Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU BEDAH KHUSUS


Ovariohisterectomy pada Kucing

Oleh:
Kelompok C9 - 2010C
Yehuda Laksana A.

105130101111101

Maulida Ari Puspito R.

105130107111009

Yudistira Satuhu P.

105130107111010

Hadlrotus Okvianty M.P.

105130107111013

Nur Abyda Erniaji

105130107111014

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013

KATA PENGANGANTAR
Segala puji syukur Kehadirat Allah S.W.T yang selalu memberikan kesehatan dan
kesempatan, serta limpahan rahmat dan karunia-Nya. Alhamdulillah kami ucapakan atas
terselesaikannya Laporan Praktikum Ilmu Bedah Khusus tentang Ovariohisterectomy pada
Kucing ini, dimana laporan ini disusun dengan baik sesuai kemampuan penyusun, dan
dalam pembuatan laporan ini kami tidak mendapatkan halangan yang berarti yang dapat
mengganggu terselesaikannya penyusunan laporan. Adapun tujuan pembuatan laporan ini
adalah sebagai syarat yang diperlukan dalam hasil akhir pada Praktikum Ilmu Bedah Khusus.
Terima kasih kami ucapkan kepada pihak pihak yang terlibat dalam penyusunan
laporan ini, sehingga laporan dapat terselesaikan dalam batas waktu yang telah di tentukan.
Dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi setiap yang membacanya,
khususnya kepada kami selaku penyusun. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam
penyusunan laporan. Kritik dan saran yang membangun selalu kami nantikan guna menjadi
pembelajaran bagi kami dalam menyusun laporan laporan lainnya dimasa yang akan datang.

Hormat kami,
Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Amerika serikat, lebih dari 50.000 anak kucing & anjing lahir setiap harinya. Dari
sekian banyak anjing dan kucing ini hanya 1/5 nya yang bisa mendapatkan rumah, sisanya
berkeliaran secara liar, terabaikan atau mendapat perlakuan kasar. Setiap tahunnya, 6-8 juta
anjing & kucing ini masuk penampungan hewan dan sekitar setengahnya (3-4 juta) harus di
euthanasi karena tidak ada yang ingin memelihara mereka. Di Amerika Serikat terdapat
sekitar 4.000 - 6.000 penampungan anjing & kucing. Bandingkan dengan Indonesia yang
hanya mempunyai beberapa penampungan hewan. Di Indonesia, meskipun belum ada
penelitian menyeluruh mengenai populasi anjing/kucing liar, di beberapa tempat populasi
mereka dirasakan mulai meningkat dan bila tidak segera ditangani, bisa menyebabkan over
populasi. Meskipun belum terasa mengganggu, beberapa orang & komunitas penyayang
hewan mulai merasakan peningkatan populasi kucing-kucing ini. Kontrol populasi dirasakan
perlu untuk mengurangi jumlah kucing liar yang "menderita" karena tidak mendapatkan
penghidupan berupa tempat tinggal & makanan yang layak (Tilley LP dan Smith FWJ. 2000).
Selain masalah kesejahteraan hewan, kontrol populasi juga dapat mengurangi resiko
penyebaran & penularan penyakit-penyakit yang dapat menular ke manusia seperti rabies,
toxoplasmosis, dll. Peningkatan populasi hewan dalam jumlah besar menjadi masalah
tersendiri bagi kesehatan manusia, terutama hewan kecil seperti anjing dan kucing karena
hewan hewan tersebut dapat menularkan dan membawa berbagai agen penyakit. Salah satu
solusi untuk memecahkan permasalahan di atas adalah melakukan tindakan sterilisasi pada
anjing maupun kucing baik pada jantan maupun betina. Sterilisasi pada hewan betina dapat
dilakukan dengan mengangkat ovarium beserta dengan uterusnya (ovariohisterectomy).
Ovariohisterctomy dapat juga dilakukan untuk terapi pengobatan pada kasus-kasus
reproduksi seperti pyometra, endometritis, tumor uterus, cyste, hiperplasia dan neoplasia
kelenjar mamae. Tindakan bedah ini akan memberikan efek pada hewan seperti perubahan
tingkah laku seperti hewan tidak berahi, tidak bunting, dan tidak dapat menyusui. Perubahan
tingkah laku ini dapat terjadi akibat ketidakseimbangan hormonal (Meyer K. 1957).

1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum Ilmu Bedah Khusus Ovariohisterectomy pada
Kucing ini adalah untuk melatih mahasiswa dalam melakukan pembedahan hewan coba
dengan baik dan benar.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum Ilmu Bedah Khusus kelas C angkatan 2010 mengenai Ovariohisterectomy
pada Kucing ini berlangsung di Ruang Praktikum Anatomi Program Kedokteran Hewan
Universita Barwijaya Malang, pada pukul 13.00 16.00 WIB dibimbing oleh drh.Tiara.
Praktikum ini diikuti oleh 10 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 10
mahasiswa. Hewan coba kucing yang digunakan satu ekor untuk setiap kelompok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Ovariohysterectomi


Nama lain Ovariohystectomy yaitu spay, femal neutering, sterilization, fixing,
desexing, ovary and uterine ablation dan pengangkatan uterus. Ovariohysterectomy
merupakan tindakan bedah yang sering dilakukan pada hewan kecil (Rice, 1996). Adapun
Anatomi topografi organ reproduksi kucing bagian dalam ( OMeara).

Ovariohysterectomy merupakan salah satu tindakan bedah untuk mengatasi kelainan


pada ovarium dan saluran reproduksi hewan betina. Keputusan untuk melakukan
ovariohisterektomi dipilih ketika berbagai jenis terapi lain sudah tidak memungkinkan.
Ovariohisterektomi adalah tindakan bedah yang dilakukan untuk mengangkat dan
membuang uterus dan ovariumnya sekaligus dari tubuh hewan betina. Berbagai kasus
yang memungkinkan diambilnya tindakan bedah ini diantaranya adanya tumor atau kista
pada ovarium dan pada kasus pyometra yaitu penimbunan nanah pada uterus. Selain itu,
tindakan operasi ini juga dianjurkan dilakukan pada anjing betina yang sudah tua yang
tidak ingin dikawinkan lagi dengan tujuan untuk mencegah terjadinya tumor kelenjar
mamae. Indikasi dilakukannya ovariohisterectomy adalah a) Sterilisasi, penyembuhan
penyakit saluran reproduksi (pyometra, tumor ovary, cyste ovary) tumor uterus
(leiomyoma, fibroma, fibroleiomyoma). b)Tumor mammae, veneric sarcoma, prolapsus
uterus dan vagina. c) Hernia inguinalis, modifikasi tingkah laku agar mudah
dikendalikan.d)Penggemukan.

e)Modifikasi

tingkah

laku

yaitu,

lebih

mudah

dikendalikan, lebih jinak, membatasi jumlah populasi (Pearson.1973).


Ovariohysterectomi dapat mengakibatkan ketidakseimbangan hormonal untuk
sementara waktu. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan ovarium merupakan kelenjar
yang juga berfungsi sebagai kelenjar endokrin. Namun, keuntungan dari dilakukannya

ovariohisterktomi adalah dapat mencegah terjadinya tumor mamae dan akan


menghilangkan kemungkinan terjadinya kasus pyometra.
2.2 Keuntungan dan kerugian Ovariohisterectomy
a. Keuntungan
Secara umum keuntungan melakukan ovariohisterectomy adalah :
1.

Menghilangkan keributan hewan pada periode estrus

2.

Mencegah lahirnya anak anjing/kucing yang tidak diinginkan.

3.

Menghilangkan stress akibat kebuntingan.

4.

Mengurangi resiko terkena kanker mammae, ovarium dan uterus.

5.

Menghilangkan resiko pyometra dan infeksi uterus lain.

6.

Terapi terhadap penyakit-penyakit uterus dan ovarium.

b. Kerugian
Adapun kerugian dari dilakukannya ovariohisterectomy yaitu :
1.

Terjadinya obesitas

2.

Hilangnya potensi breed dan nilai genetic.

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada saat melakukan ovariohysterectomy


diantaranya yaitu:

Ovariant remanant syndrome. Sindrom ini menyebabkan hewan tetap estrus


pasca ovariohysterectomy, hal ini disebabkan karena pengambilan ovarium yang
tidak sempurna.

Fistula pada traktus reproduksi, fistula berkembang dari adanya respon inflamasi
terhadap material operasi seperti benang.

Urinary uncontinence. Merupakan kejadian tidak dapat mengatur spincter vesica


urinary. Hal ini dapat tejadi karena adanya perlekatan (adhesi) atau granuloma
pangkal uterus yang mengganggu spincter vesica urinary.

Pendarahan (hemorragi). Dilaporakan sebagai causa mortalitas umum setelah


dilakukannya ovariohysterectomy, disebabkan karena rupture pada pembuluh
ovarium ketika ligamentume suspensorium diregangkan.

BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


- Alat yang digunakan:
a.

Alice forceps

b.

Towel kleem

c.

Arteri kleem (klem bengkok besar kecil dan klem lurus besar kecil)

d.

Needle holder

e.

Spuit 5 ml & 1 cc

f.

Kapas alkohol, kasa, dan tampon

g.

Scalpel dan Blade

h.

Pinset (Anatomis dan Chirurgis)

i.

Gunting lurus tajam-tumpul, tumpul-tumpul

j.

Jarum

k.

Catgut chromic 3.0 & silk

l.

Kain drape

m. Wadah stainless steel


n.

Timer, stetoskop, dan termometer

o.

Tali, infra red/lampu penghangat.

- Bahan yang digunakan:


a. Seekor kucing betina dengan berat badan 2,5 kg
b. Atropin sulfat dosis 0,04 mg/kg , sediaan 1 mg/ml, BB 2,5 kg. (0,04 mg x 2,5 kg) /1
mg/ml = 0,1 ml
c. Xylaxin dosis 2mg/kg, sediaan 20 mg/ml, BB 2,5 kg. (2 mg/kg x 2,4 kg) / 20
mg/ml= 0,25 ml
d. Ketamin dosis 10 mg/kg, sediaan 100 mg/ml, BB 2,5 kg. ( 10 mg/kg x 2,5 kg ) / 100
mg/ml = 0.25 ml
e. Tolfen dosis 4 mg/kg, sediaan 80 mg/ml, BB 2,5 kg. (4 mg/kg x 2,5 kg) / 80 mg/ml
= 0,125 ml
f. Acepromazine dosis 0,02 mg/kg, BB 2,5 kg. 0,02 mg/kg x 2,5 kg = 0,05 ml
g. Enrofloxacine:
Interflox dosis 4 mg/kg, sediaan 100 mg/ml, BB 2,5 kg. (4 mg/kg x 2,5 kg) / 100
mg/ml = 0,1 ml.
Baytril dosis 4 mg/kg, sediaan 50 mg, BB 2,5 kg. (4 mg/kg x 2,5kg) / 50 mg = 0,2
mg

h. Vicilin 50 mg
i Alkohol 70%
g. Iodine, tinta cina, bioplacenton, dan NaCl fisiologis
3.2 Pelaksanaan

Pre operasi

Hal yang dipersiapkan adalah hewan kucing betina. Hewan yang digunakan
merupakan kucing liar yang diperoleh dari Pasar Belimbing, Malang. Pemeriksaan hewan
sebelum dilakukan operasi harus dilakukan karena untuk mengetahui kondisi kesehatan dan
kelayakan hewan tersebut. Kondisi kesehatan akan berpengaruh pada saat operasi dan
pascaoperasi. Umur kucing betina yang digunakan sekitar 1tahun yang dirasa sudah cukup
umur sehingga tidak menyulitkan saat pencarian ovarium dan dipastikan tidak sedang bunting
maupun menyusui. Apabila kucing sedang bunting atau menyusui akan menyulitkan
penanganan

saat

operasi

karena

banyaknya

pembuluh

darah

dan

akan

terjadi

ketidakseimbangan secara hormonal. Hasil pemeriksaan pulsus kucing adalah 140 (normal:
140-220x/menit), suhu 38,8C (normal: 38,1-39,5C), respirasi 32 (normal: 24-42/menit).
Setelah pemeriksan tersebut kucing dinyatakan laik untuk dioperasi Ovariohisterectomy dan
kucing dipuasakan selama 12 jam sebelum dilakukan operasi.

Operasi

M
e
m
p
e
r
s

iapkan alat-alat bedah dan disterilkan. Membuat sediaan obat-obat dan anastesi yang
dibutuhkan kemudian dimasukkan ke dalam spuit 1cc. Menyiapkan meja operasi agar
steril.

Membersihkan tubuh kucing secara keseluruhan, mencukur bersih rambut yang ada di
daerah yang akan diinsisi dan disterilkan dengan iodine sambil mengukur suhu, pulsus,
dan pernafasan.

Melakukan restrain sebelum pemberian zat anastesi. Keempat kaki kucinng diikat dengan
tali sehingga mudah difiksasi. Diberikan Acepromazine sesuai dosis sebagai sedatif
melalui intramuskular (IM) karena ...Setelah 20-30 menit, diberikan premedikasi Atropin
sulfat melalui IM atau subcutan (SC) untuk ... 15 menit kemudian, diberikan xylazine
dan

ketamine

yang

dicampur

dalam

1spuit

diinjeksikan secara IM untuk proses anastesi. Efek


dari anastesi tetap di kontrol melalui perhitungan
pulsus, respirasi, dan suhu setiap 15 menit agar
handling hewan dan kondisi hewan tetap terjaga
hingga operasi selesai dilakukan. Setelah kucing
tersebut pingsan dan dicubit didaerah telinga tidak ada
reflek lagi maka taruh di meja operasi, dikeluarkan
lidah dan ganjal mulutnya dengan kapas agar sauran
pernapasan tidak terhalang lidah.
-

Setelah itu, buatlah sayatan pada midline di posterior


umbilikal dengan panjang kurang lebih 3 - 4 cm. Lapisan pertama yang disayat adalah
kulit kemudian subkutan. Daerah di bawah subkutan kemudian dipreparir sedikti hingga
bagian peritoneum dapat terlihat.

Setelah itu, bagian peritoneum tersebut dijepit


menggunakan pinset kemudian disayat sedikit
tepat pada bagian linea alba menggunakan
scalpel

hingga

ruang

abdomen

terlihat.

Kemudian sayatan tersebut diperpanjang ke


arah anterior dan posterior menggunakan
gunting dengan panjang sesuai dengan sayatan
yang telah dilakukan pada kulit. Setelah
rongga abdomen terbuka, kemudian dilakukan pencarian organ uterus dan ovarium.
Pencarian uterus dan ovarium dilakukan dengan menggunakan jari telunjuk yang
dimasukkan ke rongga abdomen. Setelah itu, uterus ditarik keluar dari rongga abdomen
hingga posisinya adalah ekstra abdominal. Pada bagian ujung

uterus ditemukan

oavarium dan dipreparir hingga posisinya ekstra abdominal. Saat mempreparir, beberapa
bagian yang dipotong diantaranya adalah penggantung uterus (mesometrium),
penggantung tuba falopi (mesosalphinx),dan penggantung ovarium (mesoovarium). Pada
saat mempreparir uterus dan jaringan sekitarnya, dinding uterus tetap dijaga jangan
sampai robek atau rupture. Dengan menggunakan arteri klem, dilakukan penjepitan pada
bagian penggantung ovarium dan termasuk pembuluh darahnya. Penjepitan dilakukan
menggunakan dua klem arteri yang dijepitkan pada penggantung tersebut secara
bersebelahan. Pada bagian anterior dari klem arteri yang paling depan, dilakukan ligasi
menggunakan benang silk. Ligasi dilakukan 2-3 kali karena untuk menghindari ligasi
lain yang kemungkinan dapat terlepas yang akan mengakibatkan pendarahan. Setelah
ligasi dirasa sudah cukup kuat, dilakukan pemotongan pada penggantung tersebut
menggunakan gunting. Klem arteri yang menjepit penggantung dan berhubungan dengan
uterus tidak dilepas sedangkan klem arteri yang satunya lagi dilepas secara perlahanlahan, sebelumnya pastikan tidak ada perdarahan lagi. Berikan cairan NaCl fisiologis
pada organ agar organ tidak terlalu kering. Dan lakukan hal yang sama pada bagian
uterus yang disebelahnya. Dilakukan penjepitan, pengikatan,dan pemotongan dengan
cara yang sama. Setelah kedua ovariumnya dipreparir, maka selanjutnya adalah bagian
corpus uterus yang dipreparir. Pada bagian corpus uterus (percabangan), dilakukan
penjepitan menggunakan klem. Kemudian diligasi dengan penjahitan corpus uteri
menggunakan catgut chromic 3,0. Dilakukan ligasi dengan kuat melingkar pada corpus
uteri menggunakan benang catgut chromic. Untuk memastikan tidak ada perdarahan,
ligasi harus dilakukan 2-3kali. Setelah itu, dilakukan pemotongan menggunakan scalpel
pada bagian corpus uterus. Uterus dan ovarium dilepas dan diangkat keluar tubuh, dan
jika sudah tidak ada perdarahan, klem yang satunya lagi dapat dilepas secara perlahan
dan sebelum ditutup jangan lupa berikan antibiotik (antibiotiknya yg mana aku lupa)
-

Jika sudah dipastikan tidak ada perdarahan,


dijahit menuggunakan catgut chromic 3,0
dilakukan

penjahitan

aponeurose

obliqous abdominis externus m. abdominis


externus

dengan

menggunakan

teknik

terputus sederhana. Pastikan jahitan tidak


melukai atau mengenai organ didalamnya,

gunakan alice forcep untuk membantu penjahitan. Penjhitan kedua dilakukan pada
subkutan dengan menggunakan jahitan menerus sederhana menggunakan catgut chromic.
Penjahitan terakhir dilakukan pada kulit dengan teknik terputus sederhana menggunakan
benang silk.
-

Diberikan antibiotik vicilin pada setiap lapisan setelah jahitan. Setelah operasi selesai,
daerah insisi diberi bioplacenton dan tinta cina. Setelah itu jahitan ditutup dengan kasa
yang diberi betadine, direkatkan pada kulit abdomen kucing dengan hepavit dan plester.
Agar jahitan tidak disentuh oleh kucing, hewan dipasangi gurita khusus untuk menutup
daerah abdomen.

a)
b)
c)
d)

Post Operasi

Post Operasi Meliputi pengobatan, perawatan, dan observasi


Pemberian antibiotik per oral selama 5 hari berturut-turut, 1x sehari.
Perlindungan daerah luka menggunakan betadine, bioplasenton.
Pengamatan / observasi kembali terhadap frekuensi jantung, nafas, temperatur, nafsu

makan dan luka jahitan.


e) Pada hari ke-7 jahitan dibuka dan diberi perubalsem.

BAB IV HASI DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
4.1.1 Signalement dan Status Present
Hasil pengamatan pre-operasi yang dilakukan diperoleh signalement sebagai berikut:
Nama hewan

: Waraswati

Jenis kelamin

: Betina

Berat Badan

: 2.5 Kg

Ras/ Breed

: Domestic House Cat (DHS)

Keadaan gizi

: baik

Frekuensi nafas : kali/menit


Frekuensi nadi

: kali/menit

Suhu tubuh

: 0C

4.1.2 Status Present


Adapun status present selama operasi berlangsung, status present berupa nadi,nafas
dan suhu diamati setiap 15 menit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan tubuh
hewan selama operasi. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1 Pengamatan saat Operasi
Jam

12.20

12.35

12.50

13.05

13.20

13.35

13.50

14.05

Suhu

38.8

38.5

38.7

37.1

37

36.1

36

36

Pulsus

140

120

120

120

96

104

80

108

Respirasi

32

32

40

28

36

40

32

21

Jam

14.20

14.35

14.50

15.05

15.20

15.35

15.50

16.05

Suhu

35.7

35.2

34.1

34.2

34.3

33.8

33.1

Pulsus

164

76

116

100

104

100

Respirasi

48

32

36

32

40

44

Recovery
Waktu

16.20

16.35

16.50

17.05

17.20

17.35

17.50

18.05

Temperatur

33.1

33.3

33.5

33.9

34.0

34.2

34.4

35.4

Pulsus

110

110

112

120

110

100

100

112

CRT

penghangat

Waktu

18.20

18.35

18.50

19.05

19.20

19.35

19.50

20.05

Temperature

35.6

36.3

36.8

37.1

37.5

37.9

38.0

38.7

Pulsus

130

136

140

148

148

200

200

200

CRT

penghangat

Suhu tubuh normal kucing berkisar antara 38.1-39.50C. kisaran nafas normal kucing
24-42rpm. Denyut jantung normal kucing berkisar 140-220x/menit. Sesaat setelah
pemberian anestesi, suhu tubuh frekuensi nafas, dan pulsus masih dlam keadaan normal.
Setelah 1 jam kemudian terlihat adanya penurunan suhu tubuh dan penurunan pulsus, hal
tersebut dikarenakan reaksi dari obat anestesi yang diberikan ke kucing. Operasi ini
berlangsung selama 3 jam. pada saat operasi berakhir kondisi fisiologis kucing kembali
pada keadaan semula selam 8 jam. Hal ini diikuti dengan keadaan kucing yang sudah
kembali sadar. Namun pada jam 16.20 kucing mengalami penurunan suhu maka perlu di
berikan penghangat berupa lampu sampai kembali normal pada jam 20.05 dengan suhu
38,70C.

Hari ke

08.45

16.00

07.30

17.30

06.00

19.00

08.00

19.30

08.45

17.45

10.00

19.45

Suhu

38.4

37.4

37.8

37.8

38

38

37.8

37.8

37.8

38

37.9

37.7

Pulsus

140

140

160

165

140

140

155

156

140

146

160

140

Respirasi

25

24

24

24

24

24

26

26

25

24

28

26

Makan

++

++

++

++

Minum

++

Defekasi

++

++

urinasi

++

++

Tabel : Pemeriksaan Fisik Post Operasi

Post Operasi

Perawatan kucing setelah operasi akan mempengaruhi kecepatan recovery hewan. Hewan
yang telah selesai dioperasi dicek kembali suhu, pulsus, dan respirasinya. Apabila hewan
mengalami penurunan suhu yang banyak (hipotermi), hewan tersebut akan dihangatkan
melalui infra red atau dipasang lampu dop pada kandangnya. Pemantauan kondisi kucing
terus dilakukan hingga suhu mencapai normalnya. Recovery pascaanastesi yang baik dapat
dinyatakan saat kucing mencapai suhu normal, kucing sadar, dan mulai merespon
makanann/minumannya. Proses penyatuan jaringan dapat berlangsung sampai 10 hari setelah
operasi. Apabila jaringan telah menyatu, benang silk yang ada pada kulit akan dibuka
kembali untuk diambil agar penyatuan jaringan kulit tidak mengalami infeksi akibat benang
yang terjahit terlalu lama dan menjadi tempat agen patogen.
Antibiotik (apa yg diberikan di kapsul itu?) tetap diberikan secara peroral setiap harinya
selama 5hari. Selain itu antibiotik tolfen secara IM juga diberikan setiap dua hari.
Fungsinya... Selain antibiotik untuk menghambat infeksi sekunder, dilakukan penggantian
kasa betadine, pemberian bioplasenton, dan pemeriksaan (pulsus, suhu, respirasi) secara rutin
juga harus dilakukan setiap hari untuk.. Manajemen perawatan melalui pemberian pakan dan
minum yang rutin akan berpengaruh pada kecukupan nutrisi hewan sebagai penunjang
keberhasilan proses recovery paska operasi. Begitu jugan dengan kebersihan kandang yang
akan mempengaruhi keberadaan agen-agen infeksi yang dapat mempengaruhi kesehatan
hewan.

BAB V KESIMPULAN
Prosedur bedah Ovariohisterectomy dilakukan dengan cara mengangkat organ
reproduksi betina ovarium serta salurannya uterus. Kucing yang akan dilakukan tindakan
bedah harus dengan kondisi yang sehat. Faktor yang penting dalam bedah tersebut ada
preoperasi, operasi, dan postoperasi. Faktor yang penting dalam anastesi, dosis yang tepat dan
monitoring efek anstesi selama operasi. Faktor yang penting dalam pengobatan pasca operasi
yakni, manajemen kesehatan, manajemen nutrisi, manajemen kebersihan, restrain pasca
operasi.

Mbk aku belum nemu proses recovery jaringanyy sampai proses lepas jahitan iku pie.
Kayanknya di slide smster 6 ada deh di matkul ibu semacem wound management sm
manajemen luka kyknya, aku lupaaa.
Mbak aku ada blog mungkin bisa membantu:
http://egivet10uh.wordpress.com/2013/05/22/oh/
baca aja mbk bagian pembahasannya dia

ini juga ketik lg ya mbk klo bs .. bikin tabel2 gt.. ksh keterangan singkat.

Daftar Pustaka
OMeara, Shauna. Spaying Cats A Complete veterinary guide to feline spay surgery.
http://www.pet informed-veterinary-advice-online.com/index.html.
Rice, Dan. 1996. He Complete Book Of Dog Breeding. China: Barrons Education
Series.
Pearson.1973. The Complication Of Ovariohysterectomy In The Bitch. Jurnal Small
Animal Practise 14:257
Meyer K. 1957. Canine Surgery. American Veterinary Publication, Inc. Santa Barbara
California.
Tilley LP dan Smith FWJ. 2000. The 5 Minute Veterinary Consult Canine and Feline.
Williams & Wilkins. USA.

Anda mungkin juga menyukai