Pengujian Gluten
Pengujian Gluten
240210120054
V.
ini membahas mengenai pengujian berbagai bahan seperti uji daya serap tepung
terigu, uji gluten, uji aktivitas ragi, uji sirup gula, uji kelarutan gula, dan uji
pelelehan cokelat.
5.1
berbagai faktor yang mempengaruhi kualitas tepung terigu. Water absorption atau
daya serap tepung terigu merupakan kemampuan tepung terigu dalam menyerap
air (Forwardo, dkk., 2008).
Pengujian terhadap daya serap ini dapat dilakukan dengan menentukan
persentase jumlah air per berat tepung (gram) yang dibutuhkan hingga adonan
menjadi kalis. Formula perhitungan :
Uji gluten dilakukan dengan cara memisahkan gluten dengan pati yang
terdapat pada adonan tepung terigu. Menurut Anonima (2014), gluten adalah suatu
senyawa pada tepung terigu yang bersifat kenyal dan elastis, yang diperlukan
dalam pembuatan roti agar dapat mengembang dengan baik, yang dapat
menentukan kekenyalan mie serta berperan dalam pembuatan kulit martabak telur
supaya tidak mudah robek. Umumnya kandungan gluten menentukan kadar
protein tepung terigu, semakin tinggi kadar gluten, semakin tinggi kadar protein
tepung terigu tersebut. Kadar gluten pada tepung terigu, yang menentukan kualitas
pembuatan suatu makanan, sangat tergantung dari jenis gandumnya.
Gluten didapat dengan mencuci adonan pada air mengalir. Proses tersebut
akan melarutkan pati dan bahan-bahan terlarut yang lain, sedangkan massa seperti
karet dan basah yang tersisa adalah gluten basah (Bennion, 1980). Proses
pemisahan tersebut dinamakan proses Martin, yang dalam arti luas meliputi
penyiapan adonan air tepung dan mencuci pati dari adonan supaya hanya gluten
yang seperti karet yang tertinggal (Buckle et al., 1987).
Lunak
kasar
Empuk,
lembut,
kenyal
Kesat,
kenyal
lembut,
kenyal,
licin
kenyal,
kesat
32,0000
25,0000
32,9943
24,9999
25,4218
25,0115
18,2
16
20
18,4
12,5
23,5
56,88%
64,00%
60,60%
73,6%
44,17%
94,45%
Warna
Putih
gading
pucat
Coklat
Putih
Putih
kekuningan
Tekstur
kenyal
keras
Plastis,
lembut
Kenyal,
elastis
45,285
37,6333
45,207
37.8810
37,7804
39,1182
14,3231
1,807
10,106
6,0360
Tekstur
Berat
Tepung
(g)
Jumlah
Air (ml)
Daya
Serap
Air (%)
Berat
sebelum
dicuci
(g)
Berat
setelah
dicuci(g)
Cakra
Kembar
Tepung
Gandum
Segitiga
Biru
Gambar
Tepung
Beras
Kunci
Biru
Tepung
Ketan
tinggi
atau
tempat
penyimpanan
yang
lembab. Water Absorption sangat bergantung dari produk yang akan dihasilkan.
Dalam pembuatan roti umumnya diperlukan water absorption yang lebih tinggi
dari pada pembuatan mie dan biskuit. (Anonima, 2014).
Hasil pengamatan uji gluten pada tiga sampel tepung menunjukkan hasil
tepung segitiga biru memiliki kandungan gluten tertinggi, diikuti cakra kembar
dan kunci biru. Menurut Belitz and Grorsch (1999), protein tepung terigu tersusun
atas dua jenis protein pembentuk gluten dan protein bukan pembentuk gluten.
Protein bukan pembentuk gluten berkisar 15% (albumin, globulin, peptide, dan
enzim) dan protein gluten sebesar 65% (gliadin dan glutenin). Gluten bersifat
lentur dan elastis yang terutama ditentukan oleh glutenin dan sifat kerentangan
yang ditentukan oleh gliadin, sehingga adonan tepung mampu untuk
mengembang. Kesimpulannya adalah semakin tinggi kandungan protein dalam
dan memperlunak gluten dengan asam yang dihasilkan serta memberikan rasa dan
aroma yang khas pada roti. Semua jenis ragi yang digunakan pada pembuatan roti
adalah Saccharomyces cereviceae. Ragi beraktivitas optimal pada suhu 35o-40oC
dan ideal pada 38oC dengan kelembaban 80%. Ragi yang dijual di pasaran
beragam jenisnya, namun dalam pengujian ini digunakan ragi instan Fermipan.
Pengujian aktifitas ragi dilakukan dengan membuat adonan terlebih
dahulu, yaitu dengan mencampurkan 50gram terigu dengan larutan ragi (1 gram
ragi yang dilarutkan dalam 50 ml air hangat) lalu diuleni hingga adonan kalis.
Selanjutnya adonan dimasukkan ke dalam gelas yang sudah diolesi minyak
goreng. Pengolesan minyak goring dilakukan agar adonan tidak lengket pada
dinding gelas dan bebas mengembang tanpa halangan. Setiap 10 menit hingga 1
jam, adonan diamati pertambahan volumenya.
Tabel 2. Pertambahan Tinggi Adonan
Waktu Cakra Kembar (cm)
Segitiga Biru (cm)
0
2,5
3
10
3,7
3,5
20
5,0
4,8
30
5,5
5
40
5,6
5,2
50
5,7
5,2
60
5,7
5,2
(sumber:dokumentasi pribadi, 2015)
Tabel 3. Sifat Adonan pada Aktivitas Ragi
CakraKembar
SegitigaBiru
Kriteria
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Warna
Putih
kekunin
gan
Putih
kekuning
an
Agak
Khas
asam
Ragi
Kenyal,
Tekstur
Kenyal
Kenyal
berongga
(sumber:dokumentasi pribadi, 2015)
Aroma
Khas
Ragi
Putih
kekuning
an
KunciBiru
Awal
Akhir
Putih
kekuning
an
Putih
kekuning
an
Putih
kekuning
an
Agak
asam
Kenyal,
berongga
Khas
Ragi
Agak
asam
Kenyal,
berongga
Kenyal
Hampir semua kembang gula dibuat dengan memasak gula terlebih dahulu hingga
terbentuk sirup gula. Setiap suhu yang digunakan pada proses pemasakan tersebut
menghasilkan sirup gula dengan karakteristik yang berbeda-beda. Namun,
umumnya sirup gula berwarna kecoklatan akibat terjadinya proses karamelisasi.
Pengujian ini dilakukan dengan memanaskan 100 gram gula pasir pada
wajan dengan api sedang sambil terus diaduk. Termometer gula diletakkan diatas
gula tanpa mengenai dasar wajan karena akan menyebabkan kekeliruan
pengukuran suhu. Pada saat termometer menunjukkan suhu gula 105oC, 115oC,
122oC, 138oC, dan 154oC gula diambil sedikit lalu dijatuhkan ke dalam baskom
berisi air es untuk diamati karakteristik gumpalannya.
Tabel 4. Uji Sirup Gula
Kriteria
105
115
Warna
Putih
kekuningan
Putih
kekuningan
++
Aroma
Karamel +
Karamel ++
Tekstur
Keras, gula
keras
Keras,
gumpalan
kristal kecil
Rasa
Gula
Gula
karamel
Suhu (oC)
122 o
Coklat
muda
keemasan,
bintik putih
di dalam
Karamel ++
+
Keras,
lembut,
gumpalan
kristal
hilang
Karamel
138 o
154 o
coklat
keemasan
Coklat tua
keemasan
Karamel +
+++
Karamel +
++++
Keras,
mengkilap
halus
Keras,
mengkilap
halus
Karamel +
+
Karamel
sedikit
gosong
merubah
warna,
proses
karamelisasi
juga
menyebabkan
terbentuknya aroma dan citarasa yang khas. Namun, jika pemasakan yang
dilakukan berlebih maka rasa pahit akan timbul, seperti yang ditunjukkan pada
sirup gula dengan suhu 154oC.
5.5
Coklat tua ++
Khas coklat
Padat
Pahit
Warna
Coklat tua ++
Aroma
Khas coklat
Tekstur
Kental, halus
Rasa
Pahit
Dark
chocolate
Awal
Coklat tua
Khas coklat
Padat
Pahit
Setelah meleleh
Coklat tua
Khas coklat +
++
Milk
chocolate
White
chocolate
Coklat
Coklat susu
Padat
Manis +
Putih
Susu +
Padat
Manis +++
Coklat
Khas coklat
susu
Putih
Kental, ada
gumpalan
Agak manis
Kental, ada
gumpalan
Manis ++
Khas susu
Kental ada
gumpalan
Manis +++
Dark chocolate
+ coccoa mass
Milk
chocolate
49 detik
42oC
White
chocolate
1 menit 14
detik
68oC
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah:
1. Urutan daya serap dari tertinggi hingga terendah adalah Cakra Kembar
Kunci biru > Segitiga Biru. Urutan yang seharusnya adalah Cakra Kembar
> Segitiga Biru > Kunci Biru.
2. Pemisahan gluten dari tepung terigu dapat dilakukan dengan proses
Martin.
3. Tepung tapioka, tepung beras, dan tepung maizena tidak mengandung
gluten.
4. Kadar gluten pada tepung terigu mempengaruhi daya serap tepung terigu,
semakin tinggi kandungan glutennya maka daya serap airnya makin tinggi
pula.
5. Kadar gluten pada tepung terigu mempengaruhi daya pengembangan
adonan akibat aktivitas ragi.
6. Aktivitas ragi dalam fermentasi roti, menghasilkan gas CO2 yang
terperangkap oleh struktur gluten, sehingga menyebabkan adonan roti
mengembang.
7. Pencoklatan pada gula yang dipanaskan akibat adanya reaksi karamelisasi.
8. Pada pembuatan sirup gula, semakin tinggi suhu pemasakan maka akan
menyebabkan semakin gelap warna sirup, semakin tajam aroma sirup,
semakin keras tekstur sirup, dan semakin pahit rasa sirup yang dihasilkan.
Gumpalan sirup yang dihasilkan pun semakin lengket, mudah patah, dan
ringan seiring dengan bertambahnya suhu pemasakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima.2014.Seputar Tepung Terigu. (Diakses tanggal 15 Maret 2015) dari
http://www.bogasari.com/tentang-kami/seputar-tepung-terigu.aspx
Anonimb.2014.Jenis-jenis Gula dan Berbagai Produk Terkait. (Diakses tanggal 15
Maret 2015) dari http://www.food-info.net/id/products/sugar/types.htm
DISKUSI
1. Apa nama protein pada tepung terigu?
Jawab : Gluten. Gluten adalah suatu senyawa pada tepung terigu yang
bersifat kenyal dan elastis, yang diperlukan dalam pembuatan roti
agar dapat mengembang dengan baik, yang dapat menentukan
kekenyalan mie serta berperan dalam pembuatan kulit martabak
telur supaya tidak mudah robek. Umumnya kandungan gluten
menentukan kadar protein tepung terigu, semakin tinggi kadar
gluten, semakin tinggi kadar protein tepung terigu tersebut. Kadar