Anda di halaman 1dari 13

BEKAS PAKU DI PAGAR

Ada seorang anak laki-laki dengan watak yang


sangat buruk... Suatu hari ayahnya memberi dia
sekantung penuh paku dan menyuruhnya memaku
satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali
dia kehilangan kesabaran ataupun berselisih
paham dengan orang lain.
Hari pertama dia memaku sebanyak 27 batang
paku di pagar (yang menandakan dia telah
kehilangan kesabaran ataupun berselisih paham
dengan orang lain sebanyak 27 kali). Pada minggu
berikutnya dia belajar untuk menahan diri dan
jumlah paku yang dipakainya berkurang hari demi
hari... Dia sadar bahwa ternyata lebih mudah
menahan diri daripada memaku di pagar.

MENGHINDARI
PERTENGKARAN

Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi


memaku sebatang paku pun... Dia menyampaikan
hal tersebut dengan sangat gembira kepada
ayahnya. Lalu ayahnya menyuruhnya mencabut
sebatang paku dari pagar setiap kali dia berhasil
menahan diri ataupun bersabar.

Hari demi hari berlalu...


Akhirnya tiba hari dimana dia boleh
menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua
paku sudah tercabut dari pagar... Sang ayah
membawa anaknya ke pagar dan berkata...
"Anakku...
Engkau sudah berlaku baik sekarang...
Tetapi coba kamu lihat...
Betapa banyak lubang yang ada di pagar...
Pagar ini tidak akan kembali seperti semula...
Begitu pula jika kamu berselisih paham
ataupun bertengkar dengan orang lain...
Hal tersebut akan selalu meninggalkan bekas
seperti yang ada di pagar...
Kau boleh menusukkan pisau di punggung
orang lain dan mencabutnya kembali. Tetapi
hal itu akan meninggalkan bekas luka. Tak
peduli berapa kali kau meminta maaf ataupun
menyesal. Luka tersebut akan tetap berbekas
dan tidak akan pernah hilang. Ingatlah bahwa
luka melalui ucapan sama seperti luka fizikal.
Bahkan lebih berbahaya dari yang kamu kira.
Kawan-kawanmu adalah perhiasan yang
jarang.
2

Mereka membuatmu tertawa...


Mereka memberimu semangat...
Mereka bersedia mendengarkan
jika kau perlukan...
Mereka menuntunmu...
Mereka membuka hatimu..."
Pastikan Anda mengendalikan
emosi Anda pada saat Anda
tergoda untuk mengatakan
sesuatu, karena menyesal
kemudian tidaklah mengembalikan
keadaan.Setiap kemarahan akan
membuatmu menjadi lebih kecil,
sementara memaafkan akan
mendorongmu utk berkembang
jauh melebihi ukuranmu.
3

Ayat bacaan:Amsal 17:14


"Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan
air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai."
Alkitab mengingatkan dalam begitu banyak
kesempatan akan bahaya menimbulkan pertengkaran.
Perhatikan sebuah ayat dalam Amsal yang tegas
mengatakan hal itu."Memulai pertengkaran adalah
seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum
perbantahan mulai." (Amsal 17:14).
Pertengkaran berawal dari berbagai sebab yang
biasanya dimulai dengan perselisihan akan hal kecil.
Kita terbiasa memandang pertengkaran sebagai
sebuah hubungan sebab akibat karena kita tidak mau
disalahkan, tetapi Yakobus mengatakan bahwa
pertengkaran berasal darinafsu duniawi yang ada
dalam diri kita."Dari manakah datangnya sengketa
dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah
datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di
dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi
kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh;
kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu,
lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi.
(Yakobus 1:4-5a).
Menyimpan kekesalan atau sakit hati berlarut-larut
pun berpotensi menimbulkan pertengkaran."Sebab,
kalau susu ditekan, mentega dihasilkan, dan kalau
hidung ditekan, darah keluar, dan kalau kemarahan
ditekan, pertengkaran timbul."(Amsal 30:33).

Selain itu, ego, keangkuhan, sikap tidak mau kalah


dan sejenisnya pun akan menimbulkan pertengkaran.
Karena itulah kita diminta untuk sentiasa memaafkan
orang dengan segera dan bersikap rendah hati, mau
belajar untuk lebih memahami dan menerima orang
lain apa adanya. Tidak ada manusia yang sempurna.
Masalah yang timbul boleh diselesaikan baik-baik
pada saat yang tepat, tidak terburu-buru. Alkitab juga
mencatat fakta yang menarik dan memang benar:
orang yang suka bertengkar biasanya juga suka pada
pelanggaran atau dosa."Siapa suka bertengkar,
suka juga kepada pelanggaran, siapa
memewahkan pintunya mencari
kehancuran." (Amsal 17:19).
Jika kita terbiasa untuk lekas emosi, mudah naik
pitam untuk hal-hal yang kecil sekalipun, sekarang
saatnya untuk mulai belajar mengendalikannya. Kita
harus bersikap tegas terhadap pertengkaran, bukan
membiarkannya merusak hidup kita sendiri dan orang
lain. Alkitab juga mengatakan bahwa amarah manusia
itu tidaklah pernah menyenangkan hati Tuhan."Sebab
amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di
hadapan Allah."(Yakobus 1:20). Firman Tuhan juga
mengingatkan"Sedapat-dapatnya, kalau hal itu
bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian
dengan semua orang!"(Roma 12:18). Dengan
menghindari pertengkaran sekecil mungkin, anda akan
melihat bahwa hidup ini ternyata lebih indah jika
dijalani tanpa pertengkaran yang disertai emosi yang
tidak terkawal.
5

Tapi ada satu ayat yang sangat baik untuk kita


ingat untuk mencegah pertengkaran, yaitu
melalui kitab Yakobus."Hai saudara-saudara
yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang
hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi
lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat
untuk marah" (Yakobus 1:19). Tiga hal ini:
cepat untuk mendengar, lambat untuk berkatakata dan lambat untuk marah merupakan tips
manjur untuk mencegah kita untuk terjebak
dalam pertengkaran. Kita akan mempelajarinya
satu persatu:
Menghindari Pertengkaran: Cepat
Mendengar
Gesekan-gesekan kecil merupakan hal yang
lumrah dalam rumah tangga ataupun dalam
persahabatan. Kita semua memiliki
kepribadian yang berbeza, pola pikir untuk
menyelesaikan masalah berbeza, cara
menghadapi persoalan pun berbeza. Beza
pendapat tentang banyak hal, itupun boleh
membuat kita sekali waktu merasa kesal atau
berselisih dengan orang yang dekat dengan
kita. Sayangnya seringkali gesekan kecil itu
dibiarkan hingga berkembang menjadi besar.
6

Zaman dahulu kala ketika belum ada api,


orang menggesek-gesekkan kayu atau
membenturkan batu untuk memperoleh api.
Api yang muncul bermula kecil saja, bahkan
jika batu yang diadu hanya menimbulkan
percik kecil. Tetapi api ini akan menjadi
sebuah nyala yang besar pada suatu ketika.
Demikian pula dalam hubungan keluarga dan
persahabatan. Sebuah pertengkaran
seringdimulai dari hal yang kecil dan
remeh, namun ketika emosi meningkat,
emosi mulai tidak terkendali dan bagaikan
api terus membesar dan menyambar
kemana-mana.
Padahal jika dikembalikan pada akar
masalah, mungkin tidaklah sukar untuk
diselesaikan. Tapi ketika kemarahan sudah
memuncak, perselesihan sudah menyambar
kesana kemari dan tiba-tiba sudah jauh dari
pokok masalah. Seperti api besar boleh
membakar habis rumah, sebuah kawasan
luas bahkan satu kota, begitu pula hubungan
antara satu dengan yang lain.
7

Hari ini kita mulai dari prinsip pertama dulu,


yaitucepat untuk mendengar.
Perselisihan kerap diakibatkan oleh karena ego
kita sendiri, menganggap bahwa hanya kita yang
benar. Ketika sesuatu terjadi tidak sesuai dengan
keinginan kita, kita pun menjadi marah. Bahangnya
memuncak ketika kita membiarkan semua itu terus
berkembang menjadi semakin parah. Melalui
Yakobus kita diingatkan untuk mau memberi
sebuah ruang tertentu dengan menjadi pendengar
yang baik. Ini akan membuat kita mampu
memandang sebuah permasalahan dengan lebih
jelas sebelum terburu-buru menarik kesimpulan
hanya berdasarkan pandangan kita sendiri.
Ada saat dimana kita harus berbicara dan
bertegas, namun ada juga saat dimana kita harus
menjadi pendengar yang baik. Seorang pendengar
yang baik akan mampu mendengar dengan cepat
dan cermat sebelum menarik kesimpulan dengan
tergesa-gesa atau terburu-buru menuduh apalagi
menyerang. Hati yang cepat mendengar akan akan
membuat kita mampu melihat dengan lebih jelas
permasalahan dari sudut pandang orang lain.
sehingga boleh menghindarkan kita dari amarah
berlebihan yang tidak akan menguntungkan
siapapun tapi malah merugikan banyak orang.
8

Menghindari Pertengkaran: Lambat BerkataKata


Berapa jumlah kata yang boleh diucapkan orang
dalam semenit? Sebuah kajian menyebutkan bahwa
orang rata-rata mampu berbicara sebanyak 150
kata per menit. Itu rata-rata, karena saya mengenal
beberapa teman yang boleh berbicara dengan
sangat cepat. Jika talenta ini dipakai untuk hal
yang bermanfaat tentu baik. Tapi apabila kita
terbiasa cepat berkata-kata ketika kita tidak setuju
dengan sesuatu sebelum terlebih dahulu
mendengar atau membaca dengan teliti. Apalagi
jika yang keluar adalah tuduhan, cacian, hinaan,
hujatan bahkan kutuk. Hal itu akan berbahaya.
Mengapa? Karena ada kuasa dibalik perkataan
yang keluar dari bibir dan lidah kita.
Kita perlu berhati-hati dengan segala perkataan
yang kita ucapkan. Selain alasan mendasar di atas
yaitu ada kuasa dibalik kata yang keluar dari mulut
kita, terlalu banyak kata-kata juga akan membuka
kelemahan kita atau malah menunjukkan
kebodohan kita sehingga boleh mempermalukan
diri sendiri.
9

Artinya, akan ada orang-orang yang mempelajari siapa


diri kita, atau titik lemah kita ketika kita tidak menjaga
perkataan kita. Terdidik atau tidak, sopan atau tidak,
atau bahkan beradab atau tidak, itu akan terlihat dari
cara kita berbicara. Tahap intelektual pun ternyata
sedikit banyak tergambar dari apa yang kita ucapkan.
Seringkali orang yang dikuasai emosi akan
mempermalukan diri mereka sendiri dengan
mengumbar kata-kata menyerang yang tak terkawal
tanpa mempelajari sesuatu terlebih dahulu dengan
cukup.
Maka tepatlah apa yang tertulis pada Amsal berikut
ini:"Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya
suka membeberkan isi hatinya."(Amsal 18:2), atau
ini:"Jikalau seseorang memberi jawab sebelum
mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya." (ay
13). Yesus sendiri mengajarkan sesuatu yang sangat
menarik perihal perkataan. Yesus berkata:"Karena
yang diucapkan mulut meluap dari hati." (Matius
12:34b). Lalu dilanjutkan dengan:"Orang yang baik
mengeluarkan hal-hal yang baik dari
perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat
mengeluarkan hal-hal yang jahat dari
perbendaharaannya yang jahat."(ay 35). Yesus pun
menegaskan bahayanya memiliki mulut yang tidak
terkawal."Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata
sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkannya pada hari
penghakiman."(ay 36) dan:"Karena menurut
ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut
10 37).
ucapanmu pula engkau akan dihukum." (ay

Cepatlah mendengar, tapi lambatlah berkatakata.Jangan terburu-buru mengeluarkan kata-kata


sebelum segala sesuatunya jelas betul. Dengarkanlah
terlebih dahulu agar kita dapat mengerti. Orang yang
sebelum mendengar sudah berbicara sesungguhnya
tengah mempermalukan diri mereka sendiri. Bukan
orang yang dimarahi atau diserang yang malu, tapi yang
belum apa-apa sudah marah dan mengeluarkan hinaan,
merekalah sebenarnya yang memalukan. Amsal
menuliskan, bahkan orang bodoh sekalipun akan
disangka bijak jika ia berdiam diri."Orang yang
berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang
berpengertian berkepala dingin. Juga orang bodoh akan
disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka
berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya."
(Amsal 17:27-28).
Selanjutnya Yakobus juga mengatakan bahwa sekecilkecilnya lidah dibanding anggota tubuh lainnya, lidah
sesungguhnya dapat menimbulkan banyak perkaraperkara besar. Seperti halnya api, meski kecil, tapi
dapat membakar hutan yang tebal, (Yakobus
3:5)."Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia
kejahatan dan mengambil tempat di antara anggotaanggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat
menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan
kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka."(ay
6). Semua ini menunjukkan begitu pentingnya untuk
menjaga perkataan kita.

11

Menghindari Pertengkaran : Lambat Marah


Emosi negatif bukan saja membuatkan orang lain tidak
selesa, tetapi boleh membahayakan tubuh kita. Ada
tulisan disebutkan bahwa amarah selain meningkatkan
tekanan darah juga mampu menyebabkan berkurangnya
aliran darah ke otot jantung dalam aktiviti sehari-hari.
Tidaklah mengherankan jika ada banyak penyakit yang
timbul dalam tubuh kita ketika kita memanjakan
amarah dan membiarkannya menguasai diri kita.
Kita perlu berhati-hati ketika amarah mulai terasa,
karena pada saat itu ada banyak dosa sedang
mengintip peluang untuk masuk dan memporakporandakan kita.
melalui Daud kita boleh belajar bagaimana cara
bersikap ketika sedang marah."Biarlah kamu marah,
tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam
hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah
diam." (Mazmur 4:5). Ini tips yang sangat menarik.
Marah boleh-boleh saja, tapi ingatlah bahwa dalam
amarah kita jangan sampai berbuat dosa. Kemarahan
akan menjadi sebuah medan iblis untuk
menghancurkan kita. Maka berhati-hatilah ketika kita
sedang marah. Lalu Paulus mengajarkan hal yang sama
dengan kalimat yang berbeda."Apabila kamu menjadi
marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah
matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan
janganlah beri kesempatan kepada Iblis."
(Efesus 4:26-27).
12

Memupuk amarah boleh membuat kita justru menjadi


batu sandungan bagi orang untuk mengenal pribadi
Kristus yang sebenarnya. Jika anda orang percaya yang
termasuk mudah terpancing emosi, berhentilah segera.
Yakobus 1:19 memberikan sebuah tips yang sangat luar
biasa untuk mencegah kita dari melakukan kebodohan
yang merugikan, merusak atau menghancurkan diri kita
sendiri dan orang lain.
Disamping itu juga merupakan tips penting agar kita
tidak mempermalukan diri sendiri. Marah memang
wajar pada waktu-waktu tertentu, tetapi sebenarnya
apabila kita marah kita tidak akan terhindar dari
melakukan dosa. Maka dari itu adalah sangat baik jika
kita lambat untuk marah dan sedapat mungkin
menenangkan diri kita secepatnya sebelum emosi kita
meluap naik dan pada suatu ketika tidak lagi mampu
kita kendalikan.
Ketika menghadapi suatu situasi yang tidak sesuai
dengan pendapat atau pikiran anda, biasakan diri anda
untukmendengar sesuatu secara lengkap terlebih
dahulu (cepat mendengar), jangan terlalu cepat
menghakimi, menuduh dan menyimpulkan sesuatu
(lambat berkata-kata) dan jangan terburu nafsu
untuk meluapkan kemarahan (lambat untuk
marah).
Orang yang sudah mengenal kebenaran seharusnya
tidak ada lagi ruang kejahatan apapun menguasainya. 2
Timotius 2:19 Setiap orang yang menyebut nama
Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan
13

Anda mungkin juga menyukai