Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
Kelainan testis yang cukup sering salah satunya adalah torsio testis ini. Sehingga perlu adanya pe!ahasan
yang le!ih terperinci.
Secara anatoi "#estis adalah organ genitalia pria yang teletak di skrotu. Ukuran tetstis pada orang de$asa
adalah % & ' & (.) c. dengan *olue +),() l !er!entuk o*oid. Kedua !uah testis ter!ungkus oleh -aringan
tunika al!uginea yang elekat pada testis. Di luar tunika al!ugine terdapat tunika *aginalis yang terdiri atas
lapisan *iseralis dan parietalis" serta tunika dartos. .tot kreaster yang !erada disekitar testis eungkinkan
testis untuk dapat digerakkan endekati rongga a!doen untuk epertahankan teperature testis agar
tetap sta!il.
Secara histopatologis" testis terdiri atas / ()0 lo!uli dan tiap lo!ulus terdiri atas tu!uli seini1eri. Di dala
tu!ulus seini1erus terdapat sel,sel speratogonia dan sel Sertoli" sedang di antara tu!uli seini1eri terdapat
sel,sel Leydig. Sel,sel speratogoniu pada proses speratogenesis en-adi sel,sel sperato2oa. Sel,sel
Sertoli !er1ungsi e!eri akan pada !akal spera" sedangkan sel,sel Leydig atau dise!ut sel,sel interstisial
testis !er1ungsi dala enghasilkan horone testosterone.
Sel,sel sperato2oa yang diproduksi di tu!uli seini1eri testis disipan dan engalai peatangan3aturasi
di epididiis. Setelah atur 4de$asa5 sel,sel sperato2oa !ersaa,saa dengan getah dari epididiis dan *as
de1erens disalurkan enu-u ke apula *as de1erens. Sel,sel itu setelah !ercapur dengan cairan,cairan dari
epididiis" *as de1erens dan *esikula seinalis" serta cairan prostate" e!entuk cairan seen atau ani.
#estis endapat darah dari !e!erapa ca!ang arteri" yaitu arteri speratika interna yang erupakan ca!ang
dari aorta" arteri de1erensialis ca!ang dari arteri *esikalis in1erior" dan arteri kreasterika yang erupakan
ca!ang arteri epigastrika. Pe!uluh *ena yang eninggalkan testis !erkupul eninggalkan testis !erkupul
e!entuk pleksus Papini1oris. Pleksus ini pada !e!erapa orang engalai dilatasi dan dikenal se!agai
*arikokel.
4(5

BAB II
PE6BAHASAN
I. DE7INISI
#orsio testis adalah terpeluntirnya 1unikulus speratikus yang !eraki!at ter-adinya gangguan aliran darah pada
testis. Keadaan ini diderita oleh I diantara %000 pria yang !eruur kurang dari () tahun" paling !anyak diderita
oleh anak pada asa pu!ertas 4+(,(0 tahun5. Disaping itu" tak -arang -anin yang asih !erada dala uterus
atau !ayi !aru lahir enderita torsio testis yang tidak terdiagnosis sehingga engaki!atkan kehilangan testis
!aik unilateral aupun !ilateral.
4(5

#orsio testis atau terpeluntirnya 1unikulus speratikus yang dapat enye!a!kan ter-adinya strangulasi dari
pe!uluh darah" ter-adi pada pria yang -aringan di sekitar testisnya tidak elekat dengan !aik ke scrotu.
#estis dapat in1ark dan engalai atrophy -ika tidak endapatkan aliran darah le!ih dari ena -a.
4)5
II. E#I.L.8I
#orsio testis ter-adi !ila testis dapat !ergerak dengan sangat !e!as. Pergerakan yang !e!as terse!ut diteukan
pada keadaan,keadaan se!agai !erikut 9
+.
6esorchiu yang pan-ang.
(.
Kecenderungan testis untuk !erada pada posisi hori2ontal.
'.
Epididiis yang terletak pada salah satu kutu! testis.
4'5
Selain gerak yang sangat !e!as" pergerakan !erle!ihan pada testis -uga dapat enye!a!kan ter-adinya torsio
testis. Be!erapa keadaan yang dapat enye!a!kan pergerakan !erle!ihan itu antara lain : peru!ahan suhu
yang endadak 4seperti saat !erenang5" ketakutan" latihan yang !erle!ihan" !atuk" celana yang terlalu ketat"
de1ekasi atau traua yang engenai scrotu.
Pada asa -anin dan neonatus" lapisan yang enepel pada uskulus dartos asih !elu !anyak -aringan
penyangganya sehingga testis" epididiis dan tunika *aginalis udah sekali !ergerak dan eungkinkan
untuk terpeluntir pada su!u 1unikulus speratikus. #erpeluntirnya testis pada keadaan ini dise!ut torsio
testisekstravaginal.
4(5
#er-adinya torsio testis pada asa rea-a !anyak dikaitkan dengan kelainan siste penyangga testis. #unika
*aginalis yang seharusnya engelilingi se!agian dari testis pada perukaan anterior dan lateral testis" pada
keadaan ini tunika engelilingi seluruh perukaan testis sehingga encegah insersi epididiis ke dinding
skrotu. Keadaan ini enye!a!kan testis dan epididiis dengan udahnya !ergerak di kantung tunika
*aginalis dan enggantung pada 1unikulus speratikus. Keadaan ini dikenal se!agai anoali bell clapper.
Keadaan ini enye!a!kan testis udah engalai torsio intravaginal.
4(5

III. 8A6BA;AN KLINIS3 sign and sypton
Pasien,pasien dengan torsio testis dapat engalai ge-ala se!agai !erikut 9
+.
Nyeri he!at yang endadak pada salah satu testis" dengan atau tanpa 1aktor predisposisi
(.
Scrotu yang e!engkak pada salah satu sisi
'.
6ual atau untah
%.
Sakit kepala ringan
4<5
Pada a$al proses" !elu diteukan pe!engkakan pada scrotu. #estis yang in1ark dapat enye!a!kan
peru!ahan pada scrotu. Scrotu akan sangat nyeri keerahan dan !engkak. Pasien sering engalai
kesulitan untuk eneukan posisi yang nyaan.
4=5
Selain nyeri pada sisi testis yang engalai torsio" dapat -uga diteukan nyeri alih di daerah inguinal atau
a!doinal. >ika testis yang engalai torsio erupakan undesendensus testis" aka ge-ala yang yang ti!ul
enyerupai hernia strangulata.
4'5
I?. PE6E;IKSAAN 7ISIK
Dala phisical e&aination" #estis yang engalai torsio letaknya le!ih tinggi dan le!ih hori2ontal daripada
testis sisi kontralateral. Kadang,kadang pada torsio testis yang !aru ter-adi" dapat dira!a adanya lilitan atau
pene!alan 1unikulus speratikus. Keadaan ini !iasanya tidak disertai dengan dea.
4(5
#estis kanan dan testis kiri seharusnya saa !esar. Pe!esaran asietris" terutaa -ika ter-adi secara akut"
enandakan keungkinan adanya keadaan patologis di satu testis. Peru!ahan $arna kulit scrotu" -uga dapat
enandakan adanya suatu asalah. Hal terakhir yang perlu di$aspadai yaitu adanya nyeri atau perasaan
tidak nyaan pada testis.
4=5
;e@e& creaster secara uu hilang pada torsio testis. #idak adanya re@e&
kreaster" +00A sensiti1 dan ==A spesiBk pada torsio testis. Pada !e!erapa anak laki,laki" re@e& kreaster
dapat enurun atau tidak ada se-ak a$al" dan re@e& kreaster asih dapat diteukan pada kasus,kasus
torsio testis" oleh karena itu" ada atau tidak adanya re@e& kreaster tidak !isa digunakan se!agai satu,satunya
acuan endiagnosis atau enyingkirkan diagnosis torsio testis.
4)5
?. PE6E;IKSAAN PENUN>AN8
Peeriksaan penun-ang yang !erguna untuk e!edakan torsio testis dengan keadaan akut scrotu yang lain
adalah dengan enggunakan stetoskop Doppler" ultrasonograB Doppler" dan sintigraB testis" yang keseuanya
!ertu-uan untuk enilai aliran darah ke testis.
4(5
Sayangnya" stetoskop Doppler dan ultrasonograB kon*ensional
tidak terlalu !eran1aat dala enilai aliran darah ke testis. Penilaian aliran darah testis secara nuklir dapat
e!antu" tetapi e!utuhkan $aktu yang laa sehingga kasus !isa terla!at ditangani. UltrasonograB
Doppler !er$arna erupakan peeriksaan nonin*asi1 yang keakuratannya kurang le!ih se!anding dengan
peeriksaan nuclear scanning. UltrasonograB Doppler !er$arna dapat enilai aliran darah" dan dapat
e!edakan aliran darah intratestikular dan aliran darah dinding scrotu. Alat ini -uga dapat digunakan untuk
eeriksa kondisi patologis lain pada scrotu.
4C5
Dolor Doppler ultrasonogra sho$ing acute torsion aEecting the le1t
testis in a +%,year,old !oy $ho had acute pain 1or 1our hours. Note decreased !lood @o$ in the le1t testis
copared $ith the right tstis.
Dolor Doppler ultrasonogra sho$ing late torsion aEecting the right testis
in a +=,year,old !oy $ho had pain 1or (% hours. Note increased !lood @o$ around the right testis !ut a!sence o1
@o$ $ithin the su!stance o1 the testis
Dolor Doppler ultrasonogra sho$ing in@aation 4epididyitis5 in a +=,
year,old !oy $ho had pain in the le1t testis 1or (% hours. Note increased !lood @o$ in and around the le1t testis
Peeriksaan sedien urin tidak enun-ukkan adanya leukosit dala urin" dan peeriksaan darah tidak
enun-ukkan adanya in@aasi kecuali pada torsio yang sudah laa dan engalai keradangan steril.
4(5
?I. DIA8N.SIS
4C"F5
Diagnosis torsio testis diulai dengan ananesis" peeriksaan Bsik" dan peeriksaan penun-ang. Secara
uu" diga!arkan pada !agan Alogarita dan Dlinical Path$ay #orsio #estis 3 #esticular #orsion:
Protocol 1or the diagnosis and treatent o1 the acute scrotu.
4C5
?II. DIA8N.SIS BANDIN8
4+"("%")5
+. Epididiitis akut. Penyakit ini secara uu sulit di!edakan dengan torsio testis. Nyeri scrotu akut !iasanya
disertai dengan kenaikan suhu" keluarnya nanah dari uretra" adanya ri$ayat coitus suspectus 4dugaan
elakukan senggaa dengan selain isterinya5" atau pernah en-alani kateterisasi uretra se!elunya. Pada
peeriksaan" epididiitis dan torsio testis" dapat di!edakan dengan PrehnGs sign" yaitu -ika testis yang terkena
dinaikkan" pada epididis akut terkadang nyeri akan !erkurang 4PrehnGs sign positi15" sedangkan pada torsio
testis nyeri tetap ada 4PrehnGs sign negati*e5. Pasien epididiitis akut !iasanya !eruur le!ih dari (0 tahun
dan pada peeriksaan sedien urin didapatkan adanya leukosituria dan !akteriuria.
(. Hernia scrotalis incarserata. Pada ananesis didapatkan ri$ayat !en-olan yang dapat keluar asuk ke dala
scrotu.
'. Hidrokel
%. #uor testis. Ben-olan dirasakan tidak nyeri kecuali ter-adi perdarahan di dala testis
). Edea scrotu yang dapat dise!a!kan oleh hipoproteineia" Blariasis" adanya su!atan saluran li1e
inguinal" kelainan -antung" atau kelainan,kelainan yang tidak diketahui se!a!nya 4idiopatik5.
Per!edaan antara torsio testis" torsio appendi& testis dan epididiitis dapat dilihat pada ta!el di !a$ah ini.
4C5
Diagnosis of Selected Conditions Responsible for the Acute Scrotum

Condition

Onset of
symptoms

Age

Tenderness

Urinalysis

Cremasteric
refex

Treatment
#esticular
torsion Acute Early pu!erty DiEuse , H
Surgical
e&ploration
Appendice
al torsion Su!acute Prepu!ertal
Locali2ed to
upper pole , H
Bed rest and
scrotal
ele*ation
Epididyiti
s Insidious Adolescence Epididyal H 3 , H Anti!iotic
#orsio testis
#orsio appendi& testis
Epididiitis
?III. PENA#ALAKSANAAN 3anageent
+. Non operati1
Pada !e!erapa kasus torsio testis" detorsi anual dari 1unikulus speratikus dapat enge!alikan aliran
darah.
4)5
Detorsi anual adalah enge!alikan posisi testis ke asalnya" yaitu dengan -alan eutar testis ke arah
!erla$anan dengan arah torsio. Karena arah torsio !iasanya ke edial" aka dian-urkan untuk eutar testis
ke arah lateral terle!ih dahulu" keudian -ika tidak ada peru!ahan" dico!a detorsi ke arah edial.
6etode terse!ut dikenal dengan etode Iopen !ookJ 4untuk testis kanan5" Karena gerakannya seperti
e!uka !uku. Bila !erhasil" nyeri yang dirasakan dapat enghilang pada ke!anyakan pasien. Detorsi anual
erupakan cara ter!aik untuk eperpan-ang $aktu enunggu tindakan pe!edahan" tetapi tidak dapat
enghindarkan dari prosedur pe!edahan.
4(")5
Dala pelaksanaannya" detorsi anual sulit dan -arang dilakukan. Di unit ga$at darurat" pada anak dengan
scrotu yang !engkak dan nyeri" tindakan ini sulit dilakukan tanpa anestesi. Selain itu" testis ungkin tidak
sepenuhnya terdetorsi atau dapat ke!ali en-adi torsio tak laa setelah pasien pulang dari ;S. Se!agai
ta!ahan" engetahui ke arah ana testis engalai torsio adalah hapir tidak ungkin" yang
enye!a!kan tindakan detorsi anual akan eper!uruk dera-at torsio.
4)5
(. .perati1
#orsio testis erupakan kasus eergensi" harus dilakukan segala upaya untuk epercepat proses
pe!edahan. Hasil pe!edahan tergantung dari laanya iskeia" oleh karena itu" $aktu sangat penting.
Biasanya $aktu ter!uang untuk peeriksaan pencitraan" la!oratoriu" atau prosedur diagnostik lain yang
engaki!atkan testis tak dapat dipertahankan.
#u-uan dilakukannya eksplorasi yaitu 9
+. Untuk eastikan diagnosis torsio testis
(. 6elakukan detorsi testis yang torsio
'. 6eeriksa apakah testis asih *ia!le
%. 6e!uang 4-ika testis sudah non*ia!le5 atau eBksasi -ika testis asih *ia!le
). 6eBksasi testis kontralateral
Per!edaan pendapat engenai tindakan eksplorasi antara lain dise!a!kan oleh kecilnya keungkinan testis
asih *ia!le -ika torsio sudah !erlangsung laa 4K(%,%C -a5. Se!agian ahli asih epertahankan
pendapatnya untuk tetap elakukan eksplorasi dengan alasan edikolegal" yaitu eksplorasi di!utuhkan untuk
e!uktikan diagnosis" untuk enyelaatkan testis 4-ika asih ungkin5" dan untuk elakukan orkidopeksi
pada testis kontralateral.
4)5
Saat pe!edahan" dilakukan -uga tindakan pre*enti1 pada testis kontralateral. Hal ini dilakukan karena testis
kontralaeral eiliki keungkinan torsio di lain $aktu.
4'")"<5
>ika testis asih *ia!le" dilakukan orkidopeksi 4Bksasi testis5 pada tunika dartos keudian disusul pada testis
kontralateral. .rkidopeksi dilakukan dengan enggunakan !enang yang tidak diserap pada tiga tepat untuk
encegah agar testis tidak terpuntir ke!ali. Sedangkan pada testis yang sudah engalai nekrosis"
dilakukan pengangkatan testis 4orkidektoi5 dan keudian disusul orkidopeksi kontralateral. #estis yang telah
engalai nekrosis -ika tetap !erada di scrotu dapat erangsang ter!entuknya anti!odi antispera
sehingga engurangi keapuan 1ertilitas di keudian hari.
4(5
IL. K.6PLIKASI
4)5
+. Atropi testis
(. #orsio rekuren
'. Mound in1ection
%. Su!1ertility
Nyeri yang dirasakan meluas hingga perut danterasa mulas, selain itu disertai muntah. Hal
ini dikarenakan inervasi dari testis, yaitu plexus testicularis, merupakan percabangan dari
N. Thoracalis X-XII yang merupakan cabang dari ganglion coeliacum, yang juga merupakan
pangkal inervasi dari gaster. lexus testicularis juga merupakan percabangan dari N.
!umbal I-II yang merupakan cabang dari nervus genito"emoralis yang mempercabangkan
ganglion mesenterica superior, yang juga menginervasi jejunum dan ileum.
Tidak ada gangguan #$% dan masih bisa kentut memperkuat dugaan torsio testis, karena
gangguan miksi yang terasa panas dan terbakar lebih sering terjadi pada orchio-
epididimitis. &elain itu, tidak adanya gangguan "latus menandakan keluhan yang timbul
tidak berasal dari traktus gastrointestinal.
Hasil dari pemeriksaan "isik semakin memperkuat penegakan diagnosis torsio
testis. &crotum kiri lebih sering mengalami torsio, karena letak yang lebih rendah dengan
"uniculus spermaticus yang lebih panjang, sehingga scrotum kiri terlihat lebih tinggi, posisi
melintang, dan tampak lebih besar dibanding dengan scrotum kanan. 'uniculus
spermaticus memuntir, dan bertambah pendek, sehingga scrotum kiri kemudian menjadi
bertambah tinggi, dan berubah posisi menjadi melintang. (arna scrotum kanan dengan
kiri yang sama menunjukkan bah)a gangguan vascularisasi yang terjadi mungkin belum
menunjukkan tanda bahaya akibat iskemia jaringan, misalnya tampak ber)arna
biru. #egitu pula dengan adanya nyeri yang menetap saat scrotum diangkat *tanda
dari Prehn+. Tidak ada pembengkakan pada daerah inguinal menandakan tidak terdapatnya
in"eksi atau metastasis carcinoma di inguinal.
Tindakan operasi yang dimaksud harus cepat dilaksanakan, karena apabila le)at dari ,
jam sejak keluhan nyeri muncul, maka akan terjadi nekrosis dari jaringan testis itu
sendiri, sehingga dapat menyebabkan kemandulan di kemudian hari jika operasi tidak
segera dilaksanakan.
Testis merupakan tempat di mana terjadi proses spermatogenesis. Saluran reproduksi
merupakan jalannya sperma dari testis keluar tubuh. Terdiri atas ductus epdidimis, ductus
deferens, ductus ejaculatorius, serta urethra. Sedangkan galndula ascessoria terdiri atas
glandula prostat, galndula bulbourethralis, dan vesica seminalis. Sedangkan organ genitalia
eksterna meliputi scrotum dan penis.
Testis dan Scrotum
Testis merupakan tempat di mana terjadi spermatogenesis atau pembentukan sperma.
Testis berjumlah dua buah, berbentuk lonjong yang pada facies anterior cenderung cembung
dan pada facies posterior cenderung datar.
Testis dilapisi oleh tunica albuginea dan tunica vaginalis. Tunica vaginalis terdiri atas
dua lapisan yaita pars visceralis yang melapisi testis dan pars parietalis yang berada di
sebelah luar. Antara kedua lapisan ini terdapat suatu ruang yang disebut cavitas scrotalis. Di
sebelah luar dari lamina parietalis tunica vaginalis terdapat musculus cremasterica.

Scrotum merupakan pembungkus dari testis. Dari dalam ke luar scrotum terdiri atas
fascia scrotalis superficialis, musculus dartos, dan kulit. Fungsi dari musculus dartos adalah
untuk menjaga suhu testis. Suhu testis normal berada pada kisaran 1.1
o
lebih rendah dari
suhu tubuh. !etika suhu lingkungan panas, musculus dartos akan dilatasi. Dan ketika suhu
lingkungan dingin, musculus dartos akan mengkerut.
Perkembangan testis.
!etika masih fetus, testis berkembang pada bagian abdomen tubuh, di dekat ginjal.
Suatu kumpulan ikat bernama gubernaculus testis mengikat testis pada tempatnya. !etika
fetus mulai tumbuh, gubernaculus testis tidak ikut tumbuh. Akibatnya seolah"olah testis
bergerak turun. #enurunan testis karena pertumbuhan fetus ini disebut descencus
terticulorum. Suatu keadaan ketika salah satu atau kedua testis tidak turun ke dalam scrotum
dinamakan undescencus testiculorum, atau cryptorchidismus. !elainan ini dapat diobati
secara pembedahan.
Saluran yang menghubungkan antara rongga peritoneum dengan rongga testis disebut
canalis inguinalis. #ada canalis inguinalis terdapat struktur yang merupakan kumpulan dari
berbagai macam organ yang disebut corda testicularis. $ragn yang mengisi corda testicularis
ini antara lain adalah arteri deferentialis, arteri cremasterica, ple%us pampiniformis, nervus
genitofemoralis, dan ductus deferens.
Saluran Reproduksi (Tractus genitalis)
Saluran reproduksi merupakan suatu saluran sebagai tempat le&atnya sperma dari testis
menuju keluar tubuh. Tractus ini terdiri atas epididimis, ductus deferens, ductus ejaculatorius,
dan urethra. Fungsi dari saluran reproduksi ini adalah sebagai media pamatangan,
penyimpangan, transportasi dari spermato'oa.
Epididimis
ketika spermato'oa keluar dari testis, spermato'oa tersebut telah mature namun belum
cukup fungsional untuk melakukan pembuahan terhadap ovum. Spermato'oa masih bersifat
immobile. ilia yang berada pada epitel ductuli efferent menggerakan spermato'oa menuju
ke epididimis. (pididimis merupakan suatu saluran berkelok"kelok, a&al dari tractus
genitalis. (pididimis terdiri atas tiga bagian, yaitu caput epididimis, corpus epididimis, dan
cauda epididimis.
Ductus Deferens
)erupakan saluran panjang *sekitar +, cm- yang berasal dari epididimis. Ductus deferens
terdiri atas otot polos yang tebal dengan epitel pseudostratified columnar bersilia. Fungsinya
adalah sebagai upaya kontraksi dan transportasi spermato'oa di sepanjang ductus deferens.
!etika bersilangan dengan ureter, ductus deferens akan sedikit melebar. #elebaran dari
ductus deferens ini disebut ampula ductus deferentis. Ampula ductus deferentis akan
bergabung dengan ductus dari vesica seminalis dan membuat saluran pendek bernama ductus
ejaculatorius.
Ductus Ejaculatorius
)erupakan saluran pendek hasil penggabungan ampula ductus deferentis dengan ductus
vesica seminalis. Ductus ejaculatorius kemudian akan menembus lapisan muscular kelenjar
prostat dan bermuara ke urethra pars prostatica.
Urethra
)erupakan saluran panjang dari dinding posterior urethra pars prostatica hingga orificium
urethra eksternum. .ang artinya urethra akan dikeluarkan dari tubuh. /rethra terbagi menjadi
beberapa bagian berdasarkan organ yang dile&atinya.
a. Pars prostatica
Urethra pars prostatica merupakan saluran urethra yang berada di bagian prostat.
b. Pars membranacea
Urethra pars membranacea merupakan saluran urethra yang menembus bagian diafragma urogenital. Memanjang dari bagian apex
prostat ke bagian basis dari bulbus urethra. Pars membranacea dikelilingi oleh Sphincter urethrae membranaceae.
c.
Pars spongiosa
Merupakan bagian urethra yang paling panjang. Urethra pars spongiosa berjalan melewati corpus spongiosum dari penis.
landula !scessoria
0landula Ascessoria genitalis merupakan glandula yang ada di sekitar tractus genitalis
dan mensekresi sekret akan bercampur dengan cairan yang ada pada tractus genitalis.
0landula tersebut antara lain 0landula Seminalis, 0landula #rostatica, dan 0landula
1ulbourethralis. Fungsi dari sekret"sekret tersebut antara lain 2
1. Mengaktivasi spermatooa
!. Menyediakan nutrisi yang berguna untuk motilitas spermatooa
". Menggerakan spermatooa selama berada di tractus genitalis utamanya dengan kontraksi peristaltik
#. Menghasilkan buffer sebagai netralisasi keasaman lingkungan vagina
Glandula Seminalis
0landula seminalis terletak di antara posterior vesica urinaria dan rectum. Terdapat
sepasang glandula dan berbentuk berbenjol"benjol. Dari glandula seminalis akan keluar
sebuah ductus bernama ductus vesicula seminalis, ductus ini kemudian akan bergabung
dengan ampula ductus deferentis membentuk ductus ejaculatorius.
0landula seminalis merupakan glandula yang sangat aktif. )ensekresi sekitar 3,4 dari
total semen yang keluar dari $/(. Sekret glandula seminalis mengandung berbagai macam
'at yang penting bagi kelangsungan spermato'oa untuk proses pembuahan.
!andungan sekret glandula seminalis antara lain
a. $ruktosa
%airan dengan konsentrasi fruktosa tinggi akan langsung dimanfaatkan oleh sperma untuk motilitas.
b. Prostaglandin
&erfungsi untuk perangsang kontraksi otot polos pasa tractus genitalia maskulina maupun ketika sudah berada pada genitalia
feminima.
c. $ibrinogen
'kan membuat clot sementara setelah cairan semen masuk ke dalam genitalia feminima.
Glandula Prostat
)erupakan organ berbentuk agak bulat yang melingkari urethra. Terletak di sebelah
anterior dari rectum sehingga dapat diraba menggunakan teknik rectal toucher. 0landula ini
menghasilkan cairan prostat yang memiliki sifat pekat. airan ini menyumbang 5,"6,4 dari
cairan semen.
0landula prostat juga menghasilkan seminoplasmin, suatu protein yang mencegah
infeksi pada tractus urinarius.
Glandula Bulbourethralis
Disebut juga glandula co&per, merupakan glandula yang terletak pada bagian basis dari penis
dan dilapisi oleh fascia diafragma urogenital. 1erbentuk agak bulat dan mensekresi cairan
alkali yang berfungsi untuk menetralkan p7 vagina.
"rgana genitalia maskulina eksterna
$rgan eksterna dari genitalia maskulina adalah scrotum dan penis. Disebut eksterna
karena memang terletak pada bagian luar. Scrotum sudah terlebih dahulu dibahas. Dan pada
bagian ini akan dibahas mengenai penis.
Penis
#enis biasanya dibagi menjadi dua bagian, yaitu pars fi%a dan pars libera. #ars fi%a
merupakan bagian yang melekat pada dinding tubuh dan dilekati oleh ligamnetum jaringan
ikat kuat sehingga tidak bisa bergerak. #ars libera merupakan bagian penis yang leluasa
pergerakannya.
#ars Fi%a terdiri atas bulbus penis dan crura penis. 1ulbus penis dilapisi oleh musculus
bulbocavernosus. 1entuk dari bulbus penis ini seperti kantung dan akan berubah menjadi
corpus spongiosum pada bagian pars libera. Sedangkan crura penis merupakan salah satu
bagian dari radi% penis. Dilapisi oleh musculus ischiocavernosus, crura penis akan berubah
menjadi corpora spongiosa ketika berada pada pars libera.
1agian"bagian dari penis keseluruhan antara lain adalah radi% penis, shaft penis,
collumn penis, dan glands penis. 8adi% penis merupakan bagian yang terfiksasi dan berfungsi
untuk memfiksasi penis. Shaft penis merupakan tubuh dari penis, memanjang dari basis pars
libera hingga bagian posterior glands penis. ollumn penis merupakan bagian antara shaft
dan glands penis. 0lands penis sendiri merupakan bagian dari corpus spongiosum yang
melebar berbentuk seperti payung.
!ulit pada bagian penis hampir sama dengan pada bagian scrotum. !ulit yang khas
pada penis adalah preputium, sejenis kulit yang melingkari ujung penis. #ada daerah ini
terdapat glandula preputial. 0alndula ini akan mensekresi 'at yang bernama smegma.
Sayangnya, smegma ini merupakan media yang disukai bakteri untuk tumbuh. Sehingga
meningkatkan resiko infeksi dan kanker penis. ara untuk pencegahannya adalah dengan
selalu membersihkan bagian tersebut atau dilakukan sirkumsisi. #engertian sirkumsisi adalah
memotong sebagian preputium sehingga bagian glans dari penis terbuka, sehingga smegma
dapat keluar dan bagian tersebut menjadi bersih.
#.# $istologi S%stema enitalia &asculina
Sistem genitalia maskulina terdiri dari duktus genitalis, kelenjar tambahan dan penis. Dalam
hal ini ada beberapa bangunan penting yang harus diketahui, yaitu 2
1. Tubulus Kontortus Seminiferus
(indingnya terdiri dari " lapis ) *unika propia+ membrana basalis dan epitel germinativum. *unika propia tersusun oleh jaringan pengikat
fibroelastis. Membrana basal tipis dan homogen. ,pitel germinativum tersusun oleh sel - sel secara epiteloid dan berlapis. 'da dua
macam sel disini yaitu ) .1/ sel sertoli+ sel penyokong+ sustentakuler. .!/ sel spermatogenik.
2. Ductus Ekskretorius
*erdiri atas )
a. *ubuli seminiferi rekti
#enampang 5,"59 mikron ke mediastinum testis membentuk rete testis yang memiliki silia
atau flagela
b. (uctus ,ferent
&erjumlah 0112 buah dengan penampang 3+4 mikron dilapisi epitel selapis dengan tinggi yang tidak sama. Sel yang rendah mempunyai
brush border+ sel yang tinggi mempunyai silia untuk menggerakkan sperma.
c. (uctus epididimis
Saluran tunggal yang berkelok. #ada bagian proksimal dilapisi epitel pseudokompleks
kolumner dengan stereosilia, pada bagian distal didapatkan sel berbentuk anguler melekat
pada membran basal.
d. (uctus (eferent
&erjalan lurus+ lumennya besar+ dindingnya tebal. 5amina propia membentuk lipatan longitudinal. (indingnya dilapisi sel epitel
pseudokompleks kolumner dengan stereosilia.
e. (uctus ,jakulatorius
,pitelnya pseudokompleks kolumner atau kolumner simpleks. (i dekat muara ureter epitelnya berubah menjadi transisional.
Mukosanya membentuk banyak lipatan tipis yang mencapai jauh ke dalam lumen+ jaringan pengikatnya didominasi sabut elastic.
3. Urethra Pria
(ibagi menjadi " segmen)
a. Pars prostatika
Saat menembus kelenjar prostat+ tempat muara ductus ejakulatorius dan kelenjar prostat+ epitelnya transisional.
b. Pars membranacea
Mulai dari puncak prostat berakhir pada bulbus kavernosum penis+ diliputi epitel pseudokompleks kolumner.
c. Pars kavernosa
Pada saat melalui korpus kavernosum penis bermuara pada ujung gland penis+ diliputi oleh epitel kolumner kompleks dan beberapa
dengan epitel skuamos kompleks.
4. Kelenjar Tambahan
a. 6elenjar Prostat
Merupakan kumpulan "3123 kelenjar tubuloalveolar kompleks. ,pitel bervariasi tergantung aktivitas kelenjar . dapat kolumner simpleks+
kuboid simpleks atau s7uamos simpleks.
b. 6elenjar 8esikula Seminalis
,pitel pseudokompleks kolumner atau bervariasi tergantung aktivitas kelenjar
#.' (isiologi S%stema enitalia &asculina
ST8/!T/8
Testis adalah genitalia pria yang terletak di skrotum, ukuran testis pada orang de&asa
adalah + % 6 % 5,9 cm, dengan volume 19 : 59 ml berbentuk avoid. !edua buah testis
terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Di luar tunika albuginea
terdapat tunika vagainalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis serta tunika dartos.
Sel1sel spermatooa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan9maturasi diepididimis. ,pididimis
adalah organ yang berbentuk seperti sosis terdiri atas kaput+ korpus dan kaudo epididimis korpus epididimis dihubungkan dengan testis
melalui duktuli eferentes. 8askularisasi epididimis berasal dari arteri testikularis dan arteri deferensialis. (i sebelah kaudal epididimis
berhubungan dengan vasa deferens.
;as Deferens adalah organ berbentuk tabung kecil dan panjangnya 6, : 69 cm, dan berakhir
pada duktus ejakulatorius di uretra posterior. Dalam perjalanannya menuju duktus
ejakularius, duktus deferens dibagi dalam beberapa bagian, yaitu *1- pars tunika vaginalis, *5-
pars skrotalis, *6- pars inguinlais, *+- pars palvileum dan *9- pars ampularis.
Setelah mature .dewasa/ sel1sel spermatooa bersama1sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke
ampula vas deferens. 8esikula seminalis serta cairan prostat membentuk cairan semen atau manis.
8esikula seminalis terletak di dasar buli1buli dan di sebelah kranial dari kelenjar prostat panjangnya kurang lebih 4 cm berbentuk
sakula1sakula. 8esikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan bagian dari semen. %airan ini diantaranya adalah fruktosa+
berfungsi dalam memberi nutrisi pada sperma. &ersama1sama dengan vas deferens+ vesikula seminalis bermuara di dalam duktus
ejakularius.
#rostat adalah organ genitalia pria yang terletak di ba&ah kandung kencing, di atas diafragma
urogenitale dan meliputi bagian pertama uretra. Terdiri atas 5 lobus lateral dan 1 lobus
medial. Salurannya dilapisi oleh epitel torak dan bermuara pada uretra pars prostatika.
0A)(T$0(<(S=S DA< (>A!/?AS=
*estis mendapatkan darah dari berbagai cabang arteri yaitu arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta+ arteri
deferensialis cadang dari arteri epigastika.
Sawar darah. *estis taut kedap .tight junction/ antara sel sertoli berdekatan lamina basalis membentuk sawar darah testis yang
mencegah protein dan molekul besar lain berjalan dari jaringan interstisial dan bagian lumen tubulus .ruangan basal/ ke daerah dekat
lumen tubulus .ruangan adluminal/ dan lumen.
Spermatogenesis *sel benih primitif dekat lamina basalis tubulus seminiferi- matang ke
spermatosit primer. #roses ini dimulai selama adolesen. Spermatosit primer mengalami
pembelahan miosis yang mengurangi spermatosit sekunder dan kemudian ke spermatoid yang
mengandung jumlah haploid @6 kromosom.
(fek suhu. Spermatogenesis memerlukan suhu yang jauh lebih rendah dibandingkan interior
badan. Testis normalnya dipertahankan pada suhu sekitar 65 A.
Semen. airan yang diejakulasikan pada &aktu orgasme *semen- mengandung sperma serta
sekresi vesikulo seminalis, prostat, glandula co&per dan mungkin glandula urethra. ;olume
rata"rata per ejakulasi 5,9 : 6,9 ml setelah beberapa hari pantang. Balau ia hanya mengambil
1 sperma untuk memfertilisasi ovum, namun normalnya sekitar 1,, juta sperma per mililiter
semen.
,jakulasi merupakan refleks spinalis ! bagian yang melibatkan emisi .gerakan semen ke dalam urethra/ dan ejakulasi yang sebenarnya
dorongan semen keluar urethra pada waktu orgasme.
,reksi dimulai dari penglihatan atau dari bau yang dapat menyebabkan dilatasi arteriola penis akibat rangsangan dari hipotalamus yang
menyebabkan jaringan eriktil penis terisi dengan darah+ maka vena tertekan+ yang menyumbat aliran keluar dan menambah turgor
organ ini. Pusat terpadu di dalam pars lumbalis medula spinalis diaktivasi oleh impuls dalam aferen dari genetalia dan traktus
desendens yang memperantarai ereksi dalam respon terhadap rangsangan psikis erotik.

Serabut parasimpatis eferen terletak dalam
nervus splanchnicus pelvis .nervi erigentes/. Serabut yang mungkin mengandung asetikolin dan 8:P sebagai konstransmiter+ serta
pelepasan keduanya menimbulkan vasodilatasi dalam kasus apapun+ suntikan 8:P lokal menimbulkan ereksi. :mpuls vasokontriktor ke
arteriola mengakhiri ereksi.
$U;<S: ,;(=6>:; *,S*:S
6imiawi dan biosintesis testosteron .hormon utama testis/ merupakan steorid %1? dengan suatu gugusan - =@ pada posisi 10+ ia
disintesis dari kolesterol dlam sel lydig.
Sekresi+ kecepatan sekresi testosteron # - ? mg9hari .1"+? - "1+! n mol9hari/ dalam pria dewasa normal.
*ranspor dan metabolisme+ sembilan puluh persen testosteron dlam plasma terikat ke protein+ #3A diikat ke b1globulin yang dinamakan
globulin pengikat steroid gonad .<&< ) <onad Steroid - dinding globulin/ atau globulin pengikat steroid seks+ #3 A ke albumin dan
10A ke protein lain. .Purnomo+!334/
#.) &acam*macam +elainan S%stema enitalia &asculina
#.)., Torsio Testis
D(F=<=S=
Torsio testis adalah suatu keadaan dimana spermatic cord yang terpeluntir yang
mengakibatkan oklusi dan strangulasi dari vaskularisasi vena atau arteri ke testis dan
epididymis.1 Torsio testis merupakan suatu kega&at daruratan vaskuler yang murni dan
memerlukan tindakan bedah yang segera. >ika kondisi ini tidak ditangani dalam &aktu
singkat *dalam + hingga 3 jam setelah onset nyeri- dapat menyebabkan infark dari testis, yang
selanjutnya akan diikuti oleh atrofi testis.
Torsio testis juga kadang"kadang disebut sebagai Csindrom musim dinginD. 7al ini
disebabkan karena torsio testis lebih sering terjadi pada musim dingin.6 Torsio testis juga
merupakan kega&at daruratan urologi yang paling sering terjadi pada laki"laki de&asa muda,
dengan angka kejadian 1 diantara +,, orang diba&ah usia 59 tahun.+ Torsio testis harus
selalu dipertimbangkan pada pasien"pasien dengan akut scrotum hingga terbukti tidak, namun
kondisi tersebut juga harus dibedakan dari keluhan nyeri testis lainnya.
#enyebab dari akut scrotum biasanya dapat ditegakkan berdasarkan ri&ayat penyakit,
pemeriksaan fisik yang menyeluruh serta pemeriksaan diagnostik yang tepat. Sekitar dua per
tiga pasien, anamnesis dan pemeriksaan fisik cukup untuk menegakkan diagnosis yang tepat.
!eterlambatan dan kegagalam dalam dignosis dan terapi akan menyebabkan proses torsio
yang berlangsung lama, sehingga pada akhirnya menyebabkan kematian testis dan jaringan
disekitarnya.
#enatalaksanaan torsio menjadi tindakan darurat yang harus segera dilakukan karena
angka keberhasilan serta kemungkinan testis tertolong akan menurun seiring dengan
bertambahnya lama &aktu terjadinya torsio. Adapun penyebab tersering hilangnya testis
setelah torsio adalah keterlambatan dalam mencari pengobatan *9E4-, kesalahan dalam
diagnosis a&al *5F4-, dan keterlambatan terapi *164-.
#AT$F=S=$?$0=
Terdapat 5 jenis torsio testis berdasarkan patofisiologinya yaitu intravagina dan
ekstravagina torsio. Torsio intravagina terjadi di dalam tunika vaginalis dan disebabkan oleh
karena abnormalitas dari tunika pada spermatic cord di dalam scrotum. Secara normal, fiksasi
posterior dari epididymis dan investment yang tidak komplet dari epididymis dan testis
posterior oleh tunika vaginalis memfiksasi testis pada sisi posterior dari scrotum. !egagalan
fiksasi yang tepat dari tunika ini menimbulkan gambaran bentuk Cbell-clapper deformitas,
dan keadaan ini menyebabkan testis mengalami rotasi pada cord sehingga potensial terjadi
torsio. Torsio ini lebih sering terjadi pada usia remaja dan de&asa muda.
(kstravagina torsio terjadi bila seluruh testis dan tunika terpuntir pada a%is vertical
sebagai akibat dari fiksasi yang tidak komplet atau non fiksasi dari gubernakulum terhadap
dinding scrotum, sehingga menyebabkan rotasi yang bebas di dalam scrotum. !elainan ini
sering terjadi pada neonatus dan pada kondisi undesensus testis.
0ambar A. (kstravagina torsio 1 =ntravagina torsio
)A<=F(STAS= !?=<=S
0ejala pertama dari torsio testis adalah hampir selalu nyeri. 0ejala ini bisa
timbul mendadak atau berangsur"angsur, tetapi biasanya meningkat menurut derajat kelainan.
8i&ayat trauma didapatkan pada 5,4 pasien, dan lebih dari sepertiga pasien mengalami
episode nyeri testis yang berulang sebelumnya.5,1, Derajat nyeri testis umumnya bervariasi
dan tidak berhubungan dengan luasnya serta lamanya kejadian.
#embengkakan dan eritema pada scrotum berangsur"angsur muncul. Dapat pula
timbul nausea dan vomiting, kadang"kadang disertai demam ringan. 0ejala yang jarang
ditemukan pada torsio testis ialah rasa panas dan terbakar saat berkermih, dan hal ini yang
membedakan dengan orchio"epididymitis.1,
Adapun gejala lain yang berhubungan dengan keadaan ini antara lain 2
<yeri perut ba&ah
#embengkakan testis
Darah pada semen
TATA?A!SA<A
1. >eduksi Manual
Sekali diagnosis torsio testis ditegakkan, maka diperlukan tindakan pemulihan aliran
darah ke testis secepatnya. 1iasanya keadaan ini memerlukan eksplorasi pembedahan.
#ada &aktu yang sama ada kemungkinan untuk melakukan reposisi testis secara manual
sehingga dapat dilakukan operasi elektif selanjutnya. <amun, biasanya tindakan ini sulit
dilakukan oleh karena sering menimbulkan nyeri akut selama manipulasi.
#ada umumnya terapi dari torsio testis tergantung pada interval dari onset timbulnya
nyeri hingga pasien datang. >ika pasien datang dalam + jam timbulnya onset nyeri, maka
dapat diupayakan tindakan detorsi manual dengan anestesi lokal. #rosedur ini merupakan
terapi non invasif yang dilakukan dengan sedasi intravena menggunakan anestesi lokal *9 ml
?idocain atau Gylocaine 54-. Sebagian besar torsio testis terjadi ke dalam dan ke arah
midline, sehingga detorsi dilakukan keluar dan ke arah lateral. Selain itu, biasanya torsio
terjadi lebih dari 63,o, sehingga diperlukan lebih dari satu rotasi untuk melakukan detorsi
penuh terhadap testis yang mengalami torsio.
Tindakan non operatif ini tidak menggantikan e%plorasi pembedahan. >ika detorsi
manual berhasil, maka selanjutnya tetap dilakukan orchidope%y elektif dalam &aktu +E jam.
Dalam literatur disebutkan bah&a tindakan detorsi manual hanya memberikan angka
keberhasilan 53,94. Sedangkan penelitian lain menyebutkan angka keberhasilan pada 6,"
@,4 pasien.
!. Pembedahan
Dalam hal detorsi manual tidak dapat dilakukan, atau bila detorsi manual tidak
berhasil dilakukan maka tindakan eksplorasi pembedahan harus segera dilakukan. #ada
pasien"pasien dengan ri&ayat serangan nyeri testis yang berulang serta dengan pemeriksaan
klinis yang mengarah ke torsio sebaiknya segera dilakukan tindakan pembedahan. 7asil yang
baik diperoleh bila operasi dilakukan dalam + jam setelah timbulnya onset nyeri. Setelah +
hingga 3 jam biasanya nekrosis menjadi jelas pada testis yang mengalami torsio.
(ksplorasi pembedahan dilakukan melalui insisi scrotal midline untuk melihat testis
secara langsung dan guna menghindari trauma yang mungkin ditimbulkan bila dilakukan
insisi inguinal. Tunika vaginalis dibuka hingga tampak testis yang mengalami torsio.
Selanjutnya testis direposisi dan dievaluasi viabilitasnya. >ika testis masih viabel dilakukan
fiksasi orchidope%y, namun jika testis tidak viabel maka dilakukan orchidectomy guna
mencegah timbulnya komplikasi infeksi serta potensial autoimmune injury pada testis
kontralateral. $leh karena abnormalitas anatomi biasanya terjadi bilateral, maka orchidope%y
pada testis kontralateral sebaiknya juga dilakukan untuk mencegah terjadinya torsio di
kemudian hari. *emedicine, 5,15-
5.+.5 7ydrocele
D(F=<=S=
7idrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam
rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh
sistem limfatik di sekitarnya.
ETI!"I
7idrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena 2 *1- belum
sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke
prosesus vaginalis atau *5- belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam
melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.
#ada orang de&asa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik *primer- dan sekunder.
#enyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel.
!elainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testisHepididimis.
!emudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun
obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus.
#$%I&EST$SI K!I%IS
#asien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. #ada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus
dan pada pemeriksaan penera&angan menunjukkan adanya transiluminasi. #ada hidrokel
yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang"kadang sulit melakukan
pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi. )enurut letak
kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu *1-
hidrokel testis, *5- hidrokel funikulus, dan *6- hidrokel komunikan. #embagian ini penting
karena berhubungan dengan metode operasi yang akan dilakukan pada saat melakukan
koreksi hidrokel.
"ambar 3. 7idrokel komunikans *pada anak-
"ambar 4. 7idrokel non"komunikans *pada de&asa-
#ada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah"olah mengelilingi testis sehingga testis
tak dapat diraba. #ada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
#ada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah
kranial testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel.
#ada anamnesis, kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
#ada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga
peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. #ada anamnesis,
kantong hidrokel besarnya dapat berubah"ubah yaitu bertambah besar pada saat anak
menangis. #ada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam
rongga abdomen.
T$T$!$KS$%$
7idrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan
harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiriI tetapi jika
hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi.
Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi, kadang
kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi.
1eberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah 2 *1- hidrokel yang
besar sehingga dapat menekan pembuluh darah, *5- indikasi kosmetik, dan *6- hidrokel
permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya
sehari"hari.
#ada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini
disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus melakukan
herniografi. #ada hidrokel testis de&asa dilakukan pendekatan scrotal dengan melakukan
eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Binkelman atau plikasi kantong
hidrokel sesuai cara ?ord. #ada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in
toto.
5.+.6 Trauma Testis
(,$:;:S:
Trauma testis didefinisikan sebagai trauma *dapat berupa tumpul dan tajam- yang
menimbulkan pembengkakan pada skrotum disertai hematom pada skrotum dan
intratestikular*hematocele- dan berbagai macam derajatekimosis pada dinding skrotum.
*)evorach, 5,11-
(T=$?$0=
1erbagai macam jenis trauma yang terjadi pada skrotum berupa2
'vulsi
*rauma tumpul
*rauma tajam .tembus/
#AT$F=S=$?$0=
Adanya trauma tumpul maupun trauma tajam pada daerah skrotum menimbulkan
cedera pada skrotum.
)A<=F(STAS= !?=<=S
#ada ananmnesis didapatkan ri&ayat terjadinya trauma, tidak ada demam, dan segera
setelah terjadinya trauma timbul rasa nyeri hebat, disertai mual, muntah dan kadang sinkop.
*)evorach, 5,11-
#ada inspeksi tampak ekimosis, hematom, pembesaran skrotum, luka, dan hilangnya
sebagian kulit *skinavulsi-. #ada palpasi, testis dapat tidak teraba atau testis membesar dan
nyeri, didapatkan adanya cairan atau darah di dalam skrotum.*Sjamsuhidayat, 1FF@-
D=A0<$S=S
Diagnosis definitif trauma testis ditentukan dengan melakukan eksplorasi. #emeriksaan
urin penting untuk membedakan dengan penyebab pembesaran intraskrotal lainnya, dan
membantu mengetahui ada atau tidaknya hematuria sehingga dapat diketahui adanya trauma
pada urethra dan traktus urinarius. !ultur urin dan cairan luka dilakukan untuk mengetahui
ada atau tidaknya infeksi dan kuman penyebab infeksi. #emeriksaan ini penting terutama
pada luka tusuk.F,1@/ltrasonografi skrotum dapat memberi gambaran akurat kerusakan testis
sehingga dapat dihindari eksplorasi yang tidak perlu.*Sjamsuhidayat, 1FF@-
TATA?A!SA<A
#enatalaksanaan trauma testis dibedakan menjadi dua macam, yaitu 2
6onservatif
Terapi konservatif dilakukan bila hanya terjadi pembengkakan dan nyeri tekan minimal,
atau pada ultrasonografi tidak terbukti terdapat ruptur testis. Terapi konservatif terdiri dari
elevasi skrotum, aplikasi kantong es, dan pemberian antibiotik. Antibiotik diberikan terutama
pada kasus skinavulsion dan luka tusuk pada daerah skrotum.
*indakan &edahuntuk menyelamatkan testis+ mencegah infeksi+ mengontrol perdarahan+ dan mempercepat pemulihan.
!.#.# =rkitis
D(F=<=S=
$rkitis adalah peradangan testis, yang jika dengan epididimitis menjadi epididimorkitis
dan merupakan komplikasi yang serius dari epididimitis *#rice, 5,,9-.
,*:=5=<:
$rkitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. ;irus yang paling sering
menyebabkan orkitis adalah virus gondongan *mumps-. ;irus lainnya meliputi o%sackie
virus, varicella, dan echovirus. 1akteri yang biasanya menyebabkan orkitis antara lain
<eisseriagonorhoeae, hlamydiatrachomatis, (. coli, !lebsiellapneumoniae,
#seudomonasaeruginosa, Staphylococcussp., dan Streptococcussp. #asien
immunocompromised *memiliki respon imun yang diperlemah dengan imunosupresif-
dilaporkan terkena orkitis dengan agen penyebab )ycobacteriumaviumcomple%,
rytococcusneoformas, To%oplasmagondii, 7aemophilusparainfluen'ae, dan
andidaalbicans. *)ycyk, 5,1,-
Faktor resiko untuk orkitis yang tidak berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah2
:mmunisasigondongan yang tidak adekuat
Usia lanjut .lebih dari #2 tahun/
:nfeksi saluran kemih berulang
6elainan saluran kemih.
Faktor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah2
&erganti1ganti pasangan
>iwayat penyakit menular seksual pada pasangan
>iwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya
#AT$F=S=$?$0=
!ebanyakan penyebab orkitis pada laki"laki yang sudah puber adalah gondongan
*mumps-, dimana manifestasinya biasanya muncul mendadak dalam 6 sampai + hari setelah
pembengkakan kelenjar parotis *?e)one, 5,,+-.
;irus parotitis juga dapat mengakibatkan orkitis, sekitar 19 4 " 5,4 pria menderita
orkitis akut bersamaan dengan parotitis. Anak laki"laki pra pubertas dengan orkitisparotitika
dapat diharapkan untuk sembuh tanpa disertai disfungsi testis. #ada pria de&asa atau
pubertas, biasanya terjadi kerusakan tubulusseminiferus dan pada beberapa kasus merusak
sel"sel leydig, sehingga terjadi hipogonadisme akibat defisiensi testosteron. Ada resiko
infertilitas yang bermakna pada pria de&asa dengan orkitisparotitika. Tuberkukosisgenitalia
yang menyebar melalui darah biasanya bera&al unilateral pada kutub ba&ah epididimis.
Dapat terbentuk nodula"nodula yang kemudian mengalami ulserasi melalui kulit. =nfeksi
dapat menyebar melalui fenikulusspermatikus menuju testis. #enyebaran lebih lanjut terjadi
pada epididimis dan testis kontralateral, kandung kemih, dan ginjal *#rice, 5,,9-.
M';:$,S*'S: 65:;:S
Tanda dan gejala orkitis dapat berupa demam, semen mengandung darah, keluar nanah
dari penis, pembengkakan skrotum, testis yang terkena terasa berat, membengkak, dan teraba
lunak, serta nyeri ketika berkemih, buang air besar*mengejan-, melakukan hubungan seksual.
Selanglangan klien juga dapat membengkak pada sisi testis yang terkena *)ycyk, 5,1,-.
(:'<;=S:S
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. 1iasanya terjadi
pembengkakan kelenjar getah bening diselangkangan dan pembengkakan testis yang terkena.
#emeriksaan lainnya yang biasa dilakukan adalah2
'nalisa air kemih
Pembiakan air kemih
*es penyaringan untuk klamidia dan gonore
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan kimia darah.
TATA?A!SA<A
>ika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Selain itu juga diberikan obat
pereda nyeri dan anti peradangan.
Terapi penunjang untuk orkitis antara lain2
Tirah 1aring
!ompres dingin atau panas untuk analgesia
Skrotum diangkat
5.+.9 (pididymitis
D(F=<=S=
(pididimitis merupakan suatu proses inflamasi yang terjadi pada epididimis.
(pididimis merupakan suatu struktur berbentuk kurva *koil- yang menempel di belakang
testis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma yang matur.
(T=$?$0=
(pididimitis biasanya disebabkan oleh bakteri yang berhubungan dengan2
:nfeksi saluran kemih
Penyakit menular seksual .misalnya klamidia dan gonore/
Prostatitis .infeksi prostat/.
(pididimitis juga bisa merupakan komplikasi dari2
Pemasangan kateter
Prostatektomi .pengangkatan prostat/.
>esiko yang lebih besar ditemukan pada pria yang berganti1ganti pasangan seksual dan tidak menggunakan kondom.
P'*=$:S:=5=<:
#atofisiologi terjadinya epididimitis masih belum jelas, dimana diperkirakan terjadinya
epididimitis disebabkan oleh aliran balik dari urin yang mengandung bakteri, dari uretra
parsprostatika menuju epididimis melalui duktusejakulatoriusvesikaseminalis, ampula dan
vas deferens. $leh karena itu, penyumbatan yang terjadi di prostat dan uretra serta adanya
anomali kongenital pada bagian genito"urinaria sering menyebabkan timbulnya epididimitis
karena tekanan tinggi se&aktu miksi. Setiap kateterisasi maupun instrumentasi seperti
sistoskopi merupakan faktor resiko yang sering menimbulkan epididimitis bakterial.
*Sabanegh, 5,11I Sjamsuhidayat, 1FF@-
=nfeksi bera&al di kaudaepididimis dan biasanya meluas ke tubuh dan hulu epididimis.
!emudian mungkin terjadi orkitis melalui radang kolateral. Tidak jarang berkembang abses
yang dapat menembus kulit dorsal skrotum. >arang sekali epididimitis disebabkan oleh
refluks dari jalan kemih akibat tekanan tinggi intra abdomen karena cedera
perut. *Sjamsuhidayat, 1FF@-

)A<=F(STAS= !?=<=S
0ejalanya berupa nyeri dan pembengkakan skrotum, yang sifatnya bisa ringan atau
berat. #eradangan yang sangat hebat bisa menyebabkan penderita tidak dapat berjalan karena
sangat nyeri. =nfeksi juga bisa menjadi sangat berat dan menyebar ke testis yang berdekatan.
=nfeksi hebat bisa menyebabkan demam dan kadang pembentukan abses.
0ejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah2
&enjolan di testis
Pembengkakan testis pada sisi epididimis yang terkena
Pembengkakan selangkangan pada sisi yang terkena
;yeri testis ketika buang air besar
(emam
6eluar nanah dari uretra .lubang di ujung penis/
;yeri ketika berkemih
;yeri ketika berhubungan seksual atau ejakulasi
(arah di dalam semen
;yeri selangkangan.
(:'<;=S:S
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Testis pada sisi
yang terkena kadang membengkak. <yeri tekan biasanya terbatas pada daerah tertentu
*tempat melekatnya epididimis-. 1isa ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening di
selangkangan.
#emeriksaan lainnya yang biasa dilakukan2
'nalisa dan pembiakan air kemih
*es penyaringan untuk klamidia dan gonore
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan kimia darah.
*'*'5'6S';'
/ntuk mengatasi infeksi, diberikan antibiotik. Selain itu juga diberikan obat pereda
nyeri dan anti peradangan.
#enanganan epididimitis lainnya berupa penanganan suportif, seperti2
Pengurangan aktivitas
Skrotum lebih ditinggikan dengan melakukan tirah baring total selama dua sampai tiga hari untuk mencegah regangan berlebihan pada
skrotum.
6ompres es
Pemberian analgesik dan ;S':(
Mencegah penggunaan instrumentasi pada urethra .Schneck+ !33!/.
5.+.3 arsinoma Testis
D(F=<=S=
!anker testikular adalah bentuk kanker yang relatif jarang dan merupakan keganasan
padat yang paling sering pada laki"laki muda. /sia puncaknya adalah 19 hingga 69 tahun
dengan insiden puncak setelah usia +, tahun.
Terdapat dua kelompok besar tumor testikular, yaitu2
a. *umor Sel <erminal .<%*/
&erasal dari sel1sel yang memproduksi sperma dan dibatasi oleh tubulus seminiferus. $aktor risiko <%* seperti kegagalan
penurunan testis ke dalam skrotum akan meningkatkan risiko berkembangnya kanker testikular.
<%* dibagi dalam dua subtipe seminoma dan nonseminoma berdasarkan rencana pengobatan karena seminoma lebin sensitif
terhadap terapi radiasi. 6ira1kira 02A dari seminoma terbatas pada testes ketika didiagnosis+ sedangkan nonseminoma telah menyebar
ke kelenjar limfe. *erdapat # subtipe nonseminoma+ yaitu teratoma, karsinoma embrional, kasinoma yolk sac, koriokarsinoma+ dan
variasi campuran sel1sel ini. *eratoma memiliki resiko metastasis paling rendah+ sedangkan koriokarsinoma dengan risiko paling tinggi.
Sel1sel ini akan menghasilkan alfa fetoprotein.'$P/ dan h%< yang dapat berfungsi sebagai penanda tumor.
b. Sex Cord Tumors
&erasal dari sel1sel penunjang testis .sel nongerminal/. Tumor sel Leydig paling sering timbul pada orang dewasa juga pada
anak1anak. *umor ini biasanya jinak+ dan terlhat sebagai pembengkakan testikular. *umor ini dapat mensekresikan hormon androgen
atau esterogen yang menyebabkan pubertas dini atau ginekomastia pada laki1laki. Tumor sel sertoli dapat timbul pada semua usia+
biasanya jinak+ namun kadang1kadang memperlihatkan keganasan. *umor ini juga dapat mensekresikan hormon androgen dan
estrogen+ namun tidak cukup untuk menyebabkan maskulinisasi atau feminisasi dini.
)A<=F(STAS= !?=<=S
Tanda kanker testikular yang paling sering adalah pembengkakan tanpa rasa nyeri dan
adanya massa dalam satu testis. Tidak jarang juga, didapatkan adanya rasa nyeri yang terus
menerus atau terasa berat pada abdomen bagian ba&ah, lipat paha, atau daerah skrotum.
D=A0<$S=S
TS( *pemeriksaan testikular sendiri- pada laki"laki diatas 19 tahun sangat disarankan
untuk mengetahui secara dini jika terdapat adanya kelainan pada testis. /ltrasonografi
skrotum dapat membedakan antara massa ekstratestikular *biasanya jinak- dengan massa
testikular *biasanya ganas-.
TATA?A!SA<A
$rkidektomi inguinal radikal adalah prosedur pilihan dalam mengevaluasi diagnosis
massa testikular, serta merupakan langkah pertama dalam mengobati kanker testikular. 1iopsi
antar skrotum tidak disarankan karena adanya risiko penyebaran tumor lokal ke dalam
skrotum atau menyebar ke kelenjar limfe inguinalis.
5.+.@ ;aricocele
D(F=<=S=
;aricocele adalah pelebaran abnormal *varises- dari pleksus pampiniformis vena yang
mengalirkan darah ke setiap testis.
(T=$?$0=
;aricocele ini lebih sering mengenai testis sinistra dibandingkan dengan testis de%tra,
karena vena testicularis sinistra akan bermuara ke vena renalis terlebih dahulu
kemudian bermuara ke vena cava inferior, sedangkan vena testicularis de%tra akan langsung
bermuara ke vena cava inferior. ;aricocele pada testis de%tra dapat merupakan tanda
obstruksi yang disebabkan oleh tumor.
)A<=F(STAS= !?=<=S
0ejala yang dirasakan adalah perasaan berat pada sisi yang terkena dan terasa lunak
ketika di palpasi dalam pemeriksaan. #ada pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan massa
yang teraba sebagai Jsekantong cacingK yang teraba ketika pasien dalam posisi berdiri,
sedangkan kita pasien berbaring, massa dapat mengosongkan isinya dan tidak teraba.
!onsentrasi dan pergerakan sperma akan menurun pada laki"laki dengan varicocele,
sedangkan hubungannya dengan infertilitas belum diketahui. <amun, mungkin berkaitan
dengan peninggian suhu, karena salah satu fungsi pleksus pampiniformis adalah untuk
menjaga suhu testes 1 atau 5
o
F lebih rendah dari suhu tubuh guna memberikan keadaan yang
optimal untuk memproduksi sperma.
TATA?A!SA<A
1edah perbaikan pada varicositas sdengan meligasi vena spermatika internapada cincin
inguinal interna dapat meningkatkan kualitas sperma. <yeri kronik yang dirasakan dapat
dikurangi dengan penyangga skrotum. *Sylvia, 5,,9-
-!- ...
PE&-!$!S!/
Systema genitalia masculina dibagi atas organa genitalina e%terna et interna. $rgana
genitalina e%terna terdiri dari penis dan scrotum sedangkan organa genitalina interna terdiri
dari testis, epididymis, ductus defferens, ductus ejaculatorius, vesicula seminalis, glandula
prostata dan glandula bulbourethralis. Testis merupakan organ yang menghasilkan
spermato'oa yang akan dialirkan melalui ductus"ductus dan diberikan cairang tambahan oleh
glandula sebelum keluar menjadi semen. Testis dilindungi oleh tunica"tunica yang
menjembatani tuica dengan testis.
#ada skenario penderita berumur 13 tahun, karena pada masa remaja banyak dikaitkan
dengan kelainan sistem penyangga testis. Tunika vaginalis yang seharusnya mengelilingi
sebagian dari testis pada permukaan anterior dan lateral testis, pada kelainan ini tunika
mengelilingi seluruh permukaan testis sehingga mencegah insersi epididimis ke dinding
scrotum. !eadaan ini menyebabkan testis dan epididimis dengan mudahnya bergerak ke
kantung tunica vaginalis dan menggantung pada funiculus spermaticus.
Anak remaja tersebut mengalami nyeri pada buah pelir, hal ini biasanya terjadi biasanya
karena sebelumnya terjadi trauma pada testis sehingga menimbulkan nyeri. Selain karena
trauma adanya pergerakan yang berlebihan dari testis. Dan pergerakan ini disebabkan oleh
perubahan suhu yang mendadak *sepeti pada saat berenang-, ketakutan, latihan yang
berlebihan, batuk, celana terlalu ketat, ataupun pada saat defekasi.
<yeri pada saat istirahat dan secara tiba"tiba bisa jadi disebabkan oleh spasme dan
kontraksi dari otot kremaster dan tunica dartos bisa pula menyebabkan nyeri mendadak.
Sedangkan pada saat latihan bisa jadi disebabkan karena latihan yang berlebihan
menyebabkan pergerakan yang berlebihan dari testis dan funiculus spermaticus yang melilit
melalui proses setelah latihan yang terlalu berat.
<yeri juga menjalar hingga perut dan terasa mulas, selain itu disertai muntah. 7al ini
disebabkan inervasi dari testis, yaitu ple%us testicularis, merupakan percabangan dari n.
Thoracalis G"G== yang merupakan cabang dari ganglion coeliacum, yang juga merupakan
pangkal inervasi dari gaster. #le%us testicularis juga merupakan percabangan dari n. ?umbalis
="== yang merupakan cabang dari nervus genitofemoralis yang mempercabangkan ganglion
mesenterica superior, yang juga menginervasi jejenum dan ileum.
Tidak adanya gangguan 1A! merupakan pertanda bah&a penderita tidak mengalami
gangguan atau infeksi atau metastase pada tractus atau organ uropoetica. Sedangkan ,
penderita dapat buang angin menandakan bah&a gejala yang diaalami bukan dari ganguan,
infeksi ataupun metastase pada tractus ataupun organa 0=T.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan scrotum kiri lebih besar dibandingkan
panjang dari hal terjadinya edema pada scrotum kiri,sehingga scrotum kiri lebih besar. Selain
itu hydrocele juga dapat menyebabkan scrotum terlihat lebih besar. Dan kemungkinan yang
kami temukan adalah torsio testis.
Dilihat dari segi &arna, scrotum terlihat sama. 7al ini masih membingungkan untuk
kami, karena bisa jadi scrotum memiliki &arna kemerahan yang sama atau keduanya
memiliki hiperpigmentasi yang sama.
Sedangkan posisi normal dari testis kiri lebih rendah karena funiculus spermaticus kiri
lebih panjang, tapi pada skenario terlihat scrotum kanan lebih rendah. 7al ini disebabkan oleh
funiculus spermaticus yang terpelintir sehingga panjang dari funiculus spermaticus
berkurang.
<yeri juga didapatkan untuk menyingkirkan diagnosa banding berupa tumor. !ebanyakan
tumor tidak menimbulkan nyeri.
#embesaran dari kelenjar inguinal tidak didapatkan pada pasien ketika dilakukan
pemeriksaan fisik. 7al ini membuktikan bah&a gejala yang muncul dan dirasakan oleh pasien
bukan berasal dari infeksi. !arena kelenjar limfonodi di inguinal akan mengalami
pembesaran ketika ada infeksi di daerah yang dia inervasikan, salah satunya adalah bagian
systema genitalia maskulina.
Didalam skenario tertulis bah&a dokter akan melakukan operasi. 7al ini didasari untuk
menghindari adanya jaringan yang mengalami nekrosis bila tidak dilakukan dalam empat
jam. Selain menghindari nekrosis jaringan hal ini juga dilakukan untuk menurunkan kuantitas
dan kualitas dari nyeri itu sendiri. #enyakit"penyakit yang diharuskan segera dilakukan
operasi adalah varicocele, undescensus testiculorum dan penyakit kega&atdaruratan lain
yang diharuskan melakukan tindakan operasi. $perasi ini juga dilakukan bila pengobatan
secara medikamentosa tidak berhasil atau tidak memberikan efek baik pada pasien.
Dari skenario yang ada kami menentukan diagnosa banding sebagai berikut torsio testis,
torsio appendi% testis, funicocele, hidrocele, hematocele, epididimitis dan orchitis
epididimitis , varicocele dan tumor testis.
-!- .0
Penutup
#.1 6esimpulan
1. Pasien mengalami torsio testis intravaginal yang prognosisnya masih cukup baik apabila dilakukan operasi secepatnya.
!. *orsio testis banyak terjadi pada anak remaja.
". *orsio testis yang tidak ditangani dengan cepat dapat meyebabkan kemandulan.
#.! Saran
1. Menghindari hal1hal yang menjadi pemicu terjadinya torsio testis seperti bergerak berlebihan+ rangsangan seksual+ perubahan suhu
mendadak+ ketakutan+ penggunaan celana ketat+ trauma skrotum+ dll.
!. Melakukan operasi secepatnya agar tidak menimbulkan penurunan fertilitas di kemudian hari.
D!(T!R PUST!+!
?.)oore, #h D, #.=.A.., 5,,3. CLINICALLY ORIENTED ANATOMY, second edition, p.53E"5E@.
BilliamsLBilkins 1altimore.
<anong B.$. 1??!. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran .Cakarta) ,<%.
Purnomo &. !33". Dasardasar !rologi. Cakarta) %8. :nfomedika.
8upp.T.>., Department of (mergency )edicine, Thomas >efferson /niversity. Testicular
Torsion. http2HH&&&.emedicine.comHmedHtopic593,.htm. *diakses pada 16 )ei 5,15-
)evorach, 8obert A. 5,11. Scrotal Trauma. http2HHemedicine.medscape.comHarticleH++15@5"
overvie&. *diakses pada 16 )ei 5,15-.
Sjamsuhidayat 8I Bimde >ong. 1FF@. u!u A"ar Ilmu e#a$ e#isi re%isi. >akarta 2 (0.
hing, hristina 1I Sabanegh, (dmund S. 5,11. Epi#i#&mitis. http2HHemedicine.medscape.
comHarticleH+6319+"overvie&. *diakses pada 16 )ei 5,15-.
Francis G. Schneck, )ark F. 1ellinger. 5,,5. Abnormalities o' t$e testis an# scrotum an# t$eir
sur(ical mana(ement on )als$ * Campbells +rolo(& E
th
E#ition. #hiladelphia 2 Saunders.
#rice, Sylvia AI Bilson, ?orraine ). 5,,9. ,ato'isiolo(i* -onsep -linis ,roses-,roses
,en&a!it E#isi .. >akarta2 (0.
DA7#A; PUS#AKA
4+5 Blandy" >ohn. Lecture Notes on Urology. #hird edition. .&1ord 9 Black$ell ScietiBc Pu!lication. +FC(. (<<.
4(5 Purnoo" Basuki P. Dasar,dasar Urologi. >akarta 9 Sagung Seto. (00'. C"+%),+%C.
4'5 Scott" ;oy" Deane" ;.7letcher. Urology Ilustrated. London and Ne$ Nork 9 Dhurchill Li*ingstone. +F<). '(%,
'().
4%5 S-asuhida-at ;" Mi De >ong. Buu A!ar "lmu Bedah. Edisi ke,(. >akarta 9 Pener!it Buku Kedokteran O
E8D. (00%. <FF.P

Anda mungkin juga menyukai