Praktikum Stopwatch Time Study Teknik Tata Cara Pengukuran Kerja
Praktikum Stopwatch Time Study Teknik Tata Cara Pengukuran Kerja
PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan beberapa hal yakni meliputi latar belakang
diadakannya responsi modul II ini, rumusan masalah yang akan dikaji, tujuan dan manfaat responsi,
serta batasan dan asumsi yang digunakan.
1.1 Latar Belakang
Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan
waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengukuran kerja adalah
metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit
output yang dihasilkan. Secara garis besar, teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat dibagi
atau dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dan
pengukuran waktu kerja secara tidak langsung. Pengukuran waktu kerja secara langsung
dilaksanakan di tempat atau area dimana pekerjaan yang akan diukur dijalankan. Salah satu
metode pengukuran waktu kerja secara langsung adalah pengukuran waktu kerja dengan
menggunakan jam henti (stop watch time study).
Pengukuran waktu kerja dengan menggunakan jam henti (stop watch time study)
merupakan aktivitas yang mengawali dan menjadi landasan untuk kegiatan-kegiatan pengukuran
kerja yang lainnya. Pengukuran waktu kerja dengan menggunakan jam henti (stop watch time
study) diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad ke-19. Metode ini baik
sekali bila diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung secara singkat dan
berulang-ulang (repetitive). Contoh pekerjaan berulang-ulang (repetitive) adalah pekerjaan
menginput data pembelian ke komputer yang dilakukan oleh seorang pekerja di bagian
purchasing. Dari hasil pengukuran, maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu
siklus pekerjaan, dimana waktu ini akan dipergunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan
bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang serupa. (Sritomo, 2008).
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam responsi modul II Stopwatch Time Study adalah bagaimana
cara untuk menghitung dan menganalisis waktu kerja yang efektif dan efisien menggunakan
perhitungan waktu normal, waktu standar, serta output standard. Bagaimana cara mendapatkan
line balancing terbaik dengan analisis produktivitas metode-metode eksisting seperti Largest
Candidate Rule, Kilbridge and Wester, serta Ranked Positional Weight. Selain itu rumusan
masalah dari responsi ini adalah bagaimana hubungan antara produktivitas dengan harga pokok
produksi dalam suatu proses produksi.
1.3 Tujuan Responsi
Berikut ini merupakan beberapa tujuan yang ingin dicapai pada responsi Stopwatch Time
Study:
1. Mengetahui cara untuk menghitung performance rate, allowance, waktu standar line dan
output standard line yang digunakan untuk menetapkan waktu normal dan waktu standar.
2. Mengetahui cara untuk menghitung dan menganalisis waktu kerja yang efektif dan efisien
menggunakan perhitungan waktu normal, waktu standar, serta output standard.
3. Mengetahui cara mendapatkan line balancing terbaik dengan analisis produktivitas metodemetode eksisting seperti Largest Candidate Rule, Kilbridge and Wester, serta Ranked
Positional Weight.
4. Mengetahui hubungan antara produktivitas dengan harga pokok produksi dalam suatu proses
produksi.
1.4 Manfaat Responsi
Manfaat dari pelaksanaan responsi modul Stop Watch Time Study ini adalah:
1. Responser dapat melakukan proses pengukuran kerja langsung dengan metode Stopwatch
Time Study.
2. Responser dapat menentukan waktu standar bagi sebuah operasi kerja.
3. Responser dapat mengevaluasi dan memperbaiki suatu proses aliran kerja dengan
menggunakan pemahaman mengenai metode-metode dalam penetapan line balancing.
1.5 Batasan dan Asumsi
Pada pengerjaan modul II ini, digunakan beberapa batasan dan asumsi yang akan
dijelaskan pada sub bab berikut ini.
1.5.1 Batasan
Batasan-batasan yang digunakan pada responsi modul II ini diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Pengamatan dilakukan pada perakitan tamiya.
2. Proses perakitan yang dilakukan terdiri dari beberapa departemen, diantaranya adalah
assembly roda, assembly chasis, assembly motor, assembly roda, motor, dan chasis,
serta finishing assembly.
3. Proses pengolahan dan analisis data dalam pernetapan line balancing pada operasi
perakitan tamiya ini menggunakan metode-metode tertentu, yaitu metode Largest
Candidate Rule, Kilbridge and Westers, Ranked Position Weight, dan analisis
produktivitas.
4. Operator dalam masing-masing departemen hanya terdiri dari 1 orang.
5. Dalam melakukan uji keseragaman data dilakukan hanya 2 kali iterasi
1.5.2 Asumsi
Pada responsi modul II ini asumsi yang dipakai diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Responser yang merakit tamiya memiliki kemampuan rata-rata seorang pekerja.
2. Baik alat pengukur waktu ataupun alat-alat yang digunakan untuk merakit tamiya
dalam keadaan baik.
3. Perakitan dilaksanakan dalam kondisi yang normal.
4. Data yang diperoleh adalah data yang valid yang menggambarkan keadaan yang
sebenarnya.
5. Data yang tidak cukup pada uji kecukupan data diasumsikan cukup.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab II ini, akan dibahas menegenai metodologi terkait responsi Stop Watch Time Study
yang dilakukan. Metodologi yang dibahas meliputi peralatan yang dibutuhkan selama melakukan
response, flowchart dari responsi beserta penjelasannya dan departementalisasi dalam metode
eksisting.
2.1 Peralatan Responsi
Peralatan yang digunakan:
1. Stopwatch.
2. Alat tulis (bolpoin, penggaris).
3. Spare part Tamiya.
4. Obeng
2.2 Flowchart Responsi
2.2.1 Flowchart Responsi
Berikut ini adalah flowchart responsi stop-watch time study
2.2.2
Penjelasan Flowchart
Flowchart yang ditunjukkan pada gambar 2.1 menjelaskan secara umum
langkah-langkah sistematis dari pelaksanaan responsi modul 2 Stopwatch Time Study.
Responsi ini dimulai dengan menyiapkan data hasil running metode eksisting proses
perakitan tamiya. Data yang diperoleh per departemen kemudian direkap menjadi satu.
Setelah itu, dilakukan uji keseragaman data untuk mengidentifikasikan data-data yang
bersifat outlier, dan uji kecukupan data untuk memastikan data yang diperoleh sudah
cukup.
Langkah selanjutnya adalah penentuan performance ratting masing-masing
oerasi kerja dengan menggunakan metode Synthetic Ratting. Metode ini dilakukan
dengan membandingkan waktu predetermined time untuk masing-masing operasi
dengan rata-rata waktu operasi yang diamati. Setelah penentuan performance ratting,
selanjutnya dilakukan penentuan allowance. Penentuan allowance ini digunakan untuk
menentukan waktu longgar yang akan digunakan untuk menentukan waktu standar.
Kemudian, dari data yang diperoleh akan dilakukan proses penentuan waktu normal dan
waktu standar. Waktu normal ditentukan dari hasil kali total waktu aktual dengan
performance ratting, sedangkan waktu standar ditentukan dari hasil bagi waktu normal
dengan faktor persentase allowance. Dari data waktu normal dan standar itu,
selanjutnya dilakukan penentuan waktu standar line dan output standar line.
Selanjutnya dilakukan line balancing, yakni suatu metode pelaksanaan pengelompokan
bentuk pekerjaan kedalam stasiun-stasiun kerja yang memiliki hubungan saling
berkaitan dalam suatu lintasan produksi.
Jika telah didapatkan line balancing, mala tahap berikutnya adalah merekap
data metode perbaikan terhadap analisa metode eksisting. Data metode perbaikan ini
kemudian diolah kembali dengan langkah yang sama dengan data metode eksisting
hingga penentuan waktu standar line dan output standar line. Setelah itu dilakukan
analisa dan interpretasi data terhadap metode perbaikan tersebut. Dari hasil analisis ini
didapatkan rekomendasi operasi kerja perbaikan yang menjadi hasil akhir yang
diharapkan dari pelaksanaan responsi.
2.2.3
1.
2.
3.
4.
BAB III
PENGOLAHAN DAN PENGUMPULAN DATA
Stopwatch Time Study adalah suatu metode pengukuran kerja secara langsung yang
dilakukan dengan mengukur waktu suatu pekerjaan menggunakan bantuan alat ukur waktu, yaitu
stopwatch. Suatu metode yang sesuai bila diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
berlangsung secara singkat dan berulang-ulang (repetitive). Di dalam Bab III ini akan ditampilkan
pengumpulan serta pengolahan data waktu kerja yang diukur secara langsung beserta tampilan hasil
perhitungannya.
3.1 Hasil Running metode existing
Pada subbab Hasil Running Metode Existing ini akan ditampilkan data-data hasil
pengukuran waktu kerja secara langsung dengan menggunakan stopwatch pada perakitan
tamiya. Pengukuran waktu kerja terdiri dari pengukuran waktu kerja tiap elemen kerja dalam
suatu opersi kerja. Dimana setiap departemen yang ada memiliki satu atau beberapa jenis
operasi. Pada subbab ini dilakukan pula perhitungan performance rating, allowance, waktu
normal, waktu standard, dan waktu standard line serta output standard line serta penetapan
keseimbangan lintasan (line balancing) dan analisis produktivitas.
Berikut ini merupakan gambar dari layout dan alur proses dari departemen-departemen
yang ada pada proses perakitan tamiya metode existing.
Dept. 1
Dept. 2
Dept. 4
Dept. 5
Dept. 3
Dari gambar diatas dapat diketahui aliran kerja yang terjadi pada proses perakitan
tamiya metode eksisting. Operasi kerja pertama yang menjadi kegiatan pendahuluan
(predecessor) adalah operasi kerja pada departemen 1, 2 dan 3 yang merupakan kegiatan
pendahulu bagi departemen 4. Sedangkan bagi departemen 5 kegiatan pendahulu yang harus
dilakukan adalah operasi kerja dari departemen 4 dan 5. Kegiatan pendahulu (predecessor)
merupakan kegiatan yang menjadi syarat dan harus dilakukan sebelum suatu kegiatan lain
dilakukan. Hasil (output) dari departemen yang menjadi kegiatan predecessor inilah yang akan
menjadi input bagi kegiatan selanjutnya.
3.1.1 Rekap Data Running Existing
Pada rekap data running existing ini akan ditampilkan rekap data-data waktu operasi
kerja yang didapatkan secara langsung dengan pengukuran menggunakan stopwatch. Berikut
akan disajikan rekap data Running Existing tersebut :
Departemen 1
Operasi Kerja 1 : Assembly Roda
Tabel 3. 4 Tabel Rekap Data Operasi Kerja 1 Running Eksisting
Departemen 2
Operasi Kerja 2 : Assembly Chasis
Tabel 3. 2 Tabel Rekap Data Operasi Kerja 2 Running Eksisting
Departemen 3
Operasi Kerja 3 : Pemasangan motor dengan rumah motor
Tabel 3. 3 Tabel Rekap Data Operasi Kerja 3 Running Eksisting
Departemen 4
Operasi Kerja 4 : Assembly Roda Belakang dengan Chasis
Tabel 3.4 Tabel Rekap Data Operasi Kerja 4 Running Eksisting
Departemen 5
Operasi Kerja 6 : Memasang Saklar
Tabel 3.6 Tabel Rekap Data Operasi Kerja 6 Running Eksisting
EK 4 Iterasi 1
18
UCL=10,22
10
UCL=16,99
16
12
_
X=9,6
10
8
6
4
Individual Value
Individual Value
14
_
X=5,2
2
LCL=2,21
LCL=0,18
0
1
5
6
Observation
10
5
6
Observation
10
EK 2 Iterasi 1
E MH Iterasi 1
25
UCL=7,751
UCL=24,46
7
20
_
X=4,5
4
3
Individual Value
Individual Value
_
X=15,3
15
10
2
LCL=6,14
LCL=1,249
1
1
5
6
Observation
10
5
6
Observation
10
25
Individual Value
20
15
_
X=10,6
10
5
0
LCL=-4,47
-5
1
5
6
Observation
10
Departemen 2
Operasi 2 : Assembly Chasis
EK 1 Iterasi 1
EK 2 Iterasi 1
120
80
1
UCL=74,49
60
80
60
_
X=45,9
40
Individual Value
Individual Value
70
UCL=101,8
100
20
50
_
X=41,1
40
30
20
10
0
LCL=-10,0
1
5
6
Observation
LCL=7,71
10
5
6
Observation
10
EK MH Iterasi 1
90
18
80
UCL=72,69
70
14
60
50
_
X=39,11
40
30
Individual Value
Individual Value
UCL=17,39
16
12
_
X=10
10
8
6
20
10
LCL=5,53
LCL=2,61
2
1
5
6
Observation
5
6
Observation
10
Departemen 3
Operasi 3 : Assembly Motor
EK 1 Iterasi 1
EK 3 Iterasi 2
14
UCL=30,88
30
UCL=12,99
12
_
X=9,9
10
Individual Value
Individual Value
20
10
_
X=7,67
8
6
4
-10
LCL=-11,08
1
5
6
Observation
LCL=2,35
10
5
6
Observation
EK 4 Iterasi 1
25
UCL=16,64
UCL=23,21
15
15
_
X=10,8
10
Individual Value
Individual Value
20
10
_
X=6
0
LCL=-1,61
1
5
6
Observation
LCL=-4,64
-5
10
5
6
Observation
10
EK MH Iterasi 1
20
16
UCL=15,59
UCL=18,66
14
15
10
_
X=8,5
8
6
Individual Value
Individual Value
12
_
X=9,5
10
4
2
LCL=1,41
LCL=0,34
0
1
5
6
Observation
10
5
6
Observation
10
Departemen 4
Operasi 4 : Assembly Roda Belakang dengan Chasis
EK 1 Iterasi 1
EK MH Iterasi 1
100
UCL=98,1
80
30
60
_
X=36,6
40
20
Individual Value
Individual Value
UCL=40,68
40
0
-20
20
_
X=12,9
10
0
-10
LCL=-24,9
LCL=-14,88
-40
-20
1
5
6
Observation
10
5
6
Observation
10
Individual Value
15
10
_
X=7,1
5
0
LCL=-2,65
-5
1
5
6
Observation
10
EK 4 Iterasi 1
40
16
UCL=15,01
UCL=34,03
14
20
_
X=9,8
10
0
-10
LCL=-14,43
-20
Individual Value
Individual Value
30
12
10
_
X=9,1
8
6
4
LCL=3,19
2
5
6
Observation
10
5
6
Observation
10
EK 2 Iterasi 1
EK MH Iterasi 1
20
_
X=9,3
10
Individual Value
15
Individual Value
UCL=8,037
UCL=17,57
6
5
_
X=3,9
4
3
2
1
0
LCL=1,03
0
1
5
6
Observation
10
LCL=-0,237
1
5
6
Observation
10
Individual Value
40
30
_
X=21,4
20
10
0
-10
LCL=-12,58
-20
1
5
6
Observation
10
Departemen 5
Operasi 6 : Memasang Saklar
EK 1 Iterasi 1
EK 2 Iterasi 2
80
25
1
UCL=22,63
UCL=60,4
40
_
X=14,6
20
0
20
Individual Value
Individual Value
60
15
_
X=10,33
10
-20
0
LCL=-31,2
LCL=-1,97
-40
1
5
6
Observation
10
5
6
Observation
EK 3 Iterasi 1
UCL=20,74
20
40
10
_
X=8,44
Individual Value
15
Individual Value
UCL=51,61
50
30
_
X=26,2
20
10
0
LCL=-3,86
-5
1
5
6
Observation
LCL=0,79
0
1
5
6
Observation
10
EK 4 Iterasi 1
50
70
50
30
20
_
X=14,1
10
Individual Value
UCL=35,08
Individual Value
UCL=69,4
60
40
40
30
_
X=22,7
20
10
0
-10
0
LCL=-6,88
-10
1
5
6
Observation
10
-20
LCL=-24,0
1
5
6
Observation
10
EK 2 Iterasi 1
1
14
UCL=13,91
40
UCL=38,20
30
10
_
X=8
8
6
Individual Value
Individual Value
12
20
_
X=12,2
10
0
-10
LCL=-13,80
LCL=2,09
2
1
5
6
Observation
-20
10
5
6
Observation
10
EK 2 Iterasi 2
20
UCL=12,32
12
UCL=18,31
15
_
X=7,33
Individual Value
Individual Value
10
10
_
X=9
4
0
LCL=2,35
2
1
5
6
Observation
LCL=-0,31
1
5
6
Observation
EK 2 Iterasi 2
12,5
UCL=7,658
UCL=11,40
7
10,0
_
X=4,9
5,0
2,5
Individual Value
Individual Value
6
7,5
_
X=4,333
4
3
2
0,0
LCL=-1,60
1
5
6
Observation
10
LCL=1,009
1
5
6
Observation
EK 2 Iterasi 1
EK 3 Iterasi 1
10,0
UCL=8,937
UCL=8,82
8
7,5
6
_
X=4,8
5
4
3
2
Individual Value
Individual Value
5,0
_
X=3,5
2,5
0,0
LCL=0,663
LCL=-1,82
0
1
5
6
Observation
10
5
6
Observation
10
Dari grafik individual control chart di atas dapat ditetntukan data-data mana dari
masing-masing operasi kerja yang merupakan data outlier. Berikut merupakan rekap data
waktu pengerjaan masing-masing operasi yang memperhatikan outlier (Shading warna ungu
menyatakan outlier pertama dan shading warna hijau menyatakan outlier kedua).
Tabel 3.10 Tabel Hasil Uji Keseragaman Data Operasi 1 Departemen 1 Running Eksisting
Tabel 3.11 Tabel Hasil Uji Keseragaman Data Operasi 2 Departemen 2 Running Eksisting
Tabel 3.12 Tabel Hasil Uji Keseragaman Data Operasi 3 Departemen 3 Running Eksisting
Tabel 3.13 Tabel Hasil Uji Keseragaman Data Operasi 4 Departemen 4 Running Eksisting
Tabel 3.14 Tabel Hasil Uji Keseragaman Data Operasi 5 Departemen 4 Running Eksisting
Tabel 3.15 Tabel Hasil Uji Keseragaman Data Operasi 6 Departemen 5 Running Eksisting
Tabel 3.16 Tabel Hasil Uji Keseragaman Data Operasi 7 Departemen 5 Running Eksisting
Tabel 3.17 Tabel Hasil Uji Keseragaman Data Operasi 8 Departemen 5 Running Eksisting
Z .S
N'
X .k
Keterangan :
x
k
Berikut ini adalah contoh dari perhitungan uji kecukupan data yang telah direkap, jika
diketahui:
Z = 2 (indekskepercayaan 95%)
s = 2,176
x
k
= 9,6
= 5% (0,05)
Z .S
X .k
N '
2.2,716
N '
9,6.0,05
128,086
Tabel 3.18 Rekap Data Hasil Uji Kecukupan Data (Departemen 1) Running Existing
Tabel 3.19 Rekap Data Hasil Uji Kecukupan Data (Departemen 2) Running Existing
Tabel 3.20 Rekap Data Hasil Uji Kecukupan Data (Departemen 3) Running Existing
Tabel 3.21 Rekap Data Hasil Uji Kecukupan Data (Departemen 4) Running Existing
Tabel 3.22 Rekap Data Hasil Uji Kecukupan Data (Departemen 5) Running Existing
Departe
men
1
2
3
4
5
Performance Rating
50,9%
50,7%
53,7%
58,7%
68,5%
Allowance=
Allowance
x 100
Allowance+ Operasi+ Material Handli ng
Departeme
n
1
2
3
4
5
Allowanc
e
2,38
2,97
2,45
5,91
5,84
Tabel 3.26 Rekap Data Waktu Nomal untuk Masing-Masing Departemen Running
Existing
Departemen
Waktu
Aktual
PR
Waktu Normal
(detik)
Waktu
Normal (Jam)
1
2
3
4
5
29,9
74,82
34,37
93,3
95,18
50,90%
50,70%
53,70%
58,70%
68,50%
15,219
37,934
18,457
54,767
65,198
0,004
0,011
0,005
0,015
0,018
Berikut ini merupakan rekap data waktu standar untuk tiap-tiap departemen dari
running eksisting:
Tabel 3.26 Rekap Data Waktu Standar untuk Masing-Masing Departemen Running Existing
Departeme
n
1
2
3
4
5
Waktu
Normal
(Jam)
0,004
0,011
0,005
0,015
0,018
Allowance %
2,38%
2,97%
2,45%
5,91%
5,84%
Waktu
Standar
(Jam/Unit)
0,0043
0,0109
0,0053
0,0162
0,0192
1
Departemen 5
Departemen 2
4
2
5
3
Departemen 4
Departemen 3
Gambar 3.39 Precedence Diagram
No.
Operasi
1
2
3
4
5
6
Nama Operasi
Assembly Roda
Assembly Chasis
Pemasangan Motor dengan Rumah Motor
Assembly Roda Belakang dengan Chasis
Assembly Motor Dengan Chasis
Memasang Saklar
Waktu
Operasi
(Detik)
7,48
37,41
8,59
21,85
12,40
16,53
Predecessor
1,2
3,4
1,5
Memasang Baterai
8,17
Memasang Body
4,24
Dengan demikian nilai dari waktu siklus proses perakitan tamiya adalah:
Tc=
74 , 82+93 , 30+95 , 18
3
Tc=
263 , 3
3
No.
Operasi
Nama Operasi
2
4
6
5
3
7
1
Assembly Chasis
Assembly Roda Belakang dengan Chasis
Memasang Saklar
Assembly Motor Dengan Chasis
Pemasangan Motor dengan Rumah Motor
Memasang Baterai
Assembly Roda
Memasang Body
Waktu
Operasi
(Detik)
37,41
21,85
16,53
12,40
8,59
8,17
7,48
4,24
Predecessor
1,2
1,5
3,4
Tabel 3.29 Tabel Pembagian Operasi Kedalam Departemen dengan metode Largest
Candidate Rule
Waktu
Operasi
(detik)
Waktu
Stasiun
(detik)
74,82
74,82
34,37
64,27
Assembly Chasis
Pemasangan Motor dengan Rumah
Motor
Assembly Roda
43,70
43,70
49,60
49,60
Memasang Saklar
66,11
66,11
Memasang Baterai
16,33
Memasang Body
12,73
Departeme
n
No.
Operasi
2
3
Nama Operasi
TOTAL
29,90
327,56
29,07
327,56
Departemen
3
4
6
1
5
Departemen
5
Departemen
6
Departemen
2
Departemen
4
Gambar 3.40 Precedence Diagram Perbaikan Hasil Metode Largest Candidate Rule
Untuk mengetahui tingkat keseimbangan dari departementasi metode Largest
Candidate Rule maka harus dihitung Efficiency Balancing. Efficiency Balancing dihitung
dengan menggunakan rumus berikut ini:
Eb =
Eb=
327 ,56
(6 x 74 , 82)
Eb=0 , 73
Selain perlu menghitung efficiency balancing, perlu juga dihitung Balance Delay.
Balance Delay mengidentifikasikan jumlah waktu yang hilang dikarenakan proses balancing
yang tidak sempurna. Balance Delay dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
d = 1- Eb
d=10 ,73
d=0 ,27
3.2.4 Killbridge and Wester Method
Pengolahan data yang selanjutnya adalah dengan menggunakan metode Killbridge
and Wester. Sebelum pengolahan data tersebut dilakukan, berikut akan ditunjukkan
precedence diagram yang berisikan informasi tentang operasi-operasi kerja dan
dikelompokkan berdasarkan kolomnya:
KOLOM
1
KOLOM
2
KOLOM
3
KOLOM
4
KOLOM
5
KOLOM
6
Kolom 1
Nomor
Operasi
1
2
Nama Operasi
Assembly roda
Assembly chasis
Waktu Operasi
(detik)
29.9
74.82
Kolom 2
Nomor
Operasi
3
4
Nomor
Operasi
5
Nomor
Operasi
6
Nomor
Operasi
7
Nomor
Operasi
8
Nama Operasi
Pemasangan motor dengan rumah
motor
Assembly roda belakang dengan
chasis
Kolom 3
Nama Operasi
Assembly motor dengan chasis
Kolom 4
Nama Operasi
Memasang skalar
Kolom 5
Nama Operasi
Memasang baterai
Kolom 6
Nama Operasi
Memasang body
Waktu Operasi
(detik)
34.37
43.7
Waktu Operasi
(detik)
49.6
Waktu Operasi
(detik)
66.11
Waktu Operasi
(detik)
16.33
Waktu Operasi
(detik)
12.73
Kolom 1
Nomor
Operasi
2
1
Nama Operasi
Assembly chasis
Assembly roda
Waktu Operasi
(detik)
74.82
29.9
Kolom 2
Nomor
Operasi
4
3
Nomor
Operasi
5
Nama Operasi
Assembly roda belakang dengan
chasis
Pemasangan motor dengan rumah
motor
Kolom 3
Nama Operasi
Assembly motor dengan chasis
Waktu Operasi
(detik)
43.7
34.37
Waktu Operasi
(detik)
49.6
Kolom 4
Nomor
Operasi
6
Waktu Operasi
(detik)
66.11
Nama Operasi
Memasang skalar
Kolom 5
Nomor
Operasi
7
Waktu Operasi
(detik)
16.33
Nama Operasi
Memasang baterai
Kolom 6
Nomor
Operasi
8
Waktu Operasi
(detik)
12.73
Nama Operasi
Memasang body
Departem
en Baru
1
2
No.
Opera
si
2
1
3
3
4
5
6
4
5
6
7
8
Nama Operasi
Assembly chasis
Assembly roda
Pemasangan motor dengan
rumah motor
Assembly roda belakang
dengan chasis
Assembly motor dengan
chasis
Memasang skalar
Memasang baterai
Memasang body
Waktu
Operasi
(dtk)
74.82
29.9
Wakt
u
Stasi
un
(dtk)
74.82
Tc
(dtk)
64.27
34.37
43.7
43.7
49.6
66.11
16.33
12.73
49.6
66.11
87.77
29.06
Berikut ini adalah gambar precedence diagram dari departemen baru yang diperoleh
melalui penggunaan metode ini :
Departemen
1
Departemen
3
4
6
1
Departemen
5
Departemen
6
Departemen
2
Departemen
4
Gambar 3.42 Precedence Diagram Perbaikan Hasil Metode Killbridge and Wester
Untuk mengetahui tingkat keseimbangan dari departementasi metode Killbridge
and Wester maka harus dihitung Efficiency Balancing. Efficiency Balancing dihitung
dengan menggunakan rumus berikut ini:
Eb =
Eb=
327 ,56
(6 x 74 , 82)
Eb=0 , 73
Selain perlu menghitung efficiency balancing, perlu juga dihitung Balance Delay.
Balance Delay mengidentifikasikan jumlah waktu yang hilang dikarenakan proses balancing
yang tidak sempurna. Balance Delay dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
d = 1- Eb
d=10 ,73
d=0 ,27
3.2.5 Ranked Position Weight Method
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pengerjaan metode ini :
1 Menghitung nilai RPW (bobot) untuk semua operasi, dengan cara menjumlahkan waktu
proses dari operasi itu sendiri dengan waktu proses semua operasi yang mengikuti operasi
tersebut.
2 Misalkan operasi A diikuti oleh operasi B, operasi B diikuti oleh operasi C & D, operasi D
diikuti oleh operasi E, maka RPW operasi A = waktu proses A + B + C + D + E.
3
4
Urutkan nilai RPW semua operasi operasi mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil.
Bergeraklah dari atas, cari operasi kerja yang memilikji nilai RPW terbesar, masukkan ke
dalam stasiun kerja pertama. Masukkan semua operasi kerja ke dalam stasiun sesuai
dengan urutan ranking nilai RPW. Jika waktu total stasiun masih kurang dari waktu siklus
namun operasi yang dibawahnya (misal operasi A) tidak bisa ditambahkan ke dalam stasiun
karena akan melebihi waktu siklus jika dimasukkan, maka cari operasi dibawah operasi A
(operasi dengan RPW yang lebih kecil dari operasi A), masukkan ke dalam stasiun tersebut
selama waktu total di stasiun tersebut kurang atau sama dengan waktu siklus.
Ulangi langkah 3 sampai semua operasi masuk dalam stasiun.
Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan nilai RPW semua operasi sebelum
diurutkan :
Tabel 3.43 Tabel Nilai RPW Semua Opersi Sebelum Diurutkan
29,9
Waktu Operasi
(dtk)
29,9
74,82
74,82
34,37
34,37
1, 2, 4
148,42
43,7
3, 2, 5
158,79
49,6
1, 2, 3, 4, 5, 6
298,5
66,11
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
314,83
16,33
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
327,56
12,73
No. Operasi
5
6
7
8
RPW
Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan nilai RPW semua operasi setelah
diurutkan :
Tabel 3.44 Tabel Nilai RPW Semua Operasi Setelah Diurutkan
No.
Operasi
8
7
6
5
4
2
1
3
Proses Yang
Berkaitan
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
1, 2, 3, 4, 5, 6,
1, 2, 3, 4, 5,
3, 2,
1, 2,
RPW
8
7
6
5
4
2
1
3
327,56
314,83
298,5
158,79
148,42
74,82
34,37
29,9
Waktu Operasi
(dtk)
12,73
16,33
66,11
49,6
43,7
74,82
34,37
29,9
Setelah data nilai RPW diurutkan, maka langkah selanjutnya adalah membentuk
departemen baru yang disusun atas operasi-operasi yang memiliki waktu stasiun yang tidak
melebihi waktu siklus (TC). Berikut ini adalah tabelnya :
Berikut ini adalah gambar precedence diagram dari departemen baru yang diperoleh
melalui penggunaan metode ini :
Departemen
1
Departemen
3
5
6
1
Departemen
5
Departemen
6
Departemen
2
Departemen
4
Gambar 3.42 Precedence Diagram Perbaikan Hasil Metode Ranked Position Weight
Untuk mengetahui tingkat keseimbangan dari departementasi metode Ranked
Position Weight maka harus dihitung Efficiency Balancing. Efficiency Balancing dihitung
dengan menggunakan rumus berikut ini:
Eb =
Eb=
327 ,56
(6 x 74 , 82)
Eb=0 , 73
Selain perlu menghitung efficiency balancing, perlu juga dihitung Balance Delay.
Balance Delay mengidentifikasikan jumlah waktu yang hilang dikarenakan proses balancing
yang tidak sempurna. Balance Delay dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
d = 1- Eb
d=10 ,73
d=0 ,27
Departemen 2
Operasi Assembly Roda
Departemen 3
Operasi Assembly Roda Belakang dengan Chasis
Departemen 4
Operasi Memasang Saklar
Departemen 5
Operasi Assembly Motor dengan Chasis
BAB IV
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA