Hidrosefalus Kongenital
Hidrosefalus Kongenital
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
ke-9, pleksus koroideus mulai kehilangan jaringan mesenkimal dan ditutupi oleh selsel ependimal.3
di
bagian
inferior.
Bagian
anterior
dari
ventrikulus
tertius
c. Ventrikulus Quartus
Ventrikulus quartus terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian superior (bagian dari
isthmus rhombensefalon), intermedius (bagian metensefalon) dan inferior (bagain
mielensefalon). Dinding dari ventrikel ini dibatasi oleh sel-sel ependim, berlanjut ke
bawah oleh canalis sentralis dari medulla dan bagian superior oleh aquaduktus
cerebri sylvii dan melebar ke foramen lateralis/foramen Luschka.3
DEFINISI
Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang berarti air dan chepalon yang berarti
kepala.
Hidrosefalus
dapat
didefinisikan
secara
luas
sebagai
gangguan
yang secara pasif akan terisi dengan CSS. Kondisi semacam itu tidak disebabkan
oleh gangguan hidrodinamik sehingga tidak diklasifikasikan hidrosefalus. Istilah ini
yang dulu digunakan untuk kondisi tersebut adalah hidrosefalus ex vacuo.1,3
2.3.
ETIOLOGI
Hidrosepalus congenital dapat terjadi akibat infeksi intrauterine oleh berbagai
bifida dan meningomielokel. Pada lesi ini bagian batang otak dan serebellum
bergeser kea rah kaudal ke dalam kanalis spinalis servikalis, dan aliran CSS
terganggu pada fossa posterior.
Gangguan lain yang berkaitan dengan hidrosefalus adalah stenosis akuaduktus
terkait X-Linked, kista araknoidalis dan malformasi congenital multiple akibat
kelainan kromosom. Walaupun jarang, tumor congenital pada susunan saraf pusat
terutama yang terletak dekat garis tengah, dapat menghambat aliran CSS dan
menimbulkan pembesaran system ventrikel.
Hidrosefalus dapat terjadi akibat infeksi system saraf (terutama meningitis
bakterialis tetapi juga infeksi virus, seperti gondongan) dan tumor (terutama
meduloblastoma,
astrositoma
dan
ependinoma
di
fossa
posterior)
yang
EPIDEMIOLOGI
Frekuensi hidrosefalus lebih kurang 2 kasus per 1.000 kelahiran. Frekuensi
hidrosefalus dan spina bifida adalah 9.7% diantara kelainan perkembangan sistem
saraf. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur. Juga tidak ada perbedaan ras.
Pada remaja dan dewasa lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis.2
Hidrosefalus
infantil,
46%
diantaranya
adalah
akibat
abnormalitas
2.5.
KLASIFIKASI
kongenital :
stenosis 8 akuaduktus
(hematoma subdural).
ii.
Radang meningeal.
iii.
Kongenital :
a) Perlekatan
arachnoid/sisterna
karena
gangguan
pembentukan.
b) Gangguan pembentukan villi arachnoid.
c) Papilloma plexus choroideus.
2. Berdasarkan Etiologinya :2
A. Tipe obstruksi
i.
Kongenital.
a) Stenosis akuaduktus serebri.
Mempunyai berbagai penyebab. Kebanyakan
disebabkan oleh
10
bersamaan
korpus kalosum,
Didapat (Acquired)
a) Stenosis akuaduktus serebri (setelah infeksi atau perdarahan).
infeksi oleh bakteri Meningitis , menyebabkan radang pada selaput
(meningen) di sekitar otak dan spinal cord. Hidrosefalus berkembang
ketika jaringan parut dari infeksi meningen menghambat aliran CSS
dalam ruang subarachnoid, yang melalui akuaduktus pada sistem
ventrikel atau mempengaruhi penyerapan CSS dalam villi arachnoid.
Jika saat itu tidak mendapat pengobatan, bakteri meningitis dapat
11
neurologis.
Kemungkinan
hidrosefalus
berkembang
Kista arakhnoid.
Kista adalah kantung lunak atau lubang tertutup yang berisi cairan.
Jika terdapat kista arachnoid maka kantung berisi CSS dan dilapisi
dengan
jaringan
pada
membran
arachnoid.
Kista
biasanya
sindroma hidrosefalik
termasuk tanda dan gejala peninggian TIK, seperti kepala yang besar dengan
penonjolan fontanel. Akhir-akhir ini, dilaporkan temuan klinis hidrosefalus yang tidak
bersamaan dengan peninggian TIK.
Seseorang bisa didiagnosa mengalami hidrosefalus tekanan normal jika ventrikel
otaknya mengalami pembesaran, tetapi hanya sedikit atau tidak ada peningkatan
tekanan dalam ventrikel. Biasanya dialami oleh pasien usia lanjut, dan sebagian
besar disebabkan aliran CSS yang terganggu dan compliance otak yang tidak
normal.
Pada dewasa dapat timbul hidrosefalus tekanan normal akibat dari :
a) Perdarahan subarachnoid.
b) Meningitis.
c) Trauma kepala.
d) Idiopathic.
Dengan trias gejala :
a) Gangguan mental (dementia)
b) Gangguan koordinasi (ataksia)
c) Gangguan kencing (inkontinentia urin)
Sumber lain mengatakan
2.6.
PATOFISIOLOGI1,2,10
CSS dihasilkan oleh plexus choroideus dan mengalir dari ventrikel lateral ke
dalam ventrikel III, dan dari sini melalui aquaductus masuk ke ventrikel IV. Di sana
13
PRODUKSI
Meningkat
SIRKULASI
ABSORPSI
Normal
Normal
Terhambat
Menurun
Aquaductus silvii
Trauma
Foramen Magendi
Subarachnoid
hemorrhage
Gangguan
Ventrikel III
pembentukan
Ventrikel IV
arachnoid
Ruang
Subarachnoid
disekitar
villi
Post meningitis
Kadar protein CSS
yang sangat tinggi
14
medulaoblongata,
pons,
dan
mesensefalo
Selain akibat gangguan pada produksi, absorpsi, dan sirkulasi, hidrosefalus juga
dapat timbul akibat : Disgenesis serebri dan atrofi serebri.
2.7.
GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinik hidrosefalus dipengaruhi oleh umur penderita, penyebab,
Neonatus
Gejala hidrosefalus yang paling umum dijumpai pada neonatus adalah
iritabilitas. Sering kali anak tidak mau makan dan minum, kadang-kadang
kesadaran menurun ke arah letargi. Anak kadang-kadang muntah, jarang yang
bersifat proyektil. Pada masa neonatus ini gejala-gejala lainnya belum tampak,
sehingga apabila dijumpai gejala-gejala sepeti diatas, perlu dicurigai hidrosefalus.
2.
peningkatan TIK. Lokasi nyeri tidak khas. Kadang-kadang muntah di pagi hari.
Dapat disertai keluhan penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan
Visus.
Gangguan motorik dan koordinasi dikenali melalui perubahan cara berjalan.
Hal ini disebabkan oleh peregangan serabut kortikospinal korteks parietal sebagai
akibat pelebaran ventrikulus lateral. Serabut-serabut yang medial lebih dahulu
tertekan, sehingga menimbulkan pola berjalan yang khas.
Anak dapat mengalami gangguan dalam hal daya ingat dan proses belajar.
Apabila dilakukan pemeriksaan psikometrik akan terlihat adanya labilitas emosional
dan kesulitan dalam hal konseptualisasi.
Pada anak dibawah enam tahun, termasuk neonatus, akan tampak
pembesaran kepala karena sutura belum menutup secara sempurna. Pembesaran
kepala ini harus dipantau dari waktu ke waktu, dengan mengukur lingkar kepala.
15
Kepala yang besar (makrosefal) belum tentu disebabkan oleh hidrosefalus tetapi
bisa disebabkan oleh kraniostosis.
Fontanela anterior tampak menonjol, pada palpasi terasa tegang dan padat.
Tidak ditemukannya fontanela yang menonjol bukan berarti tidak ada hidrosefalus.
Pada umur satu tahun, fontanela anterior sudah menutup atau oleh karena rongga
tengkorak yang melebar maka TIK secara relatif akan mengalami dekompresi.
Perkusi pada kepala anak memberi sensai yang khas. Pada hidrosefalus
akan terdengar suara yang sangat mirip dengan suara ketuk pada semangka
masak. Pada anak lebih tua akan terdengar suara kendi retak (cracked-pot). Hal ini
menggambarkan adanya pelebaran sutura.
Vena-vena di kulit kepala sangat menonjol, terutama bila bayi menangis.
Peningktan TIK akan mendesak darah vena dari alur normal di basis otak menuju
ke sistem kolateral.
Mata penderita hidrosefalus memperlihatkan gambaran yang khas, yang
disebut sebagai setting-sun sign : skelera yang berwarna putih akan tampak diatas
iris. Paralisis nervus abdusens, yang sebenarnya tidak menunjukkan letak lesi,
sering dijumpai pada anak yang lebih tua atau pada orang dewasa. Kadang-kadang
terlihat nistagmus dan strabismus. Pada hidrosefalus yang sudah lanjut dapat
terjadi edema papil atau atrofi papil.
3.
Dewasa
Gejala yang paling sering dijumpai adalah nyeri kepala. Sementara itu
gangguan visus, gangguan motorik/bejalan dan kejang terjadi pada 1/3 kasus
hidrosefalus pada usia dewasa. Pemeriksaan neurologi pada umumnya tidak
menunjukkan kelainan, kecuali adanya edema papil dan atau paralisis nervus
abdusens.
4.
inkontinensia urin. Hal ini terutama pada penderita dewasa. Gangguan berjalan
dicirikan oleh berjalan lambat, langkah pendek dengan pengurangan ketinggian
langkah dan ataksia dimana kaki diletakkan di permukaan jalan dengan kekuatan
yang bervarisasi. Pada saat mata tertutupakan tampak jelas ke tidak stabilan postur
16
tubuh. Tremor dan gangguan gerakan halus jari-jari tangan akan mengganggu
tulisan tangan penderita.
2.8.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Transiluminasi ; penyebaran cahaya diluar sumber sinar lebih dari batas, frontal
2,5 cm, oksipital 1 cm. 2
2. Pemeriksaan CSS. Dengan cara aseptik melalui punksi ventrikel punksi fontanela
mayor. Menentukan : 2
- Tekanan.
- Jumlah sel meningkat, menunjukkan adanya keradangan / infeksi.
- Adanya eritrosit menunjukkan perdarahan.
- Bila terdapat infeksi, diperiksa dengan pembiakan kuman dan kepekaan
antibiotik.
3. Ventrikulografi ; yaitu dengan cara memasukkan kontras berupa O2 murni atau
kontras lainnya dengan alat tertentu menembus melalui fontanella anterior langsung
masuk ke dalam ventrikel. Setelah kontras masuk langsung difoto, maka akan
terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang melebar. Pada anak yang besar karena
fontanela telah menutup ontuk memaukkan kontras dibuatkan lubang dengan bor
pada kranium bagian frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini sangat sulit dan
mempunyai resiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki fasilitas CT scan,
prosedur ini telah ditinggalkan. 2
Gambaran Radiologi2
1. Foto Polos Kepala
Foto polos kepala dapat memberikan informasi penting seperti ukuran
tengkorak, tanda peningkatan TIK, massa pada fossa cranii serta kalsifikasi
abnormal. Hidrosefalus pada foto polos kepala akan memberikan gambaran
ukuran kepala yang lebih besar dari orang normal, pelebaran sutura, erosi dari
sella tursica, gambaran vena-vena kepala tidak terlihat dan memperlihatkan
jarak antara tabula eksterna dan interna menyempit. Selain itu, untuk kasus
yang sudah lama sering ditemukan gambaran impressiones digitate akibat
peningkatan TIK.
17
2.
USG
Pada 6-12 bulan pertama kehidupan, diagnosis hidrosefalus dapat
ditegakkan degan USG.Pada USG akan tampak dilatasi dari ventrikel tetapi
USG sangat jarang digunakan dalam mendiagnosis hidrosefalus.
18
(a)
(b)
Gambar 9a & b. Foto USG kepala fetus pada trimester ketiga. Tampak dilatasi
bilateral dari kedua ventrikel lateralis (gambar a) dan penipisan jaringan otak
(gambar b).8
3.
CT Scan
Dengan menggunakan CT Scan, kita dapat menentukan ukuran dari
ventrikel. Jika terdapat tumor atau obstruksi, maka dapat ditentukan lokasi dan
ukuran dari tumor tersebut. Pada pasien dengan hidrosefalus akan tampak
dilatasi dari ventrikel pada foto CT Scan serta dapat melihat posisi sumbatan
yang menyebabkan terjadinya hidrosefalus. Dengan CT-Scan hidrosefalus
sudah bisa ditegakkan.
19
Gambar 10. CT Scan kepala potongan axial pada pasien hifrosefalus, dimana
tampak dilatasi kedua ventrikel lateralis.8
4.
MRI
Dengan menggunakan MRI pada pasien hidrosefalus, kita dapat melihat
adanya dilatasi ventrikel dan juga dapat menentukan penyebab dari hidrosefalus
tersebut. Jika terdapat tumor atau obstruksi, maka dapat ditentukan lokasi dan
ukuran dari tumor tersebut. Selain itu pada MRI potongan sagital akan terlihat
penipisan dari korpus kalosum.
20
Gambar A.
Gambar B.
21
Gambar 12a & b. MRI potongan axial pada hidrosefalus nonkomunikans akibat
obstruksi pada foramen Luschka dan magendie. Tampak dilatasi dari ventrikel
lateralis (gambar B) dan ventrikel quartus (gambar A).9
DIAGNOSIS BANDING10
Tumor otak
Kepala besar
22
jaringan
otak
(neuron
dan
sambungan
PENATALAKSANAAN 1,2,3,10
Terapi medikamentosa
Ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi
sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorpsinya. Dapat
dicoba pada pasien yang tidak gawat, terutama pada pusat-pusat kesehatan
dimana sarana bedah saraf tidak ada.
Obat yang sering digunakan adalah :
1. Asetasolamid
Cara pemberian dan dosis; Per oral 2-3 x 125 mg/hari, dosis ini dapat
ditingkatkan sampai maksimal 1.200 mg/hari.
2. Furosemid
Cara pemberian dan dosis; Per oral, 1,2 mg/kgBB 1x/hari atau injeksi iv 0,6
mg/kgBB/hari.
Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien diprogramkan untuk operasi.
1. Lumbal pungsi berulang (serial lumbar puncture)
23
ii.
Ventrikulo-Atrial,
CSS
dialirkan
ke
atrium
kanan.
iii.
Ventrikulo-Sinus,
CSS
dialirkan
ke
sinus
sagitalis superior.
iv.
Ventrikulo-Bronkhial,
CSS
dialirkan
ke
dialirkan
ke
Bronkhus.
v.
Ventrikulo-Mediastinal,
CSS
mediastinum.
vi.
II.
Komplikasi Shunting
Infeksi.
Hematoma subdural.
25
Obstruksi.
2.11. PROGNOSIS
1. Kelangsungan Hidup
Prognosis atau keberlangsungan penyakit sangat ditentukan oleh adanya
kelainan neural dan ekstraneural yang menetap. Pada sebagaian besar kasus, 50
% kasus meninggal saat masih dalam uterus atau dilakukan terminasi pada
kehamilan karena adanya ketidak normalan yang terdeteksi dan 50% sisanya
berkembang menjadi ventricolomegaly yang progresif. Pada bayi seperti ini, segera
dilakukan Shunt dan memberikan hasil yang baik.2
2. Kelangsungan Organ
Pada anak-anak dengan hidrosefalus terjadi peningkatan ketidakmampuan
mental dan kognitif. Kemampuan atau pengetahuan umum sangat berkurang bila
dibandingkan dengan populasi anak-anak pada umumnya, kebanyakan anak
mengalami
keterbelakangan
mental,
verbal
dan
ingatan.
Selain
itu
juga
DAFTAR PUSTAKA
26
from
URL : http://www.starchildproject.com/images/not_deformed/HydroXRay.jpg
Diakses tanggal 03 Februari 2013
8. Horenstein M. Aqueductal stenosis causing obstructive hydrocephalus. 2009
September 25]. Available From : URL : http://www.ultrasound-images.com.
Diakses tanggal 03 Februari 2013
9. Espay AJ. Hydrocephalus. 2009
Agustus
20.
Available
from
27