Anda di halaman 1dari 9

SAP ( Satuan Acara Penyuluhan ) KEK PADA IBU HAMIL

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Kekurangan Energi Kalori Pada Ibu Hamil

Pokok Bahasan : Kekurangan Energi Kalori Pada Ibu Hamil

Sasaran : Ny. W

Waktu : 15 Menit

Tempat : Rumah Ny W , Desa Kumpai Batu Atas

Hari dan Tanggal : Selasa, 20 Desember 216

A.Tujuan Intruksi Umum


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang kekurangan energi kalori pada
kehamilan selama 30 menit, sasaran diharapkan mampu memahami tentang kekurangan
energi kalori pada kehamilan .

B.Tujuan Instruksi Khusus


1. Memahami tentang pengertian kekurangan energi kalori pada kehamilan
2. Memahami tentang tanda dan ge1ala kekurangan energi kalori pada kehamilan
3. Memahami tentang pencegahan kekurangan energi kalori pada kehamilan
4. Memahami tentang dampak yang ditimbulkan dari kekurangan energi kalori pada
kehamilan
5. Memahami tentang asupan makanan seimbang untuk kehamilan
6. Memahami tentang pengobatan kekurangan energi kalori pada kehamilan
7. Mengidentifikasikan tanda dan gejala kekurangan energi kalori pada kehamilan
8. Mengidentifikasikan pencegahan pada kekuranagan energi kalori pada kehamilan
9. Mendemostrasikan asupan makanan yang dibutuhkan untuk ibu hamil
C. Materi Penyuluhan
Lampiran
1. Pengertian kekurangan energi kalori pada kehamilan
2. Tanda dan gejala kekurangan energi kalori pada kehamilan
3. Pencegahan kekurangan energi kalori pada kehamilan
4. dampak yang ditimbulkan dari kekurangan energi kalori pada kehamilan
5. Kebutuhan nutrisi pada kehamilan
6. Pengobatan kekurangan energi pada kehamilan

D. Media
- Leafleat
- Lembar balik
E. Metode
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya jawab

F. Sumber / Referensi
G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Penyuluahn Peserta Waktu
kegiatan
1. Pra kegiatan 1. Menyiapkan media 1. Menyiapkan alat tulis
2. Menyiapkan tempat/ruangan 2. Menyiapkan alat bahan
3. Melakukan kontrak 3. Menyepakati kontrak

2. Kegiatan inti1. Pembukaan 1. Pembukaan 10 menit


- Memberi slaam - Menjawab salam
- Mengingatkan kontrak - Mengingat kontrak
- Memberi pertanyaan apersepsi
- Menjawab pertanyaan

2. Kegiatan inti
- Menyimak
2. Kegiatan inti
- Menjelaskan pengertian
kekurangan energi kalori pada- Menyimak
ibu hamil
- Menjelaskan tanda dan gejala
kekurangan energi kalori pada
ibu hamil - Menyimak
- Menjelaskan pencegahan
kekurangan energi kalori pada
ibu hamil
- Menjelaskan dampak - Menyimak
kekurangan energi kalori pada
ibu hamil
- Menjelaskan asupan makanan- Menyimak
seimbang untuk ibu hamil
- Menjelaskan pengobatan
kekurangan energi kalori pada- Menyimak
ibu hamil
- Mendiskusikan tanda dan
gejala kekurangan energi
kalori pada ibu hamil - berdiskusi
- Mendiskusikan pencegahan
kekurangan energi kalori pada
ibbu hamil
- Mendemonstrasiakn - berdiskusi
pengobatan kekurangan energi
kalori pada ibu hamil
3. Penutup
- Menyimpulkan meteri - menyimak
penyuluhan
- Melakukan evaluasi subyektif
dan obyektif
3. penutup
- mendengarkan
- menjawab pertanyaan

3. Penutup 1. melakukan kontrak yang akan1. menyepakati kontrak


datang 2. menjawab salam
2. memberi salam

1.Lampiran
KEK PADA IBU HAMIL
A. pengertian
Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro menyatakan bahwa
Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK
dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Pada ibu hamil
lingkar lengan atas digunakan untuk memprediksi kemungkinan bayi yang dilahirkan
memiliki berat badan lahir rendah. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari
pengukuran LILA, adapun ambang batas LILA WUS (ibu hamil) dengan resiko KEK di
Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah
pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan
berat bayi lebih rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak. Lingkar lengan atas merupakan indicator
status gizi yang digunakan terutama untuk mendeteksi kurang energi protein pada anak-anak
dan merupakan alat yang baik untuk mendeteksi wanita usia subur dan ibu hamil dengan
resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

B. Penyebab
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KEK:

1. Faktor Sosial Ekonomi

Pendapatan Keluarga

Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makanan. Orang dengan tingkat


ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan untuk
makan, sedangkan dengan tingkat ekonomi tinggi akan berkurang belanja untuk
makanan.

Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas


hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang
diperoleh, dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula persentase
dari penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa jenis makanan
lainnya
Pendidikan Ibu
Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting yang
dapat mempengaruhi keadaan gizinya karena dengan tingkat pendidikan tinggi
diharapkan pengetahuan / informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik

Faktor Pola Konsumsi

Pola makanan masyarakat Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi


heme (hewani) yang rendah dan tinggi sumber besi non heme (nabati), menu makanan
juga banyak mengandung serat dan fitat yang merupakan faktor penghambat
penyerapan besi (Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).

Faktor Perilaku

Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, pada umumnya wanita


lebih memberikan perhatian khusus pada kepala keluarga dan anak-anaknya. Ibu
hamil harus mengkonsumsi kalori paling sedikit 3000 kalori / hari Jika ibu tidak
punya kebiasaan buruk seperti merokok, pecandu dsb, maka status gizi bayi yang
kelak dilahirkannya juga baik dan sebaliknya (Arisman, 2007).

2. Faktor Biologis
Usia Ibu Hamil

Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu (Baliwati, 2004: 3).
Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi
makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan
adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan (Soetjiningsih, 1995: 96).
Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun,
sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.

Jarak Kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.
Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara
kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup
lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran
dibawah 2 tahun. (Aguswilopo, 2004 : 5).
Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang
rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan
untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk
memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali
maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung.
(Baliwati, 2004 : 3).

Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
(viable). (Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali dengan
janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau
mati pada waktu lahir.

b) Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih kehamilan
yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.

c) Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.

Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan sebelumnya kurang dari 2


tahun / kehamilan yang terlalu sering dapat menyebabkan gizi kurang karena
dapat menguras cadangan zat gizi tubuh serta organ reproduksi belum kembali
sempurna seperti sebelum masa kehamilan (Departemen Gizi dan Kesmas
FKMUI, 2007).

Berat Badan Selama Hamil .


Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata untuk
umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus
diberikan agar kehamilannya berjalan dengan lancar. Di Negara maju pertambahan
berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg.

Jika ibu kekurangan gizi pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah ( Erna, dkk, 2004 ).

Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 12 kg, dimana pada trimester
I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg.
Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.
C. Tanda dan gejala
1. Lingkar lengan atas sebelah kiri kurang dari 23,5 cm.
2. Kurang cekatan dalam bekerja.
3. Sering terlihat lemah, letih, lesu, dan lunglai.
4. Jika hamil cenderung akan melahirkan anak secara prematur atau jika lahir secara
normal bayi yang dilahirkan biasanya berat badan lahirnya rendah atau kurang dari
2.500 gram.
D. Dampak yang ditimbulkan

1. Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain: Anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan
terkena penyakit infeksi. Sehingga akan meningkatkan kematian ibu (Zulhaida, 2003).
2. Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan
sulit dan lama, persalinan prematur / sebelum waktunya, perdarahan post partum, serta
persalinan dengan tindakan operasi cesar cenderung meningkat (Zulhaida, 2003).
3. Janin
Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, asfiksia intra partum, lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (Zulhaida,
2003).

E. Kebutuhan nutrisi Ibu hamil.


Nutrisi yang diperlukan adalah:

1. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori
dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian.
2. Protein Protein sangat diperlukan untuk membangun, memperbaiki, dan
mengganti jaringan tubuh. Ibu hamil memerlukan tambahan nutrisi ini agar
pertumbuhan janin optimal. Protein dapat Anda dapatkan dengan mengkonsumsi
tahu, tempe, daging, ayam, ikan, susu, dan telur. sebagai sumber zat pembangun
dapat diperoleh dari daging, ikan, telur dan kacang-kacangan.
3. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur
sayuran.
4. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar
berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji bijian, kacang-
kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.
5. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi Anda.
Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
6. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat. Makanlah
lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan
sayuran hijau.
7. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak
terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan
brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan
tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama
pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu
pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak
janin.
8. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak terdapat
pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya),
daging dan hati.
9. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi
ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi,
maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium yang
lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik
diperoleh dari susu serta produk olahannya. Susu juga mengandung banyak
vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C.

F. Pengobatan Kekurangan Energi pada Ibu Hamil

o Pemberian makakanan tambahan yang mengandung tinggi kalori dan protein dan
dipadukan dengan penerapan porsi kecil tapiu sering
o Konsumsi tablet Fe selama hamil
Kebutuhan ibu hamil terhadap energi, vitamin maupun mineral meninhgkat sesuai
dengan perubahan fisiologis ibu yang membutuhkan suplemen vitamin dan zat besi.
G. Pencegahan Kekurangan Energi Kalori Pada Kehamilan

a) Pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan


dasar mereka, terutama dalam mencukupi kebutuhan akan makanan bergizi.
b) Memberikan pengertian bagi mereka dengan profesi yang menuntut memiliki tubuh
kurus tentang bahaya tubuh yang terlalu kurus apalagi jika mereka menguruskan
badan dengan cara tidak lazim, seperti anoreksia atau bulimia
c) Menjaga dan memperhatikan asupan makanan selama hamil
d) Mendeteksi secara dini tanda dan gejala kekurangan energi kalori pada kehamilan

Anda mungkin juga menyukai