Anda di halaman 1dari 48

REFERAT

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PERAN PDAM DALAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM
UNTUK MASYARAKAT

Pembimbing :
dr. Wienta Diarsavitri, M.Sc., PhD

Penyusun:
Siansari Pramesthi 2015.04.2.0133
Silvia Halim P. 2015.04.2.0134
Sonia M. Kamadjaja 2015.04.2.0136
Sylvi Tjahjono 2015.04.2.0137
Totok Subianto 2015.04.2.0138
Tri Santoso Tjandra 2015.04.2.0139
Ulya Lutfiana 2015.04.2.0140

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2017
LEMBAR PENGESAHAN REFERAT
PERAN PDAM DALAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM
UNTUK MASYARAKAT

Surabaya, April 2017

Mengesahkan :
Pembimbing,

dr. Wienta Diarsavitri, M.Sc., PhD

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN REFERAT.......................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
BAB 1......................................................................................................... 1
BAB 2......................................................................................................... 2
2.1. PDAM ........................................................................................... 2
2.1.1. Definisi PDAM ........................................................................... 2
2.1.2. Sifat Dan Tujuan PDAM............................................................. 4
2.1.3. PDAM Surya Sembada Surabaya ............................................. 4
2.1.3.1. Sejarah Perkembangan PDAM Kota Surabaya : .................... 4
2.1.3.2. Gambaran Umum PDAM Surya Sembada Surabaya............. 7
2.1.3.3. Visi dan Misi Perusahaan ....................................................... 9
2.2. Air Minum...................................................................................... 9
2.2.1. Pengertian Air Minum ................................................................ 9
2.2.2. Sumber Air Minum ................................................................... 10
2.2.3. Syarat Kualitas Air Minum ....................................................... 11
2.2.4. Metode Pengolahan Air Baku .................................................. 15
2.2.5. Air Baku Menjadi Air Siap Minum ............................................ 21
2.3. Teknik Sederhana Pengolahan Air Bersih .................................. 22
2.4. Peran PDAM Dalam Penyediaan Air Siap Minum Untuk
Masyarakat ........................................................................................... 29
2.4.1. Faktor yang Mempengaruhi Peran PDAM Surya Sembada
Surabaya .............................................................................................. 30
2.4.1.1. Faktor Internal ...................................................................... 30
2.4.1.2. Faktor Eksternal ................................................................... 34
2.4.1.3. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, dan Peluang PDAM Surya
Sembada Surabaya .............................................................................. 37
BAB 3....................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 43

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Parameter wajib kualitas air minum yang berhubungan langsung


dengan kesehatan ................................................................................... 13
Tabel 2. 2 Parameter wajib kualitas air minum yang tidak berhubungan
langsung dengan kesehatan .................................................................... 14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Aerator ................................................................................. 16


Gambar 2.2 Bak Pengendapan................................................................ 16
Gambar 2.3 Koagulasi ............................................................................. 17
Gambar 2.4 Flokulasi ............................................................................... 17
Gambar 2.5 Clearator .............................................................................. 18
Gambar 2.6 Filtrasi .................................................................................. 19
Gambar 2.7 Pasir Silica dan Pasir Antrasit .............................................. 19
Gambar 2.8 Pompa Distributor ................................................................ 20
Gambar 2.9 Proses Pengolahan Air Baku (BSN, 2008) ........................... 20
Gambar 2.10 Diagram Proses Pengolahan Air Siap Minum (Said, 2008) 21
Gambar 2.11 Skema Pengoperasian Filter Penukar Ion (Softener) (Said,
2008)........................................................................................................ 21
Gambar 2.12 Skema Injeksi Ozon (Said, 2008) ....................................... 22
Gambar 2.13 Saringan Katun (Aimyaya, 2009) ....................................... 23
Gambar 2.14 Saringan Kapas (Aimyaya, 2009)....................................... 23
Gambar 2.15 Aerasi (Aimyaya, 2009) ...................................................... 24
Gambar 2.16 Saringan Pasir Lambat (Aimyaya, 2009) ............................ 24
Gambar 2.17 Saringan Pasir Cepat (Aimyaya, 2009) .............................. 25
Gambar 2.18 Gravity-Fed Filtering System (Aimyaya, 2009) ................... 26
Gambar 2.19 Saringan Arang (Aimyaya, 2009) ....................................... 26
Gambar 2.20 Saringan Air Sederhana (Aimyaya, 2009) .......................... 27
Gambar 2.21 Saringan Keramik (Aimyaya, 2009).................................... 28
Gambar 2.22 Saringan Lempeng (Aimyaya, 2009) .................................. 28

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

Air, dalam hal ini air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok
yang sangat dibutuhkan manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-
hari. Sebagai contoh yang paling mudah tetapi paling penting adalah untuk
minum. Tanpa minum manusia tidak akan bisa hidup. Sumber air dapat
berasal dari mata air di pegunungan, danau, sungai, sumur, hujan, dan
lainnya. (Totok Sutrisno, 2006) Air merupakan komponen ekosistem yang
sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, yang
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat. Hal ini tertuang dalam Pasal 33 ayat (3) Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sesuai ketetapan PERMENKES RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010,
air merupakan kebutuhan hidup yang sangat vital bagi kehidupan manusia.
Manusia memerlukan air bersih dan memenuhi syarat kualitas yang cukup
sesuai dengan standar kualitas air minum.
Untuk mendapatkan air yang berkualitas dan sesuai dengan standar
kualitas air minum, diperlukan suatu pengolahan air yang bisa menjamin
terpenuhinya kualitas yang diinginkan. Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) merupakan suatu badan usaha yang mengolah dan melayani
kebutuhan air minum masyarakat. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di
atas, kita hendaknya mengetahui bagaiaman pengolahan air baku menjadi
air siap minum yang biasa dilakukan di PDAM. Selain itu, juga dapat
mengetahui bagaimana pengolahan air baku menjadi air siap minum secara
sederhana yang dapat diterapkan di daerah-daerah yang penyediaan air
siap minumnya kurang.

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PDAM
2.1.1. Definisi PDAM
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah badan usaha milik
pemerintah daerah, yang melaksanakan fungsi pelayanan menghasilkan
kebutuhan air minum/air bersih bagi masyarakat, diharapkan dapat
memberikan pelayanan akan air bersih yang merata kepada seluruh lapisan
masyarakat, membantu perkembangan bagi dunia usaha dan menetapkan
struktur tarif yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan masyarakat.
Artinya PDAM memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pelayanan kepada
masyarakat dan fungsi menambah penerimaan daerah.
Perusahaan Daerah Air Minum mempunyai fungsi pokok pelayanan
umum kepada masyarakat, sehingga di dalam menjalankan fungsinya
tersebut. Perusahaan Daerah Air Minum harus mampu membiayai dirinya
sendiri dan harus berusaha mengembangkan tingkat pelayanan dan
diharapkan mampu memberikan sumbangan kepada Pemerintah Daerah
dalam fungsinya sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah. Oleh karena itu
perlu penyelenggaraan dan pembinaan PDAM yang didasarkan pada asas
ekonomi yang sehat, sehingga mampu berkompetisi dengan perusahaan
lain dalam meraih peluang bisnis yang lebih menguntungkan.
Sumber daya air di Indonesia dikelola oleh Perusahaan Air Minum
(PAM) yang mendapatkan wewenang dari pemerintah dalam pengelolaan
kebutuhan konsumsi air bersih bagi masyarakat dan yang berada di setiap
pemerintahan daerah dinamakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
PAM atau PDAM Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Menurut
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 tahun 1999 tentang pedoman
penilaian kinerja Perusahaan Daerah Air Minum, Perusahaan Daerah Air
Minum yang selanjutnya disingkat PDAM adalah perusahaan milik Daerah
Provinsi atau Daerah Kabupaten dan atau Daerah Kota. PDAM merupakan
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dituntut dapat memberikan

2
pelayanan umum di bidang air bersih bagi masyarakat, baik secara kualitas,
kuantitas dan kontinuitas secara profesional dan trasparan. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 5 tahun 1962, kehadiran PDAM dimungkinkan
sebagai kesatuan usaha milik Pemerintah Daerah (Pemda) yang
memberikan jasa pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di
bidang air minum. Aktivitas PDAM yaitu mulai dari mengumpulkan,
mengolah dan menjernihkan, sampai mendistribusikannya kepada
pelanggan. Tingkat pelayanan PAM atau PDAM saat ini masih memiliki
kendala terutama dalam hal pendistribusian pelayanan air yang tidak
merata. Pendistribusian lebih banyak difokuskan untuk melayani kegiatan
komersial yang mendukung pembangunan ekonomi dan hanya konsumen
yang memiliki kemampuan membayar dapat memiliki akses terhadap air
bersih, sehingga perhatian diberikan lebih banyak kepada masyarakat di
daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Padahal jumlah
penduduk daerah pedesaan mencapai sekitar 70 persen dari jumlah
penduduk Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, PDAM dituntut untuk dapat meningkatkan
dan mengembangkan kualitas perusahaannya baik dalam hal pelayanan,
kualitas produk maupun keefisienan dan keefektifitasan organisasinya. Hal
tersebut dilakukan sebagai upaya untuk melakukan penyesuaian terhadap
perkembangan lingkungan yang semakin dinamis sehingga dapat
meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang berorientasi kepada
pencapaian hasil. Dalam kondisi yang selalu berubah-ubah, perencanaan
strategis merupakan langkah awal yang tepat untuk melakukan
penyesuaian terhadap perubahaan tersebut. Sehingga PDAM
membutuhkan perencanaan strategis agar dapat memberdayakan para
manajer dan seluruh karyawan untuk membuat keputusan yang berkaitan
dengan peningkatan kinerja pelayanan publiknya. Strategi perusahaan
yang tepat menjadi hal yang sangat penting untuk memanfaatkan peluang
dan menghindari atau mencegah ancaman dari luar dengan
memberdayakan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
secara efisien dan efektif.(Fusion, 2014)

3
2.1.2. Sifat Dan Tujuan PDAM
Berdasarkan Perda Kota Surabaya Nomor 7 Tahun 1976 pasal 3, dan
pasal 4 disebutkan bahwa sifat dan tujuan didirikan PDAM adalah: (1) Pasal
3 menyebutkan sifat Perusahaan Daerah Air Minum adalah memberi jasa
dan menyelenggarakan manfaat umum, dan (2) Pasal 4 menyebutkan
tujuan didirikan PDAM adalah memberi pelayanan air minum bagi seluruh
masyarakat secara adil dan merata serta secara terus-menerus memenuhi
syarat-syarat kesehatan.
Sebagai perusahaan pemberi jasa dan menyelenggarakan manfaat
umum yang sifatnya nirlaba, PDAM tidak seharusnya berorientasi pada
keuntungan, melainkan harus lebih berorientasi pada mutu pelayanan yang
berkualitas, mampu menyediakan air dengan mutu tinggi yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan (tidak berwarna, dan tidak berbau), kontinuitas,
inovatif, sehingga PDAM dapat mempertahankan diri, dan di masa depan
diharapkan dapat menjadi sebuah perusahaan pemberi jasa yang mandiri,
memiliki performance yang dapat dipercaya serta dibanggakan oleh
masyarakat khususnya Kota Surabaya.(Jati, 2014)

2.1.3. PDAM Surya Sembada Surabaya


Berdirinya PDAM Surya Sembada Kota Surabaya merupakan
peninggalan jaman Belanda, dimana pembentukan sebagai BUMD
berdasarkan :
Peraturan Daerah No. 7 tahun 1976 tanggal 30 Maret 1976
Disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat
I Jawa Timur, tanggal 06 Nopember 1976 No. II/155/76
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat
II Surabaya tahun 1976 seri C pada tanggal 23 Nopember 1976 No.
4/C

2.1.3.1. Sejarah Perkembangan PDAM Kota Surabaya :


1890 : Penyediaan pertama air minum untuk Kota Surabaya pertama
yang diperoleh dari sumber mata air desa Purut di Kabupaten
Pasuruan dan diangkut menggunakan Kereta Api

4
1901 : Pembangunan sistem penyediaan air minum mata air Pandaan
oleh Carel Willem Weijs. Penyelesaian pekerjaan membutuhkan
waktu 2,5 tahun. Pekerjaan terdiri dari:
Pembangunan sumber mata air Toyo Arang (107 SHVP)
dengan kapasitas 62-73 liter/detik
Pembangunan sumber mata air Plintahan (264 SHVP) dengan
kapasitas 102-125 liter/detik
Pembangunan reservoir/tandon tamanan (103 SHVP)
Pemasangan pipa transmisi, diameter 450mm dengan
panjang: 38,318 Km
Pemasangan 133 Km jaringan pipa distribusi (22 Km pipa
dengan diameter 20-50mm, 111 Km pipa sirkulasi dengan
diameter 60-150 mm)
Selain itu jyga pemasangan 16 km pipa ke daerah militer / laut
1.000 Hidran dan 150 air mancur jalan

1903 : 8 Oktober 1903 peresmian pekerjaan sistem penyediaan air


minum sumber mata air Pandaan.
Perusahaan air minum didirikan dibawah pemerintahan
kolonial Belanda.

1906 : Jumlah Pelanggan 1.500 sambungan.

1922 : IPAM Ngagel I di bangun dengan kapasitas 60 liter/detik.

1932 : Pembangunan sistem penyediaan air Umbulan untuk memenuhi


kebutuhan air minum Kota Surabaya. Pekerjaan meliputi
pembangunan rumah pompa baru beserta aksesorisnya.

1942 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 180 liter/detik

1950 : Perusahaan Air Minum diserahkan pada Pemerintah Republik


Indonesia (Kota Praja Surabaya).

1954 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 350 liter/detik.

5
1959 : Pembangunan IPAM Ngagel II kapasitas 1.000 liter/detik, didesain
& dilaksanakan oleh F.A. Degremont (Perancis).

1976 : Perusahaan Air Minum disahkan sebagai Perusahaan Daerah


dengan Perda No. 7 tanggal 30 Maret 1976.

1977 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 500 lt/dt.

1978 : Pengalihan status menjadi Perusahaan Daerah Air Minum dari


Dinas Air Minum berdasarkan SK Walikotamadya Dati II Surabaya
No. 657/WK/77 tanggal 30 Desember 1977.

1980 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.000 lt/dt.

1982 : Pembangunan IPAM Ngagal III kapasitas 1.000 lt/dt dgn lisensi
dari Neptune Microfloc (Amerika Serikat).

1990 : Pembangunan IPAM Karangpilang I dengan kapasitas 1.000 lt/dt


dengan dana Loan IBRD No. 2632 IND.

1991 : Pembangunan gedung kantor PDAM yang terletak di Mayjen. Prof.


Dr. Moestopo No.2 Surabaya yg dibiayai dana PDAM murni.

1994 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.500 lt/dt.

1996 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel I menjadi 1.800 lt/dt


Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang I menjadi 1.200 lt/dt
Dimulainya pembangunan IPAM Karangpilang II dengan
kapasitas 2.000 lt/dt. Yang didanai Loan IBRD No. 3726 IND.

1997 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel III menjadi 1.500 lt/dt.


Produksi awal 500 l/dt IPAM Karangpilang II didistribusikan ke
pelanggan

1999 : Pembangunan IPAM Karangpilang II dengan kapasitas 2.000 lt/dt


telah selesai

2001 : Pekerjaan peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang II menjadi


2.500 lt/dt dimulai

2005 : Peningkatan kapasitas IPAM Ngagel III menjadi 1.750 lt/dt

6
2006 : Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang I menjadi 1.450 lt/dt
Peningkatan kapasitas IPAM Karangpilang II menjadi 2.750
lt/dt

2009 : Pembangunan IPAM Karangpilang III dengan kapasitas 2.000 lt/dt

2.1.3.2. Gambaran Umum PDAM Surya Sembada Surabaya


Status Perusahaan
1. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya
merupakan Perusahaan Daerah yang disahkan menurut Peraturan
Daerah No. 7 Tahun 1976, tanggal 30 Maret 1976.
2. Dikukuhkan dan disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur No. 11/155/76, tanggal 6
Nopember 1976.
3. Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat
II Surabaya seri C No. 4C, tanggal 23 Nopember 1976.
4. Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya ini merupakan
Perusahaan Monopoli yang harus bekerja keras guna mengejar
target pelayanan sebagaimana yang telah ditentukan oleh
Pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor :
690 / 7027 / SJ tanggal 10 Juli 1985 bahwa 75 % masyarakat
perkotaan dan 60 % masyarakat pedesaan disamping
mengusahakan keuntungan yang wajar, maka untuk mencapai
maksud tersebut PDAM Surya Sembada Surabaya mengusahakan
penyediaan dan distribusi air minum yang memenuhi syaratsyarat
kesehatan.
5. Atas dasar hal tersebut diatas, maka secara umum tujuan daripada
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya adalah turut serta
mensukseskan program Pembangunan Ekonomi Nasional,
khususnya di bidang air minum dan pelayanan kebutuhan air bersih
kepada warga kota Surabaya dan sekitarnya, sesuai dengan target
dan sasaran pencapaian pelayanan.

7
6. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut diatas, maka Perusahaan
Daerah Air Minum Kota Surabaya perlu menyatukan pandangan dan
pendapat bagi seluruh jajaran karyawan dan karyawatinya, yaitu
dengan membuat Visi, Misi, Strategi dan Standar Pelayanan Prima,
untuk dijadikan motivasi/pendorong dalam melaksanakan program
program PDAM Surya Sembada Surabaya.
Kebijakan Mutu :
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Surabaya
bertekad memberikan pelayanan prima dengan menyelenggarakan
hubungan yang baik dengan pelanggan melalui penyediaan
informasi yang akurat serta penanganan pengaduan yang mudah
dan cepat yang mengutamakan kepuasan pelanggan, serta
senantiasa melakukan perbaikan yang berkesinambungan, sesuai
dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000
Strategi Perusahaan :
Strategi Perusahaan yang akan dilakukan baik dalam jangka
pendek, menengah maupun jangka panjang adalah :
1. Perubahan atau Reposisi Organisasi :
Sumber daya manusia
Struktur;
Sistem;
Budaya Perusahaan
2. Meningkatkan Pelayanan Kepada pelanggan :
Kualitas
Kuantitas (Capacity Building);
Kontinuitas;
3. Mencari sumber-sumber air baku yang lebih baik dari segi kualitas
dan kuantitas;
4. Merehab, membangun Infrastruktur Sistem Penyediaan Air Minum
yang ada, sesuai untuk pelanggan dan perkembangan teknologi;

8
5. Membangun kemampuan Soft Skill dalam pembangunan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) yang meliputi instalasi, transmisi,
distribusi,
6. Menjadikan perusahaan yang profesional dan mandiri dalam
pengelolaan yang profesional.

2.1.3.3. Visi dan Misi Perusahaan


Visi :
Visi Perusahaan adalah menjadi PERUSAHAAN AIR MINUM yang
mandiri, berwawasan global dan terbaik di kelasnya.
Misi :
1. Menyediakan air minum yang memenuhi kualitas, kuantitas dan
kontinuitas yang dapat dipertanggungjawabkan melalui pelayanan
prima dalam rangka
2. menciptakan nilai tambah bagi masyarakat Kota Surabaya.
3. Melakukan pengelolaan usaha secara profesional dengan
teknologi tepat guna dan prinsip-prinsip manajemen yang
berwawasan global sehingga mampu memberikan kontribusi pada
peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
4. Mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif sehingga
menjadi pilihan utama karyawan bekerja dan berkarir secara
professional.
5. Turut berpartisipasi dalam mengemban tanggung jawab sosial
secara proporsional melalui aktifitas Corporate Social
Responsibility (PDAM, 2013)

2.2. Air Minum


2.2.1. Pengertian Air Minum
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 22 tahun
2015 tentang sistem penyediaan air minum, Air Minum adalah Air Minum
Rumah Tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum. Penyediaan Air Minum adalah kegiatan menyediakan Air Minum

9
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan
yang sehat, bersih, dan produktif.
Jenis air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
907/MENKES/SK/VII/2002, meliputi :
1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga
2. Air yang didistribusikan melalui tangki air
3. Air Kemasan
4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman
yang disajikan kepada masyarakat.
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas
air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya, antara lain :
1) Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2) Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3) Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan.
4) Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,
usaha di perkotaan, industri, dan pebangkit listrik tenaga air.

2.2.2. Sumber Air Minum


Pada prinsipnya semua air dapat diolah menjadi air minum. Sumber-
sumber air dapat dibagi menjadi (Notoatmodjo, 2010) :
1. Air Hujan
Air hujan merupakan penyubliman awan/uap air menjadi air murni.
Walau pada saat prestipasi merupakan air yang paling bersih, air
tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer.
Pencemaran di atmosfer dapat disebabkan oleh partikel debu,
mikroorganisme, dan gas, misalnya karbondioksida, nitrogen dan
amonia. Oleh karena itu, untuk menjadikan air hujan sebagai sumber
air minum, maka pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada
saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran.

10
2. Air Permukaan
Air permukaan seperti sungai, danau, telaga, waduk, rawa, air terjun,
dan sumur permukaan, sebagian besar dari air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian mengalami pencemaran
baik oleh tanah, sampah maupun lainnya. Pada umumnya air
permukaan telah terkontaminasi dengan berbagai zat-zat yang
berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih
dahulu sebelum dikonsumsi oleh masyarakat.
3. Air Tanah
Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang
kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan
mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah
dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah,
membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan
dengan air permukaan. Secara praktis air tanah adalah air bebas
polutan karena berada di bawah permukaan tanah. Tetapi tidak
menutup kemungkinan bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat-
zat yang mengganggu kesehatan.
4. Mata Air
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah
hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya
sama dengan air dalam.

2.2.3. Syarat Kualitas Air Minum


Penyediaan air bersih, selain kualitasnya, kuantitasnya pun harus
memenuhi standart yang berlaku. Untuk pengelolaan air minum, harus
diperiksa kualitas airnya sebelum didistribusikan kepada masyarakat.
Sebab, air baku belum tentu memenuhi standart, maka sering dilakukan
pengolahan air untuk memenuhi standart air minum.
Syarat syarat air minum adalah, tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa. Air minum juga seharusnya tidak mengandung
kuman patogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Tidak

11
mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat
diterima secara estetis, dan dapat merugikan secara ekonomis. Pada
hakekatnya tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya serta meluasnya
penyakit bawaan air (Slamet, 2004).
Untuk menjamin agar air minum yang dikonsumsi masyarakat tidak
menimbulakan gangguan kesehatan, pengaturan mengenai air minum telah
diatur dalam Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
persyaratan kualitas air minum. Air minum akan memenuhi kriteria aman
bagi kesehatan apabila memenuhi syarat fisika, mikrobiologis, kimiawi dan
radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan
(Depkes RI, 2010)

12
A. Parameter Wajib
Parameter wajib merupakan persyaratan kualitas air minum yang
wajib diikuti dan ditaati oleh seluruh penyelenggara air minum. Parameter
wajib meliputi :
A. Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan
Tabel 2. 1 Parameter wajib kualitas air minum yang berhubungan langsung
dengan kesehatan
NO Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum
Yang
Diperbolehkan
Paramenter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan
A. Parameter Mikrobiologi
1) E.Coli Jumlh per 100 ml 0
sampel
2) Total Bakteri Coliform Jumlh per 100 ml 0
sampel
B. Kimia An-organik
1) Arsen mg/l 0,01
2) Flourida mg/l 1,5
3) Total Kromium mg/l 0,05
4) Kadmium mg/l 0,003
5) Nitrit, (Sebagai NO2-) mg/l 3
6) Nitrat, (Sebagai NO3-) mg/l 50
7) Sianida mg/l 0,07
8) Selenium mg/l 0,01
Sumber : Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010

13
B. Parameter wajib yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan
Tabel 2. 2 Parameter wajib kualitas air minum yang tidak berhubungan
langsung dengan kesehatan
No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum
yang
diperbolehkan
Parameter yang tidak berhubungan langsung
dengan kesehatan
A. Parameter Fisik
1) Bau Tidak berbau
2) Warna TCU 15
3) Total zat padat terlarut (TDS) mg/l 500

4) Kekeruhan NTU 5
5) Rasa Tidak berasa
6) Suhu OC Suhu udara 3
B. Parameter Kimiawi
1) Aluminium 0,2
2) Besi 0,3
3) Kesadahan 500
4) Khlorida 250
5) Mangan 0,4
6) pH 6,5 8,5
7) Seng 3
8) Sulfat 250
9) Tembaga 2
10) Amonia 1,5
Sumber : Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010

14
B. Parameter Tambahan
Merupakan peryaratan kualitas air minum yang dapat ditetapkan oleh
pemerintah daerah masing-masing yang yang sesuai dengan kondisi
lingkungan daerah masing-masing. Diantaranya :
1. Persyaratan Kimiawi, yang terdiri dari ;
a) Bahan Kimia Anorganik
b) Bahan Kimia Organik
c) Pestisida
d) Desinfektan dan hasil simpanganya
Air minum yang akan dikonsumsi tidak mengandung bahan bahan
kimia (organik, anorganik, pestisida dan desinfektan) melebihi ambang
batas yang telah ditetapkan, sebab akan menimbulkan efek kesehatan bagi
tubuh konsumen.
2. Radioaktifitas
Kadar maksimum cemaran radioaktifitas dalam air minum tidak boleh
melebihi batas maksimum yang diperbolehkan.

2.2.4. Metode Pengolahan Air Baku


Proses pengolahan air baku sebagai berikut (PDAM, 2013):
1) Aerasi
Adalah proses dimana gas dibebaskan atau dilepaskan dari air atau
diserap atau dilarutkan. Di dalam pengolahan air baku, aerasi
merupakan salah satu pengolahan pendahuluan (preliminary
treatment) yang tujuan utamanya adalah meningkatkan kadar oksigen
terlarut (dissolved oxygen), sehingga mencegah terjadinya proses
anaerobik pada proses-proses selanjutnya. Proses ini dapat juga
digunakan untuk mengurangi kandungan H2S, Fe dan Mn, CO2 bebas,
dan detergen yang terdapat pada air baku.

15
Gambar 2.1 Aerator
2) Prasedimentasi
Adalah proses pengendapan secara grafis untuk memisahkan benda-
benda yang tersuspensi (suspended matter) seperti pasir kasar, pasir
halus, dan lumpur yang sangat halus (silt) dari air baku. Proses ini
merupakan pengolahan pendahuluan (preliminary treatment), sehingga
dapat mengurangi beban pengolahan pada proses-proses selanjutnya.
Proses ini sangat efektif untuk air baku dengan kekeruhan tinggi.

Gambar 2.2 Bak Pengendapan


3) Koagulasi
Partikel koloid adalah partikel yang bermuatan listrik negatif yang
sangat stabil. Koagulasi didefinisikan sebagai proses dimana partikel
koloid didestabilkan dan dinetralkan muatan listriknya. Produk yang
digunakan untuk netralisasi disebut koagulan. Koagulan yang paling
umum digunakan adalah Aluminium Sulfat. Dosis yang diinjeksikan ke
dalam air baku tergantung dari hasil Jar Test.

16
Gambar 2.3 Koagulasi
4) Flokulasi
Didefinisikan sebagai proses pembentukan partikel flok hasil
penggabungan partikel-partikel kecil dengan cara pengadukan. Produk
yang ditambahkan dalam proses ini disebut flokulan (flocculating
agents). Flokulan dapat memprcepat laju reaksi atau dapat
meningkatkan mutu partikel flok yang terbentuk, sehingga lebih padat
dan tida mudah pecah. Flokulen dapat diklasifikasikan berdasarkan
asalnya (buatan atau alam), muatan listriknya (anionik, kationik atau
non-ionik), serta organik atau anorganik. Efektifitas proses flokulasi ini
snagat tergantung dari efektifitas proses koagulasi.

Gambar 2.4 Flokulasi


5) Sedimentasi (Pengendapan Kedua/ Clearator)
Partikel flok yang semakin besar volume dan beratnya akan
diendapkan secara gravitasi pada bak sedimentasi. Disini juga
dilakukan pembubuhan Polymer (dukem).

17
Gambar 2.5 Clearator
6) Filtrasi
Partikel tersuspensi dan partikel koloid yang tidak dapat dipisahkan
pada proses sebelumnya, dipisahkan dengan proses saringan pasir
cepat, yaitu proses penyaringan dengan media granular, yang
umumnya adalah pasir untuk single media, serta pasir dan antrasit
untuk dual media. Pemisahan partikel ini terjadi karena kombinasi
proses fisis dan kimiawi. Penyaringan dan adsorpsi partikel terjadi
karena adanya muatan listrik yang berlawanan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pemisahan partikel pada proses ini adalah :
Penyaringan yang terjadi pada permukaan filter bed.
Sedimentasi yang terjadi di dalam filter bed.
Kontak antara partikel flokulen dengan permukaan butir pasir atau
dengan partikel flokulen yang telah terdeposit.
Adsorpsi.
Koagulasi di dalam filter bed.
Aktivitas biologis yang tergantung dari pada konsentrasi partikel
organik yang ada di dalam air.

18
Gambar 2.6 Filtrasi

Gambar 2.7 Pasir Silica dan Pasir Antrasit

7) Desinfeksi
Tujuan utama desinfeksi adalah untuk memenuhi persyaratan
bakteriologi, yaitu bebas dari bakteri patogen. Desinfektan yang biasa
digunakan adalah gas chlor dengan waktu kontak minimum 20 sampai
30 menit dengan sisa chlor 0,05-0,2 mg/l. Waktu kontak dan sisa chlor

19
sangat dipengaruhi oleh kadar ammonia di dalam air. Jika
menggunakan ozone, maka untuk manghasilkan kadar sisa yang sama
dibutuhkan waktu kontak hanya kurang lebih 5 menit.
8) Reservoir
Air yang sudah diolah disimpan pada tanki untuk kemudian ditransfer
ke sistem distribusi. Tanki penyimpanan yang berlokasi pada instalasi
tersebut disebut dengan reservoir.

Gambar 2.8 Pompa Distributor

Gambar 2.9 Proses Pengolahan Air Baku (BSN, 2008)

20
2.2.5. Air Baku Menjadi Air Siap Minum
Proses pengolahan air baku menjadi air siap minum sebagai berikut (Said,
2008):

Gambar 2.10 Diagram Proses Pengolahan Air Siap Minum (Said, 2008)
A. Cartridge Filter
Setelah disaring melalui filter penukar ion (softener), air dialirkan
melalui filter cartridge untuk menghilangkan kekeruhan yang mungkin
masih tersisa. Filter cartridge ini dapat menyaring padatan atau kekeruhan
sampai ukuran 5 mikron. Dengan demikian air yang keluar dari cartridge
filter ini sudah sangat jernih.

Gambar 2.11 Skema Pengoperasian Filter Penukar Ion (Softener) (Said,


2008)
B. Sterilisator Ultra Violet
Air proses dari cartridge filter, selanjutnya air dialirkan ke sterilisator
ultra violet agar seluruh bakteri atau mikroorganisme yang ada di dalam air
dapat dibunuh secara sempurna. Air yang keluar dari sterilsator ultra violet
merupakan air hasil olahan yang dapat langsung diminum.

21
C. Ozon Generator
Penyempurnaan sterilisasi air yang telah diproses dilanjutkan
dengan injeksi ozon yang dihasilkan oleh generator ozon, setelah itu air
hasil olahan ditampung di bak penampung yang terbuat dari stainlees-steel,
selanjutnya dibagi melalui kran distribusi di tempat pengisian.

Gambar 2.12 Skema Injeksi Ozon (Said, 2008)


2.3. Teknik Sederhana Pengolahan Air Bersih
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk
mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum
digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan bagi kita mungkin
yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air
sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses
penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan
sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. Berikut beberapa alternatif
cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan air
(Aimyaya, 2009) :
1) Saringan Kain Katun.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan
teknik penyaringan yang paling sederhana/mudah. Air keruh disaring
dengan menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat
membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air
keruh. Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain
yang digunakan.

22
Gambar 2.13 Saringan Katun (Aimyaya, 2009)
2) Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari
teknik sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun,
penyaringan dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan
organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung
pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.

Gambar 2.14 Saringan Kapas (Aimyaya, 2009)

3) Aerasi
Merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke
dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti
karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi
rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel

23
mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi
dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat
dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.

Gambar 2.15 Aerasi (Aimyaya, 2009)

4) Saringan Pasir Lambat (SPL)


Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan
menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian
bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati
lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil. Untuk
keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir Lambat
(SPL).

Gambar 2.16 Saringan Pasir Lambat (Aimyaya, 2009)

24
5) Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah
penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat,
yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan
menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian
melewati lapisan pasir. Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada
artikel Saringan Pasir Cepat (SPC).

Gambar 2.17 Saringan Pasir Cepat (Aimyaya, 2009)


6) Gravity-Fed Filtering System
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir
Cepat (SPC) dan Saringan Pasir Lambat (SPL). Air bersih dihasilkan
melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir
Cepat (SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya
disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali
penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan
tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan
yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa / multi
Saringan Pasir Lambat.

25
Gambar 2.18 Gravity-Fed Filtering System (Aimyaya, 2009)
7) Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan
tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam
menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang
digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil
yang lebih baik dapat digunakan arang aktif. Untuk lebih jelasnya dapat lihat
bentuk saringan arang yang direkomendasikan UNICEF pada gambar di
bawah ini.

Gambar 2.19 Saringan Arang (Aimyaya, 2009)

26
8) Saringan air sederhana / tradisional
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan
pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain
menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah
lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan lebih jauh
dapat dilihat pada artikel saringan air sederhana.

Gambar 2.20 Saringan Air Sederhana (Aimyaya, 2009)

9) Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama
sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air
bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik.
Beberapa filter kramik menggunakan campuran perak yang berfungsi
sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan,
kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan
menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah
penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan

27
terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini dapat
dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang
mengalir.

Gambar 2.21 Saringan Keramik (Aimyaya, 2009)


10) Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air
disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum
digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut
digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari
saluran irigasi sawah. Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil
saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih
lagi SPC.

Gambar 2.22 Saringan Lempeng (Aimyaya, 2009)

28
11) Saringan Tanah Liat.
Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk
khusus pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori
pada bagian dasarnya.
2.4. Peran PDAM Dalam Penyediaan Air Siap Minum Untuk
Masyarakat
Keputusan Ketua Badan Pendukung Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum Nomor 002/KPTS/K-6/IV/2010 Tentang Penilaian
Kinerja Pelayanan Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum Surat keputusan ini menjadi
dasar pada penerapan penentuan standar kualitas dan kinerja pelayanan
penyelenggaraan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum oleh BPP
SPAM. Dalam surat keputusan tersebut berisi 5 (lima) keputusan yaitu:
1. Penilaian kinerja pelayanan penyelenggaraan pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum PDAM dilakukan dengan
menggunakan pendekatan balanced scorecard dengan pengukuran
terhadap aspek keuangan, pelayanan, operasi dan sumber daya
manusia.
2. Untuk setiap aspek terdiri atas beberapa indikator untuk lebih
memberikan kecermatan dalam melakukan evaluasi dan penilaian
kinerja pelayanan penyelenggaran pengembangan sistem penyediaan
air minum.
3. Hasil penilaian kinerja pelayanan pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum pada PDAM dikategorikan ke dalam 3 (tiga) kriteria,
yaitu: sehat, kurang sehat, dan sakit.
4. Penilaian kinerja pelayanan penyelenggaran pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum pada PDAM diberlakukan pula terhadap
penyelenggara pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum yang
melakukan kerjasama penyelenggaraan pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum dengan pemerintah, pemerintah daerah atau
PDAM (BPPSPAM, 2009)

29
2.4.1. Faktor yang Mempengaruhi Peran PDAM Surya Sembada
Surabaya
2.4.1.1. Faktor Internal
Faktor-faktor internal yang dimiliki perusahaan dapat dikelompokkan
menjadi empat bagian, antara lain sumber daya manusia, keuangan,
produksi dan operasi, serta pemasaran.
1. Aspek SDM
SDM adalah aspek yang penting bagi PDAM karena merupakan salah
satu faktor internal perusahaan yang sangat menentukan pertumbuhan
dan perkembangan. PDAM harus selalu memperhatikan kondisi
sumber daya manusia yang dimilikinya untuk menjaga kestabilan dan
pertumbuhan perusahaan. Untuk itu Bagian SDM memiliki peranan
penting dalam pengembangan manusia yang berkualitas dan
profesional di bidangnya. SDM PDAM Surya Sembada Surabaya yang
ada belum diberdayakan secara optimal. Hal ini dikarenakan masih
terdapat kekurangan karyawan dibagian tertentu dan penempatan
posisi atau kerja karyawan sesuai dengan latar belakang pendidikan
belum secara tepat. Tingkat pendidikan karyawan beragam mulai dari
SD, SLTP, SLTA, D3, S1, sampai S2, dapat diketahui bahwa di PDAM
Surya Sembada Surabaya yang menjadi dominan adalah karyawan
tetap dan mayoritas karyawannya berpendidikan SLTA. Hal ini
mengindikasikan bahwa pelatihan bagi karyawan sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi kerja karyawan
terhadap perusahaan. Pengadaan program-program pelatihan dan
pengembangan karyawan dilakukan berdasarkan kebutuhan dari
masing-masing bagian dalam perusahaan dengan biaya tersendiri yang
khusus dikeluarkan untuk program pelatihan. Dengan meningkatnya
pengetahuan dan motivasi kerja karyawan terhadap perusahaan maka
sistem organisasi dalam perusahaan dapat berjalan sesuai dengan
prosedur. Hal ini akan mendukung dalam pencapaian kinerja
perusahaan yang baik.

30
2. Aspek Produksi dan Operasi
Aspek produksi dan operasi berhubungan dengan aktivitas mengubah
masukan atau input menjadi bentuk produk akhir agar dapat
dipergunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. PDAM Surya Sembada
Surabaya melakukan pengolahan air menjadi air minum sesuai dengan
standar kesehatan. Air yang bersumber dari mata air memiliki kualitas
yang cukup baik dan memenuhi standar air minum jika dilihat dari segi
fisik dan kimia. Sedangkan jika dilihat dari segi biologis dikhawatirkan
terdapat bakteri yang dapat menimbulkan penyakit sehingga perlu
ditambahankan desinfektan. Pengolahan air baku yang dilakukan
PDAM Surya Sembada Surabaya menggunakan proses pengolahan
lengkap. Proses pengolahan lengkap terdiri dari enam tahap yaitu tahap
koagulasi, tahap flokulasi, tahap sedimentasi, tahap aerasi, tahap
filtrasi dan tahap desinfektan. Dalam kegiatan operasional PDAM Surya
Sembada Surabaya, sebagian sudah didukung oleh sistem informasi
manajemen yang berbasis komputer seperti sistem komputer
terintegrasi. Adapun fasilitas penunjang lainnya berupa laboratorium
penguji kualitas air, pengujian meter air dan mobil penanggulangan
kebocoran. Selain itu, PDAM Surya Sembada Surabaya pun memiliki
bengkel pemeliharaan yang memadai dan adanya sistem
komputerisasi yang diperuntukkan untuk memelihara saluran pipa
dinas dan induk sebagai upaya untuk menghindari terjadinya kerusakan
dan kebocoran yang dapat mengakibatkan kehilangan air. Sedangkan
pemeliharaan pipa persil (setelah meter) menjadi tanggung jawab
pelanggan.

31
3. Aspek Pemasaran
Pemasaran merupakan aktivitas yang berhubungan dengan pemberian
sarana yang dapat digunakan oleh pembeli untuk membeli produk dan
mempengaruhi calon pembeli untuk membeli, seperti iklan, promosi,
tenaga penjual, penetapan kuota dan penetapan harga. Keseluruhan
aktivitas tersebut tercakup dalam bauran pemasaran. Bauran
pemasaran dalam pemasaran terdiri dari empat komponen, yaitu :
- Produk
Keanekaragaman Produk
Produk utama PDAM adalah Air. Namun, PDAM menjual air dan
sebagai fasilitator untuk mengolah air baik yang bersumber dari mata
air maupun air permukaan menjadi bersih dan kemudian
didistribusikan kepada pelanggan.
Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian
PDAM Surya Sembada Surabaya untuk menentukan kualitas air
baku dan air minum, perusahaan menggunakan parameter sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Dengan
adanya parameter tersebut maka air baku dan air minum PDAM
merupakan air yang berkualitas dan sesuai dengan standar
kesehatan.
Pelayanan kepada Konsumen
Pelayanan yang diberikan kepada konsumen mencakup
memberikan informasi yang dibutuhkan konsumen, menanggapi
pengaduan dari konsumen dan melayani pembayaran. Contohnya
adanya layanan pelanggan CS ( Customer Services ), CC ( Call
Center ), Loket Pembayaran Tagihan Bulanan dan Juga Loket
Tunggakkan apabila pelanggan menunggak pada waktu
pembayarannya .

32
- Harga
Tarif air minum adalah harga air minum untuk setiap meter kubik (m)
yang harus dibayar oleh pelanggan. Perhitungan dan penetapan tarif
air minum didasarkan pada keterjangkauan dan keadilan, mutu
pelayanan, pemulihan biaya (full cost recovery), efisiensi pemakaian
air, tranparansi dan akuntabilitas, serta perlindungan air baku.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 1998
tentang pedoman penentuan tarif air minum, pola tarif air minum
PDAM di Indonesia menggunakan perhitungan tarif progresif dan
diskriminatif. Adapun penjelasan pola tersebut sebagai berikut :
Besar tarif air per m yang semakin tinggi akan dikenakan pada
pemakaian air yang semakin banyak (tarif progresif). Tarif air per m
untuk pemakaian air 10 m pertama akan lebih rendah daripada tarif
air per m untuk pemakaian air 10 m kedua dan seterusnya. Pola
ini diterapkan untuk mencegah pemborosan air oleh pelanggan
karena pelanggan akan membayar harga air per m lebih tinggi
untuk pemakaian air yang lebih banyak. Sehingga memungkinkan
untuk memperluas atau memperbanyak jumlah pelanggan karena
pemanfaatan air menjadi lebih efisien.
Tarif air per m akan lebih tinggi pada pelanggan yang
menggunakan air untuk kebutuhan komersial atau pelanggan yang
memiliki kemampuan finansial tinggi. Tarif air per m untuk
pelanggan niaga akan lebih tinggi daripada pelanggan rumah
tangga. Tarif air per m untuk pelanggan rumah tangga B akan lebih
tinggi daripada pelanggan rumah tangga A. Pola ini diterapkan agar
terjadi subsidi silang, subsidi dari pelanggan mampu kepada
pelanggan kurang mampu. Dengan demikian, masyarakat kurang
mampu masih mendapat peluang untuk menjadi pelanggan PDAM.

33
Pelayanan Air minum kepada masyarakat tidak hanya terbatas pada
daerah tertentu saja, melainkan juga mendukung program pemerintah
untuk Pelayanan air bersih, misalnya untuk :
Perumnas
Program Perbaikan Kampung ( KIP )
Kran Umum bantuan UNICEF / Pemerintah Pusat
Untuk Masyarakat yang daerahnya belum terjangkau jaringan pipa
distribusi , pelayanan dilakukan dengan menggunakan mobil tangki,
terminal air, hidran umum dan kran umum
- Tempat atau Saluran Distribusi
Dalam hal pendistribusian air, PDAM Surya Sembada Surabaya
masih memilih yaitu masih adanya daerah potensial yang belum ada
jaringan Distribusinya ( Pipa induk Tersiernya ), tetapi PDAM Surya
Sembada Surabaya memberikan bantuan pemasangan Pipa Induk (
Tersier ) secara gratis kepada calon pelanggan PDAM agar bisa
menjadi calon pelanggan PDAM dengan mengisi Form Pengajuan
Jaringan yang sudah disiapkan oleh PDAM.
- Promosi
Promosi yang diberikan PDAM Surya Sembada Surabaya yaitu
pemberian Diskon 50% kepada calon pelanggan yang didepan
Rumah sudah ada pipa induknya ( Pipa Tersiernya ) dan sudah ada
bangunnanya kurang lebih sudah terbangun 50% dan diskon ini tidak
setiap waktu terjadi atau telaksana tapi ada ketentuannya sesuai
pesetujuaan dari direksi.
2.4.1.2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal perusahaan merupakan langkah untuk mengetahui
faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan
lingkungan makro perusahaan. Faktor-faktor yang termasuk dalam
lingkungan mikro antara lain pemasok, perantara, pelanggan, pesaing,
masyarakat. Sedangkan lingkungan makro terdiri dari lingkungan

34
demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik/hukum dan sosial/budaya.
(Kotler, 2000)
A. Lingkungan Mikro Perusahaan
1. Pemasok
PDAM Surya Sembada Surabaya adalah satu-satunya perusahaan
Air Minum di Surabaya dengan demikian pemasok terbesar PDAM
adalah calon pelanggan potensial yaitu masyarakat kalangan kebawah,
menengah keatas dan perusahaan- perusahan pasti membutuhkan Air
PDAM , karena sebagai sumber kebutuhan yang penting bagi
perusahaan.
2. Perantara
Perantara bagi PDAM Surya Sembada Surabaya adalah Bank BRI
karena perusahaan ini mau berkerjasama dengan PDAM Surya
Sembada Surabaya untuk mencakup pelayanan dengan memberikan
mikro kredit bagi pelanggan PDAM yang memiliki kendala kekurangan
biaya untuk Menjadi calon pelanggan PDAM.
3. Pelanggan
Perusahaan harus mempelajari pasar pelanggan secara seksama
karena setiap tipe pasar pelanggan mempunyai karakteristik yang
berbeda. Kategori pelanggan PDAM Surya Sembada Surabaya terdiri
dari pemasangan sosial , real easted , usaha , dan pemerintah
4. Pesaing
PDAM Surya Sembada Surabaya merupakan sebuah perusahaan
daerah yang memiliki wewenang dari Pemerintah Daerah dalam
penyediaan kebutuhan konsumsi air minum bagi masyarakat.
Wewenang tersebut menjadikan PDAM sebagai penyedia tunggal air
minum. Oleh karena itu, PDAM tidak memiliki pesaing.
B. Lingkungan Makro Perusahaan
1. Lingkungan Alam
Lingkungan alam disekitar perusahaan berpengaruh terhadap
kegiatan produksi dan operasi perusahaan. Bagi PDAM, kemudahaan
untuk mendapatkan sumber air dan letak daerah berpengaruh terhadap

35
proses pengolahan dan pendistribusian air. Sejauh ini, PDAM Surya
Sembada Surabaya tidak memiliki kesulitan dalam mendapatkan sumber
air karena memiliki sumber sumber air yang ada disurabaya .
2. Lingkungan Teknologi
Teknologi industri berkembang sangat cepat, terutama pada
teknologi pengolahan produk yang mampu meningkatkan kualitas dan
kuantitas produk. Proses pengolahan air PDAM Surya Sembada
Surabaya menggunakan teknologi semi modern dan pengolahan
lengkap (manual). Dalam kegiatan operasional PDAM Surya Sembada
Surabaya sebagian sudah didukung oleh sistem informasi manajemen
yang berbasis komputer seperti sistem komputer terintegrasi. Sistem
tersebut terdiri dari CIS, LIS dan EIS yang mampu melaksanakan
pemantauan di semua bagian dan otomatisasi semua data administrasi
dan penagihan pelanggan secara cepat dan tepat. Dengan demikian,
teknologi yang terus berkembang memberikan peluang bagi PDAM
Surya Sembada Surabaya karena pemanfaatan teknologi sangat
membantu untuk bekerja secara efektif dan efisien.
3. Lingkungan Politik / Hukum
Arah, kebijakan dan stabilitas politik pemerintah merupakan faktor
penting yang harus diperhatikan perusahaan. Dalam hal pemanfaatan
sumber daya air, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 7 tahun 2004 tentang sumber daya air. UU No. 7 tahun
2004 merupakan peraturan perundangan yang memberikan
perlindungan terhadap kepentingan kelompok masyarakat ekonomi
lemah dengan menerapkan prinsip pengelolaan sumber daya air yang
mampu menyelaraskan fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi.
Tindak lanjut dari penjabaran UU No. 7 tahun 2004, pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16
tahun 2005 tentang pengembangan sistem penyediaan air minum
(SPAM).

36
4. Lingkungan Sosial / Budaya
Kondisi sosial masyarakat selalu berubah-ubah, sehingga
perusahaan harus tanggap terhadap perubahan tersebut. Meningkatnya
jumlah penduduk setiap tahun berdampak pada berkembangnya sektor
niaga karena adanya peningkatan kebutuhan masyarakat seperti
makanan, minuman dan pakaian. Laju pertumbuhan sektor niaga
memberikan peluang bagi PDAM Surya Sembada Surabaya karena
meningkatkan jumlah pelanggan yang berpengaruh terhadap
meningkatnya pendapatan PDAM Surya Sembada Surabaya. Namun,
peningkatan jumlah pelanggan tidak diimbangi dengan meningkatnya
kesadaran masyarakat dalam penggunaan air. Hal ini dikarenakan masih
adanya pemborosan air yang dilakukan oleh pelanggan seperti
membiarkan air meluap dari bak mandi, mencuci kendaraan dengan air
langsung dari kran dan anak-anak yang bermain dengan alat
penyemprot air. Pemborosan air mengakibatkan pemanfaatan air
menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, rendahnya kesadaran masyarakat
dalam penggunaan air dapat menjadi ancaman bagi PDAM.
2.4.1.3. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, dan Peluang PDAM Surya
Sembada Surabaya
A. Kekuatan
Kekuatan yang dimiliki PDAM Surya Sembada Surabaya antara lain :
1. Sistem organisasi berjalan sesuai dengan prosedur akan
mendukung pencapaian kinerja perusahaan yang baik. Pada tahun
2006, kinerja PDAM Surya Sembada Surabaya masuk dalam
klasifikasi baik dengan tiga aspek penilaian yaitu keuangan,
operasional dan administrasi. Selain itu, struktur satuan
pengendalian intern PDAM Surya Sembada Surabaya,
pengendalian organisasi dan kepegawaian, keuangan maupun
pengawasan sudah terbentuk, sehingga segala kegiatan dan
pelaksanaan tugas berpedoman pada ketentuan yang ada. Dengan
adanya pengendalian tersebut maka sistem organisasi PDAM
Surya Sembada Surabaya dapat berjalan sesuai dengan prosedur.

37
2. Marjin laba yang cukup baik. Tujuan didirikannya suatu perusahaan
adalah untuk memperoleh laba. PDAM Surya Sembada Surabaya
sebagai perusahaan daerah pun memiliki tujuan tersebut tetapi
memperoleh keuntungan yang wajar. Keuntungan yang wajar
adalah batas kewajaran tingkat keuntungan yang dapat ditorelansi
dalam penyelenggaraan penyediaan air minum dan sanitasi dalam
jangka waktu tertentu. Marjin laba yang terus meningkat dapat
menambah pendapatan PDAM Surya Sembada Surabaya untuk
membiayai kegiatan operasional dan melunasi kewajiban
perusahaan.
3. Penyedia tunggal air minum. PDAM Surya Sembada Surabaya
merupakan sebuah perusahaan daerah yang memiliki wewenang
dalam penyediaan kebutuhan konsumsi air minum bagi
masyarakat. Dengan wewenang tersebut menjadikan PDAM Surya
Sembada Surabaya sebagai penyedia tunggal air minum, karena
tidak ada perusahaan lain yang mendapatkan wewenang tersebut
atau dengan kata lain PDAM sebagai perusahaan monopoli.
4. Sumber Bahan Baku yang melimpah.
5. Kualitas Bahan Baku yang baik.
B. Kelemahan
Kelemahan yang dimiliki PDAM Surya Sembada Surabaya antara lain :
1. Sumber daya manusia belum diberdayakan secara optimal karena
masih saja terdapat kekurangan karyawan dibagian tertentu seperti
dibagian sumber, pengolahan dan laboratorium. Selain itu,
penempatan kerja atau posisi sesuai dengan latar belakang
pendidikan belum secara tepat. Hal tersebut dapat menghambat
jalannya kegiatan dan aktivitas PDAM karena SDM merupakan
aspek penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.
2. Banyaknya Kebocoran pipa, air yang tidak keluar ( TDA) di PDAM
Surya Sembada Surabaya.

38
3. Adanya daerah potensial yang belum ada pipa induk ( pipa tersier
PDAM ) sehingga calon pelanggan tidak bisa mendaftar sebagai
pelanggan PDAM.
4. Pelayanan air yang belum mencapai 24 jam secara merata.
5. Laporan Keuangan yang masih jadi satu dengan pusat.
C. Peluang
Peluang yang dimiliki PDAM Surya Sembada Surabaya antara lain :
1. Laju pertumbuhan penduduk setiap tahun berdampak pula pada
berkembangnya Perusahaan Air Minum PDAM Surya Sembada
Surabaya karena berdampak pada meningkatnya permintaan air
yang akan berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan
PDAM.
2. Pelanggan yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat.
Air merupakan kebutuhan penting bagi manusia, tanpa air manusia
tidak dapat melangsungkan kehidupannya. Sebagian besar
pelanggan PDAM Surya Sembada Surabaya adalah rumah tangga
yang terdiri dari hampir seluruh golongan masyarakat baik
golongan atas, menengah, maupun bawah. Pelanggan yang terdiri
dari hampir seluruh golongan masyarakat merupakan perwujudan
dari fungsi sosial PDAM yaitu dapat memenuhi kebutuhan semua
lapisan masyarakat dengan memberlakukan tarif air minum
yangdisesuaikan dengan kondisi dan fungsi tempat pelanggan
serta adanya pelanggan yang tersubsidi.
3. Efisiensi penagihan rekening air yang cukup tinggi .Hal ini
merupakan peluang bagi PDAM Surya Sembada Surabaya karena
mengindikasikan bahwa masyarakat memiliki kemampuan daya
beli untuk konsumsi air minum. Efisiensi penagihan yang cukup
tinggi menunjukkan kemampuan pelanggan untuk membayar air.
Oleh karena itu, pelanggan memiliki kemampuan daya beli untuk
konsumsi air minum.
4. Teknologi yang terus berkembang Proses pengolahan air PDAM
Surya Sembada Surabaya menggunakan teknologi semi modern

39
dan pengolahan lengkap (manual). Dalam kegiatan operasional
PDAM Surya Sembada Surabaya, sebagian sudah didukung oleh
sistem informasi manajemen yang berbasis komputer. Teknologi
yang terus berkembang memberikan peluang bagi PDAM Surya
Sembada Surabaya karena pemanfaatan teknologi sangat
membantu untuk bekerja secara efektif dan efisien.
5. Walikota Surabaya sangat mendukung terhadap pengembangan
PDAM. PDAM Surya Sembada merupakan perusahaan air minum
milik daerah yang melayani konsumsi air minum masyarakat Kota
Surabaya. Sebagai perusahaan daerah, PDAM sangat didukung
oleh Walikota Surabaya karena sebagai salah satu sumber
pendapatan daerah. Sebesar 55 persen dari modal PDAM Surya
Sembada Kota Surabaya merupakan penyertaan modal dari
Walikota Surabaya. (Fusion, 2014)

40
BAB 3
KESIMPULAN

Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk


melakukan segala kegiatan mereka. Sehingga perlu diketahui bagaimana
air dikatakan bersih dari segi kualitasdan bisa digunakan dalam jumlah yang
memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas,
ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik
yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang terdiri atas
pH,kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi diman air terbebas
dari mikroorganisme penyebab penyakit. Air bersih yang digunakan berasal
dari air baku.

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum. Sumber air minum dapat berasal dari air hujan, air permukaan, air
tanah, dan mata air. Pemanfaatan air dalam kehidupan harus memenuhi
persyaratan baik kualitas dan kuantitas yang erat hubungannya dengan
kesehatan. Adapun syarat air minum adalah tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa, tidak mengandung zat patogen dan tidak mengandung bahan
kimia berbahaya. Berdasarkan Permenkes RI No.
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, air
minum akan memenuhi kriteria aman bagi kesehatan apabila memenuhi
syarat fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam
parameter wajib dan parameter tambahan. Proses pengolahan air baku
menjadi air siap minum terdiri dari 3 tahap, yaitu: cartriadge filter, sterilisator
ultra violet dan ozon generator.

Manusia memerlukan air bersih dan memenuhi syarat kualitas yang


cukup sesuai dengan standar kualitas air minum yang telah ditetapkan
dalam PERMENKES RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Air bersih yang
digunakan berasal dari air baku. Air baku adalah air yang berasal dari
sumber air pemukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang

41
memenuhi ketentuan baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
Air baku yang sudah diolah akan menjadi air yang siap minum.

Untuk mendapatkan air bersih dapat menggunakan cara sederhana


yaitu dengan membuat saringan air, seperti saringan katun, saringan kapas,
aerasi, saringan pasir lambat, saringan pasir cepat, Gravity-Fed Filtering
System, saringan arang, saringan air sederhana, saringan keramik,
saringan cadas dan saringan tanah liat.

PDAM Surya Sembada Surabaya melakukan pengolahan air menjadi


air minum sesuai dengan standar kesehatan. Air yang bersumber dari mata
air memiliki kualitas yang cukup baik dan memenuhi standar air minum jika
dilihat dari segi fisik dan kimia. Sedangkan jika dilihat dari segi biologis
dikhawatirkan terdapat bakteri yang dapat menimbulkan penyakit sehingga
perlu ditambahankan desinfektan. Pengolahan air baku yang dilakukan
PDAM Surya Sembada Surabaya menggunakan proses pengolahan
lengkap. Proses pengolahan lengkap terdiri dari enam tahap yaitu tahap
koagulasi, tahap flokulasi, tahap sedimentasi, tahap aerasi, tahap filtrasi
dan tahap desinfektan.

42
DAFTAR PUSTAKA

Aimyaya. 2009. Kumpulan Teknik Penyaringan Air Sederhana. Tersedia :


http://aimyaya.com/id/lingkungan-hidup/kumpulan-teknik-
penyaringan-air-sederhana/ . [Diakses tanggal 05 Februari 2017].

BPPSPAM. 2009. Kinerja PDAM 2015. Tersedia :


http://www.bppspam.com/ . [Diakses tanggal 05 Februari 2017].

BPPSPAM. 2009. Penyediaan Air Minum Perkotaan. Tersedia :


http://www.bppspam.com/ . [Diakses tanggal 05 Februari 2017].

Depkes RI. 2010. PERMENKES RI NOMOR 492/MENKES/PER/IV/2010


Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta : Depkes RI.

Fusion. 2014. PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Tersedia :


http://rynieta.mhs.narotama.ac.id/2014/07/10/tugas-
uas.management-strategi/ . [Diakses tanggal 05 Februari 2017].

Jati. 2014. Makalah PDAM. Tersedia :


http://fuidajati.blogspot.co.id/2014/04/makalah-pdam.html. [Diakses
tanggal 05 Februari 2017].

Notoatmodjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta.

PDAM. 2013. Proses Pengolahan Air Minum. Tersedia : www.pdam-


sby.go.id. [Diakses tanggal 05 Februari 2017].

Said, Nuli. 2008. Pengolahan Air Siap Minum. Jakarta : Pusat Teknologi
Lingkungan, hal 502-526.

43

Anda mungkin juga menyukai