Anda di halaman 1dari 21

Perilaku Individu

Terhadap Organisasi
Definisi Perilaku Individu
Perilaku individu adalah perilaku atau
interaksi yang dilakukan oleh manusia atau
individu di lingkungannya, perilaku setiap
individu sangatlah berbeda dan hal ini
dipengaruhi oleh lingkungan dimana individu
tersebut tinggal.

Perilaku yang berbeda mengakibatkan
berbedanya kebutuhan setiap individu, untuk
itu perlunya suatu organisasi agar kebutuhan
yang berbeda tersebut dapat terpengaruhi
dengan bekerja sama antar individu.
Dasar-Dasar Perilaku Individu
Semua perilaku individu pada dasarnya
dibentuk oleh kepribadian dan
pengalamannya. Sajian berikut ini akan
diarahkan pada empat variabel tingkat-
individual, yaitu :
Karakteristik Biografis
Kemampuan
Kepribadian
Pembelajaran
3 komponen dasar perilaku
individu menurut Sigmeund
Freud
Konsepsi Id
Konsepsi Ego
Konsepsi Super Ego

Model umum perilaku organisasi
:


Karakteristik individu :
Kemampuan
Kebutuhan
Kepercayaan
Pengalaman
Pengharapan, dll
Karakteristik Organisasi :
Hierarki
Tugas-tugas
Wewenang
Tanggung Jawab
System Reward
System Control, dll

Perilaku Individu Dalam
Organisasi
Dalam berorganisasi individu memiliki perannya
masing-masing,perilaku individu dalam
berorganisasi diantaranya sebagai berikut :

Produktifitas kerja.
Kepuasan kerja.
Tingkat absensi.
Tingkat turnover.
Karakteristik Organisasi dan
Pengaruhnya Terhadap Individu
Karakteristik organisasi adalah ciri khusus
yang dimiliki oleh suatu organisasi tertentu,
antara lain:

Terdapat komunikasi dua arah.
Tujuan kelompok jelas dan diterima oleh
anggota.
Kontroversi dan konflik tidak diabaikan,
diingkari atau ditekan.
Memahami Perilaku Individu
Tiap individu mempunyai perbedaan dalam
merespon terhadap sesuatu maupun
perilaku.

Tidak ada manusia yang sama, maka setiap
pimpinan organisasi penting sekali
memahami karakteristik tiap individu yang
menjadi anggota organisasinya dapat lebih
mudah memprediksi perilaku mereka.

Namun, karakteristik organisasi ridak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
individu, hanya saja perilaku individu itu akan
menyesuaikan dengan karakteristik organisasi
tersebut. Yaitu berupa peraturan-peraturan.

Dan hal itu hanya berlaku ketika individu tersebut
berada dilingkungan organisasi, namun tidak
dapat dipungkiri juga hal itu akan berdampak pada
perilaku dilingkungan luar.
Pendekatan-Pendekatan Untuk
Memahami Perilaku Individu
Untuk memahami perilaku individu dapat
menggunakan pendekatan yang dikelompokkan
menjadi tiga pendekatan, yaitu :

Pendekatan kognitif
Pendekatan Penguatan.
Pendekatan psikoanalitis






Respon Kognisi Rangsangan
Menganalisis perilaku organisasional
dalam tingkatan individu

Organisasi merupakan kumpulan individu.

Setiap individu memiliki kebutuhan, minat, persepsi,
sikap, nilai, kepribadian, dan berbagai hal lain yang
berbeda.

Perbedaan ditingkat individu mempengaruhi
organisasi.

Variabel yang mempengaruhi perilaku
individu
Kemampuan
Kepribadian
Sikap
Pembelajaran
Persepsi
Motivasi
Perilaku
Individu


Persepsi, Kepribadian, dan Emosi

Persepsi adalah proses memberi perhatian, menyeleksi, mengorganisasikan
kemudian menafsirkan stimulasi lingkungan.
(Gitosudarmo, 1997)
Persepsi adalah suatu proses dengan mana individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesannya untuk memberi arti tertentu pada lingkungannya.
(Robbins, 2001)
Persepsi adalah proses interpretasi seseorang terhadap lingkungannya.
(Kreitner & Kinicki, 2003)
Kepribadian merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi
dengan orang lain, kepribadian terbentuk dari faktor keturunan,
lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh lainnya), dan
juga situasi


Emosi (sikap) adalah pernyataan atau pertimbangan evaluative
(menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek,
orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseoran
merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi,
pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi
perilaku kerja

(Robbins, 2001)

Contoh Kasus
Karyawan Pabrik Bonne Bell Rata-
Rata Berusia 70 Tahun
Shift pagi di pabrik Bonne Bell di Lakewood,Ohio
terdiri atas 86 pekerja lini perakitan mengemas
dan mengepak 10.800 tabung lipstik. Hasil yang
lebih dari 10.000 dianggap baik.Namun disamping
memenuhi tujuan produksi mereka, yang unik
pada lini perakitan ini adalah bahwa rata rata
usia karyawannya adalah 70 tahun. Yang tertua
baru saja mencapai 90 tahun.

Departemen Produksi Khusus Manula ini ini
dibuka pada 1997, bukan sebagai eksperimen
sosial besar, melainkan sebagai keputusan bisnis
praktis. Perusahaan tersebut membutuhkan
karyawan, pasar tenaga kerja ketat, dan para
manula ini tersedia. Presiden perusahaan
tersebut, yang berusia 76 tahun, mengemukakan
gagasan itu. Para eksekutifnya bertugas di
produksi dan pengemasan merasa skeptis.
Mereka cemas para manula akan mengeluh
bahwa mereka perlu beristirahat atau bahwa
merasa tidak enak badan. Presiden perusahaan
menolak stereotip ini. Walaupun dia tidak tahu
apakah perusahaan lain memiliki departemen
manula, dia mengatakan, Mari kita mencobanya
dan melihat apakah bisa berjalan.

Dan ternyata berjalan. Pensiunan kini mewakili
hampir 20 persen dari tenaga kerja Bonne Bell
yang berjumlah 500 orang. Kelompok itu
menangani pekerjaan yang dulunya di
subkontrakkan , menghemat lebih dari $ 1 juta
untuk perusahaan tersebut dalam empat tahun
pertama dan secara efektif membungkam mereka
yang skeptis. Tujuan pengiriman ditetapkan dan
terpenuhi. Angka pengunduran diri
karyawanhampir nol. Dan perusahaan mempunyai
daftar tunggu panjang dari para manula yang
tertarik mengisi lowongan disana kalau ada. Para
manula terbukti merupakan sumber ideal untuk
karyawan baru.

Para senior tidak hanya terbukti produktif dan
setia mereka juga membantu menekan biaya.
Karena sebagian besar menerima Jaminan Sosial,
mereka tidak sepenuhnya mengandalkan
pekerjaan untuk menunjang kehidupan. Mereka
tidak membutuhkan pekerjaan dengan upah $15
atau $20 per jam untuk mencapai kata sepakat.
Mereka tampak lebih dari gembira menerima
tingkat upah $ 7,50 per jam dan menjadi 48 per
jam setelah setahun. Disamping itu perusahaan
menghemat dengan tidak menyediakan tunjangan
kesehatan untuk karyawan ini. Sebagian besar
karyawan ini ditanggung tunjangan kesehatan
pasangan hidup atau Medicare dan menyatakan
mereka tidak membutuhkan tunjangan tambahan.


Kesimpulan
Perilaku individu tidak hanya ditentukan oleh
faktor keturunan atau bawaan dari lahir,
tetapi juga dipengaruhi oleh effort (usaha),
ability (kompetensi) serta situasi lingkungan.
Perubahan perilaku merupakan hasil dari
proses pembelajaran.
Organisasi merupakan suatu wadah yang
didalamnya terdapat kerja sama antara
individu-individu dengan melakukan interaksi
dan komunikasi dalam mencapai tujuan
organisasi dengan memenuhi kebutuhan
masing-masing individu.
Disini, perilaku dari setiap individu sangat
mempengaruhi, karena dapat menentukan
berhasil atau tidaknya suatu organisasi.
Setiap manusia atau individu dalam
berorganisasi pasti mempunyai hasil
pencapaian atau maksud yang berbeda-
beda, karena mempunyai kemampuan dan
kebutuhan yang berbeda-beda, selain itu
karena faktor lingkungannya dan faktor Like
or Dislike with something (suka atau tidak
suka terhadap sesuatu).

Dengan memperhatikan perbedaan
karakteristik individu sebagai peluang atau
nilai lebih dalam organisasi, pemimpin harus
mampu memanfaatkan perbedaan tersebut
melalui beberapa pendekatan-pendekatan
dalam organisasi.



DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. (2001). Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ (Emotional Spiritual
Quotient) Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta :
Arga Wijaya Persada.

Thoha, Miftah. (1983). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasi.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Robbin, Stephen P. (2003). Organizational Behavior, Thent Edition.
New Jersey : Pearson Education, Inc. alih bahasa: Molan,
Benyamin. (2006).Perilaku Organisasi.Jakarta:Gramedia.

http://www.aboutintelligence.co.uk/social-intelligence.html

Anda mungkin juga menyukai