Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PEMBAHASAN
Seorang laki-laki berinisial Tn. M, berumur 45 tahun, MRS 7 Mei 2016
dengan keluhan utama sesak napas yang bertambah hebat sejak 1 hari SMRS.
Lebih kurang 1 minggu SMRS pasien mengeluh sesak saat bernafas, sesak
dirasakan terus menerus sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, sesak tidak
dipengaruhi oleh cuaca atau udara dingin, terbangun saat tidur malam hari karena
sesak disangkal, tidur menggunakan 1 bantal. Sesak disertai batuk, dahak
disangkal, batuk darah tidak ada, keringat dingin tidak ada. Sesak berbunyi tidak
ngik-ngik, demam tidak ada, mual dan muntah disangkal, pasien mengeluh nyeri
ulu hati, serta terdapat penurunan berat badan, BAB dan BAK biasa. Pasien
kemudian berobat ke RSUP Dr Kariadi Semarang.
Riwayat kemoterapi Ca Paru 6x , Riwayat Ca Paru 7 bulan yang lalu
( operasi pada tanggal 9-10-2015), Riwayat merokok sejak 25 tahun yang lalu,
Riwayat sakit darah tinggi disangkal, riwayat kencing manis tidak ada, riwayat
penyakit dengan keluhan yang sama diangkal.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit
sedang, dan kesadaran komposmentis. Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi
82x/menit, pernafasan 23x/menit, dan temperatur 370C. Pemeriksaan kepala dan
leher dalam batas normal. Pada pemeriksaan paru ditemukan stemfremitus kanan
melemah. Vesikuler melemah pada paru kanan. Pada pemeriksaan jantung,
abdomen, genital, dan ekstremitas tidak ditemukan kelainan.
Dari pemeriksaan darah rutin, didapatkan Hb 10,6 g/dl, Ht 32 %, Leukosit
10.200/mm3, LED 63 mm/jam, Hitung jenis 0/3/0/81/11/5. Pada pemeriksaan
radiologi thorax AP Semi Erect pada tanggal 7 Mei 2016, didapatkan bentuk dan
letak jantung sulit dinilai, retrocardiac dan retrosternal space tertutup
perselubungan homogen pulmo tak tampak infiltrate, tampak peselubungan
homogen pada apicolateral hemithoraks kanan, hemidiafragma kanan tertutup
perselubungan, sinus kostofrenikus kanan tertutup perselubungan, kiri lancip,
pulmo kiri tak tampak infiltrate, efusi pleura kanan. Pada pemeriksaan radiologi
thorax pada tanggal 18 Mei 2016 didapatkan kesan cor tak membesar, tampak
terpasang chest tube dari arah lateral kanan dengan ujunng cranial pada
paravertebral

kanan

setinggi

corpus
56

V.Th

10-11,

retrocardiac

tertutup

57

perselubungan, retrosternal space tak menyempit, pulmo tak tampak infiltrate,


kolaps paru kanan, pneumothoraks kanan serta, corakan vaskuler tak meningkat,
tak tampak bercak pada kedua lapangan paru, tampak lusensi avaskuler dengan
pleural visceral line pada laterobasal hemithoraks kanan, tampak band like opacity
pada lateral hemithoraks kiri, Hemidiafragma kanan tertutup perselubungan, sinus
kostofrenikus kanan tertutup perselubungan, kiri tumpul, Kolaps paru kanan,
pneumothoraks kanan, efusi pleura kanan berkurang signifikan, efusi pleura kiri
minimal.
Berdasarkan data-data di atas dapat ditegakkan diagnosis Efusi Pleura
Dekstra dengan Pneumothoraks, Atelektasis Dekstra serta dari diagnosis
bandingnya adalah Massa Paru Dekstra. Karena hasil diagnosisnya adalah Efusi
Pleura Dekstra dengan Pneumothoraks, maka penatalaksanaan penderita ini
diberikan terapi infus RL 20tpm, diet lunak, nebul atrovent/6 jam, N asetilkolin
20mg/8jam, metyl prednisolon 6 mg PO/6 jam, serta dilakukan pemantauan
keadaan umum, tanda vital dan pemeriksaan kultur sputum BTA.

Anda mungkin juga menyukai