sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari
bebrapa asam amino, gliserol, lemak dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan
jaringan otot dalam bentuk glikogen (Pine, 1988).
Dari rumus karbohidrat dapan diketahui bahwa senyawa ini merupakan suatu
polimer yang tersusun atas monomer-monomer. Berdasarkan monomer yang
menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu monosakarida,
oligosakarida, polisakarida.
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat di
hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Bentuk ini dibedakan kembali menurut jumlah
atom C yang dimiliki dan sebagai aldosa atau ketosa. Monosakarida yang terpenting
adalah glukosa, galaktosa, fruktosa. Contoh lainnya tercantum dalam tabel.
Monosakarida
Rumus molekul
Aldosa
Ketosa
Tritosa
Tetrosa
Pentosa
Heksosa
C3H6O3
C4H8O4
C5H10O5
C6H12O6
Gliserosa
Eritrosa
Ribosa
Glukosa
Dihidroksi aseton
Eritrulosa
Ribulosa
Fruktosa
akan membentuk koloid yang kental semacam gel. Suspensi amilum akan
memberikan warna biru dengan larutan iodium. Hal ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi adanya amilum dalam suatu bahan. Hidrolisis sempurna amilum
oleh asana tau enzim akan menghasilkan glukosa (Syukri, 1999).
Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida disakarida maupun polisakarida
akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes -naftol dalam
alkohol dan ditambahkan asam sulfat pekat sehingga tidak bercampur. Warna ungu
akan tampak pada bidang atas kedua cairan. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji
kualitatif adanya karbohidrat dalam suatu bahan yang dikenal dengan Uji molisch.
Monosakarida dan disakarida memiliki rasa manis, sehingga sering disebut gula. Rasa
manis dari gula disebabkan oleh gugus hidroksilnya. Kebanyakan monosakarida dan
disakarida, kecual sukrosa adalah gula pereduksi. Sifat mereduksi disebabkan oleh
adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekulnya. Larutan gula bereaksi
positif dengan pereaksi fehling, pereaksi tollens, maupun peraksi benedict.
Sebaliknya, kebanyakan polisakarida adalah gula nonpereduksi (Wilbraham, 1992).
Dalam ilmu kimia, lipida tergolong senyawa organik yang terdiri atas unsur
karbon hidrogen, dan oksigen. Beberapa lipida mengandung zat lain seperti fosfor,
nitrogen, karbohidrat atau protein. Menurut struktur kimianya lemak terdiri atas
gliserol dan asam lemak.Asam lemak merupakan bagian terbesar dari lipida. Lipida
alami umumnya mengandung tiga asam lemak yang berbeda (Irianto, 2009).
Vitamin larut lemak secara kimiawi sebetulnya termasuk golongan lipida.
Klasifikasi lipida menurut fungsi biologinya dalam tubuh, yaitu lemak simpanan dan
lemak struktural. Lemak simpanan yang terutama terdiri atas trigliserida dan
disimpan dalam depot-depot didalam jaringan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Lemak
ini merupakan simpanan energi paling utama didalam tubuh dan didalam hewan
disamping itu merupakan sumber zat gizi essensial. Lemak struktural yang terutama
terdiri atas fosfolida dan kolesterol. Di dalam jaringan lunak lemak struktural ini
sesudah protein merupakan ikatan struktural paling tinggi didalam tubuh.
Lipid berfungsi sebagai sumber asam lemak esensial asam linoleat dan linoleat.
Lemak mengandung vitamin larut lemak tertentu. Lemak susu dan minyak ikan laut
tertentu mengandung vitamin A dan D dalam jumlah berarti. Hampir semua minyak
nabati merupakan sumber vitamin E. Minyak kelapa sawit mengandung banyak
karotenoid (provitamin A). Lemak membantu transportasi dan absorbs vitamin lemak
yaitu A, D, E, dan K (Almatsier, 2010).
Molekul adalah suatu agregat (kumpulan) yang terdiri dari sedikitnya dua atom
dalam susunan tertentu yang terikat bersama oleh gaya-gaya kimia (disebut juga
ikatan kimia). Suatu molekul dapat menggandung atom-atom dari unsur yang
bergabung dalam perbandingan tertentu, sesuai dengan hukum perbandingan tetap.
Hukum perbandingan tetap (law of definite proportion) Proust menyatakan bahwa
sampel-sampel yang berbeda dari senyawa yang sama selalu menggandung unsurunsur penyusunnya dengan perbandingan massa yang sama. Jadi, suatu molekul
tidak harus berupa senyawa yang berdasarkan definisi, terbentuk dari dua atau lebih
unsur. Misalnya, gas hidrogen adalah suatu unsur murni, tetapi terdiri atas molekulmolekul yang masing-masing menggandung hidrogen dan oksigen dengan
perbandingan dua atom H dan satu halnya atom O. Seperti halnya atom,
molekul
monosakarida
dan
kebanyakan
disakarida
mereduksi
senyawa
pengoksida lemah seperti Cu dalam pereaksi fehling. Karbohidrat seperti ini disebut
gula pereduksi. Agar dapat berfungsi sebagai gula pereduksi, suatu karbohidrat harus
mempunyai gugus fungsi sebagai aldehida atau gugus fungsi hemiasetal yang dapat
membuka sebagai aldehida. Dari ketiga bentuk glukosa, hanya bentuk rantai terbuka
(asiklik) yang dioksidasi oleh pereaksi fehling.
Hidrolisis ikatan asetal pada disakarida menghasilkan monosakarida. Hidrolisis
polisakarida seperti amilosa, dan amilopektin berlangsung bertahap dan memberikan
produk. Pemutusan semua ikatan asetal (hidrolisis sempurna) menghasilkan hanya
glukosa.Hidrolisis persial pada ikatan secara acak menghasilkan molekul pati yang
lebih kecil yang disebut dekstrin dan sedikit maltosa. Molekul maltosa dihasilkan
apabila ada iktan asetal antara dua unit glukosa.
Seperti halnya alkohol, karbohidrat menjalani reaksi dehidrasi jika ada asam
sulfat pekat. Produk utama karbohidrat adalah karbodioksida, hidrogen melan, asam
lemak rantai pendek yang mudah menguap. Karbohidrat terhidrolisis oleh enzim dan
Bahan :
VI.
- Gelas beker
- Gelas ukur
- Bunsen
- Penagas air
- Larutan Glukosa 2%
- Larutan Sukrosa 2%
- Larutan fruktosa 2%
- Larutan amilum 2%
- Reagen molisch (10% -napthol dalam etanol)
- Asam Sulfat pekat
- Aquades
- Fehling A dan Fehling B
- Putih Telur
- Susu
- Madu
- Tembaga (II) Sulfat 0,005 M
- Natrium Hidroksida 10 M
- Asam Sulfat pekat
- Ninhidrin
- Minyak Nabati
- Gliserol
- Kalium Hidrogen Sulfat padat
Prosedur Percobaan
A. Uji Karbohidrat
1. Uji Molisch
4 tabung reaksi
ditambahkan pada
masing-masing tabung
2 mL larutan glukosa 2%, 2 mL larutan fruktosa,
2 mL larutan sukrosa, 2 mL larutan amilum
ditetesi
2 tetes reagen molisch
dimasukkan
2 mL H2SO4
diamati
Perubahan warna
2. Uji Fehling
Tabung reaksi + 4 mL air suling
ditambahkan
1 mL Fehling A dan Fehling B
dicampur, dibagi menjadi 3
tabung, ditambahkan
2 mL glukosa, sukrosa, amilum
Dipanaskan
Suhu 60C, selama 10 menit
diamati
Perubahan warna
B. Uji Protein dan Asam Amino
1. Uji Biuret
2 mL sampel putih telur, susu, madu
Perubahan warna
2. Uji Xantoprotein
sedangkan
fruktosa
adalah
gugus
ketose,
yaitu
Jawab :
Asam amino esensial : asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh.
Leusin (Leu)
CH3
|
H3C CH CH2 CH COOH
|
NH3
- Fenilalain (Phe)
CH2 CH COOH
|
NH2
- Metionin (Me)
CH3 S CH2 CH COOH
|
NH2
VIII.
A.Karbohidrat
1.Uji molisch
Zat Yang Diuji
Glukosa
Sukrosa
Fruktosa
Amilum
2.Uji Fehling
Sebelum
Bening
Bening
Bening
Putih Keruh
Sesudah
Bening
Bening
Bening
Putih Keruh
Sebelum
Biru Dongker
Biru Dongker
Biru Dongker
Sesudah
Merah Bata
Biru Muda
Biru Muda
Sebelum
Putih
Putih
Kuning Muda
Sesudah
Keruh Sedikit Ungu
Ungu
Orange Tua
Sebelum
Putih
Putih
Kuning
Sesudah
Ungu Muda
Ungu Pekat
Ungu Kehitaman
Sebelum
Putih
Putih
Kuning Muda
Sesudah
Kuning
Merah Bata
Merah Bata
Sebelum
Bau Enak
Bau Enak
Sesudah
Bau Tengik Menyengat
Bau Tengik Tidak
2.Uji Ninhidrin
Zat Yang Diuji
Susu
Putih Telur
Madu
3.Uji Xantoprotein
Zat Yang Diuji
Susu
Putih Telur
Madu
C.Uji Lemak
Uji Karoten
Zat Yang Diuji
Minyak Nabati
Gliserol
Menyengat
IX. Reaksi
A. Uji Karbohidrat
1. Uji Molisch
CH2OH
+ H2SO4 H C
CH2OH +
H2O
HC
HC
-H+
CH2OH + H2O + 2
CH2OH + 2
+ H2O
2. Uji Fehling
CH2OH
CH2OH
+ 2Cu2+
2CuO
CH2OH
H
OH
H
OH
CH2OH
OH
H
OH
OH
+ 2Cu2+
H
CH2OH
H
OH
OH
H
OH + 2CuO
H
CH2OH
2R CH C OH + NH CH C OH + CuSO4 + 2NaOH
NH2
R
RH
HCN
OH O
RH
HCN
OH C
O
Cu2+
+ Na2SO4 + 2H2O
C OH
NCH
RH
HO C
HCN
H R
2. Uji Xantoprotein
OH
OH
HNO3
CH2 C OH
NH2
NO2
OH
CH2 CH C OH
NH2
NH2
3. Uji Ninhidrin
O
OH
OH
NH2
O
H
O
N
O
C. Uji Lemak
Uji Karoten
CH2OH
CH OH
CH2OH
(Gliserol)
KHSO4
CH2
2H2 + CH
CO
H
(Akrolan)
X. Pembahasan
Pada Percobaan ini praktikan
diharapkan
mampu
mengetahui
dan
alanin, serin, sistein, asam aspartat, asam glutamat, tirosin, prolin, asparagin,
glutamin.
Lemak dan minyak dapat dibedakan, yang membedakan lemak dengan
minyak yaitu lemak tidak larut dalam air namun larut di dalam senyawa organik.
Sedangkan minyak didefinisikan zat yang diperoleh dari suatu proses yang disebut
lemak nabati. Titik lebur lemak bergantung pada jenis asam lemaknya, mudah
menyerap bau, dapat terhidrolisis dengan basa membentuk sabun dan gliserol.
Berdasarkan tingkat kejenuhannya, lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan lemak
tak jenuh. Lemak jenuh dideskripsikan sebagai lemak yang tidak mempunyai ikatan
rangkap dalam strukturnya. Sedangkan lemak tak jenuh didefinisikan sebagai lemak
yang tidak mempunyai ikatan rangkap dalam struktur kimianya.
Di dalam reaksi biuret, tembaga (II) sulfat ditambah sodium hidroksida akan
membentuk warna merah muda hingga violet. Reaksi dari ninhidrin akan membentuk
larutan yang berwarna ungu biru, yaitu hasil akhirnya asam amino. Di dalam reaksi
xantoprotein, penambahan asam nitrat maka akan terbentuk gumpalan putih. Pada
reaksi molish, karbon yang terbentuk dengan alfa-naftol dalam alkohol dan sodium
hidroksida yang meningkatkan warna. Reaksi fehling akan membentuk endapan
merah bata.
Uji lemak hanya memiliki satu jenis uji reaksi dan hanya melibatkan gliserol
dan minyak nabati sebagai bahan ujinya. Hasil yang didapatkan praktikan dalam
reaksi uji ini, setelah dipanaskan gliserol menghasilkan bau tengik yang lebih pekat
dibandingkan minyak nabati.
didefinisikan sebagai analisa kualitatif. Analisa ini didasarkan dari pengamatan fisik,
perubahan warna dan bau yang terjadi.
XI. Kesimpulan
1. Pada uji lemak, setelah dipanaskan gliserol menghasilkan bau tengik yang
lebih pekat dibangkan minyak nabati.
2. Di dalam reaksi biuret, tembaga (II) sulfat ditambah sodium hidroksida akan
membentuk warna merah muda hingga violet.
3. Di dalam reaksi xantoprotein, penambahan asam nitrat maka akan terbentuk
gumpalan putih.
4. Pada reaksi molish, karbon yang terbentuk dengan alfa-naftol dalam alkohol
dan sodium hidroksida yang meningkatkan warna.
5. Pada reaksi fehling akan membentuk endapan merah bata.
6. Pada percobaan ini digunakan analisa kualitatif yang didasarkan pada
pengamatan fisik, perubahan warna dan bau yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Abas. 1999. Kimia Anorganik. Jakarta: Erlangga.
Almatsier. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka utama: Jakarta.
Chang, R. 2004. Kimia Dasar ( edisi III Jilid I ). Ciracas Jakarta: Erlangga
Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik 2. Erlangga: Jakarta.
Girinda, A. 1986. Biokimia. Jakarta: Gramedia.
Hart, H. 1983. Kimia organic. Erlangga: Jakarta.
Irawan, M. A. 2007. Karbohidrat. Jurnal Sports Science Bief. 1 (3): 1-4.
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Yrama Widya: Jakarta.
Pine S. H. 1988. Kimia Organik 2. ITB: Bandung.
Poedjiaji. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Riawan. 1990. Kimia Organik. Bina Rupa Aksara: Jakarta.
Sri. 1997. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. ITB Press: Bandung.
Wilbraham, A. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB Press: Bandung.
Gambar Alat