1.
Pengertian Perubahan
Pada hakikatnya, kehidupan manusia dan organisasi selalu bergerak dan diliputi
oleh perubahan secara berkelanjutan. Perubahan terjadi karena lingkungan internal
dan eksternal. Perubahan berarti bahwa kita harus mengubah dalam cara
mengerjakan atau berpikir tentang sesuatu. Perubahan tersebut dapat terjadi pada
struktur organisasi, proses mekanisme kerja, SDM, dan budaya.
Untuk lebih memahami makna perubahan, terdapat beberapa karakteristik
perubahan (Kasali, 2006), yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Perubahan menimbulkan ekspektasi yang dapat menimbulkan getaran emosi
dan harapan
j.
2.
Tujuan Perubahan
3.
Sasaran Perubahan
a.
Struktur organisasi
b.
Teknologi
c.
d.
e.
Proses
f.
A.
Budaya organisasi
PERKEMBANGAN PERUBAHAN
Pada awalnya, perubahan ditunjukkan dengan adanya introduksi teknlogi baru pada
sekitar tahun 1980. Perkembangan teknologi dilakukan terus menerus untuk
meningkatkan efisiensi dan dalam banyak hal telah berhasil mengembangkan
perusahaan.
2.
TQM dikembangkan antara lain oleh Edward Deming, yang merupakan usaha dalam
keseluruhan organisasi untuk memperbaiki kualitas produk, proses, SDM, dan
lingkungan secara kontinu melalui perubahan struktur, sistem, praktik, dan sikap
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan daya saing
perusahaan. TQM merupakan keberhasilan perusahaan-perusahaan jepang, tetapi
pada perusahaan barat tidak menunjukkan keberlanjutan.
3.
BPR merupakan bagian dari TQM yang menjalankan perubahan secara radikal,
dramatis, dan fundamental. Tujuan BPR adalah untuk perbaikan kinerja organisasi
melalui efisiensi dan efektivitas proses bisnis yang mencakup biaya ,
mutu, delivery, service, dan speed.
B.
1.
Jenis Perubahan
a.
Perubahan dapat terjadi pada kegiatan yang bersifat rutin dan kontinu, terutama
pada kegiatan yang sifatnya strategic dan tidak berulang-ulang. Perubahan
terencana adalah aktivitas perubahan yang disengaja/direncanakan dan
berorientasi pada tujuan. Sedangkan perubahan tidak terencana merupakan
pergeseran aktivitas organisasional, karena adanya kekuatan eksternal yang berada
di luar kontrol organisasi.
b.
c.
d.
Dalam perubahan struktural terjadi kenaikan atau penurunan yang berarti yang
menghasilkan perubahan kualitas, sehingga diperlukan penyesuaian secara kontinu.
Sebagai contoh, teknologi komunikasi makin canggih sehingga tidak mungkin
mundur kembali. Perubahan siklikal mengikuti pola dalam fluktuasinya, kembali
secara regular pada tahap sebelumnya. Sebagai contoh, perubahan mode sifatnya
sementara dan suatu saat akan kembali pada desain lama.
e.
2)
Fase perencanaan : proses perencanaan menyangkut mengumpulkan
informasi untuk mendiagnosis masalahnya, menetukan tujuan perubahan dan
mendesain tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan, dan membujuk pengambil
keputusan mencapai tujuan serta mendukung perubahan.
3)
Fase tindakan
: implementasi perubahan menyangkut desain untuk
menggerakkan organisasi menuju perubahan, menciptakan pengaturan dalam
mengelola proses perubahan dan mendapat dukungan pelaksanaannya,
mengevaluasi implementasi dan umpan balik untuk penyesuaian serta perbaikan.
4)
Fase integrasi
perubahan.
2.
Tipologi perubahan
Kritner dan Kinicki (2001) mengelompokkan perubahan ke dalam tiga tipologi, yaitu.
1)
Adaptive change merupakan perubahan yang paling rendah tingkat
kompleksitasnya dan ketidakpastiannya.
2)
Innovative change memperkenalkan praktik baru dalam organisasi. Perubahan
ini berada di tengah kontinum diukur dari kompleksitas, biaya dan
ketidakpastiannya.
3)
Radically innovative change merupakan jenis perubahan yang paling sulit
dilaksanakan, cenderung paling menakutkan bagi manajer untuk melaksanakan,
karena memberikan dampak kuat pada keamanan kerja karyawan.
C.
1.
Hambatan Perubahan
a.
Demografis
b.
c.
2.
Kegagalan Perubahan
b.
c.
d.
Aktivitas dan krisis bersaing memecahkan perhatian, sehingga keputusan
tidak dilakukan
e.
f.
g.
h.
i.
j.
D.
Manajemen Perubahan
3.
Menurut Potts dan LaMarsh (2004), peran utama dalam menjalankan perubahan
adalah sebagai berikut.
a.
Change advocates yaitu orang yang mempunyai gagasan tetapi tidak
mempunyai wewenang untuk melaksanakan.
b.
Sponsor, biasanya adalah direktur atau manajer senior yang sibuk dengan
pekerjaan, tetapi bertanggung jawab dalam menjalankan peran aktif dalam proses
perubahan.
c.
Change agents, yaitu yang merencanakan dan mengimplementasikan
perubahan atas namanya sendiri.
d.
Targets, yaitu seseorang yang terkena dampak perubahan. Target termasuk
orang diluar organisasi seperti pelanggan atau pemasok.
e.
Stakeholders, yaitu semua orang yang terlibat dalam perubahan, termasuk
semua sponsor, agen perubahan dan target.
4.
Komitmen Perubahan
a.
Persiapan
Fase ini melakukan komitmen terdiri dari contact dan awareness. Usaha melakukan
kontak dalam bentuk rapat, pidato atau memo untuk mendapatkan kepedulian.
Hasil yang mungkin diperoleh dari kepedulian bisa pemahaman atau kebingungan.
b.
Penerimaan
Penerimaan terdiri atas tahapan pemahaman dan persepsi. Hasil dari pemahaman
bisa persepsi positif atau negatif. Persepsi positif akan mendukung memulai
perubahan.
c.
Janji (commitment)
Resistensi Perubahan
A.
B.
1.
Tingkatan Resistensi
Tingkatan resistensi dari yang paling lemah sampai pada paling kuat (Wibowo,
2006) adalah sebagai berikut:
a.
Acceptance
Indifference
Sikap tidak acuh ditunjukkan oleh sikap apatis, hilangnya minat bekerja, bekerja
dan hanya jika diperintah, serta merosotnya perilaku karyawan.
c.
Passive resistence
Ditunjukan oleh adanya sikap tidak mau bekerja, melakukan protes, dan melakukan
kegiatan sedikit mungkin.
d. Active resistence
Ditunjukkan dengan cara bekerja lambat, memperpanjang waktu istirahat kerja,
meninggalkan pekerjaan, melakukan kesalahan, mengganggu atau sabotase.
C.
1.
Resistensi individual
a.
Ketidakamanan ekonomis
b.
c.
d. Kebiasaan
e.
f.
g.
Kecenderungan individu
h.
Iklim ketidakpercayaan
i.
j.
Konflik pribadi
k.
l.
2.
Resistensi organisasi
Kelambanan struktural
b.
c.
f.
g.
h.
D.
1.
Mengatasi Resistensi
Teknik mengatasi resistensi
a.
b.
c.
f.
g.
Memperhitungkan situasi
2.
Menurut Kotter & Schlesinger (1979) diperlukan 6 strategi yang harus dijalankan,
yaitu: (1) Pendidikan dan komunikas, (2) Pelibatan dan pemberdayaan karyawan, (3)
Fasilitas dan dukungan, (4) Negosiasi dan kesepakatan, (5) Manipulasi dan
pemilihan, dan (6) Pemaksaan eksplisit dan implisit.
Usaha perubahan harus dimulai dengan sosialisasi tentang manfaat suatu
perubahan, baik bagi organisasi maupun anggotanya. Langkah-langkah yang akan
diambil adalah sebagai berikut:
a.
b.
Partisipasi
c.
d. Negosiasi
e.
f.
Paksaan/kekerasan
Mengimplimentasikan perubahan
Inputs
c)
Outputs
Merupakan hasil akhir yang diinginkan dari suatu perubahan. Hasil akhir ini harus
konsisten dengan rencana strategik. Hasil perubahan dapat diukur pada beberapa
tujuan baik pada tingkat organisasional, tingkat kelompok maupun tingkat
individual.
b)
c)
Membuka pikiran
b.
Menenangkan hati
c.
Memungkinkan tindakan
d.
Menghargai prestasi
a.
Saying goodbye
Mengucapkan selamat tinggal pada cara lama. Di atas kertas adalah logis bergeser
ke arah self-managed team, tetapi hal ini mengakibatkan orang tidak percaya lagi
pada supervisor untuk membuat keputusan.
b.
Merupakan tahap yang sulit, penuh ketidakpastian dan kabingungan. Tahap sulit
selama ini merupakan tahap yang sulit, terutama pada saat merger dan akuisisi,
dimana keputusan karier kebijakan dan aturan main ditinggalkan, sedangkan dua
kepemimpinan mengerjakan masalah kekuasaan dan pengambilan keputusan.
c.
Moving forward
Merupakan tindakan bergeser ke depan dan berprilaku dengan cara baru. Fase ini
memerlukan orang yang memulai berprilaku baru, meletakkan kompetensi dan nilai
risiko.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Persiapan
b.
c.
d.
Mendesain proyek
e.
f.
g.
h.
Implimentasi perubahan
J.
Model Accounting-Turnaround
Model ini diperkenalkan oleh Harlan D. Platt (1998) yang sangat kental dengan
akuntansi dan hukum. Platt membedakan strategi perubahan ke dalam tiga
kelompok, yaitu: transformasi korporat, turnaround, dan manajemen krisis. Ketiga
strategi tersebut dijalankan menurut kondisi yang berbeda-beda pada keadaan
perusahaan yang sedang menurun.
Teori Motivasi
Beckhard dan Harris (dalam Kasali, 2006) merumuskan teori-teori motivasi untuk
berubah.Perubahan akan terjadi bila ada sejumlah syarat, yaitu:
1.
Manfaat-biaya
2.
Ketidakpuasan
3.
4.
Perubahan alfa yaitu perubahan kepercayaan yang terjadi antara suatu dimensi
waktu yang stabil sebelum dan sesudah team-buliding dilakukan. Perubahan beta
yaitu perubahan yang terjadi dalam cara menilai kepercayaan (trust). Sedangkan
perubahan gamma yaitu perubahan yang terjadi karena manusia atau kelompok
melihat adanya faktor atau variabel lain yang lebih penting.
Teori Contingency
Teori ini dikembangkan oleh Tannenbaum dan Schmid pada tahun 1973 (dalam
Kasali, 2006). Keberhasilan menerapkan manajemen perubahan antara lain sangat
ditentukan oleh gaya yang diadopsi oleh manajemen. Teori ini berpendapat bahwa
tingkat keberhasilanpengambilan keputusan sangat ditentukan oleh sejumlah gaya
yang dianut dalam mengelola perubahan. Gaya dimaksud lebih manyangkut
pengambilan keputusan dari implementasinya.
Vroom & Jago (1988) menemukan bahwa tingkat keberhasilan masing-masing gaya
kepemimpinan berkaitan erat dengan sejumlah kemungkinan (contingencies).
D. Pembaruan Perusahaan
Menurut Platt(1998) perubahan strategis suatu perusahaan dilakukan dalam tiga
kategori, yaitu: transformasi manajemen, manajemen turnaround, dan manajemen
krisis.
a)
Transformasi manajemen
Manajemen turnaround
Hal ini biasanya dilakukan bila perusahaan menghadapi masalah yang pelik dan
melibatkan pihak-pihak yang lebih luas. Namun, pada tahapan ini, perusahaan
masih mempunyai sumber daya (pada sisi aset) dan tersedia waktu untuk
melakukan manuver perbaikan.
c)
Manajemen krisis
Hal ini biasanya dilakukan bila perusahaan memasuki krisis, yaitu saat perusahaan
mulai kehabisan dana dan energi(reputasi, motivasi)
d)
Kombinasi strategis
Manajemen selalu mengupayakan prinsip going concern yang antara lain tercermin
dalam:
1.
2.
3.
4.
5.
Kesiapan SDM
Pada umumnya, tidak semua SDM memahami akan arti pentingnya melakukan
perubahan. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pemahaman terhadap karakter
perubahan itu sendiri, apa yang dimaksud perubahan, mengapa perlu perubahan,
dan factor apa yang mendorong perubahan. Sampai di mana kesiapan untuk
melakukan perubahan dan bagaimana mengelola perubahan agar mencapai tujuan
yang diinginkan ?
Perubahan diawali dengan mempersiapkan semua SDM untuk menerima
perubahan, karena manusia menjadi subjek dan objek perubahan serta mempunyai
sifat resisten terhadap perubahan. Karena itu, perubahan SDM dimulai dengan
melaukan pencairan terhadap pola perilaku lama yang cenderung mempertahankan
status quo, untuk diubah agar bersedia menerima pola pikir baru yang berkembang
secara dinamis. Dalam hal tersebut diperlukan pemberdayaan SDM yang
merupakan kebutuhan untuk berlangsungnya proses perubahan.
B.
Orang cerdas memiliki kemampuan melebihi dari orang lain, yaitu memiliki daya
penalaran yang tinggi, bersifat kritis, dinamis, dan kreatif. Terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan bila dalam organisasi terdapat orang cerdas, yaitu sebagai
berikut.
1.
b.
c.
d.
e.
2.
Orang cerdas memiliki lima karakteristik yang mempengaruhi cara berpikir mereka
dan bertindak. Kelima karakteristik tersebut adalah :
a.
Berpengalaman
b.
Pendidikan
c.
Keahlian
d.
Prestasi unggul
e.
Kemampuan natural
3.
Untuk membuka pikiran dan hati orang cerdas, harus mengetahui bagaimana
mengelola situasi di mana masing-masing lima sifat yang kurang baik menonjol,
yaitu sebagai berikut.
a.
Orang cerdas sering memiliki ego proposional dengan tingkat sukses yang telah
dicapainya. Cara berhubungan dengan ego besar adalah dengan member
pengakuan pada kemampuan atau prestasinya. Perlu berhati-hati agar tidak
melukai egonya.
b.
Cara terbaik untuk mencegah orang cerdas terlalu percaya dirinya sendiri adalah
dengan menggali kemungkinan blind spot dalam organisasi dengan menggunakan
konsultan eksternal.
c.
Cara terbaik berhubungan dengan orang yang mempunyai kebiasaan jelek (tidak
sopan, kasar) adalah tidak kehilangan ketenangan dengan menggunakan psikologi.
d.
Kebanyakan orang cerdas telah memiliki cara berpikir dan pola kerja yang
dianggapnya baik dalam bidang pekerjaan. Untuk membujuk ia melakukan apa
yang diinginkan organisasi adalah melihat matanya dan bila perlu dengan cara
paksa.
C.
Mencapai keunggulan
Untuk menjadi SDM yang unggul dalam persaingan yang ketat, diperlukan berbagai
kegiatan yaitu sebagai berikut.
1)
Mengembangkan potensi
b.
c.
Mengambil risiko
d.
Mengembangkan dorongan
e.
f.
Mengejar keunggulan
2)
Memperbaiki keterampilan
Terdapat sejumlah alat dan teknik untuk meningkatkan kinerja lebih efektif adalah
dengan mendorong kreativitas, menggunakan waktu yang efisien, menjadi lebih
produktif, kemampuan memilih prioritas, memahami manfaat dan biaya,
mengurangi stress, dan mengukur progress.
4)
Mencapai sukses
Sukses melekat pada kemampuan mengelola karir dengan baik. Untuk mencapai
sukses harus dilakukan hal-hal berikut.
a.
b.
Menemukan mentor
c.
Melakukan kontak
d.
5)
Mempengaruhi orang lain agar menerima sudut pandang, gagasan, dan rencana
aksi adalah sangat penting untuk mencapai sukses. Bila dilakukan negosiasi, harus
mempunyai gagasan mengenai hasil optimal yang diinginkan, hasil yang
diharapkan, dan hasil minimal yang dapat diterima.
6)
Merencakan ke depan
D.
1.
Perlunya PPK
PPK diperlukan karena 2 hal, yaitu : (a) lingkungan eksternal telah berubah yang
penuh ketidakpastian, kompleksitas, dan perubahan yang tidak diduga, (b)
orangnya sudah berubah, dimana SDM menjadi intellectual capital bagi organisasi
dan factor dominan dalam mencapai keberhasilan.
3.
Hambatan PPK
E.
Untuk meningkatkan daya saing organisasi, diperlukan perubahan pola pikir semua
orang yang ada di dalam organisasi, yaitu perubahan sikap dan mindset. Mindset
adalah keadaan pikiran yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan
bertindak dalam stiap situasi. Mindset adalah paradigm mental yang dipengaruhi
lima komponen, yaitu :
a.
Adalah di mana seseorang tidak dapat melihat dengan baik dan jelas mengenai
perlunya melakukan perubahan. Pemimpin gagal melihat kelemahan organisasinya.
Blind spot mencegah orang melihat kelemahan dan kompetensinya.
b.
Asumsi
Adalah suatu pandangan atau anggapan yang dilihat sebagai suatu kebenaran
tetapi belum dibuktikan. Beberapa asumsi dibuat berdasarkan analisis formal,
sebagian berdasarkan pandangan kelompok atau pandangan pemimpin.
c.
Kebiasaan
Adalah tindakan yang dilakukan berulang-ulang tanpa berpikir dan menjadi berakar
dalam perilaku seseorang, yang tidak mengukur tujuan dan manfaat dari
tindakannya.
e.
Sikap
Sumber :
Nasution, M. Nur. 2010. Manajemen Perubahan. Jakarta : Ghalia Indonesia