Konsumsi gluten dapat menimbulkan efek buruk pada beberapa orang yang
sensitif terhadap gluten. Reaksi sensitivitas yang ditimbulkan oleh
konsumsi gluten (akibat kandungan -gliadin) bisa dibedakan menjadi
tiga, yaitu alergi gluten, intoleransi gluten (penyakit seliak atau
coeliac disease), dan non-coeliac gluten intolerance.
Protein Gluten
Dalam gluten, sebenarnya ada empat protein utama: Albumin,
glutelins, globulin, dan prolamins . Glutelins dan prolamins
ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi dalam gandum, sementara
Albumin dan globulin lebih banyak di jagung dan padi. Banyak orang
mengasosiasikan gandum dengan istilah "gluten," Namun, karena mereka
protein yang paling berhubungan langsung dengan masalah kesehatan
seperti penyakit celiac. Glutelins, khususnya, sangat berbahaya bagi
mereka yang rentan terhadap intoleransi karena cara yang asam dalam
tubuh dapat membahyakan kesehatan.
Sebagian besar protein dalam gandum yang 80% terdiri dari prolamin
disebut gliadin dan glutelin disebut glutenin. Ketika molekul ini
bergabung secara bersama-sama maka reaksi kimia, maka gluten dapat
meregang dan mengeras, sehingga adonan untuk membentuk roti, memiliki
sifat ringan dengan tekstur kenyal. Protein ini biasanya banyak
ditemukan dalam tepung gandum dan produk kue lainnya.
Intoleransi Gluten
batuk, ruam kulit, pilek, atau diare. Gejala ini terjadi segera
yang mengandung gluten. Jadi kalau kita alergi gluten, maka resikonya
antibodi IgE, penyakit seliak disebabkan oleh reaksi antibodi IgA dan
IgG.
Biasanya gejala penyakit seliak pada anak mulai tampak setelah anak
diberi makanan tambahan yaitu sekitar usia 4-6 bulan. Bila makanan
dan Kasein. Hal ini dikarenakan pada anak Autis biasanya mengalami
Leaky gut. Gluten dan Kasein adalah protein yang susah dicerna,
terutama karena bocornya mucosa usus sehingga mengakibatkan masuk ke
ke otak dan menempel pada reseptor opioid, dan berubah fungsi menjadi
DICARI
pertama kali ditemukan pada awal abad ke-7 Masehi oleh pendeta Budha
adonan sederhana dari tepung gandum dan air. Saat meremas dan
mengolah adonan itu di dalam bak air, mereka menemukan sesuatu yang
baru. Ternyata tepung kanji itu hanyut di dalam air. Semakin keras
digiling dan diremas, semakin banyak tepung kanji yang terpisah dan
hanyut di dalam air, Hasilnya, tersisa sebuah bahan yang kenyal dan
yang kemudian dikenal dengan nama gluten ini berubah wujud menjadi
menu layaknya olahan daging dengan bahan gluten seperti soto, rawon,
tahan lama disimpan tidak cepat membusuk dan murah karena terbuat
dan larutan air garam untuk menguleni. Uleni adonan sedikit demi
adonan dalam air mengalir sampai air bilasan jernih, dan menjadi
sate dengan daging imitasi gluten bagi anda yang tidak alergi,