Model Pembelajaran Matematika-1
Model Pembelajaran Matematika-1
MATEMATIKA
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTODUCTION
KELOMPOK 5
ASMAR
YUSNAWATI
MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan keterlibatan semua
peserta didik melalui kegiatan diskusi kelompok kecil. Kelompok kecil tersebut
terdiri dari beberapa peserta didik yang kemampuan berbeda. Dengan demikian, akan
terjalin kerja dan sikap saling membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang
ditugaskan. Oleh sebab itu, pembelajaran ini biasa disebut sebagai pembelajaran
gotong royong
JENIS-JENIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
A. Student Teams Achievements Division (STAD),
student teams achievements division (STAD),dikembangkan oleh Robert Slavin dan temantemannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD juga mengacu padambelajar kelompok siswa dan menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu
1. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Guru memberikan tes atau kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa.
3. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota di mana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda beda.
4. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antara anggota lain serta
membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi.
5. Guru memberikan tes atau kuis kepada setiap siswa secara individu.
6. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan dan memeberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
7. Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai awal kenilai kuis berikutnya (Shohimin, 2017 :187)
JENIS-JENIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF
B. Group Investigation
Group Investigation Group Investigation Suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan tekhnik-tekhnik
pengajaran di ruang kelas, selain itu juga memadukan prinsip belajar demokratis dimana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
harus dikerjakan.
dalam kelompoknya
pembahasan
pembahasan
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji cobakan oleh Elilot Aronson dkk. Di Universitas Texas, kemudian
diadaptasi oleh Slavin dkk,di Universitas John Hopkin. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa dibagi menjadi
kelompok-kelompok yang terdiri atas 4-6 anggota.kelompok terdiri atas siswa-siswa yang heterogen dan mereka bekerja sama,dan
tiaptiap anggota memiliki saling kebergantungan positif seta bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus
dipelajari (Hamdani, 2011: 35-37).
1. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (setiap kelompok beranggotakan 5-6 orang). Yang disebut dengan kelompok asal.
2. Dalam satu kelompok tersebut masing-masing siswa memperoleh materi yang berbeda.
3.Dari beberapa kelompok, para siswa dengan keahlian yang sama atau materi yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam
kelompok-kelompok ahli.
6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dengan menunjuk salah satu anggota sebagai perwakilan kelompok.
Menurut Isjoni (2013: 68) menjelaskan bahwa Pembelajaran model Two Stay-Two Stray adalah
tekhnik pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk membagikan hasil informasi
dengan kelompok lain dengan cara peserta didik berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok
lain.
langkah-langkah pembelajaran model Two Stay- Two Stray adalah sebagai berikut:
2. Setelah selesai, dua orang dari setiap kelompok menjadi tamu kelompok lain.
3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ketamu
mereka.
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari
kelompok lain.
6. Kesimpulan.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
a. Kelebihan Model Pembelajaran kooperatif
1. Peserta didik bebas berinteraksi dengan peserta didik lain yang beragam.
6. Meningkatkan hasil akademik pembelajaran karena setiap peserta didik selalu dilibatkan dalam upaya pemecahan
masalah.
1. Jika anggota dalam kelompok tidak solid, maka peserta didik yang tidak bertanggung jawab pada tugasnya hanya
akan mengekor kelompoknya.
2. Peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan lebih tinggi berpotensi mengabaikan rekannya yang dianggap di
bawahnya.
3. Jika tidak diarahkan dengan cukup baik, peserta didik bisa mengalami kesulitan dalam memahami materi secara
komprehensif.
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang menitik beratkan
kepada peserta didik sebagai pembelajar serta terhadap permasalahan yang otentik
atau relevan yang akan dipecahkan dengan menggunakan seluruh pengetahuan yang
dimilikinya atau dari sumber-sumber lainnya (Lidnillah, 2013). Penerapan model
problem based learning (PBL) dengan media konkret dapat menjadi upaya dalam
meningkatkan hasil belajar matematika. Hal ini karena model problem based
learning(PBL) memunculkan masalah sebagai langkah awal mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru. Pembelajaran berbasis masalah merupakan
metode pembelajaran yang diawali dengan masalah untuk mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru (Fathurrohman, M, 2015).
Indikasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Fase 1. Memberikan Orientasi tentang Permasalahan kepada siswa. Pada awal pelajaran Problem Based Learning, seperti semua
tipe pada pelajaran lainnya, guru seharusnya mengkomunikasikan dengan jelas maksud pelajarannya, membangun sikap positif
terhadap pelajaran itu, dan mendeskripsikan sesuatu yang diharapkan untuk dilakukan oleh siswa. Guru perlu penyodorkan situasi
bermasalah dengan hat-hati atau memiliki prosedur yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi permasalahan. Guru
seharusnya menyuguhkan situasi bermasalah itu kepada siswa dengan semenarik mungkin.
b. Fase 2. Mengorganisasikan Siswa untuk Meneliti. Problem Based Learning mengharuskan guru untuk mengembangkan
keterampilan kolaborasi di antara siswa dan membantu mereka untuk menginvestigasi masalah secara bersama-sama. Problem
Based Learning juga mengahruskan guru untuk membantu siswa untuk merencanakan tugas investigatif dan pelaporannya.
c. Fase 3. Membantu Investigasi Mandiri dan Kelompok. Investigasi yang dilakukan secara mandiri, berpasangan, atau dalam tim-
tim studi kecil adalah inti Problem Based Learning. Meskipun setiapmsituasi masalah membutuhkan investigasi yang agak berbeda,
kebanyakan melibatkan proses mengumpulkan data dan eksperimentasi, pembuatan hipotesis dan penjelasan, dan memberikan
solusi.
d. Fase 4. Mengembangkan dan Mempresentasikan Artefak dan Exhibits. Fase investigatif diikuti dengan pembuatan artefak dan
Exhibits. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis.. Artefak termasuk hal-hal seperti rekaman video yang memperlihatkan situasi
yang bermasalah dan solusi yang diusulkan, model-model yang mencakup representasi fisik dari situasi masalah atau solusinya, dan
pemograman komputer serta presentasi multimedia. Dapat berupa pecan ilmu pengetahuan tradisional, yang masing-masing siswa
memamerkan hasil karyanya untuk diobservasi dan dinilai oleh guru lain.
e. Fase 5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Mengatasi Masalah. Fase terakhir Problem Based Learning melibatkan kegiatan-
kegiatan yang dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikirnya sendiri maupun keterampilan
investigatif dan keterampilan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini, guru meminta siswa untuk merekontruksikan
pikiran dan kegiatan mereka selama berbagai fase pelajaran.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
a. Keunggulan Problem Based Learning
Keunggulan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
1. Siswa akan terbiasa mengahadapi masalah (Problem Posing) dan merasa tertantang
untuk menyelasaikan masalah, tidak hanya terikat dengan pembelajaran dalam kelas,
tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real world)
2. Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman
sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya.
3. Makin mengakrabkan guru dengan siswa, karena ada kemungkinan satu masalah
harus diselesaikan siswa melalui eksperimen. Hal ini juga akan membiasakan siswa
dalam menerapkan metode eksperimen.
b. Kelemahan Problem Based Learning
Kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
1. Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahanmasalah.
2. Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang.
3. Aktivitas siswa yang dilaksanakan diluar sekolah sulit dipantau Guru.
Model Pembelajaran Project Based Learning
Model pembelajaran Project Based Learning dirancang untuk
digunakan pada permasalahan yang kompleks yang diperlukan
pelajaran dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Dengan
mengkelompokkan peserta didik dalam memecahkan suatu proyek atau
tugas maka akan melatih keterampilan peserta didik dalam
merencanakan, mengorganisasi, negoisasi, dan membuat consensus
tentang isu-isu tugas yang akan dikerjakan, siapa yang bertanggung
jawab untuk setiap tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan
dan disajikan. Lebih lanjut Bie (Nglimun, 2013: 185) menegaskan
project based learning yaitu: “model pembelajaran yang berfokus pada
konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama (central) dari suatu disiplin,
melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas
bermakna lainnya, memberikan peluang siswa bekerja secara otonom
mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan
produk karyasiswa bernilai, dan realistik”.
Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning
Kesimpulan
Sesuai dengan hasil pembahasan mengenai model pembelajaran Koperatif,Problem
Based learning,Project Based Learning dan Problem Based Introction dapat ketahui
bahwa dengan adanya model pembelajaran ini yang diterapkan pada setiap proses
pembelajaran itu memudahkan kita sebagai guru dalam memberikan materi kepada
siswa-siswi di kelas. Dengan adanya media pembelajaran juga akan memberikan
keunikan tersendiri dalam artian proses pembelajaran lebih terarah.
Saran
Setiap Model pembelajaran mempunyai kekurangan/kelemahan sehingga tidak semua
materi matemtika khususnya bisa di terapkan model pembejaran tersebut.
TERIMA KASIH