Anda di halaman 1dari 12

Jenis-Jenis Jamu

Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan populer dengan
sebutan herba atau herbal.
Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-
akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan,
seperti empedu kambing atau tangkur buaya.
Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih
dapat ditoleransi peminumnya.
Di berbagai kota besar terdapat profesi penjual jamu gendong yang berkeliling menjajakan jamu
sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan. Selain itu jamu juga diproduksi di pabrik-pabrik
jamu oleh perusahaan besar seperti Jamu Air Mancur, Nyonya Meneer atau Djamu Djago, dan
dijual di berbagai toko obat dalam kemasan sachet. Jamu seperti ini harus dilarutkan dalam air
panas terlebih dahulu sebelum diminum. Pada perkembangan selanjutnya jamu juga dijual dalam
bentuk tablet, kaplet dan kapsul.
Penjualan jamu gendong
Penjualan jenis dan jumlah jamu gendong sangat bervariasi untuk setiap penjaja. Hal tersebut
tergantung pada kebiasaan yang mereka pelajari dari pengalaman tentang jamu apa yang diminati
serta pesanan yang diminta oleh pelanggan. Setiap hari jumlah dan jenis jamu yang dijajakan
tidak selalu sama, tergantung kebiasaan dan kebutuhan konsumen. Setelah dilakukan
pendataan
[rujukan?]
, diperoleh informasi bahwa jenis jamu yang dijual ada delapan,
yaitu beras kencur, cabe puyang, kudu laos, kunci suruh, uyup-uyup/gepyokan, kunir asam,
pahitan, dan sinom. selain menyediakan jamu gendong juga menyediakan jamu
bubuk atau pil dan kapsul hasil produksi industri jamu.
Gula asli gula jawa, gula pasir dan gula batu ( bentuk kristal besar menyerupai bongkahan batu ),
gula asli ini merupakan keharusan bagi penjual jamu karena berhubungan degan kesehatan, ada
juga penjual jamu yang nakal menggunakan pemanis buatan hal ini sebenarnya tidak boleh dan
menyalahi aturan kesehatan dan menyimpang dari moto jamu yaitu untuk menyehatkan badan
dan untuk menjaga kesehatan badan.
Jamu bubuk kemasan, atau bubuk jamu yang dibuat gumpalan adonan tersebut diminum dengan
cara diseduh air panas dan oleh penjual jamu gendong di seduh dengan jamu beras kencur, kudu
laos atau cabe puyang menurut khasiat jamu misalnya, jamu batuk tepat bila dicampur dengan
jamu beras kencur, jamu pegal linu lebih tepat dicampur dengan kudu laos, bisa juga
dicampur, madu, kuning telor, dan yang minuman penutup yaitu minum jamu sinom atau kunir
asam dicampur dengan jeruk nipissebagai penyegar rasa dan penghilang bau amis jika
menggunakan telor.
Penjualan jamu gendong jika akan minum jamu kadang bertanya dulu oleh karena jika minum
jamu dilarang memakai kombinasi dengan obat-obatan yang dari resep dokter atau obat yang
dijual bebas juga dilarang meminum minuman yang mengandung soda atau juga dilarang minum
minuman yang mengandung unsur doping. Jika hal ini dilanggar bisa
menimbulkan keracunan bahkan bisa menimbulkan kematian bagi pelaku. Sebaiknya jika minum
obat tidak minum jamu demikian juga sebaliknya jika minum jamu jangan minum obat.
Jenis jamu, khasiat, bahan baku, dan cara pengolahan
Jamu gendong pada umumnya digunakan untuk maksud menjaga kesehatan. Orang membeli
jamu gendong seringkali karena kebiasaan mengonsumsi sebagai minuman kesehatan yang
dikonsumsi sehari-hari.
Jamu beras kencur
Jamu beras kencur berkhasiat dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh dan
sebagai tonikom atau penyegar saat habis bekerja. Dengan membiasakan minum jamu beras
kencur, tubuh akan terhindar dari pegal-pegal dan linu yang biasa timbul bila bekerja terlalu
payah. Selain itu, beras kencur bisa meringankan batuk dan merupakan seduhan yang tepat untuk
jamu batuk.
Bahan baku
Dalam pembuatan jamu beras kencur, terdapat beberapa variasi bahan yang digunakan, namun
terdapat dua bahan dasar pokok yang selalu dipakai, yaitu beras dan kencur. Kedua bahan ini
sesuai dengan nama jamu, dan jamu ini selalu ada meskipun komposisinya tidak selalu sama di
antara penjual jamu. Bahan-bahan lain yang biasa dicampurkan ke dalam racikan jamu beras
kencur adalah biji kedawung, rimpang jahe, biji kapulogo, buah asam, kayu keningar, kunir.
Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih.
Cara pengolahan
Pada umumnya tidak jauh berbeda, mula-mula beras disangan, selanjutnya ditumbuk sampai
halus. Bahan-bahan lain sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan
alu besi atau batu. Kedua bahan ini kemudian dicampur, ditungkan air mendidih untuk mengambil
sarinya diperas dan disaring dengan saringan atau diperas melalui kain pembungkus bahan.
Selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol atau termos.
Jamu Cabe Puyang
Jamu cabe puyang dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu 'pegal linu'. Artinya,
untuk menghilangkan cikalen, pegal, dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal di pinggang.
Namun, ada pula yang mengatakan untuk menghilangkan dan menghindarkan kesemutan,
menghilangkan keluhan badan panas dingin atau demam. Seorang penjual mengatakan minuman
ini baik diminum oleh ibu yang sedang hamil tua dan bayi yang lahir jika minum jamu cabe
puyang secara teratur tiap hari bayi akan bersih dan bau tidak amis. Jamu cabe puyang banyak
mengandung zat besi dan berkasiat untuk menambah butiran darah merah bagi yang kurang
darah atau anemia.
Bahan baku
Bahan dasar jamu cabe puyang adalah cabe jamu dan rimpang lempuyang. Tambahan bahan
baku lain dalam jamu cabe puyang sangat bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya. Bahan lain
yang ditambahkan antara lain adas, pulosari, rimpang kunir, biji kedawung, keningar dan asam
kawak. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan kadangkala mereka juga
mencampurkan gula buatan serta dibubuhkan sedikit garam.
Cara pengolahan
Pada umumnya tidak jauh berbeda, yaitu pertama-tama air direbus sampai mendidih dan
dibiarkan sehingga dingin, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan
komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Seluruh bahan ini
kemudian diperas melalui saringan ke dalam air matang yang sudah tersedia. Selanjutnya, ramuan
yang diperoleh diaduk rata kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol.
Jamu Kudu Laos
Menurut sebagian besar penjual jamu, khasiat jamu kudu laos adalah untuk menurunkan tekanan
darah. Tetapi, ada pula yang mengatakan untuk melancarkan peredaran darah, menghangatkan
badan, membuat perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, melancarkan haid, dan
menyegarkan badan.
Bahan baku
Bahan utama kudu laos, adalah Buah mengkudu, rimpang laos, Merica, asam kawak, cabe jamu,
bawang putih, kedawung, garam secukupnya, gula jawa bisa juga ditambah gula pasir.
Cara pengolahan
Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu yaitu pertama-tama air
direbus sampai mendidih sejumlah sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi
racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu kemudian diperas
dan disaring dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula
sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam
botol-botol dan siap untuk dijajakan.
Jamu Kunir Asam
Jamu kunir asam dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu 'adem-ademan atau
seger-segeran' yang dapat diartikan sebagai jamu untuk menyegarkan tubuh atau dapat membuat
tubuh menjadi dingin. Ada pula yang mengatakan bermanfaat untuk menghindarkan dari panas
dalam atau sariawan, serta membuat perut menjadi dingin. Seorang penjual jamu mengatakan
bahwa jamu jenis ini tidak baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil muda sehubungan dengan
sifatnya yang memperlancar haid. Ada pula penjual jamu yang menganjurkan minum jamu kunir
asam untuk melancarkan haid.
Bahan baku
Penggunaan bahan baku jamu kunir asam pada umumnya tidak jauh berbeda di antara pembuat.
Perbedaan terlihat pada komposisi bahan penyusunnya. Jamu dibuat dengan bahan utama buah
asam ditambah kunir/kunyit, namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur dengan sinom
(daun asam muda), temulawak, biji kedawung, dan air perasan buah jeruk nipis. Sebagai pemanis
digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali mereka juga mencampurkan gula
buatan, serta dibubuhkan sedikit garam.
Cara pengolahan
Pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu direbus sampai mendidih dan
jumlahnya sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara
kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), dimasukkan ke
dalam air mendidih dan direbus sampai mendidih beberapa saat. Selanjutnya, ditambahkan gula
sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Rebusan yang diperoleh dibiarkan sampai
agak dingin, kemudian disaring dengan saringan. Rebusan yang sudah disaring dibiarkan dalam
panci dan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan.
Jamu Sinom
Manfaat, bahan penyusun, serta cara pembuatan jamu sinom tidak banyak berbeda dengan jamu
kunir asam. Perbedaan hanya terletak pada tambahan bahan sinom. Bahkan, beberapa penjual
tidak menambahkan sinom, tetapi dengan cara mengencerkan jamu kunir asam dengan
mengurangi jumlah bahan baku yang selanjutnya ditambahkan gula secukupnya.
Jamu Pahitan
Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan. Penjual jamu memberikan
jawaban yang bervariasi tentang manfaat jamu ini, namun utamanya adalah untuk gatal-
gatal dan kencing manis. Penjual yang lain mengatakan manfaatnya untuk 'cuci darah', kurang
nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut
kembung/sebah, jerawat, pegal, dan pusing.
Bahan baku
Bahan baku dasar dari jamu pahitan adalah sambiloto. Racikan pahitan sangat bervariasi, ada
yang hanya terdiri dari sambiloto, tetapi ada pula yang menambahkan bahan-bahan lain yang
rasanya juga pahit seperti brotowali, widoro laut, doro putih, dan babakan pule. Ada pula yang
mencampurkan bahan lain seperti adas dan atau empon-empon (bahan rimpang yang
dipergunakan dalam bumbu masakan). Ramuan jamu pahitan sebaiknya dicampur dengan
berbagai rempah-rempah dan empon-empon, jika ramuan tidak dicampur dengan
berbagai rempah-rempah dan empon-empon ada indikasi kurang baik untuk kesehatan.
Cara pengolahan Pembuatan jamu pahitan adalah dengan merebus semua bahan ke dalam air
sampai air rebusan menjadi tersisa sekitar separuhnya. Cara ini dimaksudkan agar semua zat
berkhasiat yang terkandung dalam bahan dapat larut ke dalam air rebusan. Sebagai hasil
akhirnya, diperoleh rebusan dengan rasa sangat pahit. Khusus jamu pahitan, tidak diberikan gula
atau bahan pemanis lain. Sebagai penawar rasa pahit, konsumen minum jamu gendong lain yang
mempunyai rasa manis dan segar seperti sinom atau kunir asam.
Jamu Kunci Suruh
Jamu kunci suruh dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu untuk mengobati keluhan keputihan
(fluor albus). Sedangkan manfaat lain yaitu untuk merapatkan bagian intim wanita (vagina),
menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut, serta dikatakan dapat menguatkan gigi.
Bahan baku
Bahan baku jamu ini sesuai dengan namanya, yaitu rimpang kunci dan daun sirih. Biasanya selalu
ditambahkan buah asam yang masak. Beberapa penjual jamu menambahkan bahan-bahan lain
yang biasa digunakan dalam ramuan jamu keputihan atau jamu sari rapat seperti buah delima,
buah pinang, kunci pepet, dan majakan. Dalam penelitian ini, ditemukan bahan lain yang
ditambahkan, yaitu jambe, manis jangan, kayu legi, beluntas, dan kencur. Sebagai pemanis
digunakan gula pasir, gula merah, dan dibubuhkan sedikit garam.
Cara pengolahan
Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu air direbus sampai
mendidih sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk
secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), diperas,
disaring, dan dimasukkan ke dalam air matang yang sudah didinginkan. Selanjutnya, ditambahkan
gula sesuai kebutuhan, sampai diperoleh rasa manis sesuai selera dengan cara dicicipi. Ramuan
selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan.
Jamu Uyup-uyup/Gepyokan
Jamu uyup-uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk meningkatkan produksi air
susu ibu pada ibu yang sedang menyusui. Hanya seorang penjual jamu yang mengatakan bahwa
ada khasiat lain, yaitu untuk menghilangkan bau badan yang kurang sedap, baik pada ibu maupun
anak dan 'mendinginkan' perut.
Bahan baku dan cara pengolahan Bahan baku jamu uyup-uyup sangat bervariasi antar
pembuat jamu, namun pada umumnya selalu menggunakan bahan empon-empon yang terdiri dari
kencur, jahe, bangle, laos, kunir, daun katu, temulawak, puyang, dan temugiring. Cara
pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu semua bahan dicuci
bersih tanpa dikupas, selanjutnya empon-empon dirajang (diiris tipis) ditambah bahan-bahan lain
dan ditumbuk kasar, lalu diperas serta disaring. Perasan dimasukkan ke dalam air matang yang
sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi).
Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk diperjual belikan.

Peranan Obat Tradisional
obat tradisional dan cara pembuatannya, alhasil cara pembuatan obat tradisional sangat
diperlukan bagi kalangan masyarakat yang senang dengan obat-obatan alami atau yang bisa
digunakan sebagai obat herbal dan cara pembuatannya.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian ( galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Obat bahan alam yang ada di Nusantara saat dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu jamu, obat
herbal terstandar, dan fitofarmaka.
Jamu (Empirical based herbalmedicine)

Logo Jamu
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh bahan
tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara
tradisional. Jamu telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan
mungkin ratusan tahun, Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan
leluhur . Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup
dengan bukti empiris turun temurun.
Obat Herbal Terstandar (Scientificbased herbal medicine)

Logo Obat Herbal
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa
tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan
peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengant enaga kerja yang
mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi
dengan teknologi maju, jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-
penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikutis tandar kandungan bahan berkhasiat,
standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan
uji toksisitas akutmaupun kronis.
Fitofarmaka (Clinical basedherbal medicine)

Logo Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern
karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan
uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarati lmiah, protokol uji yang telah disetujui,
pelaksana yang kompeten, memenuhi prinsip etika, tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat.
Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di
sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal
karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.
Mengenal Tanaman Obat Keluarga
Pengertian TOGA
Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya
sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan
keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat
disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Pemanfaatan Tanaman Obat
Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya mulai dari
sejak itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi keperluan
alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan untuk mengatasi masalah-masalah
kesehatan. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam
tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Hal ini
menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah
memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut
gejala umum adalah:
Demam panas,Batuk,Sakit perut,Gatal-gatal

Jenis-jenis Tanaman Untuk TOGA
Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis
tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.
Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman.
Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan dan bumbu
masak
Jenis tanaman yang hampir punah
Jenis tanaman yang masih liar
Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman yang
sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.
Fungsi Toga
Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-
upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
Upaya preventif (pencegahan)
Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan)
Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:
Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal
sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya dan
lain-lain.
Sarana untuk pelestarian alam.
Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya
kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami
kepunahan.
Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat dianjurkan
penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam,
pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
Sarana untuk pemertaan pendapatan.
Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat
pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
Sarana keindahan.
Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan keindahan bagi
orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan
terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah.
Obat Bahan Alam Indonesia menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor : Hk.00.05.4.2411 Tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan Dan
Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia tanggal 2 Maret 2005 adalah obat bahan alam yang
diproduksi di Indonesia.
Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, Obat
Bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi :
a. Jamu
b. Obat Herbal Terstandar
c. Fitofarmaka
Penggolongan obat di atas adalah obat yang berbasis kimia modern, padahal juga dikenal obat
yang berasal dari alam, yang biasa dikenal sebagai obat tradisional. Obat tradisional Indonesia
semula hanya dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu obat tradisional atau jamu dan fitofarmaka.
Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, telah diciptakan peralatan berteknologi tinggi
yang membantu proses produksi sehingga industri jamu maupun industri farmasi mampu
membuat jamu dalam bentuk ekstrak. Namun, sayang pembuatan sediaan yang lebih praktis ini
belum diiringi dengan perkembangan penelitian sampai dengan uji klinik.
Saat ini obat tradisional dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: jamu, obat ekstrak alam, dan
fitofarmaka.
1. Jamu (Empirical based herbal medicine)
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk
seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu
tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu
pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup
banyak, berkisar antara 5 10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian
ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara
turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan
keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.
Jamu harus memenuhi kriteria :
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;
b. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris;
c. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya yaitu
tingkat pembuktian umum dan medium. Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata kata
: Secara tradisional digunakan untuk , atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran.
Logo Jamu :
Logo Ranting daun terletak dalam lingkaran, ditempatkan dibagian atas kiri dari wadah /
pembungkus/brosur, dicetak warna hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang
menyolok kontras dengan warna logo. Tulisan Jamu harus jelas dan mudah dibaca, dicetak
dengan warna hitam di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan
tulisan Jamu.
2. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine)
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa
tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan
peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang
mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi
dengan tehnologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa
penelitian-penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan
ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut
maupun kronis.
Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria :
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;
b. Klaim kasiat dibuktikan secara ilmiah/pra klinik;
c. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi;
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat
pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium.
Logo Obat Herbal Terstandar :
Logo Obat Herbal Terstandar harus mencantumkan logo dan tulisan Obat Herbal Terstandar .
Logo berupa Jari-jari Daun (3 Pasang) Terletak dalam lingkaran, dan ditempatkan dibagian atas
kiri wadah/pembungkus/brosur; dicetak warna hijau diatas dasar warna putih atau warna lain
yang menyolok kontras dengan warna logo; tulisan Obat Herbal Terstandar harus jelas dan
mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam diatas dasar warna putih atau warna lain yang
menyolok .
3. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern
karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan
uji klinik pada manusia.. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk
menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk
menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.
Fitofarmaka harus memenuhi kriteria :
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;
b. Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik;
c. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi;
d. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian medium dan tinggi. Fitofarmaka harus
mencantumkan logo dan tulisan Fitofarmaka
Logo Fitofarmaka:
Logo berupa Jari-jari daun (yang kemudian membentuk bintang), dan ditempatkan pada bagian
atas kiri dari wadah/pembungkus/brosur; dicetak warna hijau diatas dasar putih atau warna lain
yang menyolok kontras dengan warna logo; tulisan Fitofarmaka harus jelas dan mudah dibaca,
dicetak dengan warna hitam di atas dasar warna putih atau warna
lTabel Perbandingan Obat Tradisional dan Obat Kimia
No. Obat Tradisional Obat Kimia
1. Harganya terjangkau
Harga relatif mahal karena faktor
impor.
2.
Efek samping relatif kecil bahkan
ada yang sama sekali tidak
menimbulkan efek samping jika
digunakan secara tepat.
Efek samping pengobatan lebih
sering terjadi.
3. Reaksinya lambat. Reaksinya cepat.
4.
Memperbaiki keseluruhan sistem
tubuh.
Hanya memperbaiki beberapa
sistem tubuh.
5.
Efektif untuk penyakit kronis yang
sulit diatasi dengan obat kimia.
Relatif kurang efektif untuk
penyakit kronis
6.
Terapi sampingan: Diet terhadap
makanan tertentu.
Terapi sampingan: diet terhadap
makanan tertentu dan perlakuan
tertentu pada tubuh seperti
bedah atau operasi dan
manajemen stres.
Bila Anda bertanya, mana yang lebih baik antara obat tradisional dan obat kimia, jawabannya
bergantung pada situasi dan kondisi Anda. Karena reaksi obat tradisional yang lambat, pada kasus
darurat seperti perdarahan misalnya, obat kimia lebih baik digunakan karena reaksinya yang lebih
cepat dalam mengatasi gejala dan meredam rasa sakit.

Mekanisme Kerja Obat Tradisional
orang yang mengonsumsi herbal untuk pertama kalinya, mungkin akan dikejutkan oleh efek dan
reaksi tidak menyenangkan yang dihasilkannya.
Akibatnya, seringkali beberapa orang menyimpulkan bahwa mereka mengalami keracunan. Mari
kita lihat reaksi seperti apa yang dimaksudkan dalam penjelasan berikut.
Reaksi Obat Herbal
Reaksi yang dimaksudkan di atas, biasanya akan muncul dalam bentuk yang berbeda-beda pada
tiap orang. Terkadang, pada awal terapi herbal, perut Anda akan terasa seperti dikocok selama
satu atau dua hari, pusing, mual, dan sakit perut mungkin menyertainya.
Jika Anda mengalaminya, jangan khawatir! Secara umum dikatakan bahwa reaksi ini adalah
efek penyesuaian tubuh, dimana tubuh menyesuaikan sistem metabolisme untuk bisa
memanfaatkan pengobatan yang diberikan oleh herbal tersebut dan biasanya akan hilang setelah
beberapa hari.
Selain efek penyesuaian tersebut, akan ada efek detoksifikasi, dimana tubuh mengeluarkan
racun atau zat-zat berbahaya dari dalam tubuh ketika/setelah menerima pengobatan.
Reaksi yang mungkin muncul adalah batuk-batuk, pilek, demam, gatal-gatal, banyak
mengeluarkan keringat, sering buang air kecil dan besar dan sekali lagi efek tersebut akan
berbeda-beda pada tiap orang.
Jika Anda merasakan reaksi atau efek yang tidak menyenangkan tersebut, ketika/setelah
menggunakan obat herbal, jangan menyerah dan menghentikan pengobatan yang diberikan, itu
sama saja dengan menghentikan proses pengobatan dan pemulihan.
Jika Anda tidak yakin, konsultasikan dengan ahli herbal Anda dan ikuti petunjuk yang diberikan.
Biasanya, ahli herbal akan menganjurkan Anda mengurangi dosis untuk meringankan efek
tersebut dan memberikan waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan diri dengan bekerjanya obat
herbal.
Bagaimana Reaksi Obat Herbal Bekerja?
Seseorang yang memutuskan untuk menggunakan obat herbal sebagai pengobatan harus sabar
menunggu hasilnya. Mengapa? Salah satu prinsip kerja herbal adalah reaksi obat herbal yang
lambat.
Tidak seperti obat kimia yang bisa langsung bereaksi, reaksi obat herbal dan manfaatnya
umumnya baru dapat dirasakan setelah beberapa minggu atau beberapa bulan penggunaan.
Hal itu disebabkan, senyawa-senyawa berkhasiat di dalam obat herbal membutuhkan waktu untuk
menyatu dalam metabolisme tubuh. Berbeda dengan obat kimia yang bekerja dengan cara
meredam rasa sakit dan gejalanya, obat herbal bekerja dengan berfokus pada sumber
penyebabnya.
Artinya, reaksi obat herbal bekerja dengan cara membangun dan memperbaiki keseluruhan sistem
tubuh dengan memperbaiki sel dan organ-organ yang rusak.
Tak heran, dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk merasakan efek obat herbal
dibandingkan jika kita menggunakan obat kimia. Alasan lain, kebanyakan obat herbal yang
beredar di pasaran bukan berupa senyawa aktif yang diperoleh dari proses ekstraksi melainkan
berasal dari bagian tanaman obat yang diiris, dikeringkan, dan dihancurkan.

Kelebihan dan Kekurangan Obat Tradisional
Keuntungan

1.Obat herbal cendenrung lebih efektif untuk keluhan kesehatan jangka panjang,dikarenakan obat
herbal cenderung memiliki efek samping yang lebih sedikit dan aman untuk dikonsumsi setiap hari
dalam jangka waktu lama.

2.Biaya atau harga murah,tak bisa dipungkiri obat tradisional memang lebih ekonomis dibanding
dengan obat-obatan farmasi sekarang ini,dan malahan obat herbal tersebut terkadang ada
dilingkungan rumah kita sendiri sehingga tidak memerlukan biaya untuk medapatkannya misalnya
tanaman apotik hidup.

3. Ketersediaan obat,untuk mendapat kan obat herbal kita lebih mudah dikarenakan batherbal
tersebut lebih dijual bebas dan tidak memerlukan resep untuk mendapatkannya.

Kekurangan

1.obat herbal tidak bisa mengobati penyakit serius dan penyakit yang sipatnya perlu penanganan
yang cepat.contohnya penyakit yang perlu tindakan pembedahan,penyakit jantung,stroke dan
lain-lain.

2.Ketidak tepatan dosis,hal ini lebih mudah terjadi pada obat-obatan herbal yang kemasan nya
tidak lengkap,seperti tobat yang tanpa disertai dosis,aturan minum dan sebagainya.
Sebenarnya obat-obatan herbal dapat dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan farmasi dan
bisa menimbulkan efek yang menunjang terhadap pengobatan asalkan disertai dengan
pengawasan penuh oleh tenaga ahli,

Beberapa kelebihan metode alternatif herbal dibanding metode medis :
1. Relatif aman dari efek samping untuk dikonsumsi dalam jangka waktu lama.
2. Sesuai untuk gangguan kesehatan terutama penyakit kronik dan degeneratif seperti
hipertensi, kencing manis, rematik, asma, penyebaran sel-sel kanker, dan lain-lain.
3. Metode herbal menggunakan unsur-unsur obat yang lebih alami sehingga diharapkan tubuh
lebih mudah untuk menerima dan bisa menolerirnya.
4. Bisa menyembuhkan beberapa penyakit tertentu yang tidak bisa diobati dengan cara
medis.
5. Mengandung motivasi psikis, keyakinan, kepasrahan yang tinggi sehingga dapat
meningkatkan semangat dalam berobat untuk mencapai kesembuhan.

Anda mungkin juga menyukai