Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan dengan judul Kurikulum dan Pembelajaran. Tidak lupa
Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW yang
telah menuntun kita ke Nur Illahi.
Penyusunan laporan ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam
memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Dengan terselesainya
penulisan tugas ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari
beberapa pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang ikut terlibat dan membantu dalam pembuatan
laporan ini, khususnya kepada Bapak Dr. E. Kosasih Danasasmita, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran yang telah membimbing penulis
dalam penyusunan laporan ni.
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan dan kemampuan
penulis, maka penulisan tugas akhir ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu untuk
kekurangan dari laporan ini mohon dimengerti. Saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangatlah penulis harapkan dari pembaca. Mudah-mudahan laporan ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Bandung, Mei 2016
Penulis

LAPORAN BUKU
1. Buku Pertama
Judul Buku

: Kurikulum & Pengajaran

Pengarang

: Prof. Dr. S, Nasution, M. A.

Penerbit

: Bumi Aksara

Tebal Buku

: 183 halaman

2. Buku Kedua
Judul Buku
Pengarang
Penerbit
Tebal Buku

: Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek


: Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata
: PT Remaja Rosdakarya Bandung
: 215 halaman

3. Buku Ketiga
Judul Buku

: Pengembangan Kurikulum ( dasar-dasar dan perkembangannya )

Pengarang

: Oemar Hamalik

Penerbit

: Mandar Maju Bandung

Tebal Buku

: 246 halaman

4. Buku Keempat
Judul Buku

: KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Pengarang

: Masnur Muslich

Penerbit

: Bumi Aksara

Tebal Buku

: 155 halaman

Dari keempat judul buku yang telah penulis baca dan secara keseluruhan
memiliki isi yang sangat jelas serta dapat memparkan mengenai kurikulum dan
pembelajaran . Sehingga penulis dapat membuat laporan buku ini sesuai dengan
pemahaman penulis. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta
didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.
Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun
masyarakat. Kurikulum di pandang sebagai suatu rencana yang di susun untuk
melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
Berikut adalah topik-topik yang dapat penulis paparkan dari buku-buku yang ada:
1. Pengertian, Dimensi, Fungsi dan Peranan Kurikulum
Pengertian Kurikulum
A. Pengertian Kurikulum Secara Etimologis
Websters Third New International Distionery menyebutkan kurikulum berasal
dari kata curere dalam bahasa latin Currerre yang berarti :
1. Berlari cepat
2. Tergesa-gesa
3. Menjalani
Currerre dikata bendakan menjadi Curriculum yang berarti :
1. Lari cepat, pacuan, balapan berkereta, berkuda, berkaki
2. Perjalanan, suatu pengalaman tanda berhenti
3. Lapangan perlombaan, gelanggang, jalan
Menurut satuan pelajaran SPG yang dibuat oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang
ditempuh. Semula dipakai dalam dunia olahraga. Pada saat itu kurikulum diartikan
sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish
untuk memperoleh medali atau penghargaan.

B. Pengertian Kurikulum Secara Tradisional


Pertengahan abad ke XX pengertian kurikulum berkembang dan dipakai dalam
dunia pendidikan yang berarti sejumlah pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa
untuk kenaikan kelas atau ijazah. Pengertian ini termasuk juga dalam pandangan
klasik, dimana disini lebih ditekankan bahwa kurikulum 4
dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah, yang mencakup pelajaranpelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum.
Pengertian tradisional ini telah diterapkan dalam penyusunan kurikulum seperti
Kurikulum SD dengan nama Rencana Pelajaran Sekolah Rakyat tahun 1927 sampai
pada tahun 1964 yang isinya sejumlah mata pelajaran yang diberikan pada kelas I s.d.
kelas VI.
C. Pengertian Kurikulum Secara Modern :
Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya Curriculum
Planning menyatakan Kurikulum adalah Keseluruhan usaha sekolah untuk
mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah.
Menurut B. Ragan, beliau mengemukakan bahwa Kurikulum adalah semua
pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah
Menurut Soedijarto, Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan
belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa
untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga
pendidikan.
Dari berbagai pengertian kurikulum diatas dapat disimpulkan bahwa Kurikulum
ditinjau dari pandangan modern merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir
untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.

Dimensi Kurikulum
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengertian kurikulum terus
berkembang sejalam dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Namun
berdasarkan hasil kajian, diperoleh beberapa dimensi pengertian kurikulum sebagai
berikut :
R. Ibrahim (2005) mengelompokkan kurikulum menjadi tiga dimensi, yaitu:
A. Kurikulum sebagai substansi
Dimensi ini memandang kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar bagi
siswa di sekolah atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum
dapat juga menunjuk pada suati dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan
ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan evaluasi.
B. Kurikulum sebagai sistem
Dimensi ini memandang kurikulum sebagai bagian dari sistem prsekolahan,
sistem pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup
struktur personalia dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun kurikulum,
melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem
adalah tersusunnya kurikulum.
C. Kurikulum sebagai bidang studi
Dimensi ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi, yaitu bidang
study kurikulum. Hal ini merupakan ahli kajian para ahli kurikulum dann ahli
pendidikan dan pengajaran. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari
konsep konsep dasar tentang kurikulum, melalui studi kepustakaan dan kegiatan
penelitian dan percobaan, sehingga menemukan hal hal baru, yang dapat
memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.

Sedangkan

Hamid

Hasan

(1988)

mengemukakan

bahwa

konsep

kurikulummemiliki empat dimensi pengertian, dimana satu dimensi dengan dimensi


lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi tersebut, yaitu:
A. Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian,
khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
B. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum
sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan,
alat-alat, dan waktu.
C. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.
D. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum
sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni
tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta
didik.
Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum identik dengan pengertian kurikulum itu sendiri yang
berorientasi pada pengertian kurikulum dalam arti luas, maka fungsi kurikulum
memiliki arti sebagai berikut:
A. Fungsi Penyesuaian
B. Fungsi Integrasi
C. Fungsi Diferensiasi
D. Fungsi persiapan
E. fungsi pemilihan
F. Fungsi diagnostik

Peranan Kurikulum

Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah memiliki


peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendiidikan.
Terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting yaitu:
A. Peranan konservatif
Peranan ini menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana
utuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya yang dianggap masih relevan
dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa.
B. Peranan kreatif
Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan
sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhankebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang.
C. Peranan kritis dan evaluatif
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan
budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga
pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan
kondisi yang terjadi pada masa sekarang.
2. Landasan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:
A.
B.
C.
D.

Landasan Filosofis
Landasan Psikologis
Landasan Sosial Budaya
Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

3. Komponen Pengembangan Kurikulum


Dalam rangka ketercapaian tujuan pendidikan, maka ada beberapa komponenkomponen yang harus diperhatikan, dalam hal ini adalah komponen-komponen
pengembangan kurikulum, di antaranya:
A. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan.
Rumusan tujuan menggambarkan sesuatu yang dicita-citakan. Tujuan pendidikan
diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:

Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)


Tujuan Institusional (TI)
3) Tujuan Kurikuler (TK)
4) Tujuan Pembelajaran (TP)
B. Komponen Isi/ Materi Pelajaran
Isi komponen merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman
1)
2)

belajar yang harus dimiliki oleh siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek
baik yang berhubunngan dnegan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya
tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan
kegiatan siswa. Baik materi ataupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk
mencapai tujuan yang ditentukan.
C. Komponen Metode/ Strategi
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan
kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang sangat penting, sebab
berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimanapun bagus dan idealnya
tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk mencapainya, maka tujuan
itu tidak mungkin dapat di capai. Strategi meliputi rencana, metode, dan perangkat
kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
D. Komponen Evaluasi
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir
(Oliva, 1998). Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi, dan Evaluasi.
Merujuk pada pendapat tersebut, maka evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam pengembangan kurikulum. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai
dan arti kurikulum, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu
kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian-bagian mana yang perlu
disempurnakan.
4. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Macam-macam prinsip ini bisa bedakan dalam dua kategori, yaitu prinsip
umum dan prinsip khusus.
A. Prinsip umum
Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan
kurikulum dimanapun. Prinsip umum ini merujuk pada prinsip yang harus
diperhatikan dalam pengembangan kurikulum sebagai totalitas dari gabungan

komponen-komponen yang menggabungnya. Menurut Sukmadi (2000:150-151)


menjelaskan bahwa terdapat 5 prinsip umum pengembangan kurikulum, antara lain:
1) Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ini ada dua jenis, yaitu
relevansi eksternal (external relevanci) dan relevansi internal (internal relevance).
Relevansi eksternal artinya kurikulum harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat. Sedangkan relevansi internal yaitu kesesuaian antar komponen
kurikulum itu sendiri.
2) Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas berarti suatu kurikulum harus lentur (tidak kaku),
terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya, kurikulum di desain untuk
mencapai tujuan tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang tertentu. Pengembangan
kurikulum harus menggunakan berbagai metode atau cara tertentu yang sesuai
dengan situasi dan kondisi tertentu, tempat dimana kurikulum itu diterapkan.
3) Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas artinya, kurikulum dikembangkan secara berkesinambungan, yang meliputi sinambung antar kelas maupun antar jenjang pendidikan.
4) Prinsip Praktis atau Efisiensi
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan prinsip praktis, yaitu dapat
dan mudah diterapkan di lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktik
pendidikan, sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.

5) Prinsip efektivitas
Prinsip ini meneunjukkan pada suatu pengertian bahwa kurikulum selalu
berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Ada 10 prinsip (axioms)
pengembangan kurikulum yang diajukan Oliva, yaitu:
a. Perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan
bahkan diperlukan;
b. Kurikulum merupakan produk dari masa yang bersangkutan;

c. Perubahan kurikulum masa lalu sering terdapat secara bersamaan bahkan


tumpang tindih dengan perubahan kurikulum yang terjadi masa kini;
d. Perubahan kurikulum akan berhasil dan terjadi dan berhasil sebagai akibat
perubahan pada masyarakat;
e. Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerjasama kelompok;
f. Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses menentukan pilihan
dari sekian alternatif yang ada;
g. Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah berakhir;
h. Pengembangan kurikulum akan berhasil jika dilakukan secara komprehensif,
bukan aktivitas bagian per bagian yang terpisah;
i. Pengembangan kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan proses
yang sistematis;
j. Pengembangan kurikulum dilakukan berangkat dari kurikulum yang ada.
B. Prinsip Khusus
Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku ditempat tertentu dan
situasi tertentu. Prinsip ini merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam
pengembangan komponen-komponen kurikulum, antara lain:
1) Prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan
2) Prinsip yang berkenaan dengan isi pendidikan
3) Prinsip yang berkenaan dengan proses pembelajaran
4) Prisip yang berkenaan dengan media dan alat bantu pembelajaran
5) Prinsip yang berkenaan dengan evaluasi
5. Model Organisasi Pengembangan Kurikulum
A. Model Kurikulum
1)Model Humanistik
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan
humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan
pribadi (personalized education) yaitu John Dewey (Progressive
Education) dan J.J.Rousseau (Romantic Education. Aliran ini lebih
memberikan tempat utama kepada siswa. Pendidikan mereka lebih
menekankan bagaimana menagajar siswa (mendorong siswa), dan
bagaimana merasakan atau bersikap terhadap sesuatu.
2)Model-Model Belajar Konfluen
Para pengembang kurikulum konfluen telah menyusun kurikulum
untuk berbagai bidang pengajaran. Kurikulum tersebut mencakup
9

tujuan, topik-topik yang akan dipelajari, alat-alat pelajaran, dan buku


teks. Pengajaran konfluen juga telah tersusun dalam bentuk rencanarencana pelajaran, unit-unit pelajaran yang telah diujicobakan.
Kebanyakan bahan tersebut diajarakan dengan teknik afektif.
3)Model Subjek Akademik
Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri berkenaan
dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Tujuan
kurikulum subjek akademis adalah pemberian pengetahuan yang
solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses
penelitian.
4)Model Rekontruksi Sosial
Kurikulum rekonstruksi sosial berbeda dengan model-model
kurikulum lainnya. Kurikulum ini lebih memusatkan perhataian
pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat.
Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional.
Pandangan rekonstruksi sosial di dalam kurikulum dimulai sekitar
tahun 1920-an.
5)Model Teknologis
Program pengajaran teknologis sangat menekankan efesiensi dan
efektivitas. Program dikembangkan melalui bebrapa kegiatan uji
coba dengan sampel-sampel dari suatu populasi yang sesuai, direvisi
beberapa kali sampai standar yang diharapkan dapat dicapai.
B. Pendekatan Pengembangan Kurikulum
1) Pendekatan Top Down
2) Pendekatan Grass Roots
6. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum merupakan usaha yang sulit dan kompleks, karena
banyaknya aspek yang harus dievaluasi, banyaknya orang yang terlibat dan luasnya
kurikulum yang harus diperhatikan. Itu sebabnya evaluasi kurikulum memerlukan
ahli-ahli yang mengembangkan menjadi disiplin ilmu. Bentuk evaluasi kurikulum
secara komprehensif dapat ditinjau menjadi dua macam, yaitu formatif dan sumatif.

10

Peranan evaluasi kebijakan dalam kurikulum khususnya pendidikan umumnya


minimal berkenaan dengan tiga hal, yaitu evaluasi sebagai moral judgment, evaluasi
dan penentuan keputusan, evaluasi dan konsensus nilai.
7. Konsep Dasar Pembelajaran
Pembelajaran (instruction) merupakan akumulasi dari konsep mengajar
(teaching) dan konsep belajar (learning). Penekanannya terletak pada perpaduan
antara keduanya, yakni kepada penumbuha aktivitas subjek didik. Konsep tersebut
dapat dipandang sebagi suatu sistem. sehingga dalam sistem belajar ini terdapat
komponen-komponen siswa atau peserta didik, tujuan, materi untuk mencapai tujuan,
fasilitas dan prosedur serta alat atau media yang harus dipersiapkan.
Meier (2002: 103 ) mengemukakan bahwa semua pembelajaran manusia pada
hakekatnya mempunyai empat unsur, yakni persiapan (preparation), penyampaian
(presentation), pelatihan (practice), penampilan hasil (performance).
8. Komponen Pembelajaran
Komponen pembelajaran memiliki fungsi atau peran yang berbeda, tetapi
dengan perpaduan antar komponen tersebut dapat membuat proses pembelajaran
menjadi lebih sistematis dan berbasil. Misalnya, komponen guru harus dapat
berinteraksi dengan komponen siswa. Komponen materi/isi pelajaran harus dapat
terintegrasi dengan komponen media pembelajaran dan disusunlah dalam bentuk
bahan pembelajaran yang mantap, komponen metode dan media harus terintegrasi
secara serasi, dan sebagainya.
Menurut Oemar Hamalik (2005; 77) ada tujuh komponen dalam pembelajaran
di mana satu dengan yang lain saling terintegrasi, yaitu:
1) Tujuan pendidikan dan pengajaran
2) Peserta didik atau siswa
3) Tenaga pendidikan khususnya guru
4) Perencanaan pengajaran sebagai segmen kurikulum
5) Strategi pembelajaran

11

6) Media pengajaran
7) Evaluasi pengajaran.
9. Prinsip Pembelajaran
A. Prinsip Motivasi dan Perhatian
B. Prinsip keaktifan
C. Prinsip Berpengalaman atau Keterlibatan Secara Langsung
D. Prinsip Pengulangan
E. Prinsip Tantangan
F. Prinsip Penguat dan Balikan
G. Prinsip Perbedaan Individual

10. Pendekatan Model Pembelajaran


Puskur Balitbang Depdiknas (2002) menawarkan 2 macam pendekatan
pembelajaran, yaitu :
A. Pendekatan Bermakna
Pembelajaran bermakna

merupakan

kegiatan

pembelajaran

yang

menitikberatkan pada kegunaan pengalaman belajar pada kehidupan nyata


peserta didik. Dalam hal ini guru dituntut mampu meyakinkan secara realistik
suatu pengalaman belajar dengan menekankan pada siswa belajar secara aktif
dan dapat memotivasi belajar yang tinggi kepada peserta didik.
B. Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik adalah pembelajaran yang melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Pembelajaran tematik hanya diberikan kepada siswa sekolah dasar tingkat
rendah. Pada masa ini umumnya siswa melihat segala sesuatu sebagai suatu
keutuhan (holistick).
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran sangat diperlukan untuk memandu

12

proses belajar secara efektif. Model pembelajaran yang efektif adalah model
pembelajaran yang memiliki landasan teoretik yang humanistik, lentur, adaptif,
berorientasi kekinian, memiliki sintak pembelajaran yang sedehana, mudah
dilakukan, dapat mencapai tujuan dan hasil belajar yang disasar. Model pembelajaran
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, model pembelajaran langsung, model
pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran berdasarkan masalah.

11. Inovasi Kurikulum


Ciri-ciri suatu inovasi yang dikemukakan oleh Rogers :
A.
B.
C.
D.
E.

Adanya keuntungan relatif (Relative Advantages)


Kompatibel (Compatibility) dan adanya kesepahaman.
Memiliki Derajat Kompleksitas (Complexity)
Triabilitas (Triability)
Dapat diamati (Observatibility)

12. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional
Pendidikan ( BSNP ). Konsep Dasar KTSP Dalam Standar Nasonal Pendidikan (SNP
Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

13

KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan


sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru
pengembangan kurikulum, yang otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan
pelibatan pendidikan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajarmengajar di sekolah. Sebagai kurikulum operasional, KTSP memiliki karakteristik
sebagai berikut:
A. KTSP adalah kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Hal ini dapat kita lihat
dari struktur kurikulum KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik. Setiap mata pelajara yang harus dipelajari ituselain
sesuai dengan nama-nama disiplin ilu juga ditentukan jumlah jam pelajaran
secara ketat, maka dapat dikatakan bahwa KTSP merupakan kurikulum yang
berorientasi pada sdisiplin ilmu.
B. KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengemangan individu. Hal
ini dapat dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang
menekankan pada aktivitasa siswa untuk mencari dan menemukan sendiri matei
pelajaran melalui berbagai pendikatan dan strategi pembelajaran yang
disarankan misalnya, melalui CTL, inkuiri, pembelajaran fortopolio dan lain
sebagainya. Demikian juga, secara tegas dalam struktur kuikulum terdapat
komponen pengembangan diri.
C. KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah. Hal ini tampak
pada salah satu prinsip KTSP yakni berpusat pada potensi perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkunganya. Dengan demikian,
maka KTSP adalahkurikulum yang dikembangkan oleh daerah. Bahkan, dengan
program muatan lokalnya KTSP didasarkan pada keberagaman kondisi, social,
budaya yang berbeda masing-basing daerahnya.
D. KTSP merupakan kurikulum teknologis. Hal ini dapat dilihat dari adanya
standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian di jabarkan pada indicator
hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagian bahan penilaian.
Jadi isi dari keempat buku ini membantu dalam

mengembangkan

kurikulum, karena semua orang yang bertanggung jawab dalam dunia pendidikan
akan selalu terlibat dengan masalah kurikulum, dalam beberapa buku ini juga
menguraikan langkah-langkah untuk menerjemahkan pedoman kurikulum menjadi
14

pedoman instruksional dan hal-hal berkenaan dengan masalah-masalah tersebut. Guru


di harapkan mampu memberikan ketrampilan memecahkan masalah terhadap siswa.
Hanya saja buku-buku ini terlalu rumit dan penggunaan bahasa yang saagak sulit
untuk dipahami sehingga perlunya pemahaman yang intensif.
Kelemahan dan Kelebihan dari keempat buku :
Di dalam buku-buku ini tidak hanya memberitahukan tentang pengembangan
teori kurikulum saja tetapi juga memberitahukan konsep kurikulum, macam-macam
model konsep kurikulum, evaluasi kurikulum ,fungsi kurikulum dan juga tujuan dari
kurikulum itu diterapkan. Dimana dalam buku-buku ini menambah wawasan dan
pengetahuan yang lebih luas lagi pada diri kita atau pada pembaca.
Buku-buku ini patut diacungi jempol karena berkat buku-buku tersebut
banyak pendapat dari masyarakat atau si pembaca yang mengakui bahwa buku-buku
ini sangat lah berharga dalam pendidikan karena menambah wawasan seseorang
dalam pendidikan sehingga pembaca dapat mengetahui tentang pengembangan
kurikulum. Berkat buku-buku ini seseorang atau pembaca dari tidak tahu tentang
pengembangan kurikulum kini bisa menjadi tahu tentang kurikulum.
Meski penulis tidak membuat semua isi menjadi bentuk kalimat paragraf,
tapi ada yang dijadikan beberapa poin, maka dari itu justru lebih mudah bagi
pembaca untuk memahami isi dari keempat buku tersebut, dan mudah dicerna.
Seluruh pengembangan kurikulum yang dijelaskan dalam buku ini merupakan hal
yang perlu diperhatikan oleh pembaca, karena di dalamnya memuat pengetahuan
tentang pendidikan pengembangan kurikulum sehingga membuat wawasan yang
lebih

luas

lagi

pembaca.

Dengan

demikian,

pembaca

dapat

mengetahui

perkembangan kurikulum dalam pendidikan Maka dari itu, buku ini sangat cocok
sekali bagi seseorang atau pembaca yang kurang mengetahui tentang pendidikan
pengembaangan kurikulum.
Kelebihan lain dari buku-buku ini yaitu di mana penulis juga memberikan
kata yang penuh mutiara, selain itu juga terdapat pernyataan yang nyata yang bisa
membuat si pembaca memahami isi dari beberapa buku ini. Jadi, pembaca tidak
merasa bosan kala membaca buku-buku ini. Dengan itu, maka pembaca lebih mudah

15

menerapkan dan memahami isi dan maksud kurikulum dari buku ini. Namun, di sisi
kekurangan pada buku ini, penulis kurang bisa memahami kurikulum yang seperti
apa yang baik diterapkan dalam pendidikan. Penulis hanya menuliskan tetang
perkembangan kurikulum, fungsi, macam-macam model kurikulum dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Alvyanto, E. S. (n.d.). Eka Sapri Alvyanto. Retrieved April 5, 2015, from Eka Sapri Alvyanto
Web site: http://alvyanto.blogspot.com/2010/04/perkembangan-kurikulumindonesia-dari.html
Iswanti, S. (2014, April 3). The Night's Secret . Retrieved April 2015, 5, from The Night's
Secret Web site: http://nnachieti-s-secret.blogspot.com/2014/04/perbandingankurikulum.html

16

Anda mungkin juga menyukai