Anda di halaman 1dari 4

BLOK ORAL BIOMEDIC

RESUME FILM 2
Pemeriksaan Ekstra Oral dan Intra Oral

Disusun Oleh :
Nama

: Charmelita Clara Siahaan

NIM

: G1G010020

Kelompok

:3

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
2012

Pemeriksaan Ekstra Oral dan Intra Oral


A. Pemeriksaan Ekstra Oral
Pemeriksaan ekstra maupun intra oral diperoleh melalui pemeriksaan obyektif maupun
pemeriksaan subyektif. Pemeriksaan obyektif adalah gabungan informasi obyektif pasien
yang dapat diperoleh dengan melihat atau memeriksa keadaan pasien secara langsung.
Sedangkan pemeriksaan subyektif contohnya adalah riwayat kesehatan pasien atau bisa
disebut pemeriksaan yang berdasarkan hasil anamnesa dari pasien. Pemeriksaan ekstra oral
dan intra oral pada dasarnya dilakukan denga cara yang relatif sama yaitu dengan cara
inspeksi, palpasi ataupun perkusi. Pemeriksaan ekstra oral adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan melihat dan memeriksa keadaan tubuh pasien secara umum, meliputi
mata, leher (kelenjar tiroid), jari, kuku, telapak tangan. kulit wajah, distribusi rambut, profil
wajah, kesimetrisan wajah, kontur kepala, sendi temporomandibular dan kesehatan umum
pasien.
Pemeriksaan ekstra oral dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah
dengan cara inspeksi. Inspeksi adalah pemeriksaan dengan cara melihat menggunakan indra
pengelihatan untuk memperhatikan keadaan tubuh pasien secara umum dan mengamati
kemungkinan adanya kelainan pada pasien. Inspeksi yang dilakukan dengan cara melihat
ukuran, bentuk, warna, hubungan anatomi, integritas jaringan, derajat keratinisasi, dan
kesimetrisan bilateral dari setiap bagian atau organ tubuh yang diamati.
Cara pemeriksaan ekstra oral selanjutnya adalah palpasi. Palpasi adalah pemeriksaan
yang dilakukan dengan indra peraba untuk merasakan kontur dari jaringan atau organ tubuh
yang diperiksa dan merasakan adanya pembesaran atau kelainan yang kemungkinan dapat
terjadi. Pada pemeriksaan palpasi yang dapat diperiksa adalah meraba konsistensi,
pergerakan massa, perbandingan bilateral dan identifikasi anatomi pada organ tubuh yang
sedang diperiksa. Palpasi yang dapat dilakukan diantaranya pada pemeriksaan limfonodi.
Pada pemeriksaan limfonodi dilakukan pemeriksaan untuk melihat ukuran, bentuk,
mobilitas, jumlah dan konsistensi dari limfonodi tersebut. Pemeriksaan limfonodi dilakukan
dengan cara meraba beberapa titik-titik adanya limfonodi dengan menekankan jari pada area
tersebut dan jari ditekan dengan sedikit diputar. Titik adanya limfonodi tersebut contohnya
pada area submandibula untuk memeriksa limfonodi submandibula, area parotis untuk
memeriksa limfonodi parotid, area submental untuk memeriksa limfonodi submental dan
lain sebagainya.
Pemeriksaan ekstra oral selanjutnya adalah dengan melakukan palpasi pada bibir. Bibir
dipalpasi pada area vermilion dan juga area perbatasan vermilion zone dengan kulit. Palpasi
pada bibir tersebut dilakukan untuk melihat adanya batas antara vermilion dengan kulit dan
ada atau tidaknya keratinisasi pada bibir. Kemudian berlanjut pemeriksaan pada mata,
melalui inspeksi mata dapat dilihat ada atau tidaknya kelainan yang terjadi, contohnya
seperti terjadinya proptosis pada mata. Kemudian diperiksan juga pada bagian leher, melihat
ada atau tidaknya pembesaran pada bagian leher. Apabila pada pemeriksaan ditemukan
proptosis pada mata dan ada pembesaran pada bagian leher yaitu pembesaran kelenjar tiroid
maka pasien dapat diperkirakan mengidap penyakit tertentu yaitu goiter.
2

Pemeriksaan ekstra oral juga dapat memeriksa kuku dan telapak tangan pasien.
Contohnya pada kuku penderita penyakit hati kongenital, kuku pasien memiliki warna yang
tidak sama dengan orang normal. Kemudian pemeriksaan telapak tangan dengan cara
melihat warna dari telapak tangan, apabila telapak tangan berwarna merah muda maka
pasien memiliki HB normal.
Pemeriksaan ekstra oral selanjutnya adalah pemeriksaan dengan palpasi pada sendi
temporomandibular. Pemeriksaan dilakukan dengan meletakkan tangan pemeriksa pada
daerah persendian kemudian pasien membuka dan menutup mulut serta melakukan beberapa
gerakan seperti pasien oklusi dan rahang digerakan ke kanan atau ke kiri. Pemeriksaan
tersebut dilakukan untuk melihat pergerakan sendi dari pasien dan melihat ada atau tidaknya
kelainan yang terjadi seperti suara yang timbul pada persendian karena adanya gesekan atau
gerakan yang salah pada sendi.
B. Pemeriksaan Intra Oral
Pada pemeriksaan intra oral pada dasarnya sama seperti pemeriksaan ekstra oral, yaitu
pemeriksaan dilakukan dengan inspeksi pada bagian intra oral pasien menggunakan kaca
mulut, palpasi pada bagian intra oral pasien serta perkusi pada beberapa gigi pasien yang
diduga adanya kelainan yang terjadi. Pemeriksaan intra oral yang dapat dilakukan
diantaranya adalah melihat mukosa intra oral dari pasien, yaitu palpasi mukosa labial bibir
bawah, mukosa labial bibir atas dan mukosa bukal untuk melihat konsistensi, karakteristik
jaringan dan indurasi, contohnya pada pasien yang memiliki kebiasaan menggigit-gigit bibir
atau mukosa bibir terjadi perubahan warna, pinggiran yang kasar dan terjadi keratinisasi
pada mukosa labial, selain itu juga pada pasien perokok mukosa labialnya berwarna
kemerahan. Setelah itu lakukan juga inspeksi dan palpasi pada bagian mucobucal fold atas
dan bawah untuk melihat karakteristik jaringan serta pada forniks bawah untuk melihat
posisi frenulum bibir bawah. Palpasi dan inspeksi dilakukan terus hingga melihat semua
anatomi pada intra oral yang kemungkinan dapat terjadi kelainan atau penyakit, maka
palpasi juga pada bagian retromolar pad, tuberositas, palatum untuk melihat rugae yang ada
pada palatum. Kemudian pemeriksaan pada lidah, pada pemeriksaan lidah dapat melihat
palatum mole dan derajat defiasinya. Pemeriksaan dilakukan dengan cara membuka mulut
dan lidah dipegang oleh pemeriksa menggunakan tissue kemudian lihat permukaan lateral,
permukaan dorsum dan permukaan ventral lidah. Perubahan pada lidah yang dapat dilihat
contohnya adalah pada dorsum lidah meningkatnya pemanjangan papila filiform pada
perokok, kemudian pada pasien dengan penyakit sistemik terjadi perubahan warna pada
lidah dan hilangnya papila pada lidah.
Pemeriksaan intra oral juga memeriksa bagian dasar mulut, pemeriksaan dilakukan
untuk melihat frenulum lingualis, kurunkel lingual dan sublingual fold. Pemeriksaan
dilakukan dengan meminggirkan sedikit lidah dan lihat lingual space kemudian palpasi juga
aspek lingual dengan menggerakan jari dari sisi satu ke sisi yang lainnya. Kemudian lakukan
palpasi dari bagian intra oral dan ekstra oral pada daerah submandibula untuk memeriksa
glandula saliva submandibula. Setelah itu lakukan pemeriksaan sekresi saliva dengan cara
3

keringkan terlebih dahulu anterior dasar mulut kemudian untuk menstimulasi produksi saliva
dengan cara menekan-nekan secara perlahan pada daerah glandula dari ekstra oral kemudian
perhatikan keluarnya saliva pada intra oral.
Pemeriksaan intra oral selanjutnya adalah pada jaringan gingiva, pemeriksaan dilakukan
untuk melihat warna pada gingiva, bentuk dari gingiva, hubungannya untuk menopang gigi,
kepadatan gingiva, perlekatan epitel, soket gingiva pada penopangan gigi dan hubungannya
dengan cementoenamel junction. Pada gingiva yang sehat berwarna merah muda, terlihat
tidak ada perubahan warna dari margin gingiva sampai ke attached gingiva. Kemudian
bentuk dari gingiva yang normal adalah gingiva margin melekat mengikuti leher gigi dan
gingiva mengisi hingga titik kontak antar gigi. Selain itu untuk memeriksa kedalaman dari
soket dapat dilakukan dengan menggunakan probe, pemeriksaan dilakukan dengan
memasukan probe secara perlahan dan hati-hati agar tidak melukai gingiva pasien kemudian
dilihat gingiva pasien telah mencapai batas tertentu yang sudah terdapat pada probe.
Pemeriksaan terakhir yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan pada gigi. Pemeriksaan
pada gigi dapat dilakukan dengan cara perkusi, yang diperhatikan dari pemeriksaan perkusi
ini adalah keluarnya suara dari gigi dan respon dari pasien. Suara yang timbul pada
pemeriksaan perkusi menggambarkan struktur pendukung gigi dan jaringan sekitarnya.
Selain itu lihat juga relasi lengkung maksila dan mandibula, serta lihat juga interkuspasi dari
gigi. Untuk melihat posisi serta relasi lengkung maksila dan mandibula dapat dilakukan
dengan cara pasien relaks lalu membuka mulut dan pemeriksa menggerakan rahang dengan
menaik turunkannya hingga mencapai kontak atau oklusi, kemudian bisa juga dengan cara
meminta pasien untuk oklusi dan menggerakkan rahang bawahnya ke kiri, ke kanan, ke
depan dan ke belakang pada saat oklusi tersebut. Pada pemeriksaan tersebut perhatikan
relasi lengkung maksila dan mandibula pada pasien serta lihat pula posisi gigi pasien pada
saat pasien diminta beroklusi dan menggerakan rahang bawahnya ke posisi tertentu. Pada
pemeriksaan interkuspasi pasien diminta beroklusi kemudian dilihat hubungan gigi maksila
dan gigi mandibula sehingga dapat menentukan kelas maloklusi gigi pasien.

Anda mungkin juga menyukai