Anda di halaman 1dari 45

auLadi.

corps document
KASUS 2
Tn. P (58 thn) dirawat di ruang bedah umum. 3 hari SMRS (sebelum
masuk rumah sakit) mengeluh nyeri pinggang kiri skala 5 (skala dari 0-5) yang
menjalar ke bagian perut bagian depan seperti diremas-remas dan tidak berkurang
dengan merubah posisi. Klien mempunyai riwayat hipertensi. Hasil pemeriksaan
fisik menunjukkan bahwa TD 140/110 mmHg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit,
suhu 36,5C. Hasil pemeriksaan darah: Hb 15,7 g/dL, Ht 47%, leukosit 15.400
mm, ureum 66 mg/dL, hasil BNO: Nephrolithiasis, hasil USG : Hidronephrosis
bilateral dengan Nephrolithiasis kiri. Terapi Ceftriaxone 2x1 gram, Ranitidine 2x1
ampul, Tramadol 2x1 ampul. Tuan P direncanakan untuk hemodialisis.

Nephrolitiasis
Terdapat kalkulus atau batu dalam ginjal
Definisi
Batu Ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti
batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung
kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut
urolitiasis(litiasis\renalis,nefrolitiasis). Sakit pinggang terjadi bila batu yang
mengadakan obstruksi berada di dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakit yang parah
pada bagian perut terjadi bila batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah
selalu mengikuti rasa sakit yang berat. Penderita batu ginjal kadang-kadang juga
mengalami panas, kedinginan,adanya darah di dalam urin bila batu melukai
ureter, distensi perut, nanah dalam urine.
Dalam istilah kedokteran, batu ginjal disebut Nephrolithiasis atau renal
calculi. Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam
pelvis atau calyces dari ginjal atau di dalam saluran ureter. Pembentukan batu
auLadi.corps document
ginjal dapat terjadi di bagian mana saja dari saluran kencing, tetapi biasanya
terbentuk pada dua bagian terbanyak pada ginjal, yaitu di pasu ginjal (renal
pelvis) dan calix renalis. Batu dapat terbentuk dari kalsium, fosfat, atau kombinasi
asam urat yang biasanya larut di dalam urine.
Batu ginjal bervariasi ukurannya, dapat bersifat tunggal atau ganda. Batu-
batu tinggal dalam pasu ginjal atau dapat masuk ke dalam ureter dan dapat
merusak jaringan ginjal. Batu yang besar akan merusak jaringan dengan tekanan
atau mengakibatkan obstruksi, sehingga terjadi aliran kembali cairan. Kebanyakan
batu ginjal dapat terjadi berulang-ulang.

Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urine, gangguan metabolic , infeksi saluran kemih, dehidrasi dan
keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap/idiopatik. Batu ginjal dijumpai
pada 1 dari 1.000 orang, biasanya lebih banyak dijumpai pada pria (berumur 30-
50 tahun) ketimbang wanita. Juga banyak dijumpai di daerah tertentu. Walaupun
secara pasti tidak diketahui penyebab batu ginjal, kemungkinannya adalah bila
urine menjadi terlalu pekat dan zat-zat yang ada di dalam urine membentuk kristal
batu. Penyebab lain adalah infeksi, adanya obstruksi, kelebihan sekresi hormon
paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam urat (biasanya
bersamaan dengan radang persendian), kerusakan metabolisme dari beberapa jenis
bahan di dalam tubuh, terlalu banyak mempergunakan vitamin D atau terlalu
banyak memakan kalsium.


Faktor resiko
secara epidemiologis terdapat beberapa factor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih pada seseorang. Faktor- factor tersebut antara lain :
A. Faktor Intrinsik :
a) Herediter (keturunan)
auLadi.corps document
b) Umur :sering dijumpai pada usia 30-50 tahun.
c) Jenis Kelamin :lebih sering pada laki-laki dibandingkan perempuan.
B. Faktor Ekstrinsik :
a) Geografis : pada beberapa daerah menunjukan angka kejadian batu saluran
kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah
stone belt (sabuk batu),sedangkan daerah batu di Afrika Selatan hampir tidak
dijumpai penyakit batu saluran kemih.
b) Iklim dan temperature
c) Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada
air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
d) Diet : Diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya
penyakit batu saluran kemih.
e) Pekerjaan : Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktivitas atau sedentary life.
( Basuki b.purnomo,2007:57 )
Gejala
Walaupun besar dan lokasi batu bervariasi, rasa sakit disebabkan oleh obsruksi
merupakan gejala utama. Batu yang besar dengan permukaan kasar yang masuk
ke dalam ureter akan menambah frekuensi dan memaksa kontraksi ureter secara
otomatis. Rasa sakit dimulai dari pinggang bawah menuju ke pinggul, kemudian
ke alat kelamin luar. Intensitas rasa sakit berfluktuasi dan rasa sakit yang luar
biasa merupakan puncak dari kesakitan. Apabila batu berada di pasu ginjal dan di
calix, rasa sakit menetap dan kurang intensitasnya. Sakit pinggang terjadi bila
batu yang mengadakan obstruksi berada di dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakit
yang parah pada bagian perut terjadi bila batu telah pindah ke bagian ureter. Mual
dan muntah selalu mengikuti rasa sakit yang berat. Penderita batu ginjal kadang-
kadang juga mengalami panas, kedinginan, adanya darah di dalam urin bila batu
melukai ureter, distensi perut, nanah dalam urine.

Bagaimanakah diagnosisnya? Dokter akan menanyakan gejala yang dialami,
kemudian melakukan tes sebagai berikut:
auLadi.corps document
1.Foto sinar X dari ginjal, ureter, dan kandung kemih untuk menunjukkan adanya
batu ginjal.
2.Ultrasound ginjal, merupakan tes noninvasif yang mempergunakan gelombang
frekuensi tinggi akan mendeteksi obstruksi dan perubahannya.
3.Pemberian intravena zat pewarna dan scan memberi konfirmasi diagnosis dan
menentukan ukuran dan lokasi batu ginjal.
4.Analisis batu untuk mengetahui kandungan mineralnya.
5.Analisis kultur urine untuk menunjukkan jenis bakteri penyebab infeksi, dan
lain-lain.

Mencegah dan mengobati
Bagaimanakah pengobatannya? Karena 90% dari batu ginjal berdiameter
kurang dari 5 mm, biasanya cukup diberi air rebusan dari tumbuhan Desmodium
stryracifulium dan diberi minum 6 - 8 gelas air per hari, diberi antibiotika untuk
mencegah infeksi, serta obat pengurang rasa sakit. Pada umumnya batu akan
keluar dalam waktu 5 - 10 hari.

Apabila batu terlalu besar untuk dikeluarkan secara alamiah, operasi dapat
dikerjakan. Apabila batu berada di ureter, sistoskopi dapat digunakan melalui
uretra dan batu dimanipulasi dengan kateter. Pengeluaran batu dari daerah lainnya
(pada calix dan pelvis) memerlukan operasi dari samping atau perut bagian
bawah. Prosedur yang disebut percutaneus ultrasonic lithotripsy dan
extracorporeal shock wave lithotripsy akan memecah batu ginjal menjadi fragmen
kecil-kecil, sehingga dapat dikeluarkan secara alamiah atau dengan pengisapan.
Untuk pencegahan batu ginjal, sebaiknya sering minum air rebusan
tumbuhan Desmodium stryracifolium, atau dianjurkan mengurangi makan
kalsium, diberi obat untuk mencegah pembentukan batu asam urat, dan vitamin C
yang memberi keasaman kepada urine. Apabila kelenjar paratiroid juga termasuk
auLadi.corps document
penyebabnya, dokter akan merekomendasi tindakan paratiroidektomi (kelenjar
paratiroid diangkat).
Prognosisnya: batu ginjal sering menimbulkan gejala rasa sakit yang
hebat, tapi biasanya setelah dikeluarkan tidak menimbulkan kerusakan permanen.
Memang sering terjadi kambuh lagi, terutama bila tidak didapatkan penyebabnya
dan diobati.

Komplikasi:
1. Timbul kembali batu ginjal.
2. Infeksi saluran urine.
3. Penyumbatan pada ureter.
4. Kerusakan sebagian jaringan ginjal.
5. Menurunnya atau hilangnya fungsi ginjal yang terkena.

(dr. Drs. Hadipratomo Y, sarjana biologi dan dokter umum).***
Hidronefrosis
Keadaan dimana ginjal dipenuhi air, hal ini biasanya disebabkan ketika terjadi
nefrolitiasis pada saluran perkemihan yang menyebabkan cairan yang semestinya
dikeluarkan mengalir kembali ke arah ginjal. Sumbatan dapat terjadi pada tubulus
ginjal maupun pada saluran kemih didistal ginjal (setelah keluar dari ginjal).
Kelainan ini dapat mengarah menjadi gagal ginjal bila tidak segera ditangani
sumbatan pada tubulus ginjal menyebabkan tekanan hidrostatik tubulus yang
lama kelamaan akan naik ke atas menekan glomerulus sehingga mengganggu
filtrasi glomerulus.

Konsep stadium gagal ginjal
Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi tiga stadium yaitu:
Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
auLadi.corps document
Di tandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN)
normal dan penderita asimtomatik.
Stadium 2 (insufisiensi ginjal)
Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration Rate
besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai
meningkat diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat melabihi kadar
normal, azotemia ringan, timbul nokturia dan poliuri.
Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)
Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration rate
10% dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini
kreatinin serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan
timbul oliguri. (Price, 1992: 813-814)






Gagal Ginjal Kronik

Definisi

Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup
lanjut. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50
ml/menit (Suhardjono, dkk, 2001).

auLadi.corps document
Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan
ireversibel (Mansjoer 2001).

Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut
secara bertahap (Doenges, 1999; 626).

Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan
lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak
dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau
penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. (Barbara C
Long, 1996; 368).

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448).

Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)


Menurut National Kidney Foundation (NKF) Kidney Disease Outcome Quality
Initiative (K/DOQI)Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi
selama lebih dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patalogis atau petanda kerusakan
ginjal seperti proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit
ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari
60ml/menit/1,73m2, seperti yang terlihat pada tabel 1.

auLadi.corps document
Etiologi
Menurut Mansjoer (2001) etiologi dari gagal ginjal kronik adalah
glomerulonefritik, nefropati analgesik, nefropati refluks, ginjal polikistik,
nefropati, diabetik, penyebab lain seperti hipertensi, obstruksi, gout, dan tidak
diketahui.
Penyebab GGK termasuk glomerulonefritis, infeksi kronis, penyakit
vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi (kalkuli), penyakit kolagen (luris
sutemik), agen nefrotik (amino glikosida), penyakit endokrin (diabetes).
(Doenges, 1999; 626)
Penyebab GGK menurut Price, 1992; 817, dibagi menjadi delapan kelas,
antara lain:
Infeksi misalnya pielonefritis kronik
Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,
poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif
Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik,asidosis tubulus ginjal
Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis
Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbale
Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah:
hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung
kemih dan uretra.

Penyebab GGK dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
1. Penyebab pre-renal: berupa gangguan aliran darah kearah ginjal sehingga
ginjal kekurangan suplai darah --> kurang oksigen dengan akibat lebih
lanjut jaringan ginjal mengalami kerusakan, misal: volume darah
auLadi.corps document
berkurang karena dehidrasi berat atau kehilangan darah dalam jumlah
besar, berkurangnya daya pompa jantung, adanya sumbatan/hambatan
aliran darah pada arteri besar yang kearah ginjal, dsb.
2. Penyebab renal: berupa gangguan/kerusakan yang mengenai jaringan
ginjal sendiri, misal: kerusakan akibat penyakit diabetes mellitus(diabetic
nephropathy), hipertensi (hypertensive nephropathy), penyakit sistem
kekebalan tubuh seperti SLE (Systemic Lupus Erythematosus),
peradangan, keracunan obat, kista dalam ginjal, berbagai gangguan aliran
darah di dalam ginjal yang merusak jaringan ginjal, dll
3. Penyebab post renal: berupa gangguan/hambatan aliran keluar (output)
urin sehingga terjadi aliran balik urin kearah ginjal yang dapat
menyebabkan kerusakan ginjal, misal: akibat adanya sumbatan atau
penyempitan pada saluran pengeluaran urin antara ginjal sampai ujung
saluran kencing, contoh: adanya batu pada ureter sampai urethra,
penyempitan akibat saluran tertekuk, penyempitan akibat pembesaran
kelenjar prostat, tumor, dsb.














auLadi.corps document









Perjalanan Klinis



Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi 3 stadium
Stadium I
Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 40 % 75 %). Tahap inilah yang
paling ringan, dimana faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita ini belum
merasasakan gejala gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam
masih dalam batas normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN
(Blood Urea Nitrogen) dalam batas normal dan penderita asimtomatik. Gangguan
fungsi ginjal mungkin hanya dapat diketahui dengan memberikan beban kerja
auLadi.corps document
yang berat, sepersti tes pemekatan kemih yang lama atau dengan mengadakan test
GFR yang teliti.
Stadium II
Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % 50 %). Pada tahap ini penderita dapat
melakukan tugas tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjaL
menurun. Pada stadium ini pengobatan harus cepat daloam hal mengatasi
kekurangan cairan, kekurangan garam, gangguan jantung dan pencegahan
pemberian obat obatan yang bersifat menggnggu faal ginjal. Bila langkah langkah
ini dilakukan secepatnya dengan tepat dapat mencegah penderita masuk ketahap
yang lebih berat. Pada tahap ini lebih dari 75 % jaringan yang berfungsi telah
rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan
konsentrasi BUN ini berbeda beda, tergantung dari kadar protein dalam diit.pada
stadium ini kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal.
Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % 50 %). Pada tahap ini penderita dapat
melakukan tugas tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjaL
menurun. Pada stadium ini pengobatan harus cepat daloam hal mengatasi
kekurangan cairan, kekurangan garam, gangguan jantung dan pencegahan
pemberian obat obatan yang bersifat menggnggu faal ginjal. Bila langkah langkah
ini dilakukan secepatnya dengan tepat dapat mencegah penderita masuk ketahap
yang lebih berat. Pada tahap ini lebih dari 75 % jaringan yang berfungsi telah
rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan
konsentrasi BUN ini berbeda beda, tergantung dari kadar protein dalam diit.pada
stadium ini kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal.
Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih besar pada penyakit yang terutama
menyerang tubulus, meskipun poliuria bersifat sedang dan jarang lebih dari 3 liter
/ hari. Biasanya ditemukan anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5
% 25 % . Faal ginjal jelas sangat menurun dan timbul gejala gejala kekurangan
darah, tekanan darah akan naik, aktifitas penderita mulai terganggu.

Stadium III
auLadi.corps document
Uremi gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10 %) Semua gejala sudah jelas dan
penderita masuk dalam keadaan diman tak dapat melakukan tugas sehari hari
sebagaimana mestinya. Gejala-gejala yang timbul antara lain mual, munta, nafsu
makan berkurang., sesak nafas, pusing, sakit kepala, air kemih berkurang, kurang
tidur, kejang kejang dan akhirnya terjadi penurunan kesadaran sampai koma.
Stadum akhir timbul pada sekitar 90 % dari massa nefron telah hancur. Nilai GFR
nya 10 % dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10
ml/menit atau kurang.
Pada keadaan ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat
mencolok sebagai penurunan. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita mulai
merasakan gejala yang cukup parah karena ginjal tidak sanggup lagi
mempertahankan homeostatis caiaran dan elektrolit dalam tubuh. Penderita
biasanya menjadi oliguri (pengeluaran kemih) kurang dari 500/ hari karena
kegagalan glomerulus meskipun proses penyakit mula mula menyerang tubulus
ginjal, kompleks menyerang tubulus gijal, kompleks perubahan biokimia dan
gejala gejala yang dinamakan sindrom uremik mempengaruhi setiap sistem dalam
tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan menggal kecuali ia
mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis.
Manifestasi Klinis

a. Sistem kardiovaskuler
Hipertensi
Pitting edema
Edema periorbital
Pembesaran vena leher
Friction sub pericardial
b. Sistem Pulmoner
Krekel
Nafas dangkal
Kusmaull
Sputum kental dan liat
auLadi.corps document
c. Sistem gastrointestinal
Anoreksia, mual dan muntah
Perdarahan saluran GI
Ulserasi dan pardarahan mulut
Nafas berbau ammonia
d. Sistem muskuloskeletal
Kram otot
Kehilangan kekuatan otot
Fraktur tulang
e. Sistem Integumen
Warna kulit abu-abu mengkilat
Pruritis
Kulit kering bersisik
Ekimosis
Kuku tipis dan rapuh
Rambut tipis dan kasar
f. Sistem Reproduksi
Amenore
Atrofi testis





DIET PADA PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dikelompokkan menurut stadium, yaitu
stadium I, II, III, dan IV. Pada stasium IV dimana terjadi penurunan fungsi ginjal
yang berat tetapi belum menjalani terapi pengganti dialisis biasa disebut kondisi
pre dialisis. Umumnya pasien diberikan terapi konservatif yang meliputi terapi
auLadi.corps document
diet dan medikamentosa dengan tujuan mempertahankan sisa fungsi ginjal yang
secara perlahan akan masuk ke stadium V atau fase gagal ginjal. Status gizi
kurang masih banyak dialami pasien PGK. Penelitian keadaan gizi pasien PGK
dengan Tes Kliren Kreatinin (TKK) 25 ml/mt yng diberikan terapi konservatif
di Poliklinik Ginjal Hipertensi RSCM, dijumpai 50 % dari 14 pasien dengan
status gizi kurang. Faktor penyebab gizi kurang antara lain adalah asupan
makanan yang kurang sebagai akibat dari tidak nafsu makan, mual dan muntah.
Untuk mencegah penurunan dan mempertahankan status gizi, perlu
perhatian melalui monitoring dan evaluasi status kesehatan serta asupan makanan
oleh tim kesehatan. Pada dasaranya pelayanan dari suatu tim terpadu yang terdiri
dari dokter, perawat, ahli gizi serta petugas kesehatan lain diperlukan agar terapi
yang diperlukan kepada pasien optimal. Asuhan gizi (Nutrition Care) betujuan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi agar mencapai status gizi optimal, pasien
dapat beraktivitas normal, menjaga keseimbangn cairan dan elektrolit, yang pada
akhirnya mempunyai kualitas hidup yang cukup baik.
Penatalaksanaan Diet pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik pre dialisis
stadium IV dengan TKK < 25 ml/mt pada dasarnya mencoba memperlambat
penurunan fungsi ginjal lebih lanjut dengan cara mengurang beban kerja nephron
dan menurunkan kadar ureum darah. Standar diet pada Penyakit Ginjal Kronik Pre
Dialisis dengan terapi konservatif adalah sebagai berikut:

1. Syarat Dalam Menyusun Diet
Energi 35 kkal/kg BB, pada geriatri dimana umur > 60 tahun cukup 30
kkal/kg BB, dengan ketentuan dan komposisi sebagai berikut:
Karbohidrat sebagai sumber tenaga, 50-60 % dari total kalori, Protein
untuk pemeliharaan jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang rusak sebesar
0,6 g/kg BB. Apabila asupan energi tidak tercapai, protein dapat diberikan
sampai dengan 0,75 g/kg BB. Protein diberikan lebih rendah dari kebutuhan
normal, oleh karena itu diet ini biasa disebut Diet Rendah Protein. Pada waktu
yang lalu, anjuran protein bernilai biologi tinggi/hewani hingga 60 %, akan
tetapi pada saat ini anjuran cukup 50 %. Saat ini protein hewani dapat dapat
auLadi.corps document
disubstitusi dengan protein nabati yang berasal dari olahan kedelai sebagai
lauk pauk untuk variasi menu, Lemak untuk mencukupi kebutuhan energi
diperlukan 30 % diutamakan lemak tidak jenuh, Kebutuhan cairan
disesuaikan dengan jumlah pengeluaran urine sehari ditambah IWL 500 ml,
Garam disesuaikan dengan ada tidaknya hipertensi serta penumpukan cairan
dalam tubuh. Pembatasan garam berkisar 2,5-7,6 g/hari setara dengan 1000-
3000 mg Na/hari, Kalium disesuaikan dengan kondisi ada tidaknya
hiperkalemia 40-70 meq/hari, fosfor yang dianjurkan 10 mg/kg BB/hari,
Kalsium 1400-1600 mg/hari
2. Bahan Makanan yang Dianjurkan
Sumber Karbohidrat: nasi, bihun, mie, makaroni, jagng, roti,
kwethiau, kentang, tepung-tepungan, madu, sirup, permen, dan gula.
Sumber Protein Hewani: telur, susu, daging, ikan, ayam.
Bahan Makanan Pengganti Protein Hewani
Hasil olahan kacang kedele yaitu tempe, tahu, susu kacang kedele,
dapat dipakai sebagai pengganti protein hewani untuk pasien yang
menyukai sebagai variasi menu atau untuk pasien vegetarian
asalkan kebutuhan protein tetap diperhitungkan. Beberapa
kebaikan dan kelemahan sumber protein nabati untuk pasien
penyakit ginjal kronik akan dibahas.
Sumber Lemak: minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedele,
margarine rendah garam, mentega.
Sumber Vitamin dan Mineral
Semua sayur dan buah, kecuali jika pasien mengalami hipekalemi
perlu menghindari buah dan sayur tinggi kalium dan perlu
pengelolaan khusus yaitu dengan cara merendam sayur dan buah
dalam air hangat selama 2 jam, setelah itu air rendaman dibuang,
sayur/buah dicuci kembali dengan air yang mengalir dan untuk
buah dapat dimasak menjadi stup buah/coktail buah.
3. Bahan Makanan yang Dihindari
Sumber Vitamin dan Mineral
auLadi.corps document
Hindari sayur dan buah tinggi kalium jika pasien mengalami
hiperkalemi. Bahan makanan tinggi kalium diantaranya adalah
bayam, gambas, daun singkong, leci, daun pepaya, kelapa muda,
pisang, durian, dan nangka.
Hindari/batasi makanan tinggi natrium jika pasien hipertensi,
udema dan asites. Bahan makanan tinggi natrium diantaranya
adalah garam, vetsin, penyedap rasa/kaldu kering, makanan yang
diawetkan, dikalengkan dan diasinkan.

Sumber Protein Pada Penyakit Ginjal Kronik
Protein berasal dari bahasa Yunani, yaitu proteos berarti yang utama atau
didahulukan. Jumlah dan jenis protein yang diberikan pada pasien PGK pre
dialisis dalam bentuk diet Rendah Protein sangat penting untuk diperhatikan
karena protein berguna untuk mengganti jaringan yang rusak, membuat zat
antibodi, enzim dan hormon, menjaga keseimbangan asam basa, air, elektrolit,
serta menyumbang sejumlah energi tubuh. Protein dibuat dari 20 asam amino
penyusun protein, 11 diantaranya dapat disintesis oleh tubuh, dan 9 sisanya
disebut asam amino esensial yang diperoleh dari bahan makanan, yaitu Leusin,
Isoleusin, Valin, Triptofan, Fenilalanin, Metionin, Treonin, Lisin dan Histidin.
Dari asam amino, 8 diantaranya dibutuhkan oleh orang dewasa, sedangkan
Histidin dibutuhkan oleh anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Bahan makanan yang mengandung semua asam amino disebut lengkap protein,
seperti telur, daging, ikan, susu, unggas, keju. Oleh karena itu, protein hewani
biasa disebut sebagai protein bernilai biologi tinggi. Bahan makanan nabati,
misalnya beras dan kacang-kacangan, mengandung asam amino esensial yang
terbatas atau tidak lengkap. Oleh karena itu, dikatakan mengandung protein
bernilai biologi rendah.
Kedelai dan hasil olahannya, yaitu tempe, tahu dan susu kedelai,
mengandung asam amino esensial walaupun ada 1 asam amino yang kurang,
terbatas fungsinya hanya untuk pemeliharaan, tidak untuk pertumbuhan (Limiting
Amino Acid) yaitu metionin. Demikian pula asam amino esensial lisin kurang
auLadi.corps document
pada beras dan triptopan kurang pada jagung, akan tetapi apabila bahan makanan
yang mengandung asam amino terbatas dikonsumsi secara bersamaan dalam
hidangan sehari-hari, dapat saling melengkapi kekurangan dalam asam amino
esensial. Sebagai contoh, nasi yang terbatas lisin dimakan bersamaan dengan
tempe yang terbatas pada metionin didapatkan campuran yang memungkinkan
saling melengkapi dalam asam aminonya untuk pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan tubuh.
Metode penilaian kualitas protein dahulu menggunakan Protein Efficiency
Ratio (PER) yang berdasarkan respon pertumbuhan pada pemberian sejumlah
protein. Saat ini, penilaian mutu protein digunakan Protein Digestibility
Corrected Amino Acid Score (PDCAAS) yang menggambarkan jumlah asam
amino dari protein dan tingkat daya cernanya pada manusia. Dengan metode ini,
protein kedelai mempunyai nilai yang sama dibandingkan dengan putih telur dan
protein susu, kecuali asam amino methionin yang harus ditambah.
Sumber protein dari kacang-kacangan dan produk kedelai, seperti tempe,
tahu, susu acang juga mengandung kalium dan fosfor yang cukup tinggi, sehingga
untuk mencegah hiperkalemia dan hiperfosfatemia tetap dibutuhkan pengikat
fosfor dan kalium yang adekuat. Produk kedelai cukup aman untuk selingan
pengganti protein hewani sebagai variasi menu dengan jumlah sesuai anjuran.
Akan tetapi tidak untuk suplemen atau tambahan sehingga melebihi kebutuhan.
Susu kacang kedelai dapat pula digunakan sebagai pengganti susu sapi. Hal positif
yang didapat dari protein nabati adalah mengandung phytoestrogen yang disebut
isoflavon yang memberikan banyak keuntungan pada PGK.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan didapatan protein dari kedelai
dapat menurunkan proteinuria, hiperfiltrasi, dan proinflamato cytokines yang
diperkirakan dapat menghambat penurunan fungsi ginjal lebuh lanjut. Penelitian
lain mengenai diet dengan protein nabati pada pasien PGK adalah dapat
menurunkan ekresi urea, serum kolesterol total dan LDL sebagai pencegah
kelainan pada jantung yang sering dialami pada pasien PGK. Pada binatang
percobaan dengan penurunan fungsi ginjal yang diberi casein dibandingkan
auLadi.corps document
dengan protein kedelai setelah 1-3 minggu didapatkab menunda penurunan fungi
ginjal lebih lanjut.

Contoh Menu (Modifikasi)
Pasien PGK dengan terapi konservatif komposisi protein hewani:nabati =
50%: 50%. Menu dibuat untuk pasien PGK pre HD pria 62 tahun dengan
BB 66 kg dan TB 173 cm.
Waktu Menu
Nilai gizi :
Energi 2000 kkal,
protein 40 g,
lemak 58 g,
KH 335 g.

Jumlah
Gram URT*
Pagi Nasi
Tumis Tahu
Madu
Susu
Gula
100
75
40
15
13
gls
1 ptg sdg
2 saset
3 sdm
1 sdm
Pk 10.00 Kue Talam
Teh
Gula
50
13
1 porsi
1 sdm
Siang Nasi
Rolade Daging
Cap-cay Goreng
Stup Nanas
150
50
50
100
1 gls
1 ptg sdg
gls
1 ptg
Pk 16.00 Kue Mangkok
Fla Sirup
50
30
1 ptg sdg
3 sdm
Sore Nasi
Ayam Goreng
150
40
1 gls
1 ptg sdg
auLadi.corps document
Stup Buncis-Wortel
Koktail Pepaya
50
100
gls
1 ptg
*URT = ukuran rumah tangga, sdm = sendok makan, ptg = potong, gls =
gelas, sdg = sedang, btr = butir, bks = bungkus

DIET RENDAH NATRIUM
Diet rendah natrium atau garam adalah makanan dengan cara membatasi atau
menghindari garam

Tujuan Diet rendah garam :
1. Membantu menghilangkan retensi garam / air dalam jaringan tubuh.
2. Menurunkan TEKANAN DARAH TINGGI / HIPERTENSI.

Bagaimana Cara Memilih Bahan Makanan :
1. Bahan Makanan yang Dihindari :
o Makanan kaleng (sarden, corned, sosis, dll)
o Saos tomat, kecap keju
o Otak, ginjal, ham, daging asap, jeroan
o Ikan asin, telur asin
o Makanan yang diawetkan dengan garam dapur
o Roti, roti bakar, biskuit, krakers dan kue
o Abon, dendeng
o Margarin mentega biasa
o Keju kacang tanah
o Acar, asinan buah / sayuran dalam kaleng
o Petis, tauco, terasi, vetsin, sodakue, baking powder.

CATATAN :Pemakaian garam dapur diperbolehkan dengan batas
auLadi.corps document
dibawah standar normal kurang lebih 1/4 sendok teh garam per
hari.

2. Bahan Makanan yang Dianjurkan :
o Semua bahan makanan segar dan alami yang di olah tanpa garam
o Beras, kentang, singkong, terigu, hunkwe, gula jagung, dll
o Semua kacang-kacangan dan hasil olahan yang di olah tanpa
garam, seperti : tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah, kacang
tolo
o Semua sayuran dan buah segar tanpa diawetkan
o Mentega, margarine, tawar tanpa garam
o Bumbu alami : jahe, kunyit, laos, dll.

Cara Memasak :
Rasa makanan dapat dipertinggi dengan menggunakan bumbu yang rendah
garam :
seperti : gula, cuka, bawang merah, bawang putih, jahe kunyit, salam, laos, dll.
Makanan yang dikukus, ditumis, dipanggang, digoreng lebih enak dari pada
makanan direbus.

Makanan yang dapat Membantu menurunkan Tekanan Darah Tinggi /
HIPERTENSI ?
Jus tomat
Jus belimbing buah
Jus bawang putih
Jus ketimun
Jus apel
Perbanyak konsumsi makanan berserat.
auLadi.corps document
Hipertensi dan terapi
- Pada hipertensi yang disebabkan karena kelebihan cairan di ekstra sel
maka terapi yang diberikan adalah pemberian diuretika untuk menurunkan
edema, serta dengan memantau intake dan output cairan, mengukur
lingkar perut setiaphari, dan penimbangan BB untuk mendeteksi dini
adanya edema.
- Sedangkan pada hipertensi sebagai etiologi pada gangguan ginjal,
ditangani hipertensinya dengan pemberian obat anti hipertensi.

CONTOH MENU SEHARI

Pagi: nasi, telur dadar, tumis kacang panjang

Pukul 10.00 : bubur kacang hijau

siang : nasi, ikan acar kuning, tempe bacem, sayur lodeh, pepaya

Sore : nasi, daging pesmal, keripik tempe, cah sayuran, pisang


Kiat mencapai Kadar Normal
Batasi asupan garam dan hindari makanan asin
Turunkan berat badan agar mencapai betar badan ideal dengan cara
mengurangi asupan energi (bagi yang mempunyai kelebihan berat badan)
Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol
Usahakan untuk sedikit lebih santai dengan cara berekreasi dan usahakan
berolah raga.

Cara penghitungan GFR
auLadi.corps document

Cara pengukuran GFR secara tidak langsung mengukur bahan tertentu.bahan
bahan tersebut adalah inulin dan kreatinin.yang paling baik adalah inulin,tapi yang
paling mudah adalah penghitungan berdasarkan berdasarkan kadar
kreatinin.sejingga GFR diukur dari clierance creatinin test (CCT)
dengan memakai rumus Cockcroft-Gault.
Dimana hasil CCT=nilai GFR:

CCT terhitung pada laki-laki= {(140-umur) x berat badan} / (72 x kreatinin darah)

CCT terhitung pada perempuan= {(140-umur) x berat badan} / (72 x kreatinin
darah) dikali 0,85

Dengan memakai rumus van slike

CCT= (kreatinin urin X volume urin dalam menit) / kadar kreatinin plasma

Saran: bila hasil penghitungan dengan cara ini menghasilkan fungsi
ginjal dibawah 40%, maka anda bisa mengulang pemeriksaan laboratorium Hb,
ureum dan kretinin serta menghitung ulang fungsi ginjal anda. Bila dari 2 kali
penghitungan menunjukkan hasil yang sama/kurang lebih sama maka sebaiknya
anda berobat ke dokter. Bila hasilnya menunjukkan fungsi ginjal anda sudah di
bawah 25% dan mempunyai gejala GGK lain yang jelas maka anda harus segera
berobat ke dokter umum/dokter ahli penyakit dalam/ginjal. Hal lain yang perlu
diketahui, apabila fungsi ginjal yang tersisa sudah dibawah 40%, maka sering
terjadi akselerasi/percepatan progresifitas penurunan fungsi ginjal dalam waktu
relatif singkat daripada progresifitas penurunan sebelumnya. Oleh karena itu
akselerasi ini perlu di 'rem' dengan pengaturan makanan (diet) ditambah obat-
obatan, dan yang terpenting sering melakukan kontrol ke dokter atau dokter ahli
penyakit ginjal.

auLadi.corps document
Hemodialisa

DIALISIS
Dialisis diperlukan apabila sudah sampai pada tahap akhir kerusakan
ginjal atau gagal ginjal terminal (End Stage Renal Disease). Biasanya terjadi
apabila kerusakan ginjal sudah mencapai 85 90 persen.
Seperti halnya ginjal sehat, tindakan dialisis juga menjaga agar tubuh
berada dalam keseimbangan. Tindakan dialisis dilakukan untuk membuang sisa
sisa metabolisme, dan kelebihan cairan agar tidak menumpuk di dalam tubuh,
menjaga level yang aman dari unsur unsur kimiawi dalam tubuh seperti
potasium dan sodium. Selain itu tindakan dialisis juga untuk membantu
mengkontrol tekanan darah.
Bila ginjal gagal melakukan fungsinya, sehingga bermacam- macam
produk sisa termasuk garam dan air menumpuk dalam tubuh, perlu dilakukan
dialisis untuk mengeluarkan produk-produk sisa tersebut. Proses dialisis
sesungguhnya menggunakan sifat-sifat dari membran semipermeabel, di mana
membran tersebut hanya dapat dilalui oleh zat-zat dengan berat molekul yang
kecil dan tidak dapat ditembus oleh zat-zat dengan berat molekul besar. Melalui
membran semipermeabel tersebut kelebihan air, macam-macam produk sisa yang
menumpuk dalam tubuh ataupun zat-zat toksik lainnya dapat dikeluarkan dari
tubuh penderita gagal ginjal ataupun untuk meningkatkan kerja ginjal pada terapi
keracunan. Untuk melangsungkan proses dialisis diperlukan suatu cairan yang
mirip dengan cairan ekstraseluler ideal. Cairan ini disebut cairan dialisis yang
mengandung elektrolit dan dekstrosa.

Prinsip dialisis :
Bila 2 macam cairan dengan kepekatan yang berbeda dibatasi oleh
membran semipermeabel maka oleh karena proses konveksi dan difusi, kepekatan
cairan akan berubah. Cairan yang kurang pekat akan menjadi lebih pekat dan yang
pekat menjadi kurang pekat.
auLadi.corps document
Pada proses dialisis, cairan dialisis dialirkan pada salah satu sisi permukaan
dari membran semipermeabel, sedangkan darah pasien dialirkan dalam arah yang
berlawanan terhadap aliran cairan dialisis pada sisi lain dari membran tersebut.
Dalam proses tersebut akan terjadi pertukaran ion antara darah dan cairan dialisis.
Dengan menaikkan osmolaritas, cairan dialisis (menaikkan konsentrasi dekstrosa)
dapat membantu mengeluarkan kelebihan air dari dalam tubuh. Dengan
mengurangi konsentrasielektrolit tertentu dapat mengeluarkan elektrolit dalam
darahdengan selektif, sehingga dapat mengoreksi keseimbanganelektrolit. Ada
dua macam pengobatan dengan dialisis, yaitu hemodialisis dan peritoneal dialisis.

Peritoneal dialisis
Pada peritoneal dialisis, sebagai membran semipermeabel adalah peritoneum
(selaput perut). Cairan dialisat adalah cairan yang mempunyai komposisi zat
terlarut yang mirip dengan plasma darah.
Cara : cairan dialisat dialirkan ke dalam rongga perut, dibiarkan selama 30
menit di dalam rongga perut. Disini terjadi proses konveksi dan difusi,
sehingga sampah metabolisme dan racun tubuh akan berpindah ke cairan
dialisat; kemudian cairan dialisat dikeluarkan. Hal ini dilakukan berulang-ulang
sampai sampah metabolisme dan racun tubuh berkurang.
Pada proses dialisis intraperiotoneal,
cairan dialisis dimasukkan dengan
kateter ke dalam peritoneum, sehingga
pertukaran ion terjadi sepanjang
membran peritoneal. Pada interval waktu
tertentu cairan dialisis tersebut harus
diganti atau dapat disirkulasi kembali
melalui suatu adsorbent chamber.
Hemodialisis :
Hemodialisis adalah suatu cara untuk memisahkan darah dari sampah
metabolisme dan racun tubuh bila ginjal sudah tak berfungsi. Disini digunakan
ginjal buatan yang berbentuk mesin hemodialisis.
auLadi.corps document
Cara kerja :
Darah dikeluarkan dari tubuh melalui pipa-pipa plastik menuju mesin ginjal
buatan (mesin hemodialisis). Setelah darah bersih dari sisa metabolisme dan
racun tubuh, darah akan kembali ke tubuh. Pada GGA dilakukan hemodialisis
sampai fungsi ginjal membaik. Pada GGK berat, dilakukan hemodialisis 2-3
kali seminggu, diulang seumur hidup atau sampai dilakukan cangkok ginjal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hemodialisis:
1. Aliran darah
Secara teori seharusnya aliran darah secepat mungkin. Hal-hal yang
membatasi kemungkinan tersebut antara lain : tekanan darah, jarum.
Terlalu besar aliran darah bisa menyebabkan syok pada penderita.
2. Luas selaput/ membran yang dipakai
Yang biasa dipakai : 1-1,5 cm2. Tergantung dari besar badan/ berat badan.
3. Aliran dialisat
Semakin cepat aliran dialisat semakin efisien proses hemodialisis,
menimbulkan borosnya pemakaian cairan.
4. Temperatur suhu dialisat
Temperature dialisat tidak boleh kurang dari 360C karena bisa terjadi
spasme dari vena sehingga aliran darah melambat dan penderita
menggigil. Temperatur dialisat tidak boleh lebih dari 420C karena bisa
menyebabkan hemolisis.

auLadi.corps document
Pada proses hemodialisis ini digunakan membran buatan semipermeabel
yang berfungsi sebagai ginjal buatan. Juga dipergunakan suatu mesin untuk
mengalirkan darah pasien melalui salah satu sisi permukaan dari membran
semipermeabel sebelum dikembalikan ke sirkulasi darah tubuh pasien. Pada
saat yang sama cairan hemodialisis dipompakan ke dalam mesin dan dialirkan
melalui sisi lain dari permukaan semipermeabel, sehingga terjadi pertukaran
ion antara darah pasien dengan cairan hemodialisis. Melalui membran semi-
permeabel yang mengandung lubang-lubang kecil tersebut produk-produk sisa
dari darah pasien seperti urea, kreatinin, fosfat, kalium dan lainnya termasuk
kelebihan air serta garam dari tubuh akan lewat dan masuk ke dalam cairan
hemodialisis yang mengalir dengan arah berlawanan dari aliran darah pasien.
Walaupun demikian, protein dan sel-sel darah tidak dapat menembus melalui
lubang-lubang kecil dalam membran semi-permeabel tersebut. Bakteri dan
virus yang mungkin mengkontaminasi cairan hemodialisis juga tidak dapat
masuk ke dalam aliran darah pasien melalui membran tersebut karena
ukurannya lebih besar dari lubang-lubang kecil tersebut.

KONSEP TEORI HEMODIALISA
Pengertian
Menurut Price dan Wilson (1995) dialisa adalah suatu proses dimana solute
dan air mengalami difusi secara pasif melalui suatu membran berpori dari
kompartemen cair menuju kompartemen lainnya. Hemodialisa dan dialisa
peritoneal merupakan dua tehnik utama yang digunakan dalam dialisa. Prinsip
dasar kedua teknik tersebut sama yaitu difusi solute dan air dari plasma ke larutan
dialisa sebagai respon terhadap perbedaan konsentrasi atau tekanan tertentu.
Sedangkan menurut Tisher dan Wilcox (1997) hemodialisa didefinisikan
sebagai pergerakan larutan dan air dari darah pasien melewati membran
semipermeabel (dializer) ke dalam dialisat. Dializer juga dapat dipergunakan
untuk memindahkan sebagian besar volume cairan. Pemindahan ini dilakukan
melalui ultrafiltrasi dimana tekanan hidrostatik menyebabkan aliran yang besar
dari air plasma (dengan perbandingan sedikit larutan) melalui membran. Dengan
auLadi.corps document
memperbesar jalan masuk pada vaskuler, antikoagulansi dan produksi dializer
yang dapat dipercaya dan efisien, hemodialisa telah menjadi metode yang
dominan dalam pengobatan gagal ginjal akut dan kronik di Amerika Serikat
(Tisher & Wilcox, 1997).
Hemodialisa memerlukan sebuah mesin dialisa dan sebuah filter khusus yang
dinamakan dializer (suatu membran semipermeabel) yang digunakan untuk
membersihkan darah, darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam
sebuah mesin diluar tubuh. Hemodialisa memerlukan jalan masuk ke aliran darah,
maka dibuat suatu hubungan buatan antara arteri dan vena (fistula arteriovenosa)
melalui pembedahan (NKF, 2006).

Indikasi
Price dan Wilson (1995) menerangkan bahwa tidak ada petunjuk yang jelas
berdasarkan kadar kreatinin darah untuk menentukan kapan pengobatan harus
dimulai. Kebanyakan ahli ginjal mengambil keputusan berdasarkan kesehatan
penderita yang terus diikuti dengan cermat sebagai penderita rawat jalan.
Pengobatan biasanya dimulai apabila penderita sudah tidak sanggup lagi bekerja
purna waktu, menderita neuropati perifer atau memperlihatkan gejala klinis
lainnya. Pengobatan biasanya juga dapat dimulai jika kadar kreatinin serum diatas
6 mg/100 ml pada pria , 4 mg/100 ml pada wanita dan glomeluro filtration rate
(GFR) kurang dari 4 ml/menit. Penderita tidak boleh dibiarkan terus menerus
berbaring ditempat tidur atau sakit berat sampai kegiatan sehari-hari tidak
dilakukan lagi.
Menurut konsensus Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) (2003)
secara ideal semua pasien dengan Laju Filtrasi Goal (LFG) kurang dari 15
mL/menit, LFG kurang dari 10 mL/menit dengan gejala uremia/malnutrisi dan
LFG kurang dari 5 mL/menit walaupun tanpa gejala dapat menjalani dialisis.
Selain indikasi tersebut juga disebutkan adanya indikasi khusus yaitu apabila
terdapat komplikasi akut seperti oedem paru, hiperkalemia, asidosis metabolik
berulang, dan nefropatik diabetik.
auLadi.corps document
Kemudian Thiser dan Wilcox (1997) menyebutkan bahwa hemodialisa
biasanya dimulai ketika bersihan kreatinin menurun dibawah 10 mL/menit, ini
sebanding dengan kadar kreatinin serum 810 mg/dL. Pasien yang terdapat
gejala-gejala uremia dan secara mental dapat membahayakan dirinya juga
dianjurkan dilakukan hemodialisa. Selanjutnya Thiser dan Wilcox (1997) juga
menyebutkan bahwa indikasi relatif dari hemodialisa adalah azotemia simtomatis
berupa ensefalopati, dan toksin yang dapat didialisis. Sedangkan indikasi khusus
adalah perikarditis uremia, hiperkalemia, kelebihan cairan yang tidak responsif
dengan diuretik (oedem pulmonum), dan asidosis yang tidak dapat diatasi.

Kontra Indikasi
Menurut Thiser dan Wilcox (1997) kontra indikasi dari hemodialisa adalah
hipotensi yang tidak responsif terhadap presor, penyakit stadium terminal, dan
sindrom otak organik. Sedangkan menurut PERNEFRI (2003) kontra indikasi dari
hemodialisa adalah tidak mungkin didapatkan akses vaskuler pada hemodialisa,
akses vaskuler sulit, instabilitas hemodinamik dan koagulasi. Kontra indikasi
hemodialisa yang lain diantaranya adalah penyakit alzheimer, demensia multi
infark, sindrom hepatorenal, sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan keganasan
lanjut (PERNEFRI, 2003).

Tujuan
Menurut Havens dan Terra (2005) tujuan dari pengobatan hemodialisa
antara lain :
a. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu
membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum,
kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
b. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh
yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
c. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan
fungsi ginjal.
auLadi.corps document
d. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan
yang lain.

Proses Hemodialisa

I. Pra Hemodialisa
A. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyiapkan mesin HD :
- Mesin diperiksa harus dalam keadaan siap pakai.
- Hubungkan mesin dengan aliran listrik.
- Hubungkan mesin dengan saluran air.
- Drain line ditempatkan di saluran pembuangan tidak dalam keadaan
tersumbat.
- Jerigen tempat cairan dialisat terisi sesuai jumlah yang dibutuhkan untuk
satu kali dialisa.

B. Menyiapkan dialisat
Dialisat adalah cairan yang digunakan pada proses HD, terdiri dari camuran
air dan elektrolit yang mempunyai konsentrasi hampir sama dengan serum
normal dan mempunyai tekanan osmotic yang sama dengan darah.
Fungsi Dialisat :
- Mengeluarkan dan menampung cairan serta sisa-sisa metabolisme dari
tubuh.
- Mencegah kehilangan zat-zat vital dari tubuh selama dialisa
Dialisat :
- Dialisat konsentrat
o Berisi larutan pekat, sebelum dipakai harus dicampur kontinyu dalam
perbandingan tertentu oleh mesin.
o Mudah pemakaiannya.
o Kesalahan pengenceran sangat kecil.
o Sulit transport dan penyimpanan.

auLadi.corps document
- Bentuk kering atau puyer.
o Mudah menyimpan.
o Sulit mendapatkan komposisi yang benar.
Kandung Cairan Dialist :
Dialisat mengandung macam-macam garam / elektrolit / zat antara lain :
a. NaCl / Sodium Chloride.
b. CaCl2 / Calium Chloride.
c. Mgcl2 / Magnesium Chloride.
d. NaC2H3O2 3H2O / acetat atau NaHCO3 / Bilkarbonat.
e. KCl / potassium chloride, tidak selalu terdapat pada dialisat.
f. Dextrose.
Menyiapkan / mencampur Dialisat
1. Batch Sistem
Sebelum HD dimulai, dialisat disiapkan dulu dalam suatu tempat dengan
jumlah tertentu sesuai kebutuhan.
2. Proportioning system.
Adalah system penyediaan dialisat dimana dialisat dibuat / dicampur
secara otomatis oleh mesin selama HD berlangsung.
- DBC / Dialysate Batch Concentrate dan air dicampur dengan
perbandingan tertentu.
- Biasanya perbandingan air : DBC adalah 34 : 1.

C. Menyiapkan Air
Air untuk dialisat seharusnya tidak mengandung zat / elektrolit /
mikroorganisme dan benda asing lainnya karena itu untuk mendapatkan air
yang ideal untuk dialysis maka dilakukan tindakan pengolahan air / water
treatment.
Pengolahan air / water treatment :
1. Saringan / filter
a. Penyaring sedimen, untuk menyaring partikel.
- Pre filter (100 U)
auLadi.corps document
- Sebelum masuk ke mesin HD (5 U)
- Sebelum masuk selang dialyzer (1 U)
b. Penyaring penyerap / adsorption filter
- Arang / carbon : untuk menyerap zat-zat chlorine bebas,
chloraming, bahan organic atau pyrogen.
- Besi : untuk menyerap besi dan mangan.
Alat ini harus sering dibersihkan atau diganti secara berkala.
2. Sistem Reverse Osmosis
Air dengan tekanan cukup tinggi dialirkan melalui alat yang mempunyai
membran semi permeable sehingga dihasilkan air yang murni bebas
(kesadahan / CaCO kurang dari 1,8 mg/L). Sistem pengolahan air ini
cukup mahal, sehingga tidak semua unit HD dapat memilikinya.

D. Menyiapkan Alat-alat dan Obat-obatan
1. Peralatan kedokteran
- Tensimeter dan stethoscope
- Timbangan berat badan
- Tabung oksigen lengkap
- Alat KG
- Slym Zuiger
- Tromol (duk, kassa, klem)
- Bak spuit, kom kecil
- Korentang dan tempatnya
- Klem-klem (besar dan kecil)
- Gunting
- Bengkok
- Gelas ukuran
- Zeil / karet untuk alas tangan
- Sarung tangan
- Kassa
- Plester / band aid
auLadi.corps document
- Verband
2. Alat-alat khusus
- Dyalizer
- Blood line
- AV fistula
- Dialisat pekat
- Infus set
- Spuit 1 cc, 3 cc, 20 cc.
- Conducturty meter
3. Obat-obatan
- Lidocain, Novocain
- Alcohol, betadin
- Heparin, protamin
- Sodium bikarbonat
- Obat-obatan penyelamat hidup
4. Lain-lain
- Surat izin dialysis
- Formulir hemodialisa
- Treveling hemodialisa
- Traveling dialysis
- Formulir-formulir : laboratorium, radiology dan lain-lain

E. Menjalankan Mesin HD
1. Periksa saluran listrik dan saluran air
2. Hubungkan slang water inlet ke kran air dan slang water outlet ke lubang
pembuangan
3. Hubungkan kabel power dengan stop kontak
4. Siapkan cairan dialisat dalam jerigen sebanyak yang dibutuhkan,
perhatikan cairan yang diperlukan apakah standar atau free potassium
5. Hidupkan mesin dengan posisi rinse selama 15 menit, bila mesin
mengandung formalin, maka posisi rinse lebih lama (30 menit)
auLadi.corps document
6. Setelah rinse selesai, masukan slang untuk concentrate ke dalam jerigen
dialisat.
7. Lampu temperatur, lampu conductivity dan lampu concentrate di mesin
akan warna merah, tunggu lampu 2 tersebut sampai warna hijau.
8. Pindahkan tombol ke posisi dialisa bila lampu sudah berwana hijau.
9. Mesin HD siap digunakan.

F. Menyiapkan Sirkulasi Darah
Yaitu menyiapkan dialyzer dan blood lines pada mesin HD
Hal-hal yang harus dilakukan :
1. Soaking yaitu melembabkan dialyzer (hubungkan dialyzer dengan
sirkulasi dialisat).
2. Rinsing yaitu membilas dialyzer dan blood lines
3. Priming yaitu dialyzer dan blood lines.

G. Menyiapkan pasien
1. Persiapan mental
- Memberitahu pada pasien bahwa akan dilakukan HD
- Memberi penjelasan dan motivasi mengenai proses HD dan komplikasi
yang mungkin terjadi selama HD.
2. Persiapan fisik
- Menimbang berat badan
- Observasi keadaan umum
- Observasi tanda-tanda vital
- Mengatur posisi
3. Mengisi izin hemodialisa
- Izin / persetujuan HD
- Harus tertulis
- Pasien dan keluarga harus mendapatkan infomasi yang jelas tentang
HD
auLadi.corps document
- Izin HD merupakan dasar pertanggung jawaban yang sah bagi dokter
kepada pasien dan keluarga.
- Surat izin HD disimpan pada rekam medis

II. Proses Pelaksanaan Hemodialisa
A. Menyiapkan sarana hubungan sirkulasi
Untuk menghubungkan sirkulasi darah dari mesin dengan sirkulasi sistemik
dilakukan dengan :
a. Cara Sementara
Yaitu punksi V femoralis untuk inlet dan untuk outlet dapat dipilih salah
satu vena di tangan.
b. Cara permanent
Yaitu dengan membuat shunt antara lain
- c-mino shunt
- seribner shunt

B. Antikoagulansia
Yaitu obat yang diperlukan untuk mencega pembekuan darah selama HD.
Obat yang digunakan adalah heparin.
Pemakaian heparin :
- Intermiten : diberikan selama 1 jam
- Continous : terus-terusan selama HD berjalan
- Minimal : diberikan pada waktu menyiapkan sirkulasi darah
- Regional : pada ABL diberikan heparin pada BL diberikan protamin
- Dosis heparin : 1000 unit / jam
- Dosis awal : diberikan pada waktu punksi ke sirkulasi sisemik dan pada
waktu darah mulai ditarik.
- Dosis selanjutnya diberikan ke sirkulasi ekstra corporeal

III. Post Hemodialisa
A. Persiapan Untuk mengakhiri HD
auLadi.corps document
- Alat/obat yang disiapkan
- Deppers
- Bethadin
- Plester
- Alat penekan
- Sarung tangan
- Ember

B. Hal-hal yang dilakukan setelah HD selesai
Setelah HD selesai maka mesin harus dibersihkan baik bagian diluar
maupun dalam. Cara membersihkan :
1. Bagian luar mesin
Seluruh permukaan dan slang dialisat bagian luar dilap dengan larutan
chlorine 0,5 % lalu dilap basah dan dikeringkan.
2. Bagian dalam mesin
Disesuaikan dengan protocol pembersihan masing-masing tipe mesin

Suatu mesin hemodialisa yang digunakan untuk tindakan hemodialisa
berfungsi mempersiapkan cairan dialisa (dialisat), mengalirkan dialisat dan aliran
darah melewati suatu membran semipermeabel, dan memantau fungsinya
termasuk dialisat dan sirkuit darah korporeal. Pemberian heparin melengkapi
antikoagulasi sistemik. Darah dan dialisat dialirkan pada sisi yang berlawanan
untuk memperoleh efisiensi maksimal dari pemindahan larutan. Komposisi
dialisat, karakteristik dan ukuran membran dalam alat dialisa, dan kecepatan
aliran darah dan larutan mempengaruhi pemindahan larutan (Tisher & Wilcox,
1997).
Dalam proses hemodialisa diperlukan suatu mesin hemodialisa dan suatu
saringan sebagai ginjal tiruan yang disebut dializer, yang digunakan untuk
menyaring dan membersihkan darah dari ureum, kreatinin dan zat-zat sisa
metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh. Untuk melaksanakan hemodialisa
auLadi.corps document
diperlukan akses vaskuler sebagai tempat suplai dari darah yang akan masuk ke
dalam mesin hemodialisa (NKF, 2006).
Suatu mesin ginjal buatan atau hemodializer terdiri dari membran
semipermeabel yang terdiri dari dua bagian, bagian untuk darah dan bagian lain
untuk dialisat. Darah mengalir dari arah yang berlawanan dengan arah darah
ataupun dalam arah yang sama dengan arah aliran darah. Dializer merupakan
sebuah hollow fiber atau capillary dializer yang terdiri dari ribuan serabut kapiler
halus yang tersusun pararel. Darah mengalir melalui bagian tengah tabung-tabung
kecil ini, dan cairan dialisat membasahi bagian luarnya. Dializer ini sangat kecil
dan kompak karena memiliki permukaan yang luas akibat adanya banyak tabung
kapiler (Price & Wilson, 1995).
Menurut Corwin (2000) hemodialisa adalah dialisa yang dilakukan di luar
tubuh. Selama hemodialisa darah dikeluarkan dari tubuh melalui sebuah kateter
masuk ke dalam sebuah mesin yang dihubungkan dengan sebuah membran
semipermeabel (dializer) yang terdiri dari dua ruangan. Satu ruangan dialirkan
darah dan ruangan yang lain dialirkan dialisat, sehingga keduanya terjadi difusi.
Setelah darah selesai dilakukan pembersihan oleh dializer darah dikembalikan ke
dalam tubuh melalui arterio venosa shunt (AV-shunt).
Selanjutnya Price dan Wilson (1995) juga menyebutkan bahwa suatu
sistem dialisa terdiri dari dua sirkuit, satu untuk darah dan satu lagi untuk cairan
dialisa. Darah mengalir dari pasien melalui tabung plastik (jalur arteri/blood line),
melalui dializer hollow fiber dan kembali ke pasien melalui jalur vena. Cairan
dialisa membentuk saluran kedua. Air kran difiltrasi dan dihangatkan sampai
sesuai dengan suhu tubuh, kemudian dicampur dengan konsentrat dengan
perantaraan pompa pengatur, sehingga terbentuk dialisat atau bak cairan dialisa.
Dialisat kemudian dimasukan ke dalam dializer, dimana cairan akan mengalir di
luar serabut berongga sebelum keluar melalui drainase. Keseimbangan antara
darah dan dialisat terjadi sepanjang membran semipermeabel dari hemodializer
melalui proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi.
Ultrafiltrasi terutama dicapai dengan membuat perbedaan tekanan
hidrostatik antara darah dengan dialisat. Perbedaaan tekanan hidrostatik dapat
auLadi.corps document
dicapai dengan meningkatkan tekanan positif di dalam kompartemen darah
dializer yaitu dengan meningkatkan resistensi terhadap aliran vena, atau dengan
menimbulkan efek vakum dalam ruang dialisat dengan memainkan pengatur
tekanan negatif. Perbedaaan tekanan hidrostatik diantara membran dialisa juga
meningkatkan kecepatan difusi solut. Sirkuit darah pada sistem dialisa dilengkapi
dengan larutan garam atau NaCl 0,9 %, sebelum dihubungkan dengan sirkulasi
penderita. Tekanan darah pasien mungkin cukup untuk mengalirkan darah melalui
sirkuit ekstrakorporeal (di luar tubuh), atau mungkin juga memerlukan pompa
darah untuk membantu aliran dengan quick blood (QB) (sekitar 200 sampai 400
ml/menit) merupakan aliran kecepatan yang baik. Heparin secara terus-menerus
dimasukkan pada jalur arteri melalui infus lambat untuk mencegah pembekuan
darah. Perangkap bekuan darah atau gelembung udara dalam jalur vena akan
menghalangi udara atau bekuan darah kembali ke dalam aliran darah pasien.
Untuk menjamin keamanan pasien, maka hemodializer modern dilengkapi dengan
monitor-monitor yang memiliki alarm untuk berbagai parameter (Price & Wilson,
1995).
Menurut PERNEFRI (2003) waktu atau lamanya hemodialisa disesuaikan
dengan kebutuhan individu. Tiap hemodialisa dilakukan 4 5 jam dengan
frekuensi 2 kali seminggu. Hemodialisa idealnya dilakukan 10 15 jam/minggu
dengan QB 200300 mL/menit. Sedangkan menurut Corwin (2000) hemodialisa
memerlukan waktu 3 5 jam dan dilakukan 3 kali seminggu. Pada akhir interval 2
3 hari diantara hemodialisa, keseimbangan garam, air, dan pH sudah tidak
normal lagi. Hemodialisa ikut berperan menyebabkan anemia karena sebagian sel
darah merah rusak dalam proses hemodialisa.

Komplikasi Hemodialisa
Menurut Tisher dan Wilcox (1997) serta Havens dan Terra (2005) selama
tindakan hemodialisa sering sekali ditemukan komplikasi yang terjadi, antara lain:
a. Kram otot
Kram otot pada umumnya terjadi pada separuh waktu berjalannya
hemodialisa sampai mendekati waktu berakhirnya hemodialisa. Kram otot
auLadi.corps document
seringkali terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan cairan) yang cepat dengan
volume yang tinggi.
b. Hipotensi
Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat,
rendahnya dialisat natrium, penyakit jantung aterosklerotik, neuropati
otonomik, dan kelebihan tambahan berat cairan.
c. Aritmia
Hipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa,
penurunan kalsium, magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang cepat
berpengaruh terhadap aritmia pada pasien hemodialisa.
d. Sindrom ketidakseimbangan dialisa
Sindrom ketidakseimbangan dialisa dipercaya secara primer dapat
diakibatkan dari osmol-osmol lain dari otak dan bersihan urea yang
kurang cepat dibandingkan dari darah, yang mengakibatkan suatu gradien
osmotik diantara kompartemen-kompartemen ini. Gradien osmotik ini
menyebabkan perpindahan air ke dalam otak yang menyebabkan oedem
serebri. Sindrom ini tidak lazim dan biasanya terjadi pada pasien yang
menjalani hemodialisa pertama dengan azotemia berat.
e. Hipoksemia
Hipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu
dimonitor pada pasien yang mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar.
f. Perdarahan
Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit
dapat dinilai dengan mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin
selama hemodialisa juga merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan.
g. Ganguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah
yang disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering
disertai dengan sakit kepala.
h. Infeksi atau peradangan bisa terjadi pada akses vaskuler.
auLadi.corps document
i. Pembekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin
yang tidak adekuat ataupun kecepatan putaran darah yang lambat.

Legal Etik
Accountability
Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap segala tindakan
yang dilakukan. Pada kasus ini, perawat bertanggung jawab atas mulai dari
proses pengkajian, membuat diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan
hingga segala informasi mengenai pentingnya.menjalani Hemodialisa dalam
terapi penyakitnya dan komplikasibila pasien tidak menjalani terapi ini.
Tanggung jawab mengacu pada pelaksanaan tugas yang di kaitkan dengan
peran tertentu perawat.Pada kasus ini., ketika memberikan medikasi, perawat
bertanggung jawab dalam mengkaji kebutuhan klien terhadap obat-obatan,
memberikannya dengan benar dan dalam dosis yang aman serta mengevaluasi
responnya. Seorang perawat yang bertindak secara bertanggung jawab akan
meningkatkan rasa percaya klien. Seorang perawat yang bertanggung jawab
akan tetap kompeten dalam pengetahuan dan kemampuan, serta menunjukkan
keinginan untuk bertindak menurut panduan etik profesi.
Tanggung gugat artinya dapat memberikan alasan atas tindakannya.seorang
perawat bertanggung gugat atas dirinya sendiri, klien, profesi, atasan, dan
masyarakat. Jika dosis medikasi salah di berikan, perawat bertanggung gugat
pada klien yang menerima medikasi tersebut. Untuk melakukan tanggung
gugat, perawat harus bertindak menurut kode etik professional. Jika suatu
kesalahan terjadi pada proses terapi, perawat melaporkannya dan memulai
perawatan untuk mencegah trauma lebih lanjut. Tanggung jawab memicu
evaluasi efektivitas perawat dalam praktik. Tanggung gugat professional
memiliki tujuan sebagai berikut:
Untuk mengevaluasi praktisi professional baru dan mengkaji ulang yang
telah ada
Untuk mempertahankan standar perawatan kesehatan
auLadi.corps document
Untuk memudahkan refleksi pribadi, pemikiran etis, dan pertumbuhan
pribadi pada pihak professional perawatan kesehatan
Untuk memberikan dasar pengambilan keputusan etis
Confidentiality
Prinsip etika dasar yang menjamin kemandirian klien. Perawat menghindari
pembicaraan mengenai kondisi klien dengan siapapun yang tidak secara
langsung terlibat dalam perawatan klien. Perawat selelu menjaga kerahasiaan
info yang berkaitan dengan kesehatan pasien termasuk info yang tertulis,
verbal dsb. Jika anggota keluarganya menanggung perawatan klien perawat
mungkin merasa bahwa mereka memiliki hak untuk di beri tahu. Pada kasus
ini, perawat harus menjaga kerahasian penyakit yang diderita pasien karena
penyakit pasien sudah masuk tahap kronik.
Respect for autonomi( penentuan pilihan)
Perawat yang mengikuti prinsip autonomi menghargai hak klien untuk
mengambil keputusan sendiri. Dengan menghargai hak autonomi berarti
perawat menyadari keunikan induvidu secara holistik Setiap individu harus
memiliki kebebasan untuk memilih rencana mereka sendiri.Pada kasus ini,
perawat memberikan inform consen tentang asuhan yang akan diberikan,
tujuan , manfaat dan prosedur terapi serta komplikasi bila pasien tidak
melakukan terapi ini. Sehingga, Ny. B tetap mau menjalani Hemodialisa.
Inform consent dilakukan saat pengkajian, sebelum pengobatan, saat akan di
obati dan setelah pengobatan.
Penting bagi perawat juga untuk memberikan health education dalam
mendukung proses penyembuhan klien.
Beneficience( do good)
Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawat memiliki kewajiban untuk
melakukan dengan baik, yaitu, mengimplemtasikan tindakan yang
mengutungkan klien dan keluarga Meningkatkan kesejahteraan klien dengan
cara melindungi hak-hak klien. Dalam kasus ini, perawat dapat berkolaborasi
dengan tim kesehatan lainnya untuk menentukan terapi farmakologik, nutrisi
yang diberikan baik sebelum pengobatan maupun setelah pengobatan.
auLadi.corps document
Non-malefisience( do no harm)
Non Maleficence berarti tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan
bahaya bagi kliennya. Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagaian besar kode
etik keperawatan. Bahaya dapat berarti dengan sengaja membahayakan, resiko
membahayakan, dan bahaya yang tidak disengaja. Kewajiban bagi perawat
untuk tidak menimbulkan injury pada klien. Dalam kasus ini, perawat perlu
melakukan pengkajian fisik, terapi farmakologik yang benar, nutrisi dan
segala tindakan HD selama proses terapi hingga setelah terapi.
Justice ( perlakuan adil)
Prinsip keadilan menuntut perlakuan terhadap orang lain yang adil dan
memberikan apa yang menjadi kebutuhanan mereka. Ketika ada sumber untuk
di berikan dalam perawatan, perawat dapat mengalokasikan dalam cara
pembagian yang adil umtuk setiap penerima atau bagaimana supaya
kebutuhan paling besar dari apa yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.
Perawat sering mengambil keputusan dengan menggunakan rasa keadilan.
Pada kasus ini perawat tidak membeda-bedakan pengobatan antara klien yang
satu dengan yang lain, namun disesuaikan dengan kondisi klien saat ini.
Fidelity (Setia)
Prinsip kesetiaan menyatakan bahwa perawat harus memegang janji yang di
buatnya kepada klien. Jadi, ketika seseorang jujur dan memegang janji yang di
buatnya, rasa percaya yang sangat penting dalam hubungan perawat-klien
akan terbentuk. Fidelity berarti setia terhadap kesepakatan dan tanggung
jawab yang dimikili oleh seseorang perawat. Pada kasus ini, perawat harus
memegang janji yang telah di bicarakan sebelumnya kepada klien.
Veracity (Kebenaran)
Veracity mengacu pada mengatakan kebenaran. Prinsip mengatakan yang
sebenarnya mengarahkan praktisi untuk menghindari melakukan kebohongan
pada klien atau menipu merekan. Pada kasus ini, perawat harus berkata jujur
tentang segala yang berkaitan dengan Hemodialisa.
auLadi.corps document
Peran dan Fungsi Perawat
1. Care Provider
Memberikan pelayanan keperawatan kepada kelompok khusus atau
masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi
Memperhatikan individu dalam konteks sesuai dengan kehidupan kelompok
khusus dalam hal ini perawat harus memperhatikan kebutuhannya seperti
pemenuhan kebutuhan dasarnya
Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis
keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis
2. Educator
Tugas perawat adalah membantu kelompok khusus meningkatkan
pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya
komplikasi lebih lanjut.
Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam NCP
3. Conselor
1. Tugas utama adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi kelompok
khusus terhadap keadaan sehat sakit. Dalam kasus ini pasien teridentitikasi
tidak ingin lagi menjalani hemodialisa karena ia membenci proses terapi
ini.
2. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan "dasar" dalam
merencanankan metoda untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya
3. Konseling diberikan kepada kelompok dalam mengintergrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
4. Pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah
perilaku hidup sehat (perubahan pola inetraksi pasien yang tidak ingin lagi
menjalani hemodialisa).
5. Client Advocate (Pembela Klien)
Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam
memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
(inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
auLadi.corps document
Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang
paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus
mampu membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998
:140).
Hak-Hak Klien antara lain :
1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2. Hak atas informasi tentang penyakitnya
3. Hak atas privacy
4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
1. Hak atas informasi yang benar
2. Hak untuk bekerja sesuai standar
3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5. Hak atas rahasia pribadi
6. Hak atas balas jasa







auLadi.corps document
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Gizi RSCM dan PERSAGI, Penuntun Diet. 2004. Jakarta : PT.Gramedia
Brunner & Sudarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Volume 8. Jakarta :EGC

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Vol.2. Jakarta : EGC

Doengoes Marilynne.2000.Rencana Asuhan Keperawatan ed.3. Jakarta : EGC
Doenges,Marilynne.2000.Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Nursalam. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Perkemihan. 2008. Jakarta : Salemba Medika.

Nutrition and Chronic Kidney Disease. National Kidney Foundation, 1998-2006.
Potter & Perry. 1999. Fundamental Of Nursing Volume 2. Jakarta : EGC

Price, Sylvia A.2005. Patofisiologi Volume 2. Jakarta: EGC

http://belibis-a17.com/2008/04/25/nefrolitiasis-batu-ginjal/
http://ismailskep.wordpress.com/2008/11/17/asuhan-keperawatan-klien-
nefrolitiasis/
http://keperawatankita.wordpress.com/2009/10/23/chronic-renal-failure-crf-
definisi-dan-askepnya/
www.kidney.org
http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-gagal-ginjal-
kronis/
http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-pasien-ggk-
gagal.html

http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=
24:gagal-ginjal-kronik-chronic-renal-failure-stadium-akhir&catid=29:penyakit-
tidak-menular&Itemid=38 diakses jam 8.30 23/02/2011
http://3rr0rists.net/medical/hemodialisis.html
www.ebsco.com
auLadi.corps document

Anda mungkin juga menyukai