bukunya
yang
berjudul Vocation
Counseling (1965)
Williamson
sesuai,yaitu:pertama,pemahaman
otak,bakat,minat,berbagai
kelebihan
diri
dan
yang
jelas
mengenai
kelemahan,serta
kemampuan
ciri-ciri
yang
klasifikasi dan kesempatan yang terkandung dalam suatu pekerjaan atau jabatan.Dengan
demikian, orang muda bukannya mencari pekerjaan demi asal punya pekerjaan(the hunt
of a vocation).Namun prosedur yang digunakan oleh Frank Parsons untuk menemukan
fakta dalam rangka langkah kerja yang pertama dan yang kedua ternyata tidak seluruhnya
dapat dipertanggungjawabkan dari segi analisis psikologi dan sosial secar ilmiah.Tekanan
pada studi psikologi terhadap masing-masing orang dalam suatu klinik psikologis,dengan
menggunakan alat-alat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,menjadi ciri
khas dari aliran konseling yang kemudian disebut Konseling Klinikal .Corak konseling
yang berpegang pada teori Trait-Factor berkembang dalam rangka konsepsi aliran
Konseling Klinikal.Oleh karena itu,pendekatan konseling Trait-Factordalam beberapa
buku dinamakan Konseling Klinikal.
Alat
yang
digunakan
untuk
mempelajari
keadaan
seseorang
sehingga
ynag
dikenal
dengan
nama
teoriTrait-factor.Yang
dimaksud
dengan Trait adalah suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berfikir,berperasaan,dan
berperilaku,seperti
intelegensi(berpikir),iba
hati(berperasaan),dan
masa
remaja
lewat
dan
dapat
diidentifikasikan
melalui
tes-tes
Pola kemampuan dan potensi yang tampak pada sesseorang menunjukkan hubungan
yang berlain-lain dengan kemampuan dan keterampilan yang dituntut pada seoarng
pekerja di berbagai bidang pekerjaan.Juga wujud minat yang dimiliki seseorang
menunjukkan hubungan yang berlain-lain dengan pola minat yang ditemukan pada
orang berkarier diberbagai bidang pekerjaan.Dengan demikain dibutuhkan informasi
jabatan (vocational information), yang tidak hanya mendiskripsikan tugas-tugas yang
dilakukan,tetapi menggambarkan pula pola kualifikasi dalam kepribadian pekerja,
yang
harus
dipenuhi
supaya
mencapai
sukses
dalam
suatu
bidang
melalui dari pekerja yang sudah bertugas.Justru analisis jabatan dalam bentuk
identifikasi kulifikasi yang dituntut,memungkinkan penemuan hubungan yang berarti
dengan kemampuan minat,dan keterampilan yang diidentifikasikan pada seorang
calon pekerja melalui testing pskologis.Sejumlah kualifikasi yang diketahui
berdasarkan penelitian ilmiah itu justru menjadi norma objektif yang dapat
digunakan sebagai patokan untuk meramalkan,apakah calon pekerja dapat berhasil
dengan baik atau tidak.Ini semua memberikan dasar pada langkah ketiga menurut
model Parsons dan tidak hanya timgal kesan subjektif tentang kecocokan seseorang
bagi bidang pekerjaan tertentu.
3.
Diagnosis terhadap pola kemmapuan dan minat yang dimiliki seseorang harus
mendahului penerimaan dan penenmpatan dalam program studi tertentu.Diagnosis
atau analisis psikologi inidapat dilaksanakan dengan menggunkan alat-alat tes yang
terandalkan.Penentuan kecocokan atau ketidakcocokan anatara data tentang tuntutan
program studi dan data tentang individu,lebih dapat diandalkan daripada hanya
prakiraan kecocokan atas dasar pandangan pribadi tentang diri sendiri dan sekedar
kesan tentang tuntutan program studi.
4.
yang
baik
dan
menolak
serta
mengontrol
yang
jahat.Dalam
bertindak;pelaksanaan
rencana
itu;konsultasi
dengan
tenaga
pembina
pilihan
bidang
studi
2.
Diandalkan bahwa pilihan jabatan dan pilihan program studi terjadi sekali saja da ini
pun bersifat keputusan terakhir atau definitif,dengan berfikir secara rasional.
3.
4.
5.
Kurang disadari bahwa konstelasi kualifikasi yang dituntut untuk mencapai sukses di
suatu bidang pekerjaan atau program studi dapat berubah selama bertahun-tahun
yang akan datang.
6.
Pola ciri-ciri kepribadian tertentu belum pasti sangat membatasi jumlah kesempatan
yang terbuka bagi seseorang,karena orang dari berbagai pola ciri kepribadiab dapat
mencapai sukses di bidang pekerjaan yang sama.
E. Proses Konseling
Peranan konselor menurut teori ini adalah memberitahukan konseli tentang
berbagai kemampuanya yang diperoleh konselor melalui testing. Berdasarkan testing pula
konselor mengetahui kelemahan dan kekuatan kepribadian konseli. Pendekatan teori ini
seri deisebut kognitif rasional karena peranan konselor dalam konseling ialah
memberitahukan, memberi informasi, dan mengarahkan konseli. Williamson
hubungan konseling merupakan hubungan yang sangat akrab, sangat bersifat pribadi
dalam hubungan tatap muka, kemudian konselor bukan hanya membantu individu atas
apa saja yang sesuai dengan potensinya, tetapi konselor harus mempengaruhi klien
berkembang ke satu arah yang terbaik baginya. Proses konseling dibagi 5 tahap :
1. Analisis
Merupakan tahapan kegiatan yang terdiri dari pengumpulan data dan
informasi klien atau konseli.
2. Sintetis
Merupakan langkah untuk merangkum dan mengatur data dari hasil analisis
yang sedemikian rupa sehingga menunjukan bakat klien, kelemahan serta
kekuatanya, dan kemampuan penyesuaian diri.
3. Diagnosis
Sebenarnya merupakan langkah pertama dalam bimbingan dan hendaknya
dapat menemukan ketetapan dan pola yang dapat mengarahkan kepada
permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat klien yang relevan dan
berpengaruh kepada proses penyesuaian diri. Diagnosis terdiri dari 3 langkah
penting: identifikasi masalah (berdasarkan pada data yang diperoleh, dapat
merumuskan
dan menarik
kesimpulan
permasalahan
klien.
Etiologi
Sumber:
Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di ekolahI. Jakarta: DEPDIKBUD.
Winkel, W.S, dan M.M. Sri Hastuti.2012. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
http://www.facebook.com/mas.rizqy?ref=tn_tnmn