Anda di halaman 1dari 13

1

STUDI SIFAT FISIK – MEKANIK TEMPURUNG KELAPA


Santosa1, Andasuryani1, dan Yusriah2

ABSTRAK
Telah dilaksanakan penelitian pada bulan April sampai dengan Juni 2006
di Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Universitas Andalas dan Laboratorium
Instrumentasi Teknik Pertanian Universitas Andalas. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik tempurung kelapa. Data dasar
ini nantinya akan digunakan di dalam pembuatan alat pemecah tempurung untuk
dijadikan tepung tempurung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen. Untuk tahap pengambilan data secara acak, digunakan dua
jenis tempurung sebagai sampel yaitu tempurung jenis A berasal dari kelapa
dalam dan tempurung jenis B berasal dari kelapa genjah dengan tujuh kali
ulangan. Sifat mekanik tempurung kelapa diukur dengan menggunakan mesin
kuat tekan dengan melakukan pengujian kekerasan dan kekuatan, sedangkan sifat
fisik yang diukur : bulk density, angle of repose, angle of friction, berat jenis, dan
porositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan tempurung A adalah
41,4135 kg/cm2, kekerasan tempurung B adalah 73,0149 kg/cm2; kekuatan
tempurung A adalah 449,3068 kg/cm2, kekuatan tempurung B adalah 563,3663
kg/cm2; bulk density tempurung A adalah 0,5159 g/cm3, bulk density tempurung
B adalah 0,5223 g/cm3; angle of repose tempurung A adalah 31o, angle of repose
tempurung B adalah 27o; angle of friction tempurung A adalah 24o, angle of
friction tempurung B adalah 25o; berat jenis tempurung A adalah 1,0182 g/ml,
berat jenis tempurung B adalah 1,0015 g/ml; porositas tempurung A adalah
0,4894 dan porositas tempurung B adalah 0,4785.

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu komoditi perkebunan
yang banyak dijumpai di Indonesia. Pemanfaatan buah kelapa umumnya hanya
daging buahnya saja untuk dijadikan kopra, minyak dan santan untuk keperluan
rumah tangga, sedangkan hasil sampingan lainnya seperti tempurung kelapa
belum begitu banyak dimanfaatkan. Tempurung kelapa selain digunakan sebagai
sumber energi karena mempunyai nilai panas yang tinggi, juga dapat digunakan

1
Staf Pengajar Program Studi Teknik Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Andalas
2
Alumni Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Andalas
2

untuk aneka olahan yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek pasar yang baik
diantaranya untuk kerajinan tangan, arang aktif dan lain sebagainya.
Kenyataannya potensi yang besar ini belum dapat dikembangkan. Arang
aktif yang dihasilkan dari tempurung kelapa banyak sekali manfaatnya baik
dalam industri kimia, industri makanan dan minuman, serta industri farmasi. Di
samping itu, arang aktif digunakan sebagai bahan penyerap, penjernih, dan
sebagai katalisator. Arang aktif digunakan untuk pemurnian pada industri gula,
minyak kelapa, farmasi dan kimia, juga banyak digunakan untuk proses
penjernihan air.
Arang aktif adalah suatu bahan yang berupa karbon amorf, yang sebagian
besar terdiri atas karbon bebas serta memiliki kemampuan daya serap yang tingi.
Daya serap dari arang aktif itu umumnya bergantung pada jumlah senyawa
karbon yang berkisar antara 85 % sampai dengan 95 % karbon bebas.
Selain untuk arang aktif, tempurung kelapa bisa juga diolah menjadi
tepung tempurung. Untuk itu, sebelum dilakukan pengolahan lebuh lanjut,
terlebih dahulu harus diketahui sifat-sifatnya baik fisik maupun mekanik, agar
dalam pengolahan tidak menemui kendala.
Bila limbah dari pertanian ini khususnya tempurung kelapa diolah
sedemikian rupa dengan menggunakan teknologi yang modern, diharapkan dapat
memberikan peluang bisnis yang menjanjikan bagi masyarakat, sehingga dapat
meningkatkan perekonomian.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik
tempurung kelapa. Data yang diperoleh tersebut nantinya akan dipakai sebagai
pertimbangan di dalam merancang alat pemecah tempurung kelapa.
3

BAHAN DAN METODE

TEMPAT DAN WAKTU


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sipil Politeknik
Universitas Andalas untuk pengujian kekuatan dan kekerasan. Sedangkan
pengujian sifat fisik dilakukan di Laboratorium Instrumentasi Teknik Pertanian
mulai bulan April sampai dengan Juni 2006.

BAHAN DAN ALAT


Pada penelitian ini menggunakan alat untuk pengujian Marshall
Compression Machine (mesin kuat tekan), papan plastik, alat tulis, timbangan,
dan peralatan lainnya yang mendukung; sedangkan bahan yang digunakan adalah
tempurung kelapa.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Untuk tahap pengambilan data secara acak menggunakan dua jenis tempurung
sebagai sampel yaitu tempurung jenis A berasal dari kelapa dalam dan
tempurung jenis B berasal dari kelapa genjah dengan tujuh kali pengulangan.

PELAKSANAAN PENELITIAN
Langkah pertama yang dilakukan sebelum melakukan penelitian adalah
persiapan alat yang digunakan supaya penelitian berjalan dengan lancar.
Karakteristik Fisik
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik fisik dari
tempurung kelapa. Karakteristik fisik tersebut adalah bulk density, angle of
repose, angle of friction, berat jenis, dan porositas.
Bulk density
Bulk density dari tempurung kelapa dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
4

W2 − W1
BV = ...........................................................................(1)
V
dengan :
W1 = Berat tabung kosong (g)
W2 = Berat tabung kosong + berat tempurung (g)
V = Volume tabung (cm3)
BV = Bulk density (g/cm3)

Berat Jenis
Perbandingan berat suatu benda dengan berat air yang sama besar
volumenya disebut dengan berat jenis. Teknik sederhana untuk menentukan berat
jenis adalah dengan menggunakan metode pemindahan cairan dimana grafitasi
spesifik seimbang. Berat jenis dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

ρ = B ........................................................................................................(2)
V
dengan :
ρ = Berat jenis (kg/m3)
B = Massa benda (kg)
V = Volume air yang dipindahkan oleh benda (m3)

Atau dapat juga dihitung dengan rumus :


A
ρ t= B = × ρ a ............................................................................... (3)
V ( C − B)

dengan :
ρ t = Densitas tempurung (kg/cm3)
A = Berat Tempurung di udara (kg)
B = Berat mangkuk + air (kg)
C = Berat mangkuk + air + tempurung (kg)
ρa = Densitas air (kg/m3)
5

Bagaimanapun, batasan dari metode ini hanya digunakan untuk menahan


bahan cair. Pycnometer pembanding udara adalah sebuah alat yang dengan baik
mengukur volume dari sampel pada beberapa bentuk dan ukuran tanpa
membasahi sampel. Jadi berat jenis adalah penentuan dari ukuran dan volume
sampel yang diketahui beratnya.
Porositas
Porositas dapat didefinisikan sebagai bagian volume ruang pori bahan dari
total volume bahan pada suatu bahan curah. Nilai porositas bergantung pada (a)
bentuk, (b) dimensi, dan (c) kekerasan dari permukaan bahan. Porositas dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
BV
n = 1− ..............................................................................................(4)
BJ
dengan :
n = Porositas
BV = Berat volume (kg/m3)
BJ = Berat jenis (kg/m3)

Angle of repose
Angle of repose dari tempurung dapat ditentukan dengan mengukur salah
satu sisi miring dari tumpukan tempurung. Hal tersebut dapat ditentukan dengan
cara menuangkan pecahan tempurung ke atas bidang datar. Berdasarkan
kemiringan tumpukan yang dihasilkan maka diukur kemiringannya atau angle of
repose.
Angle of friction
Angle of friction dari pecahan tempurung dapat ditentukan dengan
mengukur sudut kemiringan dari kayu pada saat tempurung mulai meluncur. Hal
tersebut dapat ditentukan dengan meletakkan tempurung diatas permukaan papan
kemudian papan dimiringkan dan secara pelan-pelan diukur sudut kemiringan
papan pada saat tempurung mulai meluncur.
6

Karakteristik Mekanik
Kekerasan Tempurung
Pengujian kekerasan dengan contoh uji berukuran 5 cm x 5 cm x tebal.
Lakukan pembebanan pada contoh uji sampai rusak/patah dengan menggunakan
dial 30 kN. Besarnya nilai kekerasan tempurung ini dihitung menggunakan
rumus :
P
S= .................................................................................................... (5)
A
dengan :
S = Nilai kekerasan tempurung (kg/cm2)
P = Beban (kg)
A = Luas bidang tekan (cm2)

Kekuatan Tempurung
Kekuatan adalah nilai kekuatan tempurung untuk mempertahankan
bentuk datar. Contoh uji berukuran 7 cm x 5 cm x tebal. Pengujian dilakukan
dengan memakai alat uji dengan jarak penyangga 5 cm dan menggunakan dial
dengan sensitifitas 2 kN. Sampel tempurung diberi tekanan tegak lurus pada
permukaan tempurung sampai rusak. Kemudian dihitung nilai kekuatannya
dengan menggunakan rumus :
3. P . L
MOR = ...................................................................................... (6)
2 .b . d 2
dengan :
MOR = nilai kekuatan (kg/cm2)
P = beban patah (kg)
L = jarak penyangga (cm)
b = lebar contoh uji (cm)
d = tebal contoh uji (cm)

Adapun prosedur yang dilakukan untuk pengujian kekuatan dan kekerasan


dari tempurung adalah sebagai berikut :
7

1. Dial di-stel, dan alat ditempatkan di benda uji di tempat penguji


2. Bahan diletakkan di atas mesin.
3. Mesin dihidupkan, dilihat sampai berapa pembacaan dial-nya.
4. Angka yang tertera pada dial tersebut dicatat.
5. Setelah pembebanan maksimum, mesin dimatikan.
6. Setelah pembacaan dial, angka yang tertera pada dial, dilihat di tabel
kaliberasi.
7. Dari tabel kalibrasi, hasil pembacaan dikonversi ke kilogram.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam melakukan identifikasi karakteristik fisik dan mekanik terhadap


tempurung kelapa, diperoleh data berupa bulk density, angle of repose, angle of
friction, berat jenis, porositas, pengujian kekerasan dan pengujian kekuatan.
Disamping itu juga didapat data energi yang diperlukan untuk pembakaran serta
rendemen yang dihasilkan.
Karakteristik Fisik Tempurung Kelapa
1. Bulk Density
Bulk density dihitung dari perbandingan berat beban dengan volume,
yang dinyatakan dalam g/cm3. Setelah dilakukan perhitungan dengan persamaan
(1), maka diperoleh bulk density untuk tempurung jenis A sebesar 0,5159 g/cm3
sedangkan bulk density untuk tempurung jenis B sebesar 0,5223 g/cm3. Bulk
density untuk masing-masing tempurung berbeda-beda. Besar kecilnya bulk
density dipengaruhi oleh kehalusan dari permukaan tempurung.
2. Angle of Repose
Dari hasil pengukuran yang dilakukan, diperoleh angle of repose untuk
o
tempurung jenis A sebesar 31 , sedangkan angle of repose untuk tempurung
jenis B sebesar 27 o. Angle of repose untuk masing-masing jenis tempurung
berbeda tergantung pada kehalusan dari permukaan tempurung tersebut.
8

3. Angle of Friction
Dari hasil pengukuran yang dilakukan, diperoleh angle of friction untuk
o
tempurung jenis A sebesar 24 , sedangkan angle of friction untuk tempurung
jenis B sebesar 25 o. Angle of friction untuk masing-masing jenis tempurung
berbeda tergantung pada kehalusan dari permukaan tempurung.
4. Density
Densitas/berat jenis yaitu kepadatan dari tempurung dimana densitas air
sebagai acuan. Densitas air adalah 1 kg/l. Hasil pengukuran densitas tempurung
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Densitas Tempurung Kelapa

Jenis Tempurung A B C ρ
(g) (g) (g) (g/ml)
A 0,7422 136,77 137,4989 1,0182
B 0,7344 136,77 137,5033 1,0015

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwasanya densitas tempurung jenis A lebih


besar dari pada densitas tempurung jenis B yaitu 1,0182 g/ml untuk tempurung
jenis A dan 1,0015 g/ml untuk tempurung jenis B. Hal ini disebabkan karena
kerapatan tempurung A lebih besar dari pada tempurung B. Semakin longgar
struktur dari tempurung akan meningkatkan daya serap air, karena banyaknya
pori yang akan diisi oleh air. Menurut Haygreen dan Bowyer (1982), daya serap
air berhubungan dengan kerapatan. Semakin tinggi kerapatan tempurung, maka
ikatan antar partikel semakin kompak sehingga rongga udara semakin kecil,
menyebabkan air menjadi sulit untuk mengisi rongga tersebut.
5. Porositas
Porositas merupakan proporsi volume rongga kosong. Porositas juga
berhubungan langsung dengan kerapatan. Berdasarkan pengamatan dan
pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil seperti yang terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Porositas Tempurung Kelapa


9

No Jenis Porositas
Tempurung
1. A 0,4894
2. B 0,4785

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa porositas tempurung jenis A lebih besar
daripada tempurung jenis B yaitu 0,4894 untuk jenis A dan 0,4785 untuk jenis B.
Porositas dipengaruhi oleh berat jenis (BJ) dan berat volume (BV). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan BJ jenis A besar dari pada BJ jenis B. Sebaliknya BV
jenis A kecil dari pada BV jenis B. Hal ini dikarenakan kehalusan daripada
tempurung itu sendiri dan juga besar kecilnya serpihan tempurung.
Karakteristik Mekanik Tempurung Kelapa
1. Kekerasan Tempurung Kelapa
Berdasarkan pengamatan dan pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil
dari nilai rata-rata kekerasan yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Nilai Kekerasan Tempurung Kelapa

No Jenis Nilai Kekerasan


Tempurung (kg/cm2)
1 A 41,4135
2 B 73,0149

Nilai rataan kekerasan untuk jenis A sebesar 41,4135 kg/cm2 sedangkan


untuk jenis B nilai rataan kekerasannya sebesar 73,0149 kg/cm2. Tempurung
jenis A merupakan tempurung dari kelapa dalam, sedangkan tempurung jenis B
merupakan tempurung dari kelapa genjah. Kekerasan adalah nilai yang
menunjukkan sifat kekuatan dan merupakan ukuran untuk mempertahankan
bentuk datar akibat adanya pembebanan pada tempurung yang dilakukan sejajar
permukaan. Untuk melihat lebih jelas perbandingan kekerasan antara tempurung
A dengan tempurung B dapat dilihat pada Gambar 1.
10

1,500,000
Nilai Kekerasan Tempurung
(kg/cm2) 1,200,000

900,000 Jenis A

600,000 Jenis B

300,000

0
1 2 3 4 5 6 7
Ulangan

Gambar 1. Grafik Nilai Kekerasan Tempurung Kelapa

Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa nilai kekerasan tempurung jenis A


dengan tempurung jenis B sangat jauh berbeda. Menurut Haygreen dan Bowyer
(1982), kekerasan pada tempurung disebabkan karena kandungan lignin 20-30
%, selulosa 40-50 %, metoksil, dan berbagai mineral lainnya seperti
hemiselulosa 39-55 %, pentosa 21-24 %, zat ekstraktif 2-6 %, dan kadar abu 0,2-
2 % yang tinggi. Tempurung juga mengandung silikat (SiO 2) yang cukup tinggi
kadarnya. Silikat (SiO2) dapat dengan mudah menumpulkan mata gergaji.
2. Kekuatan Tempurung kelapa
Berdasarkan pengamatan dan pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil
dari nilai kekuatan tempurung yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai Kekuatan Tempurung Kelapa

No Jenis Tempurung Nilai Kekuatan


(kg/cm2)
1 A 449,3086
2 B 563,3663

Nilai rataan kekuatan untuk tempurung jenis A sebesar 449,3086 kg/cm2


sedangkan nilai rataan untuk tempurung jenis B sebesar 563,3663 kg/cm2. Nilai
kekuatan dipengaruhi oleh kerapatan dari tempurung dan semakin tinggi nilai
kekuatannya menunjukkan kestabilan partikel penyusunnya. Untuk melihat lebih
11

jelas perbandingan kekuatan antara tempurung A dengan tempurung B dapat


dilihat pada Gambar 2.

10,000,000
Nilai Kekuatan Tempurung

8,000,000
(kg/cm2)

6,000,000 Jenis A

4,000,000 Jenis B

2,000,000

0
1 2 3 4 5 6 7
Ulangan

Gambar 2. Grafik Nilai Kekuatan Tempurung Kelapa

Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa tempurung B lebih kuat dari pada
tempurung A. Haygreen dan Bowyer (1982) menjelaskan bahwa semakin tinggi
kerapatan partikel penyusun tempurung, maka semakin tinggi pula sifat kekuatan
dari tempurung yang dihasilkan.
Pengujian pada kekuatan tempurung dilakukan dengan pembebanan
ditengah benda uji sampai benda uji itu patah/rusak. Pengujian kekuatan ini
dipengaruhi oleh ketebalan dari benda uji dan juga kandungan mineral dari
tempurung kelapa tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada pengujian tempurung secara fisik didapatkan hasil sebagai berikut :
bulk density tempurung A adalah 0,5159 g/cm3, bulk density tempurung B
adalah 0,5223 g/cm3; angle of repose tempurung A adalah 31o, angle of
repose tempurung B adalah 27o; angle of friction tempurung A adalah 24o,
12

angle of friction tempurung B adalah 25o; berat jenis tempurung A adalah


1,0182 g/ml, berat jenis tempurung B adalah 1,0015 g/ml; porositas
tempurung A adalah 0,4894, dan porositas tempurung B adalah 0,4785.
2. Pada pengujian tempurung secara mekanis dengan menggunakan mesin
kuat tekan didapatkan hasil sebagai berikut : kekerasan tempurung jenis A
sebesar 41,4135 kg/cm2, kekerasan tempurung B sebesar 73,0149 kg/cm2;
kekuatan tempurung A adalah 449,3086 kg/cm2, kekuatan tempurung B
adalah 563,3663 kg/cm2.

SARAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan bahwa hendaknya
sebelum merancang alat untuk pemecah tempurung menjadi tepung tempurung,
terlebih dahulu harus ditambahkan parameter-parameter yang diperlukan selain
data yang sudah didapatkan, misalnya kekuatan benturannya.

DAFTAR PUSTAKA

Buckley, Clive. 2000. Friction. http : // www.newi.ac.uk/buckley/forces 2. htm


(29 Juli 2006).

Haygreen, J.G dan J.L. Bowyer. 1982. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu : Suatu
Pengantar (Diterjemahkan oleh A. H. .Sucipto). Gadjahmada
University Press. Yogyakarta.

Hikmat, K. 1974. Pohon Nyiur. Ganeco N.V. Bandung-Jakarta.

Ketaren, S. dan B. Jatmiko. 1985. Daya Guna Hasil Kelapa. Agro Industri Press,
Bogor.

Mohsenin, N, Nuri. Physical Properties of Plant and Animal Materials. Gordon


and Breach Science Publishers. New York – London – Paris.

Nugroho, Darmawan. 1992. Kelapa Tanaman Serba Guna. Bumi Aksara: Jakarta

Palungkun, Roni. 1999. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya:


Jakarta
13

Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.


1999. Arang Aktif dari Tempurung Kelapa. http: //
www.pdii.lipi.go.id (12 Agustus 2005).

Surdia, Tata dan Shiroku Saito. 2000. Pengetahuan Bahan Teknik. PT. Pradya
Paramita, Jakarta.

Catatan :

Makalah ini telah dimuat pada jurnal :

Santosa, Andasuryani, dan Yusriah. 2007. Studi Sifat Fisik – Mekanik


Tempurung Kelapa. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. Vol. 11. No. 1, Maret
2007 : 7 – 12.

Anda mungkin juga menyukai