Anda di halaman 1dari 15

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI

9.1. Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan.


a. Material pabrikan : harus memiliki akreditasi ISO 9001
1) Kantong Geotekstil (Giant Sand Bag)
Data Teknis Kantong Geotekstil (Giant Sand Bag)
Keterangan
Berat per area
Tebal
Tegangan tarik :
searah mesin
melintang arah mesin
Elongasi :
arah mesin (md)
melintang arah mesin (cmd)
Gaya tekan
Elongasi tekan statis
Ukuran bukaan efektif
Koefisien permeabilitas
Flow rateH50
Ketahanan Abrasi :
Tensile strength
Opening size

Metoda Test
DIN EN 965
DIN EN 964-1
DIN EN ISO
10319

Unit
g/m2
Mm
kN/m

Hasil
1000
6.80
35.0
60.0

DIN EN ISO
10319
DIN EN ISO
12236
DIN EN ISO
12956
DIN EN ISO
11058
EN ISO 10319
BAW MAG
BAW MAG

%
%
N

60
40
10000

%
mm

35
0,08

m/s

1,80x

l/sm2

18

kN/m
Mm

25 / 30
0,09-0,10

Material pabrikan yang akan dipakai harus di test terlebih dahulu di


lembaga testing independen yang memiliki kemampuan untuk melakukan
test / uji. Biaya test/uji ditanggung sepenuhnya oleh supplier/penyedia
barang.
2) Benang kantong geotekstil

Data Teknis Benang Kantong Geotekstil (Giant Sand Bag)


No

Features

Spesifikasi

Unit

Tolerance

M/kg

-7% - 7%

Yield (dry)

1500

Twist / Mt

65

Tensile strength

360

310

Elongation at break

15

12-18

60-70

Lubrication

Denier 6000,
breaking strength

37,5

Kgs

14-16

Kantong Geotekstil (Giant Sand Bag) harus dijahit dengan tipe jahitan
ganda (double lock stitch) dan dengan menggunakan benang jahit dengan
spesifikasi berikut :

15

Bahan dasar polypropylene, single ply Z twisted,


Warna biru,
Guarantee UV-treated,
Dapat di-recycle,
Tanpa sambungan, serta
Tahan terhadap air laut.

Pemasangan / Pengisian Material di Lapangan


Sebelum pengisian, harus dipersiapkan personel dan sarana untuk
penutupan tutup kantong geotube dari supplier yang disetujui oleh
konsultan / pemilik,
Kantong geotube harus diisi penuh, tidak boleh kurang dengan
toleransi hanya 10%. Material pengisi yang direkomendasi adalah
pasir (Sand). Apabila material pengisi bukan dari pasir / sand, maka
harus mendapat persetujuan sebelumnya dari konsultan / pemilik
proyek, serta
Kantong harus diisi penuh (100%).

3) Karung geotekstil (Sand Bag)


Data Teknis Karung Geotekstil (Sand Bag)
Keterangan
Berat per area
Tebal
Tegangan tarik
searah mesin
melintang arah mesin

Metoda
Test
EN ISO 9864
EN ISO
9863-1
EN ISO
10319

Unit

Hasil

g/m2
Mm

600
5.0

kN/m
25.0
46.0

Elongasi
arah mesin (md)
melintang arah mesin (cmd)
Gaya tekan
Ukuran bukaan efektif
Koefisien permeabilitas

EN ISO
10319
EN ISO
12236
EN ISO
12956
EN ISO
11058

%
%
N
Mm
m/s

60
40
6.300
0,08
3,0x

4) Benang Karung geotekstil (Sand Bag)


Data Teknis Benang Karung Geotextile (Sand Bag)
No
1
2
3
4
5
6

Features
Yield (dry)
Twist / Mt
Tensile strength
Elongation at break
Lubrication
Denier 6000,
breaking strength

Spesifikasi
1500
65
360
15
15
37,5

Unit
M/kg
N
%
%
Kgs

Tolerance
-7% - 7%
60-70
310
12-18
14-16

Karung Geotextile (Sand Bag) harus dijahit dengan tipe jahitan ganda
(double lock stitch) dan dengan menggunakan benang jahit dengan
spesifikasi berikut :
Bahan dasar polypropylene, single ply Z twisted,
Warna biru,
Guarantee UV-treated,
Dapat di-recycle,
Tanpa sambungan, serta
Tahan terhadap air laut.
Untuk benang penutup Karung Geotextile (Sand Bag) juga harus
memiliki spesifikasi khusus sebagai berikut :
Terbuat dari benang Polyester 100%.
Type benang adalah staple spun polyester.
Mass per unit benang adalah 300 gram/m2.
Tahan terhadap U.V dan air laut.
Ukuran benang : Nm 20/5.
Density liner benang adalah dtex 500x5.
Meter per kilo : 2.350 m 3%.
Elongitas : 16% 4%.
Strength : 95 N 3%.
Untuk menjaga kualitas jahitan, maka Karung Geotextile (Sand Bag)
harus dijahit dalam keadaan kering.
Karung Geotextile (Sand Bag) harus terisi penuh oleh pasir (padat).

Gambar : Sand Bag (Kantong Geotekstile)


5) Geotextile Non-Woven
Data Teknis Geotextile Non-Woven

b. Bambu
Jenis bambu pada pekerjaan ini adalah bambu ampel (Bambusa
Vulgaris), digunakan untuk cerucuk/pile, matras dan pasak.

Bambu yang digunakan untuk cerucuk/pile dan matras harus


dalam kondisi lurus dengan panjang 5 m per bambu, agar
memperoleh diameter bambu yang sama. Diameter bambu untuk
matras adalah 8 cm dan untuk pile menggunakan bambu 7,5-8
cm.

Untuk pasak bambu

2 cm dan panjang 20 cm

c. Tali Ijuk
yang digunakan sebagai pengikat bambu adalah tali yang berdiameter
8 mm, dengan ketentuan :

Tahan terhadap air laut dan tawar,


Tahan terhadap panas matahari,
Tidak membusuk,
Bersifat kesat cenderung makin kuat pada ikatan di dalam tanah
dan air, serta
Merupakan pasangan yang tepat untuk mengikat bambu.

d. Bahan Pengisi Giant Sand Bag dan Sand Bag


Bahan/material pengisi kantong/karung geotextile adalah pasir yang
diambil di sekitar lokasi pekerjaan.

9.2. Ketentuan penggunaan peralatan yang diperlukan.


a.

Pompa pasir yang digunakan adalah Pompa Pasir dengan Type Pompa
Sentrifugal. Pompa ini terdiri dari dua bagian penting, motor penggerak
dan mesin pendorong. Motor penggerak pada mesin pompa pasir yang
digunakan adalah mesin genset 28 pk. Motor ini berfungsi menggerakkan
mesin pendorong agar dapat menyedot pasir dan memompakannya ke
kantong geotekstil.

b. Penggunaan kapal, ponton, dan/atau rakit disesuaikan dengan kebutuhan


dengan mempertimbangkan volume pekerjaan dan jangka waktu
pelaksanaan.
c.

Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini tidak


bersifat merusak ekosistem perairan laut.

d. Peralatan yang diperlukan harus ditempatkan di lokasi yang tidak


mengganggu aktivitas wisata dan perhubungan.
9.3. Ketentuan penggunaan tenaga kerja.
a. Pelaksana pekerjaan dapat menggunakan tenaga kerja lokal apabila
diperlukan.
b. Tenaga kerja yang digunakan harus dapat menjaga ketertiban di
lingkungan sekitar lokasi pekerjaan dan tidak merusak ekosistem pesisir.

9.4. Metode kerja/prosedur pelaksanaan pekerjaan.


9.4.1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan pendahuluan sebelum melakukan
pekerjaan lainnya. Pekerjaan persiapan berfungsi untuk memberikan ruang
untuk pekerjaan lainnya agar dapat dimulai. Pekerjaan persiapan erat
kaitannya dengan kesiapan sebuah proyek dalam memulai pekerjaan. Hal ini
dapat menunjang ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
9.4.1.1. Pembersihan Lapangan
Pekerjaan pembersihan wajib dilakukan untuk membersihkan lokasi
dari benda-benda yang dapat mengganggu proses pekerjaan.
Pekerjaan pembersihan mencakup pembersihan field area dan stock
yard. Pembersihan dilakukan dengan bantuan peralatan seperti
excavator.
9.4.1.2. Pengukuran
Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk menentukan lokasi patokpatok dan bangunan yang akan dibangun pada lokasi pekerjaan.
Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pengukuran adalah sebagai
berikut :
a. Penentuan dan pemasangan benchmark (sudah dipasang
oleh Balai Penelitian Dinamika Pantai)
Benchmark diperlukan sebagai titik kontrol pengukuran dan
dipasang pada lokasi yang aman, struktur tanah stabil dan keras
serta mudah untuk dicari kembali. Alat yang digunakan untuk
menentukan posisi benchmark adalah theodolite, waterpass, dan
Global Positioning System (GPS).
1. Patok benchmark dibuat dengan ukuran sesuai dengan
standar pengairan, yaitu ukuran 20x20 cm, tinggi 100 cm dan
di tanam 70 cm di dalam tanah. Patok dibuat dari beton
bertulang dengan campuran Semen : Pasir : Kerikil = 1 : 2 : 3
dengan baja tulangan diameter 10 mm.
2. Patok benchmark berisi deskripsi koordinat (X,Y) dan Z
(elevasi) serta dilengkapi dengan nomor benchmark.
3. Patok benchmark dipasang pada batas areal pengukuran dan
dipasang sebelum pekerjaan pengukuran dilakukan.
b. Pengukuran topografi pekerjaan PEGAR
Pengukuran topografi untuk pekerjaan PEGAR dilakukan oleh
surveyor dan asisten surveyor dengan alat theodolite, wateepass,
bak ukur, meteran dan alat bantu lain. Hasil pengukuran ini
kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk peta. Pengukuran di
lokasi pekerjaan ini harus dilakukan dengan secermat mungkin
karena berhubungan langsung dengan bangunan yang akan
dibangun di lokasi tersebut.

9.4.1.3. Pembuatan Kantor Sementara Dan Gudang


Untuk mengatur jalannya proyek, perlu dibuatkan kantor (direksi
keet). Kantor biasanya digunakan oleh kontraktor pelaksana,
konsultan pengawas, administrasi proyek, logistik, pekerja.
Sedangkan gudang digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan
material agar terhindar dari kerusakan, dan dilengkapi kamar mandi
dan pos jaga.
9.4.1.4. Mobilisasi Dan Demobilisasi
Pekerjaan mobilisasi material dan peralatan ke lokasi pembangunan
breakwater dilakukan melalui jalan akses. Material yang perlu
penanganan khusus disimpan di dalam gudang, sedangkan material
lain bisa diletakkan di stock yard di dekat lokasi pekerjaan. Untuk
peralatan biasanya di parker di dekat lokasi pekerjaan atau direksi
keet.
9.4.2. Pekerjaan Pegar Geotube
9.4.2.1. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan fisik pegar geotube ini akan melibatkan alat berat, oleh
karena itu lokasi di darat wajib diperiksa akan adanya kemungkinan
hal-hal yang dapat menghambat manuver pergerakan alat-alat berat
termasuk kondisi eksisting dari jalan, luas lokasi yang diperlukan
untuk pekerjaan ini.
Pembersihan dilakukan terhadap benda-benda yang tidak berguna
dan mungkin dapat mengganggu jalannya aktifitas fisik proyek.
Apabila dianggap perlu, perbaikan terhadap fasilitas infrastruktur
yang ada, maka harus dilakukan sebelum peralatan-peralatan berat
memasuki lokasi pekerjaan.
9.4.2.2. Pemasangan Cerucuk Bambu
Sebelum dilakukan pemasangan cerucuk bambu, semua bambu harus
diperiksa dahulu untuk memastikan bahwa cerucuk bambu tersebut
memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. Bambu
yang digunakan untuk cerucuk panjang 5m dan 7 cm. pemasangan
cerucuk bambu menggunakan vibro pile/hammer pile. Berikut ini
adalah langkah-langkah dalam pemasangan cerucuk bambu.
a.

b.

Perangkaian cerucuk bambu yang terdiri dari 3 buah bambu


yang diikat dan diberi pasak bambu dengan 2 cm. Pajang total
cerucuk bambu 10 m. Proses perangkaian bambu dilakukan di
darat m (dapat dilihat pada Gambar cerucuk bambu).
Tiga buah bambu untuk pile digabungkan dengan pasak dan tali
ijuk. Tiga buah bambu yang akan dipasak dibor dengan diameter
tidak melebihi diameter pasak 2 cm dengan panjang pasak 20
cm, sehingga untuk memasukkan pasak perlu dipaksa. Pastikan
lubang tidak lebih besar dari diameter pasak agar pasak tidak
mudah lepas.

c.

Bambu yang tengah dipakai 5 m dan disambung atas bawah nya


masing-masing 2,5 m dan untuk bambu yang kanan kiri dipakai
masing masing 5 m . Jadi total panjang pile bambu 10 m.

Gambar : Cerucuk Bambu

Gambar : Detail Sambungan


d.

e.

Untuk pengikatan menggunakan tali ijuk dan pasak


8 mm
sebanyak 4x lilitan melingkar dan sisa ujung pasak yang keluar
ikut masuk ke dalam ikatan, pastikan ikatan kuat dan di tali
mati.
Tentukan tempat kedudukan tiang-tiang cerucuk yang akan
dipasang dan diberi tanda dengan menggunakan patok-patok.

Gambar : Denah dan Potongan Cerucuk Bambu


f.
g.

h.
i.

j.
k.

l.

Cerucuk bambu yang sudah dirangkai kemudian diangkut


menuju lokasi pemancangan dengan mengapungkan cerucuk
dan ditarik menggunakan boat penarik.
Siapkan ponton yang sudah terdapat pola posisi tiang cerucuk
yaitu lubang dengan
15 cm dengan jarak antar as 47 cm.
Apabila tidak ada ponton yang sesuai, dapat menggunakan rakit
bambu dengan lubang dan ukuran yang sesuai untuk
memudahkan dalam penempatan dan pemancangan cerucuk.
Masukkan cerucuk bambu yang sudah dirakit ke dalam lubanglubang pola tersebut.
Setelah cerucuk terpasang pada pola posisi tersebut, cerucuk
bambu dipancang dengan menggunakan vibro pile/hammer pile.
Saat pemancangan posisi cerucuk harus dalam posisi
tegak/lurus.
Cerucuk bambu dipancang sampai kondisinya masif (sisa
panjang cerucuk 1 m dari muka air laut), kemudian rakit
bambu yang digunakan sebagai alur dilepas.
Pemancangan cerucuk bambu bagian tengah dilanjutkan hingga
mencapai kedalaman -10 m dari seabed, sedangkan bagian
cerucuk bambu bagian tepi dibiarkan dahulu sebagai patokan
dan alur pemasangan matras bambu.
Setelah matras bambu terpasang hingga seabed, cerucuk bambu
bagian tepi dipancang hingga mencapai kedalaman -10 m dari
seabed.

9.4.3. Pemasangan Matras Bambu


Sebelum dilakukan pemasangan matras bambu, semua bambu harus diperiksa
terlebih dahulu untuk memastikan bahwa bambu tersebut memenuhi
ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan. Bambu yang digunakan
untuk matras panjang 10 m dan 8 cm. Berikut ini langkah-langkah dalam
pemasangan matras bambu.

a. Rangkai matras bambu yang terdiri dari 1 lapis bambu, dengan jarak
antar as bambu 50 cm (arah memanjang dan melintang) kemudian diikat
agar menjadi satu kesatuan. Proses perangkaian bambu dilakukan di
darat.
b. Bambu untuk matras digabungkan dengan pasak dan tali ijuk. Tiga buah
bambu yang akan dipasak dibor dengan diameter tidak melebihi diameter
pasak 2 cm dengan panjang pasak 20 cm, sehingga untuk memasukkan
pasak, sedikit perlu dipaksa. Pastikan lubang tidak lebih besar dari
diameter pasak, agar pasak tidak mudah lepas.
c. Untuk pengikatan menggunakan tali ijuk pasak
8 mm sebanyak 4x
lilitan melingkar silang dan sisa ujung pasak yang keluar ikut masuk ke
dalam ikatan, pastikan ikatan kuat dan di tali mati.
d. Gabungkan per segmen matras bambu hingga panjang 20 meter (di darat)
Jika terlalu berat untuk ditarik maka bisa per 10 meter atau
menyesuaikan, Begitu seterusnya hingga 100 m.

SB : Sambungan setiap 7 meter panjang bambu


Lapisan Geotextile non Woven

Gambar 1. Denah Matras Bambu

EL 0.0 m

Bambu = 8cm
jarak 50cm

Bambu = 8cm
jarak 50cm

Lapisan Geotextile non Woven


EL - 1.5 (Sea Bed)

Hitungan 1 Lapisan Matras

Potongan A-A

EL 0.0 m

Lapisan Geotextile non Woven


EL - 1.5 (Sea Bed)

Hitungan 1 Lapisan Matras

Gambar 3. Potongan B-B


1 Ruas Buku

Pasak Bambu 2cm

Diikat dengan tali ijuk (4x lilitan)

Gambar 4. Detail Sambungan Bambu Tampak Samping

Pasak Bambu 2cm

Diikat dengan tali ijuk (4x)

5. Detail Sambungan Bambu Tampak Atas

Gambar

Diikat dengan tali ijuk (4x lilitan)


Pasak Bambu 2cm
Gambar 6. Potongan A-A
e. Setelah matras bambu dirangkai kemudian diangkut ke lokasi
pemasangan dengan mengapungkan matras dan ditarik menggunakan
boat menarik menuju lokasi pemasangan.
f. Matras bambu dipasang dengan patokan cerucuk bambu yang sudah
dipasang sebelumnya.
g. Untuk proses penenggelaman matras bambu, dibantu dengan pemberat
(menggunakan geotube yang diisi pasir)

h. Setelah matras bambu terpasang hingga seabed, cerucuk bambu bagian


tepi yang sebelumnya digunakan sebagai patokan pemasangan matras
bambu, dipancang hingga kedalaman -10 m dari seabed.
i. Antara matras bambu dan geotube dilapisi geotekstil non woven.
9.4.4. Pemasangan Pegar Geotube
a.
b.
c.

d.
e.
f.
g.
h.

i.
j.
k.

Penggelaran geotube bisa menggunakan kapal dibantu dengan tenaga


manusia.
Pemasangan dibagi menjadi tiga buah, dua buah masing-masing 100
meter dan satu buah 80 m dengan spasi jarak 25 meter.
Sebelum digelar, geotube sudah digulung terlebih dahulu, sehingga tinggal
menarik sepanjang yang dibutuhkan yaitu sampai 100 meter.
Pemasangan sesuai letak yang direncanakan tepat di atas matras bambu.
Dalam 100 meter terdiri dari 5 geotube yang memiliki panjang tiap
geotube yaitu 20 meter yang diletakkan menyambung.
Sebelum pengisian, harus dipersiapkan personel dan sarana untuk
penutupan tutup kantong geotube dari supplier yang disetujui oleh
konsultan / pemilik.
Pengisian pasir diambil dari laut
45 m dari garis pantai (sesuai spek
bahan pengisi geotube) dengan pompa melalui selang.
Pengisian pasir dalam geotube tiap 20 meter harus penuh terlebih dahulu.
Baru dilanjutkan pekerjaan selanjutnya hingga 100 meter.
Kantong geotube harus diisi penuh, tidak boleh kurang dengan toleransi
hanya 10%.
Pada geotube terdapat inlet untuk pengisian pasir dan outlet untuk
pengeluaran pasir dan air. Pada saat proses dredging geotube masih
belum padat, maka pada outlet akan keluar air dan sedikit pasir. Apabila
geotube sudah terisi penuh, maka dari outlet akan keluar pasir dan sedikit
air. Apabila geotube dalam keadaan padat maksimal, maka dari outlet
tidak keluar lagi pasir dan terlihat di outlet sudah buntu oleh pasir padat
sehingga proses dredging tidak bisa dilakukan lagi.
Untuk pengetesan geotube mencapai kepadatan maksimal juga dapat
dilihat jika didiamkan selama 1 jam geotube tidak mengempis dan secara
manual dapat di tekan dengan tangan akan terasa keras/padat.
Setelah geotube besar terisi penuh dilanjutkan dengan pengisian kantung
kecil (sand bag) yang terletak di depan geotube.
Untuk pengisian sand bag dilakukan di darat atau untuk menghemat
waktu bisa dilakukan di laut juga, setelah penuh kemudian sand bag
ditutup dan dijahit.

Sand Bag 2.2x1.4 m

Sand Bag 2.2x1.4 m

Giant Sand Container 20x2 m

Gambar 7. Tampak Atas Geotube

Gambar 8. Inlet dan Outlet Geotube

9.5. Ketentuan gambar kerja.


a.

Gambar kerja yang digunakan adalah gambar kerja yang tercantum di


dalam kontrak yang merupakan hasil perencanaan pekerjaan
pembangunan talud penahan gelombang.

b.

Gambar kerja yang digunakan adalah gambar kerja yang sudah diperiksa
oleh Tim Teknis, disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen, diketahui
oleh SKPD teknis (Kepala Dinas Bina Marga dan SDA), dan
diketahui/disetujui oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan selaku
Penggunan Anggaran.

9.6. Ketentuan perhitungan prestasi pekerjaan untuk pembayaran.


a.

Prestasi pekerjaan dihitung berdasarkan atas laporan kemajuan hasil


pekerjaan/prestasi pekerjaan yang dibuat oleh penyedia, yang terdiri dari
laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.

b.

Untuk menentukan prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan, dilakukan


pemeriksaan pekerjaan untuk menetapkan volume pekerjaan atau
kegiatan yang telah dilaksanakanguna pembayaran hasil pekerjaan.

9.7. Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi.


a.

b.

c.

Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan


pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan dilokasi pekerjaan dicatat
dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi
rencana dan realisasi pekerjaan harian.
Seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan dilokasi pekerjaan harus
didokumentasikan dan disajikan dalam bentuk album/data foto kegiatan
beserta penjelasannya secara urut dan sistematis.
Laporan harian berisi:
1)

jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;

2)

penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;

3)

jenis, jumlah dan kondisi peralatan;

4)

jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;

5)

keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya


yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan

6)

catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

d.

Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh


konsultan dan disetujui oleh wakil PPK.

e.

Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.

f.

Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi


hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.

9.8. Ketentuan mengenai penerapan


(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

manajemen

K3

konstruksi

a.

Tersedia informasi dari pengguna jasa tentang resiko K3, termasuk


kondisi dan potensi bahaya yang dapat terjadi.

b.

Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/
atau bertanggung jawab dalam pertolongan pertama pada kecelakaan.

Batang, April 2014


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

Ir. MARWATI
NIP. 19640607 199803 2 001

Anda mungkin juga menyukai