Jurnal Anorganik Adsorben Metilen Blue Dari Kulit Jagung PDF
Jurnal Anorganik Adsorben Metilen Blue Dari Kulit Jagung PDF
METILEN BLUE
Rizky Widyastari
Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Tangsel
Abstrak
Kulit jagung adalah lembaran modifikasi daun yang membungkus tongkol jagung.
Kulit jagung ternyata juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu adsorben zat
warna metilen blue. Penelitian ini dilakukan untuk menguji potensi kulit jagung
dalam mengadsorpsi zat warna metilen blue yang diukur berdasarkan absorbansi.
Sampel kulit jagung yang diadsorpsi pada metilen 1 ppm absorbansinya adalah
0,056. Sampel kulit jagung yang diaktivasi dengan HCl diadsorpsi pada metilen
blue 3 ppm absorbansinya adalah 0,019.
Keyword : Kulit jagung, adsorben, dan metilen blue
PENDAHULUAN
Zat warna merupakan suatu
zat yang dapat menyerap suatu
partikel
warna
dan
lalu
memantulkannya
kembali
atau
meneruskan
warnanya
dengan
panjang gelombang tertentu sehingga
mempunyai warna yang khas. Proses
terjadinya warna yang paling umum
adalah adanya absorpsi cahaya dari
panjang gelombang tertentu oleh
suatu zat. Senyawa organik dengan
konjugasi
yang
tinggi
dapat
menyerap cahaya pada panjang
gelombang sekitar 4000 . Warna
juga dapat dibentuk dari senyawa
organometalik ataupun senyawa
anorganik kompleks. Secara umum
terjadinya warna desebabkan oleh
absorspsi
panjang
gelombang
tertentu suatu cahaya putih oleh
senyawa organik. Tipe struktur
parsial yang berhubungan dengan
terbentuknya warna (gugus tak jenuh
yang dapat mengalami transisi dari
-* dan n-*) disebut dengan
kromofor. Beberapa kromofor dapat
diintensifkan
warnanya
dengan
menambah suatu gugus lain yaitu
auksokrom. Gugus auksokrom antara
lain: -OH, -OR, -NH2, -NHR, -NR2,
-X, dan SO3 (Fessenden dan
Fessenden, 1982).
Zat-zat warna dapat diperoleh
dari tanaman maupun hewan tetapi
ada pula yang dapat disintesis.
Banyak sekali zat-zat warna yang
biasa digunakan dalam kehidupan
Prosedur Penelitian
a. Tahap Dehidrasi
Kulit jagung di potong kecil-kecil
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam
penelitian ini diantaranya adalah
tabung reaksi, rak tabung reaksi,
gelas piala, cawan porselein, corong,
batang pengaduk, timbangan analitik,
oven, furnace, dan spektrometer.
Bahan yang dipakai dalam
penelitian ini adalah metilen blue,
HCl 1M, aquades, kulit jagung, dan
kertas saring.
Diukur absorbansinya
= 10,00 gram
Massa abu
= 0,25 gram
Absorbansi
0,056
0,019
0,143
0,020
Adsorpsi
metilen
biru
menggunakan kulit jagung dilakukan
untuk mengetahui potensi kulit
jagung dalam mengadsorpsi zat
warna metilen blue yang diukur
berdasarkan absorbansi. Penelitian
ini
menggunakan
beberapa
perlakuan,
yaitu
menggunakan
perbedaan konsentrasi metilen blue 1
ppm dan 3 ppm, kulit jagung tanpa
diaktivasi, dan kulit jagung yang
diaktivasi terlebih dahulu dengan
menggunakan HCl 1 M.
Pengukuran adsorpsi ini
dilakukan melalui 4 tahap, yaitu
dehidrasi, karbonasi, aktivasi, dan
adsorpsi. Proses dehidrasi dilakukan
pemanasan pada oven dengan tujuan
untuk menghilangkan kadar air pada
bahan baku, yaitu kulit jagung.
Tahap kedua yaitu karbonasi,
bertujuan untuk memperoleh karbon
dari bahan baku tersebut. Proses ini
merupakan proses pembuatan arang
aktif secara fisik. Proses karbonisasi
akan
menguraikan
komponenkomponen yang terkandung dalam
bahan baku arang aktif. Suhu dan
waktu karbonisasi akan berpengaruh
terhadap
kualitas
karbonisasi.
Semakin lama waktu karbonisasi
maka semakin sempurna hasil
karbonisasi begitu pula semakin
tinggi suhu saat proses karbonisasi
akan menghasilkan karbonisasi yang
semakin
sempurna.
Tahap
selanjutnya adalah aktivasi kimia.
Tahap ini dilakukan dengan cara
merendam arang hasil karbonisasi
dengan larutan aktivator. Larutan
aktivator ini berupa hidroksida logam
alkali,
garam-garam
karbonat,
klorida, sulfat, fosfat, khususnya
asam-asam anorganik seperti asam
sulfat, asam fosfat, dan uap air pada
suhu tinggi. Pemilihan jenis aktivator
akan berpengaruh terhadap kualitas
karbonaktif. Proses aktivasi arang
aktif dalam larutan aktivator ini akan
melarutkan senyawa yang menutup
pori arang, sehingga pori-pori aran
aktif akan melebar dan daya
serapnya akan meningkat. Aktivasi
diakhiri dengan proses pencucian.
Hal
ini
bertujuan
untuk
menghilangkan sisa-sisa larutan
aktivator.
Proses
pencucian
dilanjutkan
dengan
penetralan
menggunakan
larutan
aquades.
Proses penetralan dengan larutan
aquades ini juga mengakibatkan
pergantian gugus OH, sehingga
permukaan arang aktif dengan gugus
OH ini akan menyebabkan arang
aktif akan reaktif jika bereaksi
dengan senyawa polar karena bersifat
hidrofilik.
Dari tabel hasil pengamatan
diatas,
dapat
dilihat
bahwa
konsentrasi berbanding lurus dengan
absorbansi.
Semakin
besar
konsentrasi metilen blue, maka
semakin
besar
pula
nilai
absorbansinya.
Pengukuran
absorbansi
metilen
blue
ini
menggunakan panjang gelombang
665 nm. Absorbansi metilen blue
yang digunakan pada 1 ppm adalah
0,190 dan pada metilen blue 3 ppm
adalah 0,290.
KESIMPULAN
1. Absorbansi metilen blue pada 1
ppm yaitu 0190
2. Sampel kulit jagung yang
diadsorpsi pada metilen 1 ppm
absorbansinya adalah 0,056
3. Absorbansi metilen blue pada 3
ppm adalah 0,290
4. Sampel kulit jagung yang
diaktivasi dengan HCl diadsorpsi
pada
metilenblue
3
ppm
absorbansinya adalah 0,019
Daftar Pustaka
Rizanti,
Yuni.
Pemanfaatan
Arang Aktif untuk Pemurnian
Limbah Logam Cair. Universitas
Jember.
http://en.wikipedia.org/wiki/Meth
ylene_blue
http://id.wikipedia.org/wiki/Jagun
g