Laporan Praktikum Ibk Oh Kucing
Laporan Praktikum Ibk Oh Kucing
Oleh:
Kelompok C9 - 2010C
Yehuda Laksana A.
105130101111101
105130107111009
Yudistira Satuhu P.
105130107111010
105130107111013
105130107111014
KATA PENGANGANTAR
Segala puji syukur Kehadirat Allah S.W.T yang selalu memberikan kesehatan dan
kesempatan, serta limpahan rahmat dan karunia-Nya. Alhamdulillah kami ucapakan atas
terselesaikannya Laporan Praktikum Ilmu Bedah Khusus tentang Ovariohisterectomy pada
Kucing ini, dimana laporan ini disusun dengan baik sesuai kemampuan penyusun, dan
dalam pembuatan laporan ini kami tidak mendapatkan halangan yang berarti yang dapat
mengganggu terselesaikannya penyusunan laporan. Adapun tujuan pembuatan laporan ini
adalah sebagai syarat yang diperlukan dalam hasil akhir pada Praktikum Ilmu Bedah Khusus.
Terima kasih kami ucapkan kepada pihak pihak yang terlibat dalam penyusunan
laporan ini, sehingga laporan dapat terselesaikan dalam batas waktu yang telah di tentukan.
Dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi setiap yang membacanya,
khususnya kepada kami selaku penyusun. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam
penyusunan laporan. Kritik dan saran yang membangun selalu kami nantikan guna menjadi
pembelajaran bagi kami dalam menyusun laporan laporan lainnya dimasa yang akan datang.
Hormat kami,
Tim Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Amerika serikat, lebih dari 50.000 anak kucing & anjing lahir setiap harinya. Dari
sekian banyak anjing dan kucing ini hanya 1/5 nya yang bisa mendapatkan rumah, sisanya
berkeliaran secara liar, terabaikan atau mendapat perlakuan kasar. Setiap tahunnya, 6-8 juta
anjing & kucing ini masuk penampungan hewan dan sekitar setengahnya (3-4 juta) harus di
euthanasi karena tidak ada yang ingin memelihara mereka. Di Amerika Serikat terdapat
sekitar 4.000 - 6.000 penampungan anjing & kucing. Bandingkan dengan Indonesia yang
hanya mempunyai beberapa penampungan hewan. Di Indonesia, meskipun belum ada
penelitian menyeluruh mengenai populasi anjing/kucing liar, di beberapa tempat populasi
mereka dirasakan mulai meningkat dan bila tidak segera ditangani, bisa menyebabkan over
populasi. Meskipun belum terasa mengganggu, beberapa orang & komunitas penyayang
hewan mulai merasakan peningkatan populasi kucing-kucing ini. Kontrol populasi dirasakan
perlu untuk mengurangi jumlah kucing liar yang "menderita" karena tidak mendapatkan
penghidupan berupa tempat tinggal & makanan yang layak (Tilley LP dan Smith FWJ. 2000).
Selain masalah kesejahteraan hewan, kontrol populasi juga dapat mengurangi resiko
penyebaran & penularan penyakit-penyakit yang dapat menular ke manusia seperti rabies,
toxoplasmosis, dll. Peningkatan populasi hewan dalam jumlah besar menjadi masalah
tersendiri bagi kesehatan manusia, terutama hewan kecil seperti anjing dan kucing karena
hewan hewan tersebut dapat menularkan dan membawa berbagai agen penyakit. Salah satu
solusi untuk memecahkan permasalahan di atas adalah melakukan tindakan sterilisasi pada
anjing maupun kucing baik pada jantan maupun betina. Sterilisasi pada hewan betina dapat
dilakukan dengan mengangkat ovarium beserta dengan uterusnya (ovariohisterectomy).
Ovariohisterctomy dapat juga dilakukan untuk terapi pengobatan pada kasus-kasus
reproduksi seperti pyometra, endometritis, tumor uterus, cyste, hiperplasia dan neoplasia
kelenjar mamae. Tindakan bedah ini akan memberikan efek pada hewan seperti perubahan
tingkah laku seperti hewan tidak berahi, tidak bunting, dan tidak dapat menyusui. Perubahan
tingkah laku ini dapat terjadi akibat ketidakseimbangan hormonal (Meyer K. 1957).
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum Ilmu Bedah Khusus Ovariohisterectomy pada
Kucing ini adalah untuk melatih mahasiswa dalam melakukan pembedahan hewan coba
dengan baik dan benar.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum Ilmu Bedah Khusus kelas C angkatan 2010 mengenai Ovariohisterectomy
pada Kucing ini berlangsung di Ruang Praktikum Anatomi Program Kedokteran Hewan
Universita Barwijaya Malang, pada pukul 13.00 16.00 WIB dibimbing oleh drh.Tiara.
Praktikum ini diikuti oleh 10 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 10
mahasiswa. Hewan coba kucing yang digunakan satu ekor untuk setiap kelompok.
e)Modifikasi
tingkah
laku
yaitu,
lebih
mudah
2.
3.
4.
5.
6.
b. Kerugian
Adapun kerugian dari dilakukannya ovariohisterectomy yaitu :
1.
Terjadinya obesitas
2.
Fistula pada traktus reproduksi, fistula berkembang dari adanya respon inflamasi
terhadap material operasi seperti benang.
Alice forceps
b.
Towel kleem
c.
Arteri kleem (klem bengkok besar kecil dan klem lurus besar kecil)
d.
Needle holder
e.
Spuit 5 ml & 1 cc
f.
g.
h.
i.
j.
Jarum
k.
l.
Kain drape
o.
h. Vicilin 50 mg
i Alkohol 70%
g. Iodine, tinta cina, bioplacenton, dan NaCl fisiologis
3.2 Pelaksanaan
Pre operasi
Hal yang dipersiapkan adalah hewan kucing betina. Hewan yang digunakan
merupakan kucing liar yang diperoleh dari Pasar Belimbing, Malang. Pemeriksaan hewan
sebelum dilakukan operasi harus dilakukan karena untuk mengetahui kondisi kesehatan dan
kelayakan hewan tersebut. Kondisi kesehatan akan berpengaruh pada saat operasi dan
pascaoperasi. Umur kucing betina yang digunakan sekitar 1tahun yang dirasa sudah cukup
umur sehingga tidak menyulitkan saat pencarian ovarium dan dipastikan tidak sedang bunting
maupun menyusui. Apabila kucing sedang bunting atau menyusui akan menyulitkan
penanganan
saat
operasi
karena
banyaknya
pembuluh
darah
dan
akan
terjadi
ketidakseimbangan secara hormonal. Hasil pemeriksaan pulsus kucing adalah 140 (normal:
140-220x/menit), suhu 38,8C (normal: 38,1-39,5C), respirasi 32 (normal: 24-42/menit).
Setelah pemeriksan tersebut kucing dinyatakan laik untuk dioperasi Ovariohisterectomy dan
kucing dipuasakan selama 12 jam sebelum dilakukan operasi.
Operasi
M
e
m
p
e
r
s
iapkan alat-alat bedah dan disterilkan. Membuat sediaan obat-obat dan anastesi yang
dibutuhkan kemudian dimasukkan ke dalam spuit 1cc. Menyiapkan meja operasi agar
steril.
Membersihkan tubuh kucing secara keseluruhan, mencukur bersih rambut yang ada di
daerah yang akan diinsisi dan disterilkan dengan iodine sambil mengukur suhu, pulsus,
dan pernafasan.
Melakukan restrain sebelum pemberian zat anastesi. Keempat kaki kucinng diikat dengan
tali sehingga mudah difiksasi. Diberikan Acepromazine sesuai dosis sebagai sedatif
melalui intramuskular (IM) karena ...Setelah 20-30 menit, diberikan premedikasi Atropin
sulfat melalui IM atau subcutan (SC) untuk ... 15 menit kemudian, diberikan xylazine
dan
ketamine
yang
dicampur
dalam
1spuit
hingga
ruang
abdomen
terlihat.
uterus ditemukan
oavarium dan dipreparir hingga posisinya ekstra abdominal. Saat mempreparir, beberapa
bagian yang dipotong diantaranya adalah penggantung uterus (mesometrium),
penggantung tuba falopi (mesosalphinx),dan penggantung ovarium (mesoovarium). Pada
saat mempreparir uterus dan jaringan sekitarnya, dinding uterus tetap dijaga jangan
sampai robek atau rupture. Dengan menggunakan arteri klem, dilakukan penjepitan pada
bagian penggantung ovarium dan termasuk pembuluh darahnya. Penjepitan dilakukan
menggunakan dua klem arteri yang dijepitkan pada penggantung tersebut secara
bersebelahan. Pada bagian anterior dari klem arteri yang paling depan, dilakukan ligasi
menggunakan benang silk. Ligasi dilakukan 2-3 kali karena untuk menghindari ligasi
lain yang kemungkinan dapat terlepas yang akan mengakibatkan pendarahan. Setelah
ligasi dirasa sudah cukup kuat, dilakukan pemotongan pada penggantung tersebut
menggunakan gunting. Klem arteri yang menjepit penggantung dan berhubungan dengan
uterus tidak dilepas sedangkan klem arteri yang satunya lagi dilepas secara perlahanlahan, sebelumnya pastikan tidak ada perdarahan lagi. Berikan cairan NaCl fisiologis
pada organ agar organ tidak terlalu kering. Dan lakukan hal yang sama pada bagian
uterus yang disebelahnya. Dilakukan penjepitan, pengikatan,dan pemotongan dengan
cara yang sama. Setelah kedua ovariumnya dipreparir, maka selanjutnya adalah bagian
corpus uterus yang dipreparir. Pada bagian corpus uterus (percabangan), dilakukan
penjepitan menggunakan klem. Kemudian diligasi dengan penjahitan corpus uteri
menggunakan catgut chromic 3,0. Dilakukan ligasi dengan kuat melingkar pada corpus
uteri menggunakan benang catgut chromic. Untuk memastikan tidak ada perdarahan,
ligasi harus dilakukan 2-3kali. Setelah itu, dilakukan pemotongan menggunakan scalpel
pada bagian corpus uterus. Uterus dan ovarium dilepas dan diangkat keluar tubuh, dan
jika sudah tidak ada perdarahan, klem yang satunya lagi dapat dilepas secara perlahan
dan sebelum ditutup jangan lupa berikan antibiotik (antibiotiknya yg mana aku lupa)
-
penjahitan
aponeurose
dengan
menggunakan
teknik
gunakan alice forcep untuk membantu penjahitan. Penjhitan kedua dilakukan pada
subkutan dengan menggunakan jahitan menerus sederhana menggunakan catgut chromic.
Penjahitan terakhir dilakukan pada kulit dengan teknik terputus sederhana menggunakan
benang silk.
-
Diberikan antibiotik vicilin pada setiap lapisan setelah jahitan. Setelah operasi selesai,
daerah insisi diberi bioplacenton dan tinta cina. Setelah itu jahitan ditutup dengan kasa
yang diberi betadine, direkatkan pada kulit abdomen kucing dengan hepavit dan plester.
Agar jahitan tidak disentuh oleh kucing, hewan dipasangi gurita khusus untuk menutup
daerah abdomen.
a)
b)
c)
d)
Post Operasi
: Waraswati
Jenis kelamin
: Betina
Berat Badan
: 2.5 Kg
Ras/ Breed
Keadaan gizi
: baik
: kali/menit
Suhu tubuh
: 0C
12.20
12.35
12.50
13.05
13.20
13.35
13.50
14.05
Suhu
38.8
38.5
38.7
37.1
37
36.1
36
36
Pulsus
140
120
120
120
96
104
80
108
Respirasi
32
32
40
28
36
40
32
21
Jam
14.20
14.35
14.50
15.05
15.20
15.35
15.50
16.05
Suhu
35.7
35.2
34.1
34.2
34.3
33.8
33.1
Pulsus
164
76
116
100
104
100
Respirasi
48
32
36
32
40
44
Recovery
Waktu
16.20
16.35
16.50
17.05
17.20
17.35
17.50
18.05
Temperatur
33.1
33.3
33.5
33.9
34.0
34.2
34.4
35.4
Pulsus
110
110
112
120
110
100
100
112
CRT
penghangat
Waktu
18.20
18.35
18.50
19.05
19.20
19.35
19.50
20.05
Temperature
35.6
36.3
36.8
37.1
37.5
37.9
38.0
38.7
Pulsus
130
136
140
148
148
200
200
200
CRT
penghangat
Suhu tubuh normal kucing berkisar antara 38.1-39.50C. kisaran nafas normal kucing
24-42rpm. Denyut jantung normal kucing berkisar 140-220x/menit. Sesaat setelah
pemberian anestesi, suhu tubuh frekuensi nafas, dan pulsus masih dlam keadaan normal.
Setelah 1 jam kemudian terlihat adanya penurunan suhu tubuh dan penurunan pulsus, hal
tersebut dikarenakan reaksi dari obat anestesi yang diberikan ke kucing. Operasi ini
berlangsung selama 3 jam. pada saat operasi berakhir kondisi fisiologis kucing kembali
pada keadaan semula selam 8 jam. Hal ini diikuti dengan keadaan kucing yang sudah
kembali sadar. Namun pada jam 16.20 kucing mengalami penurunan suhu maka perlu di
berikan penghangat berupa lampu sampai kembali normal pada jam 20.05 dengan suhu
38,70C.
Hari ke
08.45
16.00
07.30
17.30
06.00
19.00
08.00
19.30
08.45
17.45
10.00
19.45
Suhu
38.4
37.4
37.8
37.8
38
38
37.8
37.8
37.8
38
37.9
37.7
Pulsus
140
140
160
165
140
140
155
156
140
146
160
140
Respirasi
25
24
24
24
24
24
26
26
25
24
28
26
Makan
++
++
++
++
Minum
++
Defekasi
++
++
urinasi
++
++
Post Operasi
Perawatan kucing setelah operasi akan mempengaruhi kecepatan recovery hewan. Hewan
yang telah selesai dioperasi dicek kembali suhu, pulsus, dan respirasinya. Apabila hewan
mengalami penurunan suhu yang banyak (hipotermi), hewan tersebut akan dihangatkan
melalui infra red atau dipasang lampu dop pada kandangnya. Pemantauan kondisi kucing
terus dilakukan hingga suhu mencapai normalnya. Recovery pascaanastesi yang baik dapat
dinyatakan saat kucing mencapai suhu normal, kucing sadar, dan mulai merespon
makanann/minumannya. Proses penyatuan jaringan dapat berlangsung sampai 10 hari setelah
operasi. Apabila jaringan telah menyatu, benang silk yang ada pada kulit akan dibuka
kembali untuk diambil agar penyatuan jaringan kulit tidak mengalami infeksi akibat benang
yang terjahit terlalu lama dan menjadi tempat agen patogen.
Antibiotik (apa yg diberikan di kapsul itu?) tetap diberikan secara peroral setiap harinya
selama 5hari. Selain itu antibiotik tolfen secara IM juga diberikan setiap dua hari.
Fungsinya... Selain antibiotik untuk menghambat infeksi sekunder, dilakukan penggantian
kasa betadine, pemberian bioplasenton, dan pemeriksaan (pulsus, suhu, respirasi) secara rutin
juga harus dilakukan setiap hari untuk.. Manajemen perawatan melalui pemberian pakan dan
minum yang rutin akan berpengaruh pada kecukupan nutrisi hewan sebagai penunjang
keberhasilan proses recovery paska operasi. Begitu jugan dengan kebersihan kandang yang
akan mempengaruhi keberadaan agen-agen infeksi yang dapat mempengaruhi kesehatan
hewan.
BAB V KESIMPULAN
Prosedur bedah Ovariohisterectomy dilakukan dengan cara mengangkat organ
reproduksi betina ovarium serta salurannya uterus. Kucing yang akan dilakukan tindakan
bedah harus dengan kondisi yang sehat. Faktor yang penting dalam bedah tersebut ada
preoperasi, operasi, dan postoperasi. Faktor yang penting dalam anastesi, dosis yang tepat dan
monitoring efek anstesi selama operasi. Faktor yang penting dalam pengobatan pasca operasi
yakni, manajemen kesehatan, manajemen nutrisi, manajemen kebersihan, restrain pasca
operasi.
Mbk aku belum nemu proses recovery jaringanyy sampai proses lepas jahitan iku pie.
Kayanknya di slide smster 6 ada deh di matkul ibu semacem wound management sm
manajemen luka kyknya, aku lupaaa.
Mbak aku ada blog mungkin bisa membantu:
http://egivet10uh.wordpress.com/2013/05/22/oh/
baca aja mbk bagian pembahasannya dia
ini juga ketik lg ya mbk klo bs .. bikin tabel2 gt.. ksh keterangan singkat.
Daftar Pustaka
OMeara, Shauna. Spaying Cats A Complete veterinary guide to feline spay surgery.
http://www.pet informed-veterinary-advice-online.com/index.html.
Rice, Dan. 1996. He Complete Book Of Dog Breeding. China: Barrons Education
Series.
Pearson.1973. The Complication Of Ovariohysterectomy In The Bitch. Jurnal Small
Animal Practise 14:257
Meyer K. 1957. Canine Surgery. American Veterinary Publication, Inc. Santa Barbara
California.
Tilley LP dan Smith FWJ. 2000. The 5 Minute Veterinary Consult Canine and Feline.
Williams & Wilkins. USA.