap-siap untuk menghadapi Belanda. Pos-pos
pertahanan Belanda di Bali diserbu dan semua senjata dirampas oleh Gusti
Jelantik. Peristiwa ini menimbulkan kemarahan Belanda dan menuntut agar
Gusti Jelantik diserahkan kepada Belanda. Pada tahun 1849, pasukan Belanda
dari Batavia untuk menyerbu dan menguasai seluruh pantai Buleleng dan
menyerbu Benteng Jagaraga. Pasukan Bali melakukan perlawanan habis-
habisan (puputan) tetapi akhirnya Benteng Jagaraga dapat dikuasai oleh
Belanda. Sejak runtuhnya Kerajaan Buleleng, perjuangan rakyat Bali makin
lemah. Meskipun demikian, Kerajaan Karangasem dan Klungkung masih
berusaha melakukan perlawanan terhadap Belanda.
9

Tokoh penting

PUPUTAN JAGARAGA
10

To k o h P e n t i n g

Raja Buleleng

I Gusti Anglurah Panji Sakti, yang sewaktu kecil bernama I Gusti Gede Pasekan adalah putra I Gusti Ngurah Jelantik dari seorang selir bernama Si Luh Pasek Gobleg
berasal dari Desa Panji wilayah Den Bukit. I Gusti Panji memiliki kekuatan supra natural dari lahir. I Gusti Ngurah Jelantik merasa khawatir kalau I Gusti Ngurah Panji
kelak akan menyisihkan putra mahkota. Dengan cara halus I Gusti Ngurah Panji yang masih berusia 12 tahun disingkirkan ke Den Bukit, ke desa asal ibunya, Desa
Panji.

I Gusti Ngurah Panji menguasai wilayah Den Bukit dan menjadikannya Kerajaan Buleleng, yang pengaruhnya pernah meluas sampai ke ujung timur pulau Jawa
(Blambangan). Setelah I Gusti Ngurah Panji Sakti wafat pada tahun 1704, Kerajaan Buleleng mulai goyah karena perebutan kekuasaan..
11

To k o h P e n t i n g

Raja Karangasem

Setelah Raja I Gusti Anglurah Ketut Karangasem wafat, pemerintahan Kerajaan Karangasem dipegang oleh I Gusti Gede Karangasem (Dewata di Tohpati) antara tahun
1801-1806. Pada saat itu wilayah Kerajaan Karangasem semakin besar yang meluaskan kekuasaannya sampai ke Buleleng dan Jembrana. Setelah wafat, I Gusti Gede
Ngurah Karangasem digantikan oleh putranya bernama I Gusti Lanang Peguyangan yang juga dikenal dengan nama I Gusti Gede Lanang Karangasem.
12

To k o h P e n t i n g

Patih I Gusti Ketut Jelantik

I Gusti Ketut Jelantik ( w. 1849) adalah pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Karangasem, Bali. Ia merupakan patih Kerajaan Buleleng. Ia berperan dalam
Perang Bali I, Perang Jagaraga, dan Perang Bali III yang terjadi di Bali pada tahun 1849. Dalam perang terakhir ia gugur.
13

Peristiwa Penting

PUPUTAN JAGARAGA
14

Peristiwa Penting
• Maret 1848: Sebelum Belanda melakukan penyerbuan secara langsung,
pemerintah Belanda mengirim utusan ke Buleleng.
• 27 April 1848: Pemerintah Belanda dengan resmi mengumumkan perang
terhadap raja Buleleng.
• 6 Juni 1848: Armada ekspedisi Belanda yang kedua sudah merapat di
pantai Sangsit. Ekspedisi ini diangkut oleh suatu kapal armada perang yang
terdiri atas 22 buah kapal perang. Masing-masing kapal dilengkapi
meriam-meriam dan persenjataan lainnya.
• 8 Juni 1848: Serdadu Belanda mendarat di desa Sangsit dan terus
melakukan serbuan-serbuan di bawah perlindungan tembakan meriam dari
atas kapal. Serdadu Belanda terbagi atas 4 divisi. Akhirnya terjadi
pertempuran sengit di desa Bungkulan dan sekitarrnya.
• 9 Juni 1848: Mayor Sorg berusaha menguasai Bungkulan menuju desa
Jagaraga dan bermaksud memukul langsung pusat pertahanan Patih
Jelantik. Sore harinya, sisa-sisa serdadu Belanda berhasil mencapai pantai
desa Sangsit dan langsung menuju ke kapal.
• 20 Juni 1848: Seluruh ekspedisi Belanda kembali ke Jawa. Kemenangan
mutlak berada di tangan laskar Jagaraga berkat kepemimpinan Patih
Jelantik dan bersatunya lakar dengan rakyat.
15

Peristiwa Penting
• 14 April 1849: Armada perang Belanda sudah mendarat di tepi pantai desa
Sangsit.
• 15 April 1849: Pagi-pagi buta, Patih Jelantik dengan diikuti oleh laskarnya
sekitar 10.000 orang berangkat ke Singaraja, pura-pura untuk berunding
dengan Jenderal Michiels. Selanjutnya lambung barat benteng induk
Jagaraga jatuh ke tangan Belanda, dengan korban yang besar di pihak
lascar Jagaraga.
• 16 April 1849: Benteng induk Jagaraga jatuh ke tangan serdadu Belanda
yang berada di bawah pimpinan Letnan Kolonel C.A. de Brauw, dengan
korban besar di pihak Jagaraga.
• 24 Mei 1849: benteng Kusamba diserang oleh pasukan belanda yang
bergerak dari pelabuhan padangbai.
• 25 Mei 1849: malam hari menjelang pagi tiba tiba perkemahan belanda
diserang oleh pasukan istemewa yang sengaja dikirim dari
kelungkung.Dalam pernyebuan ini laskar kelungkung berhasil menembak
jendral Michiels.Letnan Kolonel Van Swieten memerintahkan seluruh
armada kembali ke Jawa.Kematian sang Jendral merupakan kemenangan
yang gemilang bagi kerajaan Kelungkung karena sekaligus mengusir
Belanda dari wilayah kerajaan kelungkung..

Anda mungkin juga menyukai