a. Telur Tetas.
Telur tetas harus mempunyai kualitas yang baik, yaitu memiliki fertilitas
yang tinggi dan daya tetas yang tiggi pula. Karena tidak semua telur memilki
kualitas yang tinggi.
Fertilitas merupakan presentasi telur yang fertile dari seluruh telur yang
digunakan dalam suatu penetasan. Faktor yang memnentukan fertilitas anatara
lain:
Nisbah kelamin atau sex ratio, yaitu perbandingan jantan dan betina
dalam suatu pemeliharaan pembibitan. Jika terlalu banyak ayam pejanta,
maka akan berakibat pada meningkatnya stress pada ayam karena
kegaduhan akibat terjadinya persaingan antar pejantan dalam
memporoleh pasangannya.
Umurnya, pada umur yang tua mempunyai fertilitas yang rendah. Jika
telur berasal dari ayam yang masih muda juga tida baik ditetaskan karena
akan menghasilkan anak ayam yang berkualitas rendah. Jadi, telur yang
digunakan dalam penetasan harus berasal dari ayam yang masih dalam
masa produktif.
Lama waktu mulai perkawinan sampai telur dikumpulkan untuk ditetaskan.
Semakin lama jarak waktu antara perkawinan dengan telur yang
digunakan sebagai telur tetas maka fertilisasinya semakin rendah.
Manajemen pemeliharaan, pembibitan, meliptuti perkandangan dan
pencahayaan.
Pakan yang meliputi protein, kalsium dan sebagainya.
Musim. Pada musim panas akan mengakibatkan ayam mengalami stress
maka libido akan menurun sehingga fertilitas telur yang dihasilkan rendah.
Untuk mengetahui telur fertile pada suatu penetasan, dilakukan dengan
cara meneropongkan telur pada suatu alat yang dilengkapi dengan sumber
cahaya. Alat tersebut disebut dengan cander. Namun dalam penggunaan
praktis, untuk mengetahui kualitas telur tetas adalah daya tetas (hatchability).
Daya tetas memiliki dua pengertian, yaitu :
1. Presentasi telur yang menetas dari seluruh telur yang ditetaskan.
Pengertian ini banyak digunakan pada perusahaan penetasan
(hatchery).
2. Presentase telur yang menetas dari telur yang fertile (terbuahi).
Pengertian ini lebih tepat, trutama bila pengamatan mengenai telur
yang fertile akurat. Namun, bila tidak tepat karena kesulitan teknis,
cara pertama lebih menguntungkan untuk menduga kualitas telur
tetas.
Seleksi telur tetas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memilih telur tetas yang memenuhi persyaratan untuk ditetaskan.
Persyaratan telur tetas yang baik yaitu :
a. Telur tetas harus berasal dari induk (pembibit) yang sehat dan
produktivitasnya tinggi dengan sex ratio yang baik sesuai dengan
rekomendasi jenis ayam.
b. Umur telur tidak boleh lebih dari satu minggu. Daya tetas akan
menurun sejalan dengan bertambahnya umur telur.
c. Kualitas fisik telur. Meliputi ; a). bentuk telur normal. Perbandingan
panjang dan lebar adalah 7:5. b). berat atau besar telur harus
seragam sesuai strain atau bangsa. c). cangkang yang sedang
(tidak tipis juga tidak tebal). d). permukaan kulitnya halus, tidak
kotor, dan tidak retak.
b. Mesin Tetas.
Mesin tetas berfungsi mengganti peran induk. Dalam penetasan telur untuk
menghasilkan individu baru , cara kerja mesin tetas pada prinsipnya meniru
induknya pada waktu mengerami telurnya. Itulah sebabnya mesin tetas dapat
menciptakan kondisi sebagaimana kondisi alami oleh induknya. Untuk
menciptakan kondisi yang ideal seerti pada penetasan alami, harus
diperhatikan panas atau temperature, kelembapan dan seirkulasi udara dalam
ruang mesin.
Perkembangan e,brio akan engalami masa istirahat, tidak berkembang pada
kondisi temperature tertentu, yaitu yang disebut sebagai physiological zero.
Temperature tersebut adalah 75 F (23,5C). di atas temperature tersebut,
embrio akan berkembang. Telur akan menetas pada penetasan buatan
(menggunakan mesin tetas) jika temperaturnya 95-105F (35-40,5C).
Kelembapan udara dalam mesin tetas yang optimal selama penetasan harus
dijaga sehingga tidk terjadi dehidrasi maupun terlalu lembab. Kelembaban
optimal berkisar 50-60%, tetapi tepatnya bergantung pada banyak hal, antara
lain besar telur dan temperature mesin tetas.
Komponen utama udara adalah oksigen, nitrogen, karbondioksida, dan uapa
air. Selama penatasan belangsung, embrio membutuhkan udara segar untuk
berlangsungnya proses metabolisme.