Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Saat ini dunia mulai mengkhawatirkan masalah kerusakan

lingkungan, utamanya masalah banyaknya jumlah karbon yang


terlepas ke udara sebagai faktor terjadinya kenaikan suhu bumi.
Namun, disaat yang bersamaan setiap negara berlomba-lomba
membangun perekonomiannya. Ketika kegiatan ekonomi dilakukan,
sampah, limbah, polutan juga dilhasilkan. Inilah yang menjadi sumber
masalah

lingkungan

yang

terjadi

di

muka

bumi.

Surya

T.

Djajadiningrat pernah membahas masalah ini sebelumnya, hubungan


antara ekonomi dan lingkungan, di mana dalam bukunya yang
berjudul Pengantar Ekonomi Lingkungan Surya T. Djajadiningrat
memberikan penjelasan yang lebih luas tentang bidang ekonomi
lingkungan

yang

dianggap

kontroversial

khususnya

menjadi

perdebatan antara pemihak lingkungan (environmentalis) dengan


pelaksana pembangunan (developmentalist).
Analisa ekonomi mengenai dampak pembangunan terhadap
sumber daya alam dan lingkungan hidup tidak dapat menjelaskan
sepenuhnya mengenai masalah lingkungan dan solusi bagi masalah
tersebut, tetapi dapat memberikan informasi mengenai biaya yang
timbul dari rusaknya lingkungan dan juga memberikan informasi
mengenai kebijakan yang perlu diterapkan untuk mengatasi masalah
lingkungan. Rusaknya Lingkungan menyebabkan kegiatan ekonomi
terhambat. Dengan keadaan seperti ini, dapatlah dikatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan merupakan dua
hal yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Ini berarti, jika

lingkungan dan ekonomi seimbang, maka ekonomi berkelanjutan


dapat terjadi. Di sinilah perlunya menganalisis hubungan timbal balik
antara lingkungan dan ekonomi.

1.2

Ruang Lingkup Masalah


Adapun lingkup masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam

makalah ini, yaitu bagaimana menyelesaikan masalah lingkungan


yang timbul sebagai dampak dari kegiatan ekonomi dilihat dari sudut
pandang hubungan timbal balik antara lingkungan dan ekonomi dan
bagaimana mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan.
1.3

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pernulisan makalah ini yaitu agar menjadi

sumber acuan bagi penyelesaian masalah lingkungan melalui analisis


hubungan

timbal

pembangunan

balik

ekonomi

antara
yang

lingkungan

dan

berkelanjutan

ekonomi

dan

demi

berwawasan

lingkungan dan menjadi sumber acuan untuk penelitian selanjutnya


mengenai permasalahan ekonomi lingkungan.
1.4

Metode penelitian
Metode yang digunakan

dalam

penelitian

yaitu

analisis

deskriptif kualitatif dengan melakukan kajian literatur mengenai bukubuku yang membahas mengenai masalah yang diangkat oleh penulis
dan juga mencari rujukan lainnya.
1.5

Dasar Teori
Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik dapat menyebabkan

kerusakan lingkungan alam yang tidak dapat diperbaiki. Sedangkan,


lingkungan alam itu sendiri merupakan unsur penting bagi ekonomi,
apabila daya dukung lingkungan alam menurun maka ekonomi akan
kehilangan kemampuannya untuk tumbuh. Sebaliknya, jika semua
kegiatan ekonomi dihentikan dengan harapan melindungi lingkungan,
2

maka tindakan ini dapat menimbulkan proses degradasi lingkungan,


terutama dalam kaitannya dengan pertumbuhan penduduk. Hal ini
dikemukakan oleh Surya T. Djajadiningrat dalam bukunya yang
berjudul Pengantar Ekonomi Lingkungan.
Implementasinya dalam cakupan yang akan dibahas dalam
makalah ini berupa hubungan timbal balik antara lingkungan dan
ekonomi, di mana keduanya saling terkait dan saling mempengaruhi
satu sama lain.

BAB II
ANALISIS HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA
EKONOMI DAN LINGKUNGAN
2.1 Lingkungan
Lingkungan atau lingkungan hidup adalah sistem yang di
dalamnya terdapat satu
keadaaan, dan

kesatuan dengan semua benda, daya,

makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya

yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan


makhluk hidup lainnya (Seorjani dkk, 1987:3). Kekayaan yang ada di
lingkungan merupakan salah satu hal yang menjadi penyokong
kehidupan manusia. Manusia tidak bisa hidup tanpa makanan,
pakaian, tempat tinggal, air, udara, dan sebagainya yang disediakan
oleh lingkungan. Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia,
pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan dari zaman prasejarah,
sejarah hingga zaman modern terus berkembang pesat hingga saat
ini.
Ketika
kemudian

zaman

prasejarah,

berkembang

manusia

menjadi

bercocok

melakukan
tanam.

perburuan,

Semua

yang

dilakukan manusia saat zaman prasejarah melibatkan lingkungan di


sekitanya.

Kemudian

mengembangkan

lagi

pada

zaman

kegiatan

sejarah

pengolahan

manusia

atau

mulai

pemanfaatan

lingkungan. Pemikiran manusia di zaman sejarah mulai berkembang


sehingga muncullah berbagai inovasi terbaru, seperti kekayaan yang
ada di lingkungan diubah menjadi barang dan jasa yang kemudian
diperjualbelikan. Masuk ke zaman modern, pemikiran manusia
berkembang jauh lebih pesat lagi, terlebih lagi dalam pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya alam di lingkungan dikarenakan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan adanya teknologi yang
semakin canggih. Ilmu pengetahuan menjadikan manusia lebih
cerdas

lagi

lingkungan

dalam hal

pemilihan

barang-barang

yang

ada

di

yang dapat dimanfaatkan lebih baik lagi. Sedangkan ,

adanya teknologi menyebabkan manusia dengan mudahnya dapat


mengolah barang-barang yang disediakan oleh lingkungan yang
awalnya belum mempunyai harga lebih untuk diperjualbelikan lalu
diubah menjadi barang yang lebih bernilai.
Setelah
membahas
sedikit
mengenai

perkembangan

pengolahan, pengelolaan, dan pemanfaatan lingkungan dari zaman


prasejarah , sejarah, hingga modern, selanjutnya akan dibahas
mengenai klasifikasi sumber daya alam yang ada di lingkungan.
Secara umum, kita dapat menemukan dua komponen yang ada di
lingkungan, khususnya dalam hal sumber daya alam, yaitu komponen
yang disebut sebagai stok dan komponen yang disebut sebagai
flows (alur).
Komponen yang pertama merupakan komponen yang dianggap
sewaktu-waktu dapat berkurang jumlahnya hingga habis, dengan
kata lain cadangannya terbatas. Apabila saat ini komponen tersebut
jumlahnya masih banyak, mungkin beberapa tahun mendatang
stoknya akan habis. Dengan demikian, komponen stok ini disebut
juga sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(nonrenewable). Termasuk dalam komponen ini antara lain sumber
daya mineral, miyak, gas bumi, dan sebagainya. Komponen yang
kedua merupakan komponen yang jumlah kuantitas fisiknya dapat
berubah sepanjang waktu. Jumlah yang dimanfaatkan dari komponen

ini sekarang, bisa saja mempengaruhi atau tidak mempengaruhi


ketersediaannya di masa mendatang. Dengan kata lain, komponen ini
disebut

sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui

(renewable). Dalam komponen ini, untuk regenerasinya ada yang


tergantung pada proses biologi, seperti ikan dan hutan (proses
reproduksi) dan yang tidak tergantug pada proses biologi, seperti
udara, energi surya, air dan sebagainya yang termasuk di dalamnya.
Meskipun dibuat perbedaan yang jelas antara kedua komponen,
namun jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan maka komponen
yang dapat diperbaharui bisa saja dengan mudah berubah menjadi
tidak dapat diperbaharui. Misalnya, hutan yang digunakan dan
dimanfaatkan secara intensif tanpa memberikan kesempatan kepada
hutan tersebut untuk tumbuh kembali atau beregenerasi akan
mengakibatkan hutan tersebut tidak dapat diperbaharui. Dengan
demikian, suatu sumber lingkungan yang spesifik tidak dapat
dianggap sebagai suatu kesatuan tersendiri tetapi dalam sistem
sumber yang interdependen.
2.2 Ekonomi dan Ekonomi Lingkungan
Pemahaman mengenai ekonomi lingkungan perlu didasari
terlebih dahulu oleh pemahaman mengenai ekonomi itu sendiri.
Menurut Field (2009:2), Economic is the study of how and why
individuals and group make decisions about the use and distribution
of valuable human and nonhuman resources. Dalam hal ini, kegiatan
ekonomi tidak hanya melibatkan sumber daya manusia tetapi juga
melibatkan sumber daya alam, di mana sumber daya alam itu sendiri
merupakan faktor terpenting dalam kegiatan ekonomi, utamanya
dalam kegiatan produksi barang dan jasa. Ini berarti ada keterkaitan
yang sangat jelas antara kegiatan ekonomi dan sumber daya dari
lingkungan,

keterkaitan

ini

dijelaskan

lingkungan.

dalam

konsep

ekonomi

Ekonomi dibagi menjadi dua bagian yaitu ekonomi mikro dan


makro. Ekonomi mikro adalah adalah studi tentang perilaku individu
dan kelompok-kelompok kecil. Ekonomi mikro juga mempelajari
bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi
penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan
menentukan

harga

dan

bagaimana

harga,

pada

gilirannya,

menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.


Sedangkan, ekonomi makro adalah studi mengenai tampilan ekonomi
secara keseluruhan (Field, 2009:2). Ekonomi mikro digunakan untuk
lebih memahami konsep ekonomi lingkungan, sedangkan ekonomi
makro akan digunakan untuk memahami konsep pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan yang akan dibahas pada Bab 3.
Environmental economics is the application of the principles of
economics to the study of how environmental resources are managed
(Field,

2009:2).

Ekonomi

lingkungan

dapat

dianalisis

dengan

menggunakan beberapa prinsip ekonomi mikro yakni prinsip-prinsip


ekonomi kesejahteraan dan aspek dis-ekonomi atau discounting.
Dalam

ekonomi

kesejahteraan

dijelaskan

bagaimana

ekstraksi

sumber daya alam dapat memberikan manfaat atau kesejahteraan


kepada masyarakat secara keseluruhan. Pengukuran kesejahteraan
tersebut menggunakan pengukuran surplus yang dapat diperoleh dari
konsumsi maupun produksi barang dan jasa yang dihasilkan dari
sumber daya alam yang ada di lingkungan dengan melihat interaksi
antara permintaan dan penawaran, di mana kurva permintaan dan
penawaran diturunkan. Kurva permintaan dan penawaran diturunkan
terkait dengan penggunaan sumber daya alam di lingkungan secara
seimbang.

Penurunan

pengeksplotasian

keduanya

sumber

daya

bertujuan
alam

untuk

secara

meminimalisir

berlebihan

dan

kesejahteraan masyarakat tercapai.


Adapun aspek dis-ekonomi atau discounting merupakan proses
yang mencerminkan bagaimana masyarakat berperilaku terhadap
ekstraksi sumber daya alam dan bagaimana mereka menilai sumber

daya

alam

itu

sendiri.

Proses

discounting

digunakan

untuk

menentukan pengambilan keputusan yang bersifat intertemporal, di


mana terjadi dualisme dalam penentuan apakah suatu sumber daya
alam akan diekstrak sekarang atau menunggu sampai periode yang
akan datang. Keputusan yang intertemporal tersebut disebabkan
karena sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak
terbarukan merupakan aset atau kapital (natural asset) yang
pemanfaatannya tidak hanya ditentukan oleh produktivitas oleh
kapital itu sendiri, tetapi juga menyangkut ketersediaannya dimasa
mendatang, serta adanya resiko dan ketidakpastian dari ekstraksi
sumber daya alam.
2.3 Analisis Pengaruh Lingkungan terhadap Ekonomi
Lingkungan merupakan salah satu aset terpenting dalam
kegiatan ekonomi. Lingkungan memenuhi sebuah kegiatan produksi
barang dan jasa serta kegiatan konsumsi rumah tangga dan
perusahaan. Peran lingkungan alam digolongkan dalam

3 kategori

yaitu
a. Persediaan Bahan Baku
Sebagaimana yang kita ketahui lingkungan menyediakan
beraneka ragam bahan baku seperti udara, air, mineral, dan
sebagainya yang sangat dibutuhkan oleh rumah tangga dan
perusahaan.
b. Wadah untuk Limbah
Ketika kegiatan ekonomi dilakukan oleh rumah tangga dan
perusahaan tentunya akan menghasilkan limbah, baik itu
berupa limbah padat, gas, maupun cair. Semua limbah yang
dihasilkan dalam kegiatan ini tentunya dibuang ke lingkungan
sebagai wadah.

c. Penyedia Fasilitas
Lingkungan
memiliki
dimanfaatkan,

terutama

banyak
dalam

potensial
hal

fasilitas.

yang

bisa

Lingkungan

menyediakan

fasilitas

berupa

jalan,

pemandangan

untuk

pariwisata, pantai, dan lain sebaginya.


Jika seandainya dikalkulasikan biaya dari pemanfaatan tiap
kekayaan lingkugan yang diambil tentu saja tidak ada yang mampu
membayarnya sebab kekayaan lingkungan yang diambil sudah sangat
banyak. Namun, realitanya beberapa komponen lingkungan yang
dimanfaatkan belum dicanangkan biaya pemanfaatannya ke dalam
biaya

produksi.

Lingkungan

masih

saja

dinilai

gratis

untuk

dieksploitasi kekayaannya. Ketika lingkungan terus menerus dikeruk


kekayaannya tanpa sedikit pun diberi kesempatan untuk tumbuh
kembali atau diberi perlindungan agar tidak habis persediaanya di
masa

mendatang.

Seandainya

hal

tersebut

terjadi

tentunya

lingkungan tidak dapat menyediakan lagi kebutuhan konsumsi rumah


tangga dan perusahaan serta kebutuhan kegiatan produksi.
Tidak hanya mengenai faktor pengeksplotasian lingkungan
yang intensif tanpa henti.

Kegiatan ekonomi juga terhambat jika

limbah yang dibuang ke lingkungan jumlah idak terbatas sehingga


lingkungan kehilangan kemampuan asimilasinya dan tidak dapat
mempertahankan

mutu

lingkungan.

Sebagai

contoh,

ketika

banyaknya jumlah pabrik industri yang menghasilkan asap yang


kemudian dilepaskan ke atmosfer

secara intensif maka jumlah

konsentrasi yang semakin berat akan merusak keseimbangan gas di


atmosfer karena lingkungan kehilangan kemampuan asimilasinya
untuk mengatasi banyaknya konsentrasi gas yang terlepas ke
atmosfer, terjadilah penumpukkan karbon dioksida dan karbon
monoksida

di

atmosfer.

Jadi,

apabila

lingkungan

tidak

dapat

memenuhi fungsinya sebagai wadah pembuangan limbah, maka


lingkungan juga tidak akan mampu memenuhi fungsinya sebagai
penyedia bahan baku dan fasilitas.

Jelaslah lingkungan alam merupakan komponen penting dalam


sistem ekonomi. Segala yang disediakan oleh lingkungan alam bagi
kegiatan ekonomi merupakan aset yang perlu dijaga dan dilindungi
serta diadakan perbaikan terhadapnya jika ada kerusakan, sebab
tanpa lingkungan alam sistem ekonomi tidak akan berfungsi dan
tentunya kegiatan ekonomi tidak dapat berjalan (Djadjadiningrat,
1997:10).
2.4 Analisis Pengaruh Ekonomi terhadap Lingkungan
Lingkungan merupakan aset terpenting dalam sistem ekonomi,
hal ini telah dibahas pada sub bab sebelumnya. Kegiatan ekonomi
yang mengeksploitasi kekayan lingkungan alam yang berlebihan
tanpa mengadakan perbaikan atau memberi kesempatan kepada
lingkungan untuk tumbuh kembali dan mempertahankan kemampuan
asimilasinya menyebabkan munsul berbagai masalah lingkungan.
Namun, jika semua kegiatan ekonomi dihentikan dengan tujuan ingin
melindungi lingkungan, maka tindakan ini juga akan memberikan
dampak

terhadap

lingkungan

itu

sendiri.

Dampak

itu

berupa

terjadinya degradasi lingkungan, utamanya dalam kaitannya dengan


pertumbuhan penduduk.
Ketika jumlah penduduk semakin banyak maka semakin banyak
pula penduduk yang ingin mendapatkan pekerjaan. Namun, jika
kegiatan ekonomi dihentikan maka akan terjadi pengangguran.
Penelitian secara seksama dibeberapa negara miskin menunjukkan
bahwa salah satu faktor kerusakan alam yaitu kemiskinan dan kurang
tersedianya kebutuhan. Misalnya, orang miskin akan terlibat dalm
penebangan hutan untuk mencari makan, bahan bakar dan tempat
berlindung. Jika kegiatan ini dilakukan terus menerus otomatis akan
sama saja dengan kondisi ketika kegiatan ekonomi dilakukan, yaitu
eksploitasi kekayaan lingkungan yang kemudian akan menimbulkan
masalah kerusakan lingkungan.

Kerusakan

lingkungan

dapat

terjadi

ketika

pertumbuhan

ekonomi berkembang sangat cepat. Pelestarian sumber daya alam


dan pengendalian pencemaran yang tidak diindahkan juga akan
menyurutkan kegiatan ekonomi dengan sangat cepat, terutama
ketika penduduk sedang berkembang. Namun, jika semua kegiatan
ekonomi dihentikan dengan tujuan melindungi lingkungan, maka
proses degradasi lingkungan akan terjadi, terutama dalam kaitannya
dengan pertumbuha penduduk. Oleh karena itu, tujuan kebijakan
mengelola ekonomi harus difokuskan pada pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Djadjadiningrat, 1997:56).

BAB III
PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN
DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

3.1 Hubungan Ekonomi dan Lingkungan yang Seimbang


Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa ekonomi dan
lingkungan merupakan dua hal yang saling mempengaruhi dan saling
terkait satu sama lain. Ketika lingkungan digunakan secara internsif
dan berlebihan untuk kegiatan produksi, yang kemudian kegiatan
produksi

tersebut

menghasilkan

limbah

yang

jumlahnya

tidak

terbatas, maka lingkungan akan rusak sehingga kegiatan ekonomi


terhambat bahkan tidak dapat berjalan ketika lingkungan kehilangan

10

fungsinya. Namun, ketika kegiatan ekonomi juga dihentikan, maka


degradasi lingkungan juga akan terjadi. Oleh karena itu, untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut dibutuhkanlah hubungan yag
seimbang antara ekonomi dan lingkungan.
Hubungan

ekonomi

dan

lingkungan

yang

seimbang

digambarkan dalam sebuah konsep ekonomi lingkungan. Prinsip


utama ekonomi lingkungan yaitu tujuan kebijakan pertumbuhan mutu
lingkungan dan Produk National Bruto (Gross National Product/GNP)
harus

diperlakukan

dalam

keseimbangan.

Kebijakan-kebijakan

mengelola ekonomi perlu mempertimbangkan lingkungan sebagai


komponen integral dalam pengambilan keputusan.
Mutu lingkungan alam dapat membatasi proses pertumbuhan
ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan hanya
mungkin terjadi apabila ada perlindungan lingkungan yang memadai.
Di sinilah keseimbangan ekonomi dan lingkungan akan terjadi. Kontrol
terhadap pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan alam sebagai
sumber daya yang menyediakan bahan baku, wadah limbah, dan
fasilitas perlu dilakukan. Tidak hanya itu, biaya lingkungan pun perlu
dimasukkan dalam biaya produksi sehingga biaya tersebut dapat
digunakan untuk membiayai perbaikan lingkungan. Dengan demikian,
lingkungan dapat terlindungi dan kegiatan ekonomi akan tetap
berjalan seiring dengan ketersediaan sumber daya alam oleh
lingkungan (Reksohardiprodjo dan Pradono, 1988:2).
3.2

Konsep

Pembangungan

yang

Berkelanjutan

dan

Berwawasan Lingkungan
Dalam pembangunan ekonomi terjadi satu masalah yang
sangat penting untuk ditemukan solusinya yaitu bagaimana cara
menghadapi masalah pemenuhan kebutuhan pembangunan di satu
sisi dan masalah mengenai upaya mempertahankan kelestarian
lingkungan di sisi lain. Seperti yang telah dibahas pada subbab

11

sebelumnya
berwawasan

pembangunan
lingkungan

ekonomi
hanya

yang

dapat

berkelanjutan
terjadi

jika

dan

terjadi

keseimbangan antara pembangunan ekonomi yang akan dilakukan


dan lingkungan sebagai sumber daya alam yang digunakan untuk
produksi terlindungi (Djadjadiningrat, 1997:6).
Konsep mengenai keberlanjutan itu

sendiri

sangatlah

mulitidimensi dan multi-interpretasi. Menurut Heal (1998), konsep


keberlanjutan paling tidak mengandung dua dimensi yaitu dimensi
waktu di mana suatu keberlanjutan pastinya menyangkut apa yag
akan terjadi di masa depan dan dimensi interaksi di mana perlunya
keseimbangan antara sistem ekonomi dan sistem lingkungan yang
hakikatnya saling mempengaruhi satu sama lain. Sedangkan, Pezzey
(1992) berpendapat bahwa keberlanjutan memiliki pengertian statik
dan dinamik, di mana keberlanjutan diartikan sebagai pemanfaatan
sumber daya yang terbarukan yang sertai dengan laju teknologi yang
konstan

(statik)

atau

sumber

daya

tidak

terbarukan

yang

dimanfaatkan sementara laju teknologi terus mengalami perubahan


(Fauzi, 2004:231).

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Ekonomi dan lingkungan merupakan dua komponen yang saling
terkait dan saling mempengaruhi. Jika tidak terjadi keseimbangan di

12

antara keduanya maka akan menimbulkan masalah kerusakan


lingkungan atau pun masalah ekonomi. Pemanfaatan sumber daya
alam di lingkungan dengan baik, tanpa mengeksploitasi secara
berlebihan dan melindungi sumber daya alam di lingkungan serta
menjaga ketersediaannya akan memberikan dampak baik bagi
pertumbuhan ekonomi. Masalah lingkungan dapat diselesaikan jika
dalam kebijakan ekonomi dimasukkan anggaran biaya lingkungan
dalam biaya produksi sebagaimana kekayaan yang ada di lingkungan
dimanfaatkan untuk memproduksi barang dan jasa. Pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dapat
tercipta ketika ekonomi dapat tumbuh dengan baik dan masalah
lingkungan tidak terjadi, dengan kata lain, hubungan ekonomi dan
lingkungan seimbang.
4.2 Saran
Dengan demikian, diharapkan pelestarian dan perlindungan
terhadap lingkungan sebagai tiang penyangga kokoh kehidupan
manusia

yang

menyediakan

segala

kebutuhan

manusia

harus

dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga kebutuhan manusia dapat


terpenuhi

secara

maksimal

dan

pembangunan

berkelanjutan dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

13

ekonomi

yang

Djadjadiningrat, Surya T.1997. Pengantar Ekonomi Lingkungan. Jakarta: PT Pustaka


LP3ES Indonesia
Fauzi, Akhmad.2006. Ekonomi Sumber Daya Alam :Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Field, Barry C dan Martha K. Field.2009. Environmental Economics :An Introduction,
Fifth Edition. New York : The McGraw Hill Companies
Reksohadiprodjo, Sukanto dan Pradono.1988. Ekonomi Sumber daya Alam dan Energi.
Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
Soerjani, Mohammad dkk.1987. Lingkungan. Jakarta : UI-Press

14

Anda mungkin juga menyukai