Anda di halaman 1dari 5

ANALISA KASUS PELANGGARAN HAM

Nama : Aliyya Neno Kassandra


Kelas : Secondary 2
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan projek PKN ini
yang berupa menganalisa kasus-kasus pelanggaran HAM.

Tugas ini telah saya susun dengan maksimal dengan bantuan dari berbagai
pihak, salah satunya guru saya yang dicintai, Ms. Floren Antony. Untuk itu, saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah terlibat dalam pembuatan
projek ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari segala pembaca
agar saya dapat memperbaikinya.

Akhir kata, saya berharap semoga projek saya ini dapat memberi manfaat
maupun inspirasi bagi masyarakat atau para pembaca.

Tangerang, Februari 2017

Aliyya Neno Kassandra


A. Kasus Pelanggaran HAM dalam Lingkup Keluarga

Artikel
Kilas Kriminal: Ibu di Palembang Tendang Anaknya hingga Tewas
Liputan6.com, Palembang - Penganiayaan yang berujung kematian balita Bryan
Aditya Fadillah (4) oleh ibu kandungnya Siska Nopriana pada hari Senin (21/11/2016)
direka ulang Polresta Palembang, Sumatera Selatan. Berita ini mengawali Kilas
Kriminal yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (14/12/2016).
Berdasar konstruksi, korban tewas setelah dadanya ditendang berulang kali oleh
tersangka. Motif kemarahan tersangka karena korban terus menerus menangis di
dalam kamar tidur.
Tersangka berdalih jika ia kerap dikerasi oleh suami sehingga melampiaskan dendam
pada anaknya.

Kronologi
Seorang balita bernama Bryan Aditya Fadillah berumur empat tahun di tendang oleh ibu
kandungnya, Siska Nopriana sampai tewas pada hari Senin (21/11/2016) di
Palembang, Sumatera Selatan. Siska mengaku dikerasi oleh suami sehingga
melampiaskan dendam pada anaknya. Korban tewas setelah dadanya ditendang
berulang kali oleh tersangka. Pelaku belum mendapat hukuman.

Tanggapan
Menurut saya, tersangka perlu segera di hukum berat, karena tersangka telah
melanggar HAM anak untuk hidup bebas tanpa kekerasan. Kasus ini telah melanggar
UUD 1945 Pasal 76C no. 35 tahun 2014 tentang Kekerasan Terhadap Anak dan Pasal
80 no. tahun 2014 ayat (3) tentang Kekerasan/Penganiayaan dengan hukuman pidana
penjara paling lama 3 tahun 6 bulan/15 tahun atau denda paling banyak
Rp72.000.000/Rp3.000.000.000.

B. Kasus Pelanggaran HAM dalam Lingkup Sekolah

Artikel
Liputan6.com, Kupang - Tercatat 7 murid Sekolah Dasar Seba di Pulau Saburai Jua,
Kupang, Nusa Tenggara Timur, dianiaya oleh seorang pemuda tidak dikenal.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (13/12/2016), penganiayaan terjadi
di lingkungan SDN Seba sekitar pukul 08.45 WITA. Seorang pemuda yang berusia
sekitar 21-22 tahun tiba-tiba masuk ke lingkungan sekolah dengan membawa pisau.

Pemuda itu tiba-tiba mengamuk dan melukai sejumlah siswa. Tujuh anak yang menjadi
korban langsung dibawa ke puskesmas terdekat.

Pelaku akhirnya berhasil diringkus dan kini sedang dalam proses pemeriksaan.

Korban yang terluka terdiri dari 4 siswi dan 3siswa. Mereka umumnya mengalami luka
di sekitar leher.

Para siswa, yang saat kejadian sedang menjalani Ujian Akhir Semester (UAS), tidak
mengira ada orang tak dikenal masuk ke lingkungan sekolah.

Guru-guru pun panik dan langsung menyelamatkan para siswa. Polisi kini masih
menyelidiki motif di balik penganiayaan ini. Dugaan polisi, pelaku lebih dari satu orang.

Kronologi
7 siswa Sekolah Dasar Seba di Pulau Saburai Jua, Kupang, Nusa Tenggara Timur,
dianiaya oleh seorang pemuda tidak dikenal pada hari Selasa (13/12/2016) saat sedang
menjalani Ujian Akhir Semester. Diduga pria itu melakukan penikaman karena stres.
Korban yang terluka umumnya mengalami luka disekitar leher.

Tanggapan
Pelaku seharusnya mendapat hukuman yang berat, atau segera dilakukan rehabilitasi
untuk menenangkan mentalnya yang sedang bermasalah. Pelaku telah melanggar
Pasal 351 KUHP ayat (2) serta UUD 1945 Pasal 76C no. 35 tahun 2014 tentang
Kekerasan Terhadap Anak dan Pasal 80 no. tahun 2014 ayat (3) tentang
Kekerasan/Penganiayaan. Melanggar Pasal 351 KUHP ayat (2) dihukum pidana
selama 5 tahun. Sedangkan melanggar UUD 1945 Pasal 76C no. 35 tahun 2014
tentang Kekerasan Terhadap Anak dan Pasal 80 no. tahun 2014 ayat (3) tentang
Kekerasan/Penganiayaan dengan hukuman pidana penjara paling lama 3 tahun 6
bulan/15 tahun atau denda paling banyak Rp72.000.000/Rp3.000.000.000. Setelah
saya telusuri lagi, pelaku dianiaya oleh warga yang marah hingga tewas. Saya pikir,
harusnya warga bisa mengontrol emosinya, karena sang pelaku mempunyai masalah
mental.
C. Kasus Pelanggaran HAM dalam Lingkup Masyarakat

Artikel
Di Kalimantan Timur, Pengadilan Negeri Sangatta memvonis mati Juriansyah alis Ijur
yang sebelumnya dituntut jaksa dengan hukuman penjara seumur hidup.
Ijur dinyatakan terbukti memperkosa dan membunuh bocah usia 4 tahun bernama
Naysa pada (7/7/2016). Usai memperkosa, terdakwa membunuh korban dan jasadnya
dibakar di hutan.

Sempat dikabarkan hilang pada Kamis (7/7/2016) lalu, jenazah korban ditemukan
Minggu (10/7/2016) di hutan yang berjarak sekitar 45 meter dari halaman belakang
kantor rumah sakit Pratama sekitar pukul 10.55.

Kronologi
Bocah 4 tahun, Naysa, dianiaya oleh Juriansyah alias Ijur pada hari Kamis (7/7/2016) di
Kalimantan Timur. Belum diketahui apa motif pelaku tetapi korban diperkosa dan
dibunuh, serta jasadnya dibakar di hutan.

Tanggapan
Menurut saya,

Anda mungkin juga menyukai