Anda di halaman 1dari 23

ASKEP LANSIA DENGAN GANGGUAN

PSIKOLOGIS (DEPRESI)
Posted on November 24, 2012
BAB I
PENDAHULUAN

1. A.

Latar Belakang

Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun
ke tahun, hal tersebut membutuhkan upayapemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam
rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia,berdaya guna dan produktif.
keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat dari tahun
ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam
rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif.proses menua yang
dialami oleh lansia menyebabkan mereka mengalami berbagai perasan sedih,cemas,kesepian,
dan mudah tersinggung dan depresi. Jika lansia mengaklami gangguan tersebut maka kondisi
tersebut dapat menggangu kegiatan sehari-hari lansia.mencegah dan merawat lansia dengan
masalah tersebut adalah hal yang sangat penting dlamupaya mendorong lansia bahagia sejahtera
di dalamkeluarga serta masyarakat.

1. B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian lansia dan batasan lansia ?
2. Apakah yang dimaksud dengan proses menua ?
3. Bagaimanakah teori-teori proses menua ?
4. Apakah pengertian depresi ?
5. Apakah faktor predisposisi dan pencetus ?
6. Apakah tanda dan gejala depresi serta ciri-ciri depresi ?

7. Bagaimanakah asuhan keperawatan lansia dengan depresi ?


1. C.

Tujuan
1. Untuk menetahui pengertian lansia dan batasan usia.
2. Untuk mengetahui dan mengerti proses menua.
3. Untuk mengetahui teori teori proses menua.
4. Untuk mengetahui apa itu depresi
5. Untuk mengetahui faktor predisposisi dan faktor pencetus depresi
6. Untuk mengetahui tanda dan gejala depresi.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan lansia dengan depresi.

1. D.

Manfaat

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai lansia beserta
bagian-bagian penting dan asuhan keperawatan lansia dengan depresi. Dengan penyusunan
makalah ini, juga diharapkan dapat menjadi acuan untuk lebih mengetahui apa yang menjadi
tujuan penyusunan makalah ini.

1. E.

Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah asuhan keperawatan lansia dengan depresi penulis menggunakan
metode study pustaka, pengetikan dan pengeditan serta browsing internet.

BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

1. A.

Tinjauan tentang Lansia


1. Pengertian lansia

Menurut organisasi kesehatan adalah usia pertengahan (midlle age) kelompok usia45-70 tahun
usia lanjut (elders) antara 60-70 tahun usia tua (old) antara 75-90thn usia dangat tua(very old)
diatas 90 tahun.
Menurut prof koesmoto setyonegoro lanjut usia adalah orang yg berumur 65 tahun keatas.
Sebenarnya lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidakapat ditentukan oleh tuhan yang
maha esa (wahyudi nugroho,2000)
1. Batasan-batasan Lansia
Batasan seseorang dikatakan Lanjut usia masih diperdebatkan oleh para ahli karena banyak
faktor fisik, psikis dan lingkungan yang saling mempengaruhi sebagai indikator dalam
pengelompokan usia lanjut. Proses peneuan berdasarkan teori psikologis ditekankan pada
perkembangan). World Health Organization (WHO) mengelompokkan usia lanjut sebagai berikut
:
1. Middle Aggge (45-59 tahun)
2. Erderly (60-74 tahun)
3. Old (75-90 tahun)
4. Very old (> 91 tahun)
Menurut Birren dan Renner dalam Johanna E.P (1991; 75) usia biologis dabat diberi batasan
sebagai suatu estimasi posisi seseorang dalam hubungannya dengan potensi jangka hidupnya.

Menurut Eisdoefer dan Wilkie dalam Johanna, EP (1993, 75) mengatakan bahwa usia biologis
adalah proses genetik yang berhubungan waktu, tetapi terlepas dari stres, trauma dan penyakit.
Seseorang dikatakan muda secara biologis apabila secara kronologis tua, tetapi organ-organ
tubuhnya, seperti jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, tetap berfungsi seperti waktu muda.
Usia psikologis adalah kapasitas individu untuk adaptif dalam hal ingatan, belajar, intelegnsi,
keterampilan, perasaan, motivasi dan emosi. Apabila hal ini masih baik dan stabil dapat
dikatakan secara psikologis ia masih dewasa.
Usia sosial menekankan peran dan kebiasaan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain
dan menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab di mayarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tua :
1. Herediter
2. Nutrisi
3. Status Kesehatan
4. Penglaman hidup
5. Lingkungan
6. Stres
7. Proses penuaan
1. Pengertian
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan karakteristik
menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya. Individu diberi kesempatan
untuk mempersiapkan dirinya menghadapi ketidamampuan dan bahkan kematia (Cox, 1984).
1. Teori-teori Proses Penuan
1)

Teori Biologi

Perubahahn biologi yang berasal dari dalam(intrinsik)/ Teori Genetika

a)
Teori jam biologi (Biological clock theory), Proses menua dipengaruhi oleh faktor-faktor
keturunan dari dalam. Umur seseorang seolah-olah distel seperti jam.
b) Teori menua yang terprogram (program aging theory), sel tubuh manusia hanya dapat
membagi diri sebanyak 50 kali.

c)

Teori Mutasi (somatic mutatie theory), setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.

d) The Error Theory, Pemakaian dan rusak kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel
tubuh lelah (terpakai).

Perubahan biologik yang berasalah dari luar/ekstrinsik (Teori Non Genetika).

a)
Teori radikal bebas, meningkatnya bahan-bahan radikal bebas sebagai akibat pencemaran
lingkungan akan menimbulkan perubahan pada kromosom pigmen dan jaringan kolagen.
b) Teori imunlogi, perubahan jaringan getah bening akanmengakivbatkan ketidakseimbangan
sel T dan terjadi penurunan fungsi sel-sel kekebalan tubuh, akibatnya usia lanjut mudah terkena
infeksi.
2)
a)

Teori Psikologik
Maslow Hierareky Human Needs Theory

Teori Maslow mengungkapkan hirarki kebutuhan manusia yang meliputi 5 hal (kebutuhan
biologik, keamanan da kenyamanan , kasih sayang, harga diri, aktualisasi diri dan aktualisasi
diri.
b) Jungs Theory of invidualsm
Teori individualism yang dikemukakan Carl Jung (1960) mengungkapkan perkembangan
personality dari anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan hingga dewasa tua
(lansia) yang dipengaruhi baik dari internal maupun eksternal.
c)

Course of Human Life Theory

Chorlotte Buhler juga merupakan penganut teori psikologik dengungkapkan bawa teori
perkembangan dasar manusia yang difokuskan pada identifikasi pencapaian tujuan hidup
seseorang dalam melalui fase-fase perkembangan.
d) Eight Stages of Life Theory
Teori Eight Stages of Life yang dikemukakan Erikson (1950) adalah suatu teori perkembangan
psikososial yang terbagi atas 8 tahap, yang mempunyai tugas dan peran yang perlu diselesaikan
dengan baik :
Tahap Masa bayi timbul kepercayaan dasar (basic trust)
I
Tahap penguasaan diri (autonomi)
Tahap
II

Tahap
III

Tahap inisiatip

Tahap
Timbulnya kemauan untuk berkarya (Industriousness)
IV
Tahap
V

Mencari identitas diri (Identy)


Timbulnya keintiman (Intimacy)

Tahap
Mencapai kedewasaan (generativity)
VI
Memasuki usia lanjut akan mencapai kematangan kepribadian (ego
Tahap
Integrity), dia merupakan orang yang memiliki integritas dalam
VII
kepribadian sehingga mampu berbuat untuk kepentingan umum.
Kegagalan pada tahap ini akan menyebabkan cepat putus asa.
Tahap
VIII

Demikian juga dengan teori Developmental Task yang dikemukakan Havighurst (1972) bahwa
masing-masing individu melalui tahap-tahap perkembangan secara spesifik dan terjadi
variasi/perbedaan antara individu satu dengan lainnya.
Tahap perkembangan ini harus dilalui dengan baik sehingga individu akan merasakan
kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.

Peran Perawat pada klien lansia sesuai Proses Penuaan.

Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas yang membutuhkan suatu
kondisi yang bersifat komprehnsif sehingga diperlukan suatu upaya penciptaan suatu
keterpaduan antara berbagai proses yang dapat terjadi pada lansia. Untuk mencapai tujuan yang
lebih maksimal, konsep dan strategi pelayanan kesehatan bagi para lansia memegang peranan
yang sangat penting dalam hal ini tidak lepas dari peran perawat sebagai unsur pelaksana.
1. Perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia
1. Perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem
pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh,
muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.

Sistem pernafasan pada lansia.

1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang,
sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi
penumpukan sekret.
3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udara
pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira
kira 500 ml.
4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m),
menyebabkan terganggunya prose difusi.
5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasi dari
hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.
6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama
kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.
7) Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran
nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.

Sistem persyarafan.

1)

Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.

2)

Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.

3)

Mengecilnya syaraf panca indera.

4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium & perasa


lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.

1. Penglihatan
1) Kornea lebih berbentuk skeris.
2) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).

4) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat,
susah melihat dalam cahaya gelap.
5) Hilangnya daya akomodasi.
6) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.
7) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.
1. Pendengaran.
1) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara,
antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi
pada usia diatas umur 65 tahun.
2) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
3) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.
1. Pengecap dan pembau.
1) Menurunnya kemampuan pengecap.
2) Menurunnya kemampuan membau sehingga mengakibatkan selera makan berkurang.
1. Peraba.
1) Kemunduran dalam merasakan sakit.
2) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.

1. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.


2. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah berumur 20 tahun.
Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur
keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg
( mengakibatkan pusing mendadak ).

1. Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal
170/95 mmHg ).

Sistem genito urinaria.

1. Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50
%, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya
kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria
( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap
glukosa meningkat.
2. Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai
200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan
pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin.
3. Pembesaran prostat 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.
4. Atropi vulva.
5. Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi
halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna.
6. Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas untuk
melakukan dan menikmati berjalan terus.

Sistem endokrin / metabolik pada lansia.

1. Produksi hampir semua hormon menurun.


2. Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
3. Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah
dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
4. Menurunnya aktivitas tiriod BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat.
5. Menurunnya produksi aldosteron.
6. Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron.
7. Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta
kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess).

Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.

1. Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah
umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
2. Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera
pengecap ( 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa
manis, asin, asam & pahit.
3. Esofagus melebar.
4. Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung menurun,
waktu mengosongkan menurun.
5. Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
6. Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).
7. Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran
darah.

Sistem muskuloskeletal.

1. Tulang kehilangan densikusnya rapuh.


2. Resiko terjadi fraktur.
3. Kyphosis.
4. persendian besar & menjadi kaku.
5. Pada wanita lansia > resiko fraktur.
6. Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
7. Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan berkurang ).

Perubahan sistem kulit & karingan ikat.

1. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.


2. Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa
3. Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan
terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
4. Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan
menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.

5. Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang
baik.
6. Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
7. Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.
8. Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
9. Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
10. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
rendahnya akitfitas otot.

Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.

1. Selaput lendir vagina menurun/kering.


2. Movarium dan uterus.
3. Atropi payudara.
4. Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur
berangsur.
5. Dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik.
6. Perubahan-perubahan mental/ psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
1. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
2. Kesehatan umum
3. Ttingkat pendidikan
4. Keturunan (herediter)
5. Lingkungan
6. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian
7. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
8. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili

9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan
perubahan konsep diri
Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang
tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakitpenyakit.
Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang
lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit),
kenangan buruk.
Intelegentia Quation; 1) tidakberubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, 2)
berkurangnya penampilan,persepsi dan keterampilan psikomotorterjadi perubahan pada daya
membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktro waktu.
1. Perubahan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya (Maslow,1970). Lansia makin
matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam
sehari-hari.

1. B.

Tinjauan tentang Depresi


1. Pengertian Depresi

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik : rasa
susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia,
konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi adalah suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan dapat digunakan untuk
menunjukan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi penyakit/
klinik.(stuart dan sundeer,1998)
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan
fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan.

1. Faktor predisposisi dan faktor pencetus

Faktor Predisposisi:

1. Faktor genetik dianggap mempengaruhi tranmisi gangguan afektif melalui riwayat


keluarga atau keturunan.

2. Teori agresi menyerang kedalam,menunjukan bahwa depresi terjadi karena perasaan


marah yang dtujukan kpd diri sendiri.
3. Teori kehilangan obyek merujuk kepada perpisahan traumatik individu dengan benda
atau yang sangat berarti.
4. Teori organisasi keprbdian menguraikan bagaimana konsep dri yang negatif dan harga
diri rnudah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap stressor.
5. Model kognitif menyatakan bahwa deprsi merupakan masalah kognitif yang di dominasi
oleh evaluasi negatif seseorang terhadap dari seseorang, dunia seseorang dan masa depn
seseorang.
6. Model ktidakberdayaan yang dipelajari menunjukan bahwa bukan semata-mata trauma
menyebabkan depresi tapi keyakinan bahwa seseorang tidak mempnyai kendali terhadap
hasil yang penting dalam kehidupannya oleh karena itu ia mengulngi respon yang adaptif.
7. Model perilaku berkembang dari kerangka teori belajar sosial yang mengasumsi
penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan
lingkngan.
8. Model biologi menguraikan perubahan kimia dalam tubuh terjadi selma masa depresi.
Termasuk defisiensi ketokolamin, disfungsi endokrin,dan hiperskresi kortisol

Stresor Pencetus

1. Kehilangan keterikatan, yang nyata atau yang di bayangkan, termasuk kehilangan cinta,
seseorang, fungsi fisik, kedudukan,atau harga diri. karena elemen aktual dan simbolik
melibatkan konsep kehilangan maka persepsi pasien merupakan hal yg sangat penting
2. Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai pendahulu episode depresi
dan mempunyai dampak terhadap masalah-masalah yang dihadapi sekarang dan
kemampuan menyelesaikan masalah.
3. Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan depresi,
trutama pada wanita.
4. Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau penyakit fisik dan gangguan
keseimbangan metabolik, dapat mencetuskan gangguan alam perasaan. Diantra obatobatan termasuk tersebut terdapat obat antihipertensi dan penyalahgunaan zat yang
menyebabkan kecanduan. Kebanyakan penyakit kronik yg melemahkan tubuh juga sering
disrtai dengan depresi. Depresi yg terdapat pada usia lanjut biasnya bresfat kompleks
karena untuk menegakan diagnosis sering melibtkan evaluasi dari kerusakan otak orgnik
dan depresi klinik.

1. Tanda Dan Gejala Depresi


Frank J.Bruno dalam Bukunya Mengatasi Depresi (1997) mengemukan bahwa ada beberapa
tanda dan gejala depresi, yakni:
1. Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. Tantangan yang ada, proyek,
hobi, atau rekreasi tidak memberikan kesenangan.
2. Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi tingkat sedang cenderung
untuk makan secara berlebihan, namun berbeda jika kondisinya telah parah seseorang
cenderung akan kehilangan gairah makan.
3. Gangguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam faktor penentu,
sebagian orang mengalami depresi sulit tidur. Tetapi dilain pihak banyak orang
mengalami depresi justru terlalu banyak tidur.
4. Gangguan dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang mengalami depresi
mungkin akan mencoba melakukan lebih dari kemampuannya dalam setiap usaha untuk
mengkomunikasikan idenya. Ya,kan? saya tidak mengalami depresi?.dilain pihak,
seseorang lainnya yang mengalami depresi mungkin akan gampang letih dan lemah.
5. Kurang energi. Orang yang mengalami depresi cenderung untuk mengatakan atau
merasa,saya selalu merasah lelah atau saya capai. Ada anggapan bahwa gejala itu
disebabkan oleh faktor-faktor emosional, bukan faktor biologis.
6. Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak efektif. orang
itu tidak mempunyai rasa percaya diri. Pemikiran seperti, saya menyia-nyiakan hidup
saya, atau saya tidak bisa mencapai banyak kemajuan, seringkali terjadi.
7. Kapasitas menurun untuk bisa berpikir dengan jernih dan untuk memecahkan masalah
secara efektif. Orang yang mengalami depresi merasa kesulitan untuk menfokuskan
perhatiannya pada sebuah masalah untuk jangka waktu tertentu. Keluhan umum yang
sering terjadi adalah, saya tidak bisa berkonsentrasi..
8. Perilaku merusak diri tidak langsung. contohnya: penyalahgunaan alkohol/narkoba,
nikotin, dan obat-obat lainnya. makan berlebihan, terutama kalau seseorang mempunyai
masalah kesehatan seperti misalnya menjadi gemuk, diabetes, hypoglycemia, atau
diabetes, bisa juga diidentifikasi sebagai salah satu jenis perilaku merusak diri sendiri
secara tidak langsung.
9. Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri. (tentu saja, bunuh diri yang sebenarnya,
merupakan perilaku merusak diri sendiri secara langsung. Frank menambahkan bahwa
tidak ada aturan yang pasti untuk setiap orang. tetapi merupakan konvensi untuk
menyatakan bahwa kalau lima atau lebih dari tanda-tanda atau gejala itu ada dan selalu
terjadi, maka sangat mungkin seseorang mengalami depresi. Lain halnya jika seseorang

mnegalami gejala pada nomor 9, yakni punya keinginan untuk bunuh diri, maka Frank
menganjurkan seseorang untuk segera mencari bantuan profesional secepat mungkin.
1. Ciri-Ciri Depresi
Ciri-ciri tiga macam depresi (Tumlahaye,1998).

Mental

Kehilangan semangat
(ringan)

Patah semangat (serius)

Putus asa (berat)

Ragu-ragu

Kritik diri sendiri

Penolakan diri sendiri

Kemurkaan

Kemarahan

Kepahitan

Kasihan diri sendiri

Kasihan diri sendiri

Kasihan diri sendiri

Kehilangan nafsu makan


Fisik

Tidak dapat tidur


Penampilan yang tidak
teratur

Kelesuan
Pengungsian diri
Kecemasan
Kepasifan
Menangis

Tiada harapan

Ketidakpatuhan
Kesedihan

Keadaan yang sulit

Mudah tersinggung

Penderita kesepian

emosional

Spiritual

Skizophegenia
Keadaan tertinggal

Ragu-ragu akan tuhan

Kemarahan akan
sabda-sabda tuhan

Tidak senang akan tuhan Menolak akan tuhan

Acuh tak acuh akan


nasehat

Tidak berterima kasih


dan tidak percaya

Mengeluh terhadap
tuhan

Tidak percaya
terhadap tuhan

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DEPRESI

1. A.

Pengkajian
1. Identitas diri klien
2. Struktur keluarga : Genoogram
3. Riwayat Keluarga
4. Riwayat Penyakit Klien

Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fisik untuk adanya tanda dan gejala karakteristik
yang berkaitan dengan gangguan tertentu yang didiagnosis.
1. Kaji adanya depresi.
2. Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan scrining yang tepat, seperti geriatric
depresion scale.
3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian keperawatan
4. Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga.

Lakukan observasi langsung terhadap :

1. Perilaku.

Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas hidup
sehari-hari?

Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial?

Apakah klien sering mengluyur danmondarmandir?

Apakah ia menunjukkan sundown sindrom atau perseveration phenomena?

1. Afek

Apakah kilen menunjukkan ansietas?

Labilitas emosi?

Depresi atauapatis?

lritabilitas?

Curiga?

Tidak berdaya?

Frustasi?

1. Respon kognitif

Bagaimana tingakat orientasi klien?

Apakah klien mengalamikehilangan ingatan tentang halhal yang baru saja atau yang
sudah lamaterjadi?

Sulit mengatasi masalah, mengorganisasikan atau mengabstrakan?

Kurang mampu membuat penilaian?

Terbukti mengalami afasia, agnosia, atau,apraksia?

1. Luangkan waktu bersama pemberi asuhan atau keluarga

1. Identifikasi pemberian asuhan primer dan tentukan berapa lama ia sudah menjadi
pemberi asuhan dikeluarga tersebut.
2. ldentifikasi sistem pendukung yang ada bagi pemberi asuhan dan anggota
keluarga yang lain.
3. Identifikasi pengetahuan dasar tentang perawatan klien dan sumber daya
komunitas (catat hal-hal yang perlu diajarkan).
4. Identifikasi sistem pendukung spiritual bagi keluarga.
5. Identilikasi kekhawatiran tertentu tentang klien dan kekhawatiran pemberiasuhan
tentang dirinya sendiri.

Klasifikasi Data
o Data Subyektif

1. Lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.


2. Sering mengemukakan keluhan somatic seperti ; nyeri abdomen dan dada, anoreksia,
sakit punggung,pusing.
3. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa
putus asa dan cenderung bunuh diri.
4. Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi.

Data Obyektif

1. Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan sikap
yang merosot.
2. Ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang diseret.
3. Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
4. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.

5. Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak


mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya khayal.

Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam, tidak masuk akal
(irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi. Kadang-kadang pasien suka
menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka
diganggu. Pada pasien depresi juga mengalami kebersihan diri kurang dan keterbelakangan
psikomotor.

1. B.

Diagnosa Keperawatan
1. Mencederai diri berhubungan dengan depresi.
2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

1. C.

Rencana Tindakan Keperawatan

DX I

: Mencederai diri berhubungan dengan depresi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam lansia tidak mencederai diri.
Kriteria Hasil:
1. Lansia dapat mengungkapkan perasaanya.
2. Lansia tampak lebih bahagia.
3. Lansia sudah bisa tersenyum ikhlas.
Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya dengan lansia.

Rasional : hubungan saling percaya dapat mempermudah dalam mencari data-data tentang
lansia.
1. Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati dan Dengarkan
pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa non
verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
Rasional : Dengan sikap sabar dan empati lansia akan merasa lebih diperhatikan dan berguna.
1. Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri. Jauhkan dan simpan alatalat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat
yang aman dan terkunci.
Rasional : Meminimalkan terjadinya perilaku mencederai diri

DX 2 : Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam lansia merasa tidak stres dan
depresi.
Kriteria Hasil :
1. Klien dapat meningkatkan harga diri
2. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
3. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat

Intervensi :
1. Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.
Rasional : Membangun motivasi pada lansia
1. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
Rasional :Individu lebih percaya diri

1. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar sesama,


keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).
Rasional : Menumbuhkan semangat hidup lansia
1. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Tindakan:
1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim
pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).
Rasional : Lansia tidak merasa sendiri
1. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan,
kepercayaan agama).
Rasional : Meningkatkan nilai spiritual lansia
1. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).
Rasional : Untuk menangani klien secara cepat dan tepat
1. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).
Rasional : Untuk memberi pemahaman kepada lansia tentang obat
1. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).
Rasional : Prinsip 5 benar dapat memaksimalkan fungsi obat secara efektif
1. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
Rasional : Menambah pengetahuan lansia tentang efek efek samping obat.
1. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.
Rasional : Lansia merasa dirinya lebih berharga

BAB III
PENUTUP

1. A.

Kesimpulan

Menurut organisasi kesehatan adalah usia pertengahan (midlle age) kelompok usia45-70 tahun
usia lanjut (elders) antara 60-70 tahun usia tua (old) antara 75-90thn usia dangat tua(very old)
diatas 90 tahun.
Menurut prof koesmoto setyonegoro lanjut usia adalah orang yg berumur 65 tahun keatas.World
Health Organization (WHO) mengelompokkan usia lanjut sebagai berikut :
1. Middle Aggge (45-59 tahun)
2. Erderly (60-74 tahun)
3. Old (75-90 tahun)
4. Very old (> 91 tahun)
Faktor-faktor yang mempengaruhi tua adalah herediter, nutrisi, status kesehatan, pengalaman
hidup, lingkungan, stres.
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan karakteristik
menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya. Individu diberi kesempatan
untuk mempersiapkan dirinya menghadapi ketidamampuan dan bahkan kematia (Cox, 1984).

1. B.

Saran

Asuhan keperawatan pada lansia haruslah diakukan secara profesional dan komprehensip, yaitu
dengan memandang pada aspek boi-psiko-sosial-spiritual pada lansia. Aspek psikologis pada
lansia merupakan aspek yang tak kala penting dari aspek yang lain, olehnya itu pelaksanaan
asuhan keperawataan lansia dengan gangguan psikososial harus dilakukan dengan sebaikbaiknya demi terciptanya lansia yang sehat jasmani dan rohani.

Anda mungkin juga menyukai