PENDAHULUAN
Hernia Nucleus Pulpous (HNP) adalah salah satu dari sekian banyak penyebab sakit
pinggang atau Low Back Pain yang merupakan dampak dari penonjolan nukleus pulpous
yang menekan radiks nervus spinalis akibat trauma atau tekanan terutama apabila telah terjadi
proses degenerasi pada nucleus pulpous sebelumnya.
Pada umumnya penderita memberikan riwayat adanya episode nyeri (sakit pinggang)
yang kronik dan hilang mobilitas tulang belakang yang berlangsung perlahan, walaupun
penderita cenderung menghubungkan masalah ini dengan insiden mengangkat beban berat
dengan membungkuk atau trauma kecelakaan motor. Herniasi merupakan proses lambat yang
ditandai oleh periode penekanan syaraf dan gejala klinisnya tergantung pada lokasi herniasi
dan variasi anatomis individual.
HNP
DEFINISI
HNP adalah keluarnya nukleus pulpous melalui robekan annulus fibrosus masuk
kedalam kanalis vetebralis menekan radiks spinalis atau medulla spinalis.
Arah terjadinya herniasi paling sering ke arah dorsolateral sehingga menekan radiks
nervus spinalis yang berakibat sakit pinggang dan nyeri paha pada HNP lumbal atau nyeri
III.
IV.
EPIDEMIOLOGI
1. Orang dewasa dan orang tua (usia sekitar 20-50 tahun), meskipun juga dapat terjadi pada
anak-anak dan remaja dengan angka kejadian tertinggi pada laki-laki.
2. Orang yang sering melakukan kegiatan fisik berat ( angkat beban berat)
3. Orang yang obesitas
HNP Servical angka kejadiannya 8 % sedangkan HNP torakal hanya 1-2 %, HNP lumbal
angka kejadiannya sekitar 15x lebih sering terjadi dari pada HNP servical.
V.
PATOFISIOLOGI
Anatomi
Tulang dari tulang belakang mengalir ke pelvis dari
tulang tengkorak kepala. Tulang belakang ini melindungi saraf
dari tempat keluarnya yakni dari otak dan turun melalui
punggung menuju seluruh tubuh dan tulang belakang ini
dipisahkan satu dengan yang lain oleh Diskus Intervetebralis
(sensi-sendi antar corpus vetebrae)
Diskus Intervetebrae menyusun panjang columna vetebrae. Diskus ini paling tipis
pada daerah toraks, sedangkan yang paling tebal didaerah lumbal. Setiap discus terdiri atas:
1. Anulus Fibrosus
Yang terdiri atas jaringan fibrokartilago dengan serat kolagen
yang tersusun sebagai lamel-lamel konsentris. Berkas-berkas
kolagen ini berjalan serong diantara korpus vertebrae
berdekatan dan begitu juga sebaliknya. Serat-serat dari anulus
fibrosus yang paling perifer melekat paga ligamentum
logituginal anterior dan posterior dari columna vetebrae.
Fungsinya :
1. Sebagai peredam benturan bila beban pada columna
vetebrae bertambah mendadak, misalnya apabila
seseorang melompati turun dari ketinggian
2. Memungkinkan gerakan antar korpus
(disebabkan
struktur
spiral
dari
vetebrae
lamel-lamel
konsentris)
3. Menopang nukleus pulposus
Jadi anulus fibrosus fungsinya mirip pegas
2. Nukleus Pulposus
Pada anak-anak mirip gel berbentuk lonjong, banyak mengandung air, sedikit serat
kolagen dan sedikit tulang rawan. Biasanya berada dalam keadaan tertekan dan terletak lebih
dekat dengan tepi posterior daripada anterior diskus
Berfungsi :
1. Sebagai peredam benturan antar korpus vetebra yang
berdekatan
2. Tempat pertukaran cairan discus dan pembuluh-pembuluh
darah
Oleh karena sifat setengah cair tersebut sehingga memungkinkan nukleus pulposus
berubah bentuk dan vetebra dapat menjungkit kedepan/kebelakang diatas yang lain saat tubuh
melakukan gerak fleksi dan ekstensi.
Peningkatan beban kompresi secara mendadak pada
kolumna vetebra mengakibatkan nukleus pulposus yang semi
cair ini menjadi gepeng akan tetapi penekanan nukleus pulposus
kearah luar dapat ditahan oleh gaya pegas anulus fibrosus
disekelilingnya.
Namun terkadang tekanan keluar ini terlampau kuat bagi anulus sehingga terjadi
ruptur dan meloloskan nulkeus pulpous. Keadaan ini disebut herniasi
VI.
FAKTOR RESIKO
Usia : pada orang tua kandungan didalam nukleus pulpousnya berkurang (dari 90% pada
waktu bayi menjadi 70% pada usia lanjut) diganti jaringan fibrokartilago sehingga nukleus
kurang elastis dan mulai menyusut. Hal ini berakibat pada intervetebral space yang akan
semakin tipis.
Keadaan- keadaan yang semakin memperburuk kelemahan diskus:
1. Cara mengangkat beban yang salah ( mengangkat beban berat dengan posisi
2.
3.
4.
5.
bungkuk)
Obesitas yang akan menambah tekanan pada diskus
Trauma akibat jatuh dengan posis yang berulang-ulang
Faktor kogenitas misalnya sakralisasi (vetebrae lumbal ada 4) dan spina bifida
Merokok yang akan menurunkan tekanan oksigen pada pembuluh darah diskus secara
dratis.
VII.
LOKASI
Pada umunya herniasi terjadi di kolumna vetebralis vetebrae pada bagain pengalihan
dari segmen yang lebih mobil ke bagian yang kurang mobil (perbatasan lumbosakral dan
servikotorakhal), sedangkan arah herniasi yag paling sering adalah posterolateral. Daerah
lumbal adalah daerah yang paling serign mengalami HNP dans ebagian besar dari HNP
lumbal terjadi L5-S1.
HNP discus cervicalis walau jarang dari pada HNP lumbal akan tetapi pada umumnya
melibatkan radiks ke 3 radiks serviks terbawah. Herniasi lateral diskus serviks biasanya
menekan radiks dibawah tingkat diskus. Jadi diskus C1 C6 menekan radiks saraf C6 dan
apabila terjadi pada diskus C6 C7 menekan radiks saraf C7.
Berdasarkan lokasi serta manifestasi klinis yang timbul akibat HNP adalah:
1. HNP Lumbalis
2. HNP Servicalis
1. HNP Lumbalis
Pada umumnya sindrom HNP lumbal dimulai dengan sakit pinggang. Hal ini
disebabkan oleh degenerasi diskus dan ligamentum logitudinal anterior et posterior akibat
tekanan. Jika sudah terjadi penonjolan diskus ke lateral maka sakit pinggang disertai nyeri
radiks sepanjang perjalanan nervus ischiadikus. Orang tersebut akan mengunjungi dokter
karena iskialgia dan koksigidina. Selama ini masih belum menonjol kedalam kanalis
vetebrae maka keluhan utama satu-satunya adalah sakit pinggang.
Sakit pinggang HNP bersifat pegal dan adakalanya nyeri pada satu tempat yaitu L 5-S1,
mobilitas tulang lumbosakral terbatas, lordosis lumbal sedikit mendatar, bila sudah ada
penonjolan maka terdapat nyeri tekan pada penonjolan tersebut (bila tidak ada penonjolan
maka tidak ada nyeri tekan)
A. Radikulopati
Adalah nyeri yang terasa berpangkal pada tingkat tulang
belakang
tertentu
dan
menjalar
sepanjang
kawasan
Penekanan terhadap radiks posterior yang masih utuh dan berfungsi mengakibatkan
timbulnya nyeri radikuler. Jika penekanan sudah menimbulkan pembengkakan bahkan
sudah timbul kerusakan struktural yang lebih kuat maka gejala yang timbul adalah
hipestesi/anestesi radikuler.
HNP lumbal yang besar dan terletak di L 4/L5 dapat menekan radiks saraf secara
bilateral yang menyebabkan cauda equina syndrome. Hal ini berakibat susah kencing,
tidak dapat mengontrol buang air besar, nyeri pada bokong dan ekstremitas bawah.
B. Iskialgia Diskogenik
Adalah nyeri sepanjang perjalanan nervus iskhiadiskus disebabkan oleh iritasi radiks
dorsalis karena HNP. Tetapi dalam arti sebenarnya iskialgia diskogenik adalah nyeri yang
bertolak pada daerah vetebrae lumbosakral dan beradiasu sepanjang perjalanan nervus
iskhiadikus dan selanjutnya kedistal menuju ke percabangannya. Dimana makin distal
nyeri makin distal nyeri makin tidak begitu hebat tapi tetap terasa parestesi dan hipotesi.
Nyeri iskalgia bersifat menusuk tajam bagaikan nyeri sakit gigi terasa berpangkal
pada bagian bawah pinggang dan menjalar ke lipatan bokong kemudian dari daerah
tersebut sampai lipatan lutut terasa ngilu. Kemudian terbagi 2 jalur bergantung saraf yang
terkena yakni nervus tibialis atau nervus fibularis.
1. Dari
lutut
ke
maleolus
lateral
terasa
kurang
sampai dengan beberapa tahun dan jarang sekali kasus HNP akut ( sakit pinggang dan
iskialgia bangkit secara serentak).
C. Koksigidinea
Adalah nyeri yang terasa di os koksigis. HNP pada tingkat L 4 dapat bermanifestasi
dengan nyeri yang dirasakan di daerah koksigis.
D. Saddle anesthesia
Adalah hipostesia di daerah selangkangan karena radiks dari segmen-segmen sakral
bawah yang membentuk cauda equine ditekan oleh penonjolan diskus
HNP Lumbalis
Manifestasi
Radiks yang
L3-L4
L4
L5-S1
S1
rusak
Keterlibatan
Refleks hentakan
Refleks achiles
Refleks achiles
refleks
Parestesi
lutut menurun
Medial
menurun
Ibu jari
menghilang
Jari kaki ke 4 dan ke 5
Distribusi nyeri
pergelangan kaki
Paha anterior
betis lateral
dan kaki bagian lateral
HNP Servical
HNP servical paling sering terjadi pada diskus C6-C7 (kira-kira 2/3 dari semua kasus
hernia servicalis), pada C 5- C6 sekitar 20%, C7-T1 sekitar 10% dan C4-C5 sekitar 2%.
Berdasarkan arah herniasinya hernia servical dibagi:
a. Hernia Servical Lateral
Penderita merasa ada sesuatu yang berbunyi krek atau
tek dikuduk atau malah tidak merasakan apa-apa.
Kebanyakan
arah
hernianya
posterilateral
yang
C4-C5
C5
rusak
Kelemahan
m. deltoideus
m. triceps dan
C7-T1
T1
Telapak
brachii
ekstesni
tangan dan
pergelangan
fleksi
Keterlibatan
Refleks
Refleks bisep
Refleks trisep
pergelangan
Fleksi jari
refleks
deltois dan
menurun
menurun
menurun dan
parestesi
pectoralis
Bahu lateral
lengan atas
Bawah bagian
Jari tengah
jari manis
Jari
lateral serta
kelingking
DIAGNOSA
A. Anamnesa
1. Anamnesa HNP Lumbal
1. Sakit pinggang yang kronis
2. Nyeri yang menjalar sepanjang n. Ischiadicus ke satu
tungkai atau kedua tungkai (unilateral/bilateral)
3. Nyeri semakin terasa hebat bila penderita mengenjan,
batuk, bersin dan mengangkat benda berat.
4. Gangguan BAB dan BAK pada HNP yang berat
3. Gaya jalan droop foot (steppate gait) ; kaki diangkat secara berlebihan oleh
karena bila tidak dilakukan maka ujung jari yang lunglai akan menggesek tanah
untuk HNP lumbal tinkat L5
4. Tidak ada tanda-tanda inflamasi
HNP Servicalis
1. Posisi jalan mencengkram (parapatetik spatik) : berjalan dimana kedua tungkai
melakukan gerakan fleksi dan ekstensi secara kaku sehingga jari kaki mencengkram
sebagai usaha agar menjaga tubuh tidak jatuh untuk HNP servical
2. Tidak ada tanda-tanda inflamasi
C. PALPASI
1. Motoris
HNP Lumbal
1. Droop foot karena paralisis m. Extensor halucis longus dan muskulus digitorum
longus pada kompresi L4-L5
2. Kelemahan dari otot-otot kaki bagian plantar pada kompresi L 5-S1
3. Kelemahan m tibialis sehingga tidak bisa mengekstensi betisnya pada kompresi L 2-L3
atau L3-L4
4. Terbatasnya gerakan lumbal fleksi kedepan, samping dan ke belakang (motilitas
tulang belakng lumbal)
HNP Servikalis
1. Spasme otot-otot leher
2. Kelumpuhan otot-otot tungkai ipsilateral yang menunjukan UMN ( spastisitas,
hiperrefleksia dan refleks babinski ipsilateral positif) pada HNP Serviks
ventolateral
3. Gangguan motrik, kelemahan atau atrofi pada daerah yang hipestesi/parestesia
pada kompresi L5-S1
4. Kelumpuhan pada kedua lengan pada HNP Servical ventromedial
2. Sensorik
HNP Lumbal
1. Nyeri takan pada daerah penonjolan diskus.
Apabila belum terdapat penonjolan, maka nyeri tekan biasanya kurang jelas tetapi
pengentukan pada aderah pinggnag setinggi dan seisi HNP menimbulan nyeri
tajam yang menjalar
2. Nyeri tajam yang menjalar sepanjang perjalanan nervus ischiadiskus.
3. Nyeri makin distal dari pinggang nyeri makin tidak begitu hebat tetapi terasa
hipestesi/parestesi
4. Hipestesi pada daerah selangkangan pada radiks sakral caudal equina terkena
HNP
HNP Servikalis
1. Nyeri radiks yang menjalar dan parestesi ibu jari dan tepi radial tangan pada
kompresi C6
2. Nyeri radiks yang menjalar pada parestesi pada permukaan jari telunjuk, jari
tengah dan dorsum manus pada kompresi C7
3. Nyeri radiks yang menjalar dan peasetesi/hipestesi pada jari kelingking dan
separuh bagian medial jari manis pada kompresi C7-T1
4. Nyeri radiks dan mati rasa pada HNP Serviks Ventrolateral
3. Refleks
HNP Lumbal
1. Refleks tendodn lutut menurun kompresi L2-L3 atau
L3-L4
HNP Servical
1. Refleks fleksi jari menurun
2. Refleks m.deltoideus dan m.pectoralis menurun
3. Refleks tendon bisep menurun/menghilang kompresi antara C6
4. Refleks trisep menurun/menghilang kompresi C7
5. Refleks tendon lengan tidak ada yang terganggu kompresi antara C7 T1
6. Refleks babinski ipsilateral positif dan hiperrekleksis HNP Servical
ventrolateral
7. Refleks tendon bisep menghilang, refleks patologis negatif, refleks tendon lutut
dan refleks tendon achiles menjadi meninggi HNP servical ventromedial
4. Tes-tes khusus
HNP Lumbal
5. Tes KEMP:
Pasien berdiri melakukan hiperekstensi dari pinggang kemudian pemeriksa
memutar panggung ke jurusan tungkai yang sakit akan menimbulkan nyeri radiks
pada tungkai yang sakit.
6. Tes dordofleksi positif:
Penderita tidak bisa berjalan diatas tumit dan pertanda terjadi kompresi HNP pada
L5
7. Tes plantar fleksi positif
Penderita tidak bisa berjalan diatas jari-jari kaki pertanda terjadi kompresi HNP
pada S1.
8. Pemeriksaan Motilitas tulang belaknag lumbal
Caranya tangan pemeriksa ditempatkan pada L1-L5 kemudian penderita
diperintahkan untuk membungkuk. Apabila terdapat motilitas tulang belakng
yang tidak wajar maka jari-jari pemeriksa tidak akan saling menjauhi satu dengan
yang lain.
HNP Servikal
1. Tes Nafziger positif
Selama 1-2 menit vena jugularis interna bilateral ditekan oleh kedua tangan
peemriksa dan pada akhir pemeriksaan pasien disuruh mengenjan, bilamana
timbul nyeri radikuler maka tes ini positif
IX.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah tidak spesifik
b. Urine tidak spesifik
c. Cairan likuor tidak spesifik
2. Foto
a. X-ray tulang belakang ditemukan :
i. Intervetebral space menipis
ii. Lordosis lumbal yang mendatar
iii. Skoliosis
iv. Lordosis servical yang mendatar
v. Nodul schmorl HNP kearah servical
b. CT SCAN
c. Diskografi
Radiografi tulang belakang untuk melihat diskus stelah penyuntikan bahan kotras
yang dapat diserap oleh diskus.
d. Mielogram
Radiografi medula
spinalis
setalh
dilakukan
penyuntikan
zat
kontras
X.
DIAGNOSIS BANDING
1. Spondilosis atau spondilo arthrosis de forman
1. Iskialgia pada kudua tungkai yang tidak berbatas tegas
2. Usia penderita 50 tahun keatas
XI.
TERAPI
1. TINDAKAN UMUM
a. Istirahat di tempat tidur selama 1-2 minggu dengan kasur yang padat dan keras.
Diantara kasur dan tempat tidur diberi papan playwood agar kasur tidak
melengkung. Pasien tidur terlentang dengan diberi bantal tipis dibawah pinggang
b. Boleh tidur miring dengan kedua kaki ditekuk
c. Tidak boleh bangun untuk mandi atau makan namun untuk BAB dan BAK boleh
bangun oleh karena BAB dan BAK sambil terlentang beban tulang belakang
lumbal lebih berat
d. Boleh makan dan mandi seperti biasa tapi memakai korset pinggang
e. Kompres dingin dengan es 20 menit selama beberapa kali setiap hari
f. Kompres air hangat apabila spesme hilang.
2. OBAT-OBATAN
a. NSAID diberikan untuk menghilangkan nyeri contoh foltaren
b. Obat analgesik narkotik diperlukan jika nyeri tak teratasi oleh NSAID
c. Kortikosteroisd PO/IV dapat membantu mengurangi rasa sakit. Injeksi
kortikosteroid nyeri untuk beberapa bulan (tapering off), terapi ini bagi orangorang yang belum dapat melakukan terapi fisik oleh karena tidak tahan terhadap
nyeri,.
d. Obat spasmolitik untuk spasme ototnya contohnya tubokurarin
e. Untuk penderita HNP akut (contoh karena kecelakaan mobil) yang diikuti nyeri
hebat dapat diberikan obat bius yang juga mempunyai efek analgesik kuat seperti
fentanil..
3. FISIOTERAPI
a. LATIHAN
Ltihan gerakan sambil berbaring terlentang/miring dianjurkan untuk
Traksi leher
Pemakaian braces untuk menyokong tlang belakang akan mencegah gerakan lumbal
yang berlebihan, akan tetapi pemakaina yang berlebihan dari alat ini akan
melemahkan otot perut dan punggung yang akan memperburuk penyakit HNP
Collar lunak
Untuk fiksasi leher pada HNP servikal akan membantu mengurangi nyeri dan spasme
otot dengan cara mebatasi gerakan leher.
Collar yang kaku penting untuk mengurangi beban penekanan tulang
belakang pada orang yang mengalami nyeri hebat dann spasme otot.
Korset
Terapi panas
4. OPERASI
Diskectomy diperlukan untuk menghilangkan benjolan diskus dengan anatesi umum
dan rawat inap di RS sebentar (sekitar 2-3 hari). Penderita dianjurkan jalan pada hari pertama
setelah operasi untuk mengurangi resiko thrombus. Pembedahan ini menghilangkan gejala
penekanan radik syaraf tapi mengurangi nyeri punggung.
Mikrodikectomy merupakan operasi untuk menghilangkan tonjolan HNP melalui
insisi yang sangat kecil dengan menggunakan pemandu X-Ray dan kemonukleous.
Kemonukleous semakin disukai di AS mengobati HNP serta telah menjadi popular di
Kanada dan Eropa selam a20 tahun. Bentuk pengobatannya yang telah di setujui oleh FDA
namun 1982 adalah injeksi enzim kimopapain 2000-4000 IU pada tempat penonjolan HNP
sehingga akan melarutkan nukleus pukposus yang menonjol. Enzim ini hanya bekerja pada
nukleus pulpous tetapi tidak pada anulllus fibrosus. Pengobatan ini membebaskan tekanan
pada radiks secara efektif, menghilangkan nyeri dan merupakan terapi alternatif.
Oprasi dilakukan apabila:
1. Penderita HNP ynag sudah berkali-kali kambuh dalam beberapa bulan
2. Penderita HNP baru tapi nyeri tidak tertahan dan defisit motoriknya jelas serta sangat
menggangu aktifitas
3. Seseorang yang tidak dapat beristirahat cukup lama karena pekerjaannya
4. Sudah melakukan konservatif atau tirah baring tetapi masih terasa nyeri atau
didapatkan kelainan neurologis yang parah (misalnya ;inkontenensia ususu, kandung
kemih atau foot drop)
DAFTAR PUSTAKA
1. Sidharta, Priguna M.D.Ph.D. Neurologi Klinis Dalam Praktek umum. PT Dian Rakyat.
2.
3.
4.
5.
Jakarta: 2003
Sobotta, Atlas Anatomi jilid 2, Jakarta: ECG: 2000
Fakultas Kedokteran UI. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, Media Aesculapius, Jakarta 2000
Underwood, J.C.E. Patologi Umum dan Sistemik Volume 2. ED 2. Jakarta EGC 1999
Moore, Keith L. Anatomi Klinis Dasar, Hipokrates, Jakarta 20012.