Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang

berjudulCONDILLOMA AKUMINATA .Kami menyadari, banyak kekurangan yang

ditemukan dalam penulisan makalah ini, sehingga kami dengan tengan terbuka menerima

kritikan dan saran untuk kebaikan makalah ini.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.Kami juga memohon maaf seandainya

terjadi kesalahan yang sengaja ataupun yang tidak disengaja terjadi dalam penulisan makalah.

Bukittinggi, Februari 2017

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Virus alami dari genital warts,veneral warts,verucca vulgaris,jengger ayam,kutil

kelamin,pertama kali dikenal tahun 1907 oleh ciuffo.Dengan berkembangnya tekhnologi

biologi mukuler Human papillomavirus (HVP)diidentifikasi sebagai penyebab condiloma

akuminata.

Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di daerah genital dan merupakan penyakit

menular seksual dan berpengaruh buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat

terjadi sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala penyakit.Biasanya lebih banyak

selama masa kehamilan dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan dari

vagina.Meskipun sedikit, kumpulan bunga kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya

adalah akumulasi bahan bahan purulen pada belahan belahan, biasanya berbau tidak

sedap warnanya abu abu, kuning pucat atau merah muda.

Kondiloma akuminata merupakan tonjolan tonjolan yang berbentuk bunga kol

atau kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai membentuk

kelompok.yang berkembang terus ditularkan secara seksual. Kondiloma akuminata

dijumpai pada berbagai bagian penis atau biasanya didapatkan melalui hubungan seksual

melewati liang rectal disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada

vulva, serviks, pada perineum atau sekitar anus.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu kondilomata akuminata ?

2. Apa penyebab kondilomata akuminata ?

3. Bagaimana Etiologi kondilomata akuminata ?

4. Bagaimana patofisiologinya kondilomata akuminata ?

5. Apa saja bentuk kondilomata akuminata ?

6. Bagaimana gejala klinis kondilomata akuminata ?

7. Bagaimana cara penegakan diagnosis kondilomata akuminata ?

8. Bagaimana cara penatalaksanaan kondilomata akuminata ?

9. Bagaimana prognosis kondilomata akuminata ?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa itu kondilomata akuminata ?

2. Mengetahui apa penyebab kondilomata akuminata ?

3. Mengetahui bagaimana Etiologi kondilomata akuminata ?

4. Mengetahui bagaimana patofisiologinya kondilomata akuminata ?

5. Mengetahui apa saja bentuk kondilomata akuminata ?

6. Mengetahui bagaimana gejala klinis kondilomata akuminata ?

7. Mengetahui bagaimana cara penegakan diagnosis kondilomata akuminata ?

8. Mengetahui bagaimana cara penatalaksanaan kondilomata akuminata ?

9. Mengetahui bagaimana prognosis kondilomata akuminata ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Kondiloma akuminata adalah Tumor pada genitalia yang ditemukan pada laki-laki

maupun perempuan dan bersifat lunak seperti jengger ayam.

Kandiloma akuminatum adalah vegetasi oleh virus papilloma humanus ( VPH )

tipe tertentu , bertangkai dan permukaannya berjonjot.

B. Penyebab

Virus DNA golongan Papovavirus, yaitu: Human Papilloma Virus (HPV). HPV

tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan (jengger ayam).HPV tipe 16, 18,

dan 31 menimbulkan lesi yang datar (flat).HPV tipe 16 dan 18 seringkali berhubungan

dengan karsinoma genitalia (kanker ganas pada kelamin).Masa inkubasi Kondiloma

akuminata berlangsung antara 1-8 bulan (rata-rata 2-3 bulan).VPH (virus papiloma

humanus) masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit, sehingga kondiloma

akuminata sering timbul di daerah yang mudah mengalami trauma pada saat hubungan

seksual.Pada pria, tempat yang sering terkena adalah glans penis, sulkus koronarius,

frenulum dan batang penis, sedang pada wanita adalah fourchette posterior, vestibulum,

dll.

C. Etiologi

Virus papilloma humanus ( VPH ) , virus DNA yang tergolong dalam family

papova . Tipe yang ditemui adalah tipe 6 , 11 , 16 , 18 , 30 , 31 , 33 , 35 , 39 , 41 , 42 , 44

, 51 , 52 , dan 56 .

3
D. Patofisiologi

Sel dari lapisan basal epidermis diinvasi oleh HPV.Hal ini berpenetrasi melalui

kulit dan menyebabkan mikro abrasi mukosa. Fase virus laten dimulai dengan tidak ada

tanda atau gejala dan dapat berakhir hingga 1 bulan dan 1 tahun. Mengikut fase laten,

produksi DNA virus, kapsid dan partikel dimulai. Sel Host menjadi terinfeksi dan timbul

atipikal morfologis koilocytosis dari kondiloma akuminata.Area yang paling sering

terkena adalah penis, vulva, vagina, serviks, perineum dan perineal.Lesi mukosa yang

tidak biasa adalah di oropharynx, larynx, dan trachea telah dilaporkan. HPV-6 bahkan

telah dilaporkan di area lain yang tidak biasa (ekstremitas). Lesi simultan multiple juga

sering dan melibatkan keadaan subklinis sebagaimana anatomi yang berdifferensiasi

dengan baik. Infeksi subklinis telah ditegakkan dalam membawa keadaan infeksi dan

potensi akan onkogenik.

E. Kondiloma akuminata dibagi dalam 3 bentuk:

1. Bentuk akuminata

2. Bentuk papul

3. Bentuk datar

F. Gejala Klinis

a. Terdapat papul atau tumor (benjolan), dapat soliter (tunggal) atau multipel (banyak)

dengan permukaan yang verukous atau mirip jengger ayam.

b. Terkadang penderita mengeluh nyeri. Jika timbul infeksi sekunder berwarna

kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak sedap.

4
G. Penegakan Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang

dengan:

1. Tes asam asetat

Bubuhkan asam asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi yang dicurigai. Dalam

beberapa menit lesi akan berubah warna menjadi putih (acetowhite). Perubahan

warna pada lesi di daerah perianal perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit).

2. Kolposkopi

Merupakan tindakan yang rutin dilakukan di bagian kebidanan.Pemeriksaan ini

terutama berguna untuk melihat lesi kondiloma akuminata subklinis, dan kadang-

kadang dilakukan bersama dengan tes asam asetat.

3. Histopatologi

Pada kondiloma akuminata yang eksofitik, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya

akan memperlihatkan gambaran papilomatosis, akantosis, rete ridges yang

memanjang dan menebal, parakeratosis dan vakuolisasi pada sitoplasma.

Diagnosis Banding

1. Kondiloma lata atau kondiloma latum (pada sifilis).

2. Moluskum kontagiosum.

3. Veruka vulgaris.

4. Karsinoma sel skuamos

5
H. Penatalaksanaan

Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadapn pengobatan dapat

diberikan pengobatan bersama immunodulator .Salah satu obat yang saat ini sering

dipakai adalah Imiquimod. Imiquimod dalam bentuk krem , dioleskan 3 x seminggu ,

paling lama 16 minggu . Dicuci setelah 6 8 jam pemakaian .

1. Tutul (olesi sedikit) dengan tinctura podofilin 20-25% (ini tidak boleh diberikan pada

wanita hamil, karena dapat terjadi kematian fetus/janin).

2. Pada wanita hamil, tutul dengan asam triklorasetat (TCA) 80-90%. Atau digunakan

larutan dengan konsentrasi 50%, dioleskan setiap minggu.

3. Salep 5-fluorurasil 1-5% diberikan setiap hari sampai lesi hilang.

4. Bedah listrik (elektrokauterisasi).

5. Bedah beku dengan nitrogen cair.

6. Bedah skalpel.

7. Laser karbondioksida.

8. Interferon (suntikan i.m. atau intralesi) atau topikal (krim).

a. Interferon alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU i.m. 3 x seminggu selama 6

minggu atau dengan dosis 1-5 mU i.m. selama 6 minggu.

b. Interferon beta diberikan dengan dosis 2x10 g unit i.m. selama 10 hari berturut-

turut.

9. Pada pria yang tidak dikhitan (disunat) dapat dilakukan eksisi dan sirkumsisi (khitan).

6
I. Prognosis

Penyakit ini dapat disembuhkan total, namun kadang kadang dapat kambuh

setelah pengobatan karena adanya infeksi ulang atau timbulnya penyakit yang masih

laten. Mengingat virus ini juga meningkatkan resiko terjadinya penyakit kanker serviks

[kanker mulut rahim], maka jika memang seseorang sudah positif terkena kondiloma

akuminata sebaiknya dilakukan test pap smear juga. Test ini juga dianjurkan bagi wanita

paling tidak setiap 1 tahun setelah aktif secara seksual.

a. Mortalitas merupakan hal sekunder terhadap perubahan maligna menjadi karsinoma

pada pria dan wanita.

b. Infeksi HPV tampak untuk menjadi lebih sering dan memburuk pada pasien dengan

variasi tipe defisiensi imun. Angka rekurensi, ukuran, ketidaknyamanan dan risiko

dari perkembangan onkologis merupakan yang tertinggi di antara pasien ini.Infeksi

sekunder adalah hal yang tidak biasa.

c. Kesakitan laten menjadi lebih aktif selama kehamilan. Vulva kondiloma akuminata

dapat berkaitan dengan parturitas.Trauma kemudian dapat muncul, menghasilkan

krusta atau eritema.Perdarahan telah dilaporkan pada lesi yang besar yang dapat

timbul selama kehamilan.

d. Pada pria, perdarahan telah dilaporkan sesuai datarnya meatus uretra penis, biasanya

dikaitkan dengan HPV-16. Akhirnya, obstruksi uretra akut pada wanita juga dapat

timbul.

e. Kedua jenis kelamin dapat rentan terhadap infeksi.

7
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA
Ny D DENGAN KONDILOMA AKUMINATA

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 16-9-2016 Pukul :09.10 WIB
A. Data Subjektif
Biodata
Nama klien : Ny.D Nama suami : Tn.P
Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Keluhan Utama : Ibu mengatakan ada benjolan yang banyak didaerah alat
kemaluannya dan kadang-kadang terasa nyeri saat jalan dan duduk serta keputihan yang
bau dan gatal.

Status Perkawinan
Kawin : Ya, satu kali
Cerai : Tidak
Janda : Tidak

Riwayat obstetric dan ginekologi


Riwayat menstruasi
HPHT : 12-9-2016
Lamanya : 5-6 hari
Banyaknya : 2 kali ganti pembalut / hari
8
Siklus : 28 hari
Menarche : 14 tahun
Teratur / tidak : teratur
Dismenorrhea : tidak ada
Warna : Merah tua
Bau : Khas menstruasi
Keluhan : tidak ada
Upaya mengatasi : tidak ada

Flour albus
Banyaknya : Kadang-kadang ada
Warna : bening
Bau/gatal : bau dan gatal
Lamanya : 3-4 hari
Jumlah : sedikit

Perdarahan dari jalan lahir


Pernah/tidak : tidak ada
Kapan : tidak ada
Lamanya : tidak ada
Warnanya : tidak ada
Disertai rasa nyeri : tidak ada

Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu


No. Anak Umur Jenis Penolong Nifas Keadaan keterangan
ke Kehamilan persalinan anak
1. I 39 minggu Spontan Bidan Hidup, Baik
perempuan

9
Riwayat kesehatan yang lalu
Penyakit yang pernah diderita : Ibu tidak pernah menderita penyakit menular
Kapan penyakit tersebut dialami : tidak ada
Bagaimana upaya mengatasi : tidak ada

Riwayat kesehatan keluarga


Tidak ada penyakit menahun
Tidak ada penyakit keturunan

Riwayat keluarga berencana


Pernah ikut KB : Ya
Jenis kontrasepsi yang
pernah digunakan : suntik
Lama pemakaian : 2 tahun yang lalu
Keluhan selama pemakaian : tidak ada
Tempat pelayanan KB : Bidan Praktek Swasta
Alasan ganti metode : tidak ada
Ikut KB atas motivasi : sendiri

Data biologis
Pola Nutrisi : cukup terpenuhi,
keluhan : tidak ada
Frekuensi : 3x sehari
Selera makan : baik
Porsi : 1 piring
Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi :Lunak
Obstipasi : tidak
10
BAK
Frekuensi : 4-5x sehari
Warna : kuning jernih
Keluhan : tidak ada

Pola aktivitas
Dirumah : Ibu mengerjakan tugas rumah tangga dengan baik

Pola istirahat
Siang : 1 jam
Malam : 5-6 jam

Pola seksual
Frekuensi : 2x dalam seminggu
Keluhan : tidak ada

B. Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV
TD : 120/70mmhg,
Suhu : 36C
RR :20x/mnt,
N : 80x/mnt
BB : 54 kg

11
Pemeriksaan khusus
Inspeksi
Muka : Tidak ada kelainan
Mata : Tampak normal,simetris
Hidung : Tampak normal,simetris
Mulut : Tidak ada stomatitis
Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar
Dada : Tampak normal
Perut : Tidak tampak ascites
Genetalia : terdapat benjolan yang banyak divulva yang
menyerupai jengger ayam , berwarna keabu-abuan dan berbau tidak sedap

Palpasi
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar
Ketiak : Tidak teraba pembesaran kelenjar
Payudara : Tidak teraba massa
Perut : Tidak teraba massa/acites

Auskultasi
Tidak terdengar wheezing/ronchi

Inspekulo
1.Keadaan vagina : tidak dilakukan
2.Keadaan portio : tidak dilakukan
3.Cairan/darah : tidak ada
4.Benang IUD/tidak : tidak ada

12
C. Data Penunjang
LAB : Tidak dilakukan
Rontgen : Tidak dilakukan
Test asam asetat : lesi berubah warna menjadi putih

II. INTERPRETASI DATA DASAR


DIAGNOSA DATA DASAR
Ibu P1 A0 dengan kondiloma akuminata DS :
Ibu mengatakan mempunyai anak satu dan tidak
pernah keguguran
Ibu mengatakan ada benjolan yang banyak
didaerah alat kemaluannya dan kadang-kadang
terasa nyeri saat jalan dan duduk serta keputihan
yang bau dan gatal
DO :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV :
TD: 120/70mmhg
S: 36c
RR:20x/mnt
N: 80x/mnt
Inspeksi : Pada genetalia terdapat benjolan yang
banyak divulva yang menyerupai jengger ayam ,
berwarna keabu-abuan dan berbau tidak sedap.
Pada pemeriksaan penunjang :
Test asam asetat: lesi berubah warna menjadi putih

13
MASALAH DATA DASAR
Cemas Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya
Saat ini
Ibu mengatakan merasa tidak nyaman
dengan adanya benjolan yang terdapat pada
alat kemaluannya

KEBUTUHAN DATA DASAR


KIE tentang : Ibu mengatakan cemas dengan
keadaannya Saat ini
Pengertian kondiloma akuminata
Tanda dan gejala kondiloma akuminata
Ibu mengatakan merasa tidak nyaman
Penyebab kondiloma akuminata
dengan adanya benjolan yang terdapat
Cara mengatasi kondiloma akuminata
pada alat kemaluannya
Personal hygiene
Support mental

III. DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Masalah potensial :
- Vaginitis

IV. KOLABORASI/TINDAKAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk penanganan lebih lanjut

V. INTERVENSI
1.Periksa KU, dan TTV ibu
2.Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
3.Beri KIE tentang :
4.Pengertian kondiloma akuminata
5.Tanda dan gejala kondiloma akuminata
14
6.Penyebab kondiloma akuminata
7.Cara mengatasi kondiloma akuminata
8.Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
9.Berikan support mental pada ibu
10. Anjurkan ibu untuk memeriksakan keadaannya ke dokter
11. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan pap smear 1 tahun sekali

VI. IMPLEMENTASI
1. Memeriksa KU, dan TTV ibu
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TTV
TD : 120/70mmhg
S : 36c
RR :20x/mnt
N : 80x/mnt

Inspeksi : Pada genetalia terdapat benjolan yang banyak divulva yang menyerupai jengger
ayam , berwarna keabu-abuan dan berbau tidak sedap.

Pada pemeriksaan penunjang :


Test asam asetat: lesi berubah warna menjadi putih
Beri KIE tentang :
1. Pengertian kondiloma akuminata
Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam atau di sekeliling
vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual. Pertumbuhan jaringan
yang bersifat jinak, superfisial, terutama di daerah genitalia (kelamin)
Pertumbuhan nya mula mula kecil,
15
kemudian cenderung berkelompok dan menyatu membentuk suatu benjolan yang besar yang
menyerupai bunga kol [seperti jengger ayam atau brokoli.

2. Tanda dan gejala kondiloma akuminata


Kutil genitalis paling sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan lembab.
Pada pria, area yang sering terkena adalah ujung dan batang penis dan dibawah kulit
depannya (jika tidak disunat). Pada wanita, kutil timbul di vulva, dinding vagina, leher rahim
(serviks) dan kulit di sekeliling vagina. Kutil genitalis juga bisa terjadi di daerah sekeliling
anus dan rektum, terutama pada pria homoseksual dan wanita yang melakukan hubungan
seksual melalui dubur.
Kutil biasanya muncul dalam waktu 1-6 bulan setelah terinfeksi, dimulai sebagai
pembengkakan kecil yang lembut, lembab, berwarna merah atau pink. Mereka tumbuh
dengan cepat dan bisa memiliki tangkai.
Pada suatu daerah seringkali tumbuh beberapa kutil dan permukaannya yang kasar
memberikan gambaran seperti bunga kol (blumkol).
Pada wanita hamil, pada gangguan sistem kekebalan (penderita AIDS atau
pengobatan dengan obat yang menekan sistem kekebalan) dan pada orang yang kulitnya
meradang, pertumbuhan kutil ini sangat cepat.

3. Penyebab kondiloma akuminata


Penyakit Menular Seksual disebabkan infeksi virus papiloma human (VPH) tipe 6 dan
11.Virus DNA golongan Papovavirus, yaitu: Human Papilloma Virus (HPV). HPV tipe 6 dan
11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan (jengger ayam). HPV tipe 16, 18, dan 31
menimbulkan lesi yang datar (flat). HPV tipe 16 dan 18 seringkali berhubungan dengan
karsinoma genitalia (kanker ganas pada kelamin). Masa inkubasi Kondiloma akuminata
berlangsung antara 1-8 bulan (rata-rata 2-3 bulan). VPH (virus papiloma humanus) masuk ke
dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit, sehingga kondiloma akuminata sering timbul di
daerah yang mudah mengalami trauma pada saat hubungan seksual. Pada pria, tempat yang
sering terkena adalah glans penis, sulkus koronarius, frenulum dan batang penis, sedang pada
wanita adalah fourchette posterior, vestibulum, dll.
16
4. Cara mengatasi kondiloma akuminata
Kutil pada alat kelamin luar bisa diangkat melalui laser, krioterapi (pembekuan) atau
pembedahan dengan bius lokal.
Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau racun yang dimurnikan atau asam
trikloroasetat, bisa dioleskan langsung pada kutil. Tetapi pengobatan ini memerlukan waktu
beberapa minggu sampai beberapa bulan, bisa melukai kulit di sekelilingnya dan sering
gagal.
Kutil di uretra bisa diobati dengan obat anti kanker seperti tiotepa atau florourasil.
Pilihan lainnya adalah pengangkatan kutil dari uretra melalui pembedahan endoskopik.

3. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene


4. Memberikan support mental pada ibu
5. Menanjurkan ibu untuk memeriksakan keadaannya ke dokter
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan pap smear 1 tahun sekali jika memang
seseorang sudah positif terkena kondiloma akuminata sebaiknya dilakukan test pap smear.
Test ini juga dianjurkan bagi wanita paling tidak setiap 1 tahun setelah aktif secara seksual.

VII. EVALUASI
Tanggal 16-9-2016 Pukul : 09.30 wib
1. Ibu mngerti tentang penjelasan yang diberikan dan bersedia mengikuti semua anjuran yang
telah diberikan
2.Ibu tampak tenang dan bisa menerima keadaannya.

17
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

- Kondiloma akuminata merupakan proliferasi epitelial jinak yang disebabkan oleh human

papillomauirus (HPV), khususnya tipe 6 dan 11.

Kondiloma akuminata dapat mengenai permukaan mukokutaneus genitalia laki-laki

maupun perempuan; hubungan seksual merupakan cara penularan yang paling sering terjadi.

Infeksi ini paling sering timbul setelah usia pubertas; keberadaan kondiloma akuminata pada

anak-anak prapubertas harus membangkitkan kecurigaan terhadap kemungkinan pelecehan

seksual.

Morfologi makroskopiknya berupa tonjolan papilaris yang bersifat sesilis (padat tanpa

tangkai) atau pedunkulasi (bertangkai) dan sering mengenai daerah.sulkus koronaria atau

permukaan prepusium sebelah dalam.

3.2SARAN

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.Olehkarena itu,

penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat

berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan pembaca pada umum.

18
DAFTAR PUSTAKA

Asep Sjaiful Daili , dkk. Infeksi Menular Seksual Edisi 4.Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia Jakarta .EGC ; 2009 .

dr.Tamboyang Jan, Patofisiologi Untuk Keperawatan .Penerbit Buku Kedokteran . EGC ;

2007 .

Mansjoer Arif , dkk. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke 3.Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia .Jakarta : EGC ;2008 .

https://obatkutilkelamin02.wordpress.com/2014/07/14/ciri-ciri-orang-terkena-kondiloma-
akuminata/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kondiloma_Akuminata.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 3
B. Penyebab. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 3
C. Etiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
D. Patofisiologi. . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
E. Bagian Kondilom. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
F. Gejala . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
G. Penegakan Diagnosis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
H. Penatalaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
I. Prognosis .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

BAB III TINJAUAN KASUS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 8

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... 18
B. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ........... 18

ii
ASUHAN KEBIDANAN PADA
Ny D DENGAN KONDILOMA AKUMINATA

OLEH : RITA SUKRINA


1615301237

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


STIKES FORT DE KOCK BUKITTINGGI
2016/2017

Anda mungkin juga menyukai