Anda di halaman 1dari 105

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam mendukung kemajuan dan kelangsungan sebuah instansi/perusahaan.
Untuk itu perlu diadakan peningkatan sumber daya manusia baik secara kualitas
maupun kuantitas. Dalam hal ini pendidikan sangat berperan aktif, bahkan
pemerintah kita telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan sumber
daya manusia. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang
sejahtera, baik dari segi pendidikan dan masa depan yang cemerlang serta mampu
bersaing di dunia kerja dengan ide-ide kreatif.
Oleh karena itu, di era globalisasi ini kecepatan dan ketepatan dalam hal
bekerja adalah hal yang sangat diutamakan, seperti: skill dan penggunaan tenaga
mesin seperti komputer, printer, mesinn fotocopy, dll. Untuk mencapai tujuan
yang maksimal, dengan adanya keahlian dan penguasaan penggunaan tenaga
mesin maka semua pekerjaan akan terlaksana dengan baik dan tepat.
Dengan adanya praktik kerja lapangan (magang) mahasiswa diharapkan
mampu terjun langsung kedalam dunia kerja yang nyata, sehingga dalam
penyelesaian studinya kelak mahasiswa dapat menjadi tenaga kerja yang
profesional dan siap pakai seperti yang diharapkan. Selama melaksanakan praktik
kerja lapangan pada PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper yang beralamat di
Desa Niru-Tebat Agung Banuayu, Kec. Rambang Dangku, Kab. Muara Enim,
Sumatera Selatan 31172. Penulis mendapatkan banyak pengalaman dan
pengetahuan mengenai berbagai situasi di dunia kerja yang nyata. Untuk
melengkapi hasil dari Praktik kerja lapangan (magang), penulis membuat laporan
praktik kerja lapangan (magang) sebagai bukti secara tertulis bahwa penulis telah
melaksanakan praktik kerja lapangan (magang). Penulis tertarik untuk mengambil
tugas khusus mengenai data disiplin kerja karyawan, jumlah data pelanggaran
disiplin kerja karyawan dan motivasi karyawan dalam menerapkan disiplin kerja
karyawan di PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper.

1 Universitas Sriwijaya
2

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan magang ini adalah:
1. Untuk mengembangkan cara berpikir mahasiswa agar bisa lebih cepat dalam
mengembangkan kemampuan dirinya dan mengetahui lingkungan kerja
sebenarnya.
2. Lebih memahami konsep-konsep praktik didunia kerja nyata dan dapat
membandingkan antara teori dan praktik.

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan magang ini adalah :
a. Bagi Mahasiswa
Dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan serta
mengetahui gambaran pekerja di PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper.
Kemudian mendapatkan pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat digunakan
sebagai bekal mahasiswa untuk kerja di dunia kerja dan dapat mengaplikasikan
langsung teori yang telah dipelajari dibangku kuliah ke praktik lapangan.

b. Bagi Jurusan
Sebagai masukan untuk mengevaluasi sejauh mana kesesuaian kurikulum
pendidikan yang telah diterapkan dengan kebutuhan tenaga kerja yang terampil di
bidangnya. Serta dapat menjalin hubungan kemitraan antara perguruan tinggi,
mahasiswa, dengan perusahaan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper.

a. Bagi Perusahaaan
Bagi pihak perusahaan dapat menilai secara langsung bagaimana kinerja dari
para mahasiswa yang melakukan kegiatan magang dan dapat dijadikan sebagai suatu
refrensi masukkan penerimaan peserta magang di perusahaannya.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan PT Tanjungenim Lestari Pulp


and Paper
Pada saat ini kebutuhan akan kertas terus meningkat sejalan dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan sarana pokok dalam dunia pendidikan,
informasi dan lain-lain. Dari segi konsumsi kertas, negara kita masih lebih rendah
daripada taraf konsumsi negara tetangga, namun dari segi potensi pertumbuhan
industri pulp dan kertas maka Indonesia merupakan salah satu tempat di dunia
yang paling potensial untuk industri pulp dan kertas karena kawasannya yang
luas. Dalam berbagai kesempatan pemerintah telah mencanangkan bahwa industri
pulp dan kertas merupakan salah satu industri andalan Indonesia dan akan
menjadi salah satu pemasok pulp dan kertas yang utama di pasar internasional.
Industri pulp dan kertas merupakan industri yang mempunyai daya saing
kuat dan prospek yang baik di masa depan karena memiliki keunggulan dan
terbukanya peluang pasar domestik maupun pasar internasional. Keunggulan
tersebut antara lain tersedianya lahan yang cukup untuk pembangunan Hutan
Tanaman Industri (HTI), sebagai iklim yang mengguntungkan bagi pertumbuhan
pohon Accacia Mangium jika dibandingkan dengan negara-negara non tropis,
tersedianya tenaga yang terampil untuk mengolah HTI serta mengolah pabrik pulp
dan kertas secara efisien, serta tersedianya bahan baku selain kayu seperti merang,
bambu, dan bagasse.
Industri pulp pada dasarnya merupakan salah satu industri yang cukup
kompleks dengan berbagai proses yang meliputi proses kimia, fisika dan biologi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa industri pulp merupakan suatu industri yang
menggunakan bahan baku kayu untuk menghasilkan pulp yang merupakan produk
intermediate dari industri kertas. Sebagai pabrik pulp yang pertama di Sumatera
Selatan, PT Tanjungenim Lestari merupakan kebanggan Provinsi Sumatera
Selatan, karena selain menggunakan investasi besar, juga merupakan pabrik
modern yang menggunakan teknologi mutakhir serta merupakan pabrik pertama

3
Universitas Sriwijaya
4

di dunia yang menggunakan Accacia mangium 100% dari awal berdirinya PT


Tanjungenim Lestari Pulp and Paper.
Bahan baku yang digunakan di PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
berasal dari proyek HTI yang telah dibangun sejak tahun 1990 oleh PT Hutan
Musi Persada (MHP). Pasokan bahan baku ini telah disepakati oleh PT TeLPP
dan MHP dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU) yang
ditandatangani kedua belah pihak pada 14 Maret 1997.
Dengan tersedianya bahan baku sebelum pabrik ini berdiri maka PT
TeLPP merupakan pabrik pertama yang menggunakan bahan baku 100% Accacia
Mangium, tidak seperti pabrik-pabrik pulp lain di Indonesia yang masih
menggunakan Mix Tropical Hardwood yang diambil dari hutan-hutan di sekitar
pabrik. Hingga kini HTI PT MHP telah mencapai areal 193.000 ha dari areal yang
direncanakan 300.000 ha. Pada 22 Desember 1999 PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper mulai berproduksi. Kemudian tanggal 7 Februari 2000 pengiriman
pulp dilakukan pertama kali melalui Tarahan, Lampung.

2.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik


Berdasarkan administrasi pemerintah, luas area kawasan industri PT.
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper adalah 1280 ha, dengan peruntukan lahan
masing-masing meliputi pabrik, perumahan, penimbunan bahan baku, unit
pengolahan limbah, infrastuktur penunjang, dan buffer zone (kawasan hijau).
PT.Tanjungenim Lestari terletak di sebagian wilayah Desa Dalam, Gerinam,
Banuayu dan Tebat Agung di wilayah Kecamatan Gunung Megang dan Rambang
Dangku, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Dari area rencana
seluas 1280 ha yang menjadi area pembangunan hanya seluas 755 ha, sedangkan
area seluas 525 ha akan dibiarkan dan difungsikan sebagai kawasan hijau. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut:

Universitas Sriwijaya
5

Rencana Peruntukan Lokasi Area Pembangunan Industri Pulp PT. Tanjungenim Lestari
Pulp and Paper
NO Rencana Fisik Pembangunan Alokasi Pembangunan Lahan (ha)
1 Pabrik 255*
2 Townsite 125
3 Penimbunan bahan baku 50
4 Unit pengolahan limbah 225
Infrastuktur penunjang
Landfill
5 100
Jalan
Jalan Kereta Api
6 Kawasan hijau/ buffer zone 525
Jumlah lahan 1280
*Area letak rencana bangunan fisik seluas 110 ha
Tabel 2.1. Rencana Peruntukan Lokasi Area Pembangunan Industri Pulp PT. Tanjungenim Lestari
Pulp and Paper

Pemukiman penduduk di dalam rencana industri tidak ada, sedangkan


pemukiman terdekat adalah Desa Banuayu dan Dalam Gerinam yang jaraknya
antara 2-3 km dari rencana lokasi industri. Tata letak rencana pembangunan
industri pulp PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper terdiri dari 5 wilayah kerja
utama yaitu:
a. Area penyimpanan bahan baku
b. Fiber line area
c. Area penyimpanan bahan kimia
d. Pulp machine area
e. Power area dan recovery boiler
Pemilihan lokasi pabrik PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper ini
berdasarkan faktor sebagai berikut:

a. PT PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper millsite berjarak 30 km dari


Hutan Tanaman Industri, yaitu MHP (Musi Hutan Persada)
b. PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper millsite berjarak kurang dari 2 km
dari sumber air, yaitu Sungai Lematang
c. Tersedianya fasilitas transportasi darat, pelabuhan serta kota penunjang
seperti Prabumulih, Palembang, dan Bandar Lampung.

2.3 Struktur Organisasi


Secara umum struktur organisasi BOD PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper adalah sebagai berikut:
a) President Director

Universitas Sriwijaya
6

b) Vice President Director


c) Finance Director
d) HR, GA, & CA Director
Berikut organisasi yang ada di PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper

Department di PT TeLPP

PDIV

LPD (Log Procurement Dept/Departemen Pengadaan Kayu)


- IL (Inland Log Buying Section)
- OL(Outside Log Buying Section)
CWD (Chip Wood Dept/Departemen Pengirisan Kayu)
- WY(Wood Yard Section)
- CH (Chip Handling Section)
PDD (Production Division Head/Kepala Divisi Produksi)
- CB (Cooking Bleaching Section)
- PM (Pulp Machine Section)
- EF (Effluent Treatment Section)
RPD (Recovery, Recaustisizing, Power Departement)
- PW (Power Plant Section)
- RB (Recovery Boiler Section)
- RL (Recausticizing & Lime Kiln Section)
CPD (Chemical Plant Department/Departemen Pabrik Kimia)
- CP (Chemical Plant Section)
TDIV

MQD (Marketing & Quality assurance Depatment/ Departemen


Pemasaran dan Jaminan Kualitas)
- QA/QC (Quality Assurance/ Quality Control)
- ISO Section
- TE (Technical Evaluation & Development Section)
END (Environment Departmet/Departemen Lingkungan)
- EN (Environmental Section)

Universitas Sriwijaya
7

EDIV

EID (Electrical and Instrument/Listrik dan Instrumen/DCS)


- EL (Electrical Section)
- ID (Instrument & DCS Section)
- PS (Planning & Scheduling Section)
EGD (Engineering Divison Head/Kepala Divisi Teknik)
- EP (Engineering Project)
- SE (Service Section)
- CV (Civil Section)
MMD (Mechanical Maintenance Department/Departemen Perawatan
Mesin)
- MS (Maintenance Specialist)
- PV (Preventive)
- CS (Central Shop)
- Maintenance MP, MR, MB, MC Area
HVD (Heavy Vehicle Department/Departemen Alat Berat)
- YC (Yard Crew Section)
- HV (Heavy Vehicle Section)
ADIV

HRD (Human Resource Department/Departemen Sumber Daya Manusia)


- ES (Employee Service)
- HS (Human Strategic)
- LD (Learning & People Development)
GAD (General Affair Department/Departemen Pekerjaan Umum)
- FM (Facility management)
- TS (Townsite Service)
- TS (Tranformation Service)
SLD (Corporate Social Responsibility/Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan)

Universitas Sriwijaya
8

NON-DIV

MID (Management Information System Department/ Departemen Sistem


Manajemen Informasi)
POD (Procurement Department/ Departemen Pengadaan)
SHO (Safety Health Office/ Bagian Kesehatan dan Kesehatan)
IAD (Internal Audit Department)
ACD (Accounting Department)
JAD (Jak Admin Departement)
FND (Finance Departement)
SDIV

TLD (Tarahan Logistic Departement)


SMD (Sales and Marketing Department)
PTD (Pulp Warehous & Transportation Departement)

2.4. Kesejahteraan Karyawan

Demi kelancaran dan kesejahteraan karyawan, maka PT. Tanjungenim


Lestari Pulp and Paper menyediakan fasilitas untuk karyawan. Fasilitas tersebut
antara lain:

a. Perumahan
b. Transportasi dan kendaraan dinas
c. Pakaian kerja
d. Sarana ibadah
e. Asuransi
Jaminan kecelakaan kerja
Jaminan kematian & jaminan hari tua
f. Koperasi
g. Klinik
h. Sarana Olahraga
Kolam renang
Lapangan sepakbola

Universitas Sriwijaya
9

Lapangan voli
Lapangan badminton
Lapangan basket
Lapangan tenis
i. Sarana pendidikan
Taman kanak-kanak (TK)
Sekolah Dasar (SD)
Sekolah Menengah Pertama (SMP)

2.5. Peraturan Kerja


a. Jam Kerja
PT PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper beroperasi selama 24 jam
setiap hari terus-menerus. Untuk menjaga ritme kerja, maka PT Tanjungenim
Lestari Pulp and Paper membagi jam kerja karyawannya. Jam kerja tersebut
sebagai berikut:

1. Bagi pekerja non-shift:


Senin Jumat : 08.00 17.00 WIB
Istirahat makan siang : 12.00 13.00 WIB
2. Bagi pekerja shift:
Shift pagi : 08.00 16.00 WIB
Shift sore : 16.00 24.00 WIB
Shift malam : 24.00 08.00 WIB
b. Kerja Lembur
Setiap pekerja diminta untuk senantiasa bersedia melakukan kerja lembur
apabila ada pekerjaan mendadak untuk diselesaikan atau demi kelancaran
pekerjaan masing-masing departemen. Kerja lembur hanya dilakukan atas
perintah atasan langsung dimana pekerja bertugas.

2.6. Prinsip Perusahaan


1. Mematuhi setiap undang-undang dan peraturan yang ada di Indonesia
maupun internasional
2. Melakukan kegiatan perusahaan secara transparan dan adil untuk memperoleh
kepercayaan dari masyarakat local dan internasional.

Universitas Sriwijaya
10

3. Menghasilkan pulp yang aman dengan kualitas terbaik dengan bahan baku
kayu 100% Planted Tree dari hutan tanam industry dan melakukan praktek-
praktek pengolahan hutan yang ramah lingkungan.
4. Membina dan mengendalikan kepercayaan bersama antara manajemen dan
karyawan sebagai landasan.
5. Menciptakan masa depan yang lebih baik bagi karyawan dan keluarganya dan
juga memberikan kontribusi pembangunan 10ocial pada masyarakat sekitar
perusahaan.
2.7. Jaminaan Kinerja Perusahaan dan Kualitas Produk
a. ISO 9001 (Bidang Manajemen Mutu)
Diperoleh sejak bulan desember tahun 2001 sampai sekarang. Beberapa hal yang
dilakukan PT PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper dalam menjalankan
ISO 9001 adalah:
1. Mutu adalah hal yang paling utama di setiap kegiatan, mulai dari mutu bahan
baku, proses-proses serta produk yang dikontrol dan diatur berdasarkan
system mutu standar ISO 9001.
2. Menanggapi kebutuhan konsumen setiap waktu, dengan mengirimkan produk
yang sesuai, tepat waktu, serta memenuhi persyaratan baik dari dalam
maupun luar.
3. Mengembangkan hubungan yang jujur dan saling percaya dengan para
konsumen.
b. ISO 14001 (Bidang Lingkungan)
Diperoleh sejak bulan juli tahun 2002 sampai sekarang. Beberapa hal yang
dilakukan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper dalam menjalankan ISO
14001 adalah:
1. Kegiatan perusahaan memenuhi peraturan yang berlaku
2. Mencegah polusi
3. Terus menerus memperbaiki kinerja lingkungan
Untuk menjalankannya PT TeL PP melakukan:
1. Proaktif terhadap lingkungan dan menggunakan prosedur
2. Memberi pengetahuan dan pelatihan kepada karyawan
3. Komunikasi eksternal dan internal sebaik-baiknya tentang lingkungan

Universitas Sriwijaya
11

4. Kerjasama yang baik dengan pemerintah dan pihak luar lainnya


5. Hubungan baik dengan masyarakat sekitar

c. FSC CoC diperoleh sejak tahun 2007


Selain memiliki sertifikat ISO, PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
juga telah mendapatkan sertifikasi FSC CoC/CW (Chain of Custody) untuk
penggunaan bahan baku kayu (MixedThreshold Wood) dari FSC Afrika Selatan.
Dengan memperoleh sertifikat FSC CoC/CW, berarti produk PT Tanjungenim
Lestari Pulp and Paper tidak menggunakan bahan baku kayu illegal (illegal
logging) dan produk pulp dapat dilacak balak hingga ke blok HTI yang spesifik
untuk mengetahui sumber kayu Accacia Mangium yang dipakai.
Berikut merupakan persyaratan yang didapatkan oleh PT Tanjungenim
Lestari Pulp and Paper:
a) Kayu bukan dari illegal logging
b) Tidak ada masalah sosial dengan masyarakat sekitar
c) Kayu yang dipakai dapat di tracking
d) Kayu bukan dari hutan konservasi

d. Proper Hijau sejak 2004


PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper juga memperoleh sertifikat
proper hijau. Kriteria penilaian proper merupakan bentuk evaluasi terhadap upaya
penataan peraturan lingkungan hidup oleh setiap pelaku usaha/kegiatan. Proper
hijau menunjukkan bahwa PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper telah
melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, telah
mempunyai system pengelolaan lingkungan, mempunyai hubungan yang baik
dengan masyarakat, termasuk melakukan upaya 3R ( Reduce, Recause, Recycle ).
Di dalam Program Penilaian Kinerja Perusahaan ( PROPER) yang
dilakukan KNLH, PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper telah sukses
mempertahankan peringkat hijau berturut-turut untuk periode 2002 2003 hingga
saat ini.

Universitas Sriwijaya
12

e. SVLK ( Sertifikat Verifikasi Legalitas Kayu)


PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper juga memperoleh sertifikat
erifikasi legalitas kayu ( SVLK ) yang merupakan sistem pelacakan yang disusun
secara multi stake holder untuk memastikan legalitas sumber kayu yang beredar
diperdagangkan di Indonesia. Tujuan dari SVLK ini untuk memastikan agar
semua produk kayu yang beredar dan diperdagangkan memiliki status legalitas
yang meyakinkan.
Selain itu juga sebagai salah satu upaya mengatasi persoalan pembalakan
liar. Kementrian kehutanan sebagai pembuat kebijakan dan komite akredetasi
nasional melakukan akreditasi, melakukan penilaian, dan melakukan verifikasi
legalitas kayu berdasarkan sistem dan standar yang ditetapkan pemerintah.

f. SMK3 ( Sertifikat Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja )


PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper juga memperoleh SMK3 (sertifikat
manajemen kesehatan keselamatan kerja). Tujuan dari SMK3 adalah sebagai
suatu sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif. SMK3 adalah standar serupa dengan
Occupational Health And Safety Assesment Series ( OHSAS ) 18001, standar ini
dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi dan lembaga standarisasi kelas dunia.
g. ISEGA
PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper juga memperoleh sertifikat
ISEGA. Tujuan pemberian sertifikat ini yaitu menunjukkan bahwa pulp yang
dihasilkan oleh PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper 100% food grade, ramah
lingkungan, mudah di daur ulang, serta biodegradable.
h. OVNI
PT PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper juga merupakan salah satu
perusahaan industry atau kawasan yang ditetapkan sebagai objek vital nasional
sector industry ( OVNI ). Pemberi sertifikat ini merupakan bentuk publikasi dan
pengakuan status bahwa industry atau kawasan industry tersebut memang layak
mendapatkan perlindungan dari sisi pengamanan. Selain itu juga menunjukkan

Universitas Sriwijaya
13

telah terjadinya kerjasama strategis antara kemenprin, POLRI, dan perusahaan


industry atau kawasan industry berstatus OVNI, yang dapat diharapkan dapat
saling bersinergi untuk memajukan dan mewujudkan tumbuh dan berkembangnya
industry yang berdaya saing sehingga berdampak pada kemajuan bangsa
Indonesia.
Secara khusus jaminan keamanan bagi industry diharapkan membuat
lancarnya kegiatan produksi bagi perusahaan perusahaan, termasuk para
karyawannya yang bekerja dan berkarya didalamnya. OVNI dengan sertifikat
tersebut, seluruh perusahaan dan kawasan industry ini langsung mendapatkan
perlindungan keamanan. Adapun pengamanan yang diberikan oleh kepolisian RI
disesuaikan nilai investasi, luasnya lahan, jumlah karyawan, dan faktor faktor
lainnya yang telah disesuaikan dengan system yang dirumuskan oleh polri melalui
SKEP 738/2005 tentang system pengamanan objek vital.

2.8. Pengolahan Limbah Padat


Limbah padat sisa proses ditimbun dengan system landfill kategori III
dan telah disetujui oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup ( KNLH ) dengan
izin No. 389 tahun 2008. Sedangkan limbah padat lainnya seperti bark dari chip
handling diumpankan di power boiler sebagai bahan bakan untuk menghasilkan
steam sebagai penggerak turbin sehingga dapat menghasilkan listrik. Dalam
operasi landfill di lengkapi sumur pantau, tangki pengumpul air lindian dan tangki
pendeteksi kebocoran, air lindian yang terkumpul didalam tangki pengumpul
dikirimkan ke effluent treatment untuk diolah lebih lanjut secara fisika kimia
bilogi.
Saat ini PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper telah berupaya
melakukan program 3R ( Reduce, Recycle, Recovery ) melalui minimalisasi
limbah padat seperti pemasakan kembali mata kayu ( re cook of knot ),
pembuatan kompos dari limbah padat organik sesuai rekomendasi KNLH serta
konservasi energy. Dengan program ini, dua per tiga limbah padat yang selama ini
di timbun di landfill kategori III dapat dimanfaatkan kembali dan hanya satu per
tiga yang tetap di timbun di landfill.

Universitas Sriwijaya
14

2.9. Distribusi Produk dan Pemasaran


Produk yang dihasilkan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper di
pasarkan di dalam dan luar negeri. Untuk pemasaran luar negeri 98 % dan untuk
dalam negeri 2 %. Menurut perencanaan dari hasil produksi akan di ekspor ke
Negara Jepang dan Amerika Serikat, sedangkan untuk dalam negeri di pasarkan di
pulau jawa.
Produk tersebut dipasarkan melalui pelabuhan panjang, Tarahan
Lampung yang dibawa dengan menggunakan kereta api dari muara enim menuju
pelabuhan panjang. Dari pelabuhan panjang kemudian pulp dipasarkan ke
provinsi provinsi dan Negara negara sesuai permintaan dengan menggunakan
laut untuk pemasaran ke luar negeri. Adapun Negara negara pengimpor pulp
dari PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper adalah :

Jepang Belanda Turki


Belgia Saudi Arabia Uni Emirat Arab
Cina Spanyol Ukraina
Chili Syria Francis
Korea Taiwan Yordania
Kuwait Thailand India
2.10.Visi dan Misi
Visi
Untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan di industry pulp and
paper dan beroperasi secara harmonis bersama seluruh bersama seluruh
pemangku kepentingan dan lingkungan demi terciptanya kesejahteraan dan
kualitas hidup jangka panjang yang baik.
Misi
1. Mencapai kuantitas dan kualitas produksi pulp.
2. Mencapai target efisiensi dan efektivitas perusahaan baik aspek operasional
maupun biaya.
3. Mengembangkan tenaga kerja yang kompeten dan termotivasi serta sistem
informasi yang terintegrasi untuk mencapai organisasi yang kompetitif.
4. Menerapkan hubungan industrial, tanggung jawab dan tata kelola
perusahaan yang baik.

Universitas Sriwijaya
15

2.11. Proses Produksi

Bahan baku yang digunakan di PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper


berasal dari jenis kayu Acacia mangium dan Eucalyptus pellita. Dalam pembuatan
pulp mulai dari persiapan bahan baku berupa kayu hingga tahap akhir menjadi
pulp mengalami beberapa tahapan proses. Kegiatan utama terdiri dari :
a) Penyiapan bahan baku (Woodhandling and Chip Preparation)
b) Pemasakan (Cooking)
c) Pencucian dan penyaringan (Washing and Screening)
d) Pemutihan (Bleaching)
e) Pengeringan dan pembentukan lembaran pulp (Pulp Drying and Finishing)

2.11.1 Woodhandling and Chip Preparation


Tujuan dari proses woodhandling and chip preparation adalah untuk
menyiapkan bahan baku yang baik dan memenuhi kriteria yang diinginkan
sebagai bahan untuk pemasakan di unit digester. Bahan baku kayu yang telah
dipotong dengan ukuran panjang 2,4 m dan diameter berkisar antara 10 60 cm di
areal HTI PT. MHP dikirim dengan menggunakan truk kemudian disimpan di
areal penyimpanan (wood yard) untuk pengeringan secara alami dan kayu dijaga
kering untuk mencegah serangga yang dapat merusak mutu. Selanjutnya kayu
tersebut akan mengalami proses sebagai berikut :
a) Pengulitan kayu (Debarking)
Proses pengulitan yang efektif sangat diperlukan untuk menjamin kualitas
kayu yang baik agar dapat menghasilkan pulp yang bermutu tinggi. Potongan
kayu dengan ukuran 2,4 m dan diameter 10 60 cm akan dimasukkan ke unit
barking drum dengan kapasitas 500 m3/jam dan untuk ukuran kayu kurang dari
2,4 m dan diameter 10 60 cm akan dimasukan kedalam small log.Di dalam
barking drum batang kayu tersebut akan saling bergesekan sehingga kulit kayu
akan terlepas dari batang-batangnya. Limbah yang dihasilkan berupa kulit kayu
(bark) selanjutnya dikirim ke penampungan (hog fuel) untuk menjadi bahan bakar
di power boiler.Alasan mengapatersebut harus dikuliti adalah :
1) Kulit (bark) dipandang sebagai pengotor di dalam produksi kertas.
2) Kekuatan dan kecerahan dari lembaran kertas (sheet) akan berkurang.

Universitas Sriwijaya
16

3) Proses pulp yang tidak atau belum selesai proses pengulitannya akan
membutuhkan banyak bahan kimia.
b) Pembentukan serpih kayu (Chipping)
Kayu yang telah dikuliti akan dilewatkan dengan belt conveyor ke unit
chipper untuk dibentuk menjadi serpihan-serpihan berukuran seragam, yakni
sekitar 2 x 3 cm dengan tebal antara 0,2-0.8 cm, yang biasa disebut accept size.
Selanjutnya dikirim ke tempat penampungan sementara (chip yard) untuk
dikumpulkan dan dikeringkan.Chip tersebut dibantu dengan reclaimer dibawa
menggunakan belt conveyor untuk dimasukkan ke dalam chip screen.

c) Pengayakan serpih kayu (Screening)


Proses pengayakan dilakukan untuk memisahkan serpihan yang tidak
memenuhi persyaratan ukuran dan yang memenuhi persyaratan ukuran. Hanya
serpih kayu yang memenuhi persyaratan saja yang akan dimasak dalam digester.
Untuk chip yang berukuran besar (oversize) akan dikirim ke rechipper untuk
dipotong kembali agar memenuhi ukuran yang seragam pada chip screen.
Sedangkan yang tidak memenuhi ukuran (reject chip) akan dikirim ke
penampungan sisa kayu (hog fule) bersama bark dan sawdust dimanfaatkan
sebagai bahan bakar di power boiler.

2.11.2. Pemasakan (cooking)


Pada proses pemasakan bertujuan untuk merubah dari bentuk chip
menjadi serat-serat individu (selulosa dan hemiselulosa), dan memisahkan
kandungan yang tidak diinginkan seperti lignin dan ekstraktif. Proses pemasakan
pulp di PT TeL menggunakan continuous digester, sebelum proses pemasakan ada
beberapa tahapan yang dipersiapkan, antara lain:
2.11.2.1 Chip Feeding Preparation

Chip Feeding Preparation (Persiapan Pengisian Chip) menuju digester,


tahapannya antara lain:
1. Chip bin
Chip yang sudah disaring di wood yard diangkut dengan conveyor masuk
ke airlock feeder yang terpasang di bagian atas chip bin. Airlock feeder dirancang
berbentuk bintang yang memiliki tujuh buah kantung (pocket) dan dirancang

Universitas Sriwijaya
17

untuk membatasi jumlah udara yang masuk ke chip bin. Sebuah pintu penutup
(chipgate) juga dipasang dibagian atas chip bin sebagai pembatas tambahan untuk
mengurangi jumlah udara yang masuk ke chip bin serta untuk membatasi jumlah
gas-gas beracun yang keluar dari chip bin. Chip gate dijaga tertutup oleh
pembeban hingga tekanan chip melebihi tekanan beban lalu chip gate terbuka.
Untuk mencegah terbuangnya gas-gas berbau ke udara dari chip bin, Non
Condensible Gas (NCG) didorong dari daerah penguapan (vapor zone) chip bin
lalu dikondensasikan di chipbin relief condensor, dan dikirim ke penampungan
NCG. Chip bin mempunyai dua fungsi utama. Pertama untuk menyediakan waktu
tinggal agar terjadi kesinambungan pengoperasian digester selama ada masalah
pada aliran chip yang masuk ke chip bin. Yang kedua menyediakan waktu tinggal
yang diperlukan untuk pemanasan awal yang cukup (presteaming) di dalam chip
bin. Untuk memperoleh pulp yang berkualitas, cairan pemasak harus disebarkan
(difuse) secara merata dan sempurna masuk ke dalam chip. Cairan pemasak akan
tersebar masuk ke lubang udara antara serat kayu dengan aksi penekanan
(capillaryaction). Saat penetrasi pada sisi chip, udara yang terdapat dalam chip
akan terdorong oleh aksi penekanan dari sisi chip, udara yang terperangkap
menjadi tertekan oleh aksi penekanan dari kedua sisi dan terjadi penyerapan
cairan pemasak. Karena itu perlu untuk mengeluarkan sebanyak mungkin udara
dari dalam chip sebelum memasukkan cairan pemasak ke dalam chip. Metode
utama yang digunakan untuk mengeluarkan udara adalah dengan cara pemanasan
awal (presteaming) adalah untuk mengeluarkan gas dan udara dari chip,
menaikkan temperatur chip kira-kira 88C dan membuat kandungan air (moisture)
chip merata, pemanasan menyebabkan perluasan panas dari udara yang ada dalam
chip sehingga udara keluar. Pemanasan yang cukup terhadap chip dapat
membantu pergerakan dan membantu pengendalian kappa number yang
dihasilkan dan mengurangi reject serta membantu efektifitas penggunaan cairan
pemasak. Steam didistribusikan secara merata ke dalam chip bin melalui dinding
bagian dalam chip bin. Untuk pemanasan yang efektif, chip harus dipanaskan
terus-menerus. Ini memerlukan sedikit waktu tinggal dalam aliran steam ke chip
bin. Level chip bin harus dijaga sestabil mungkin pada satuketinggian yang cukup
untuk mengoptimalkan waktu pemanasan awal pada kondisi operasi normal.

Universitas Sriwijaya
18

2. Chip meter dan low pressure feeder


Chip yang keluar dari chip bin masuk ke chip meter. Chip meter adalah
alat pengukur yang digunakan untuk menentukan laju produksi digester. Chip
meninggalkan chip meter masuk ke LP-feeder. LP-feeder berbentuk bintang yang
merupakan pembatas pemisah antara tekanan atmosfer di chip bin dan chip meter
dan tekanan tinggi di steaming vessel lebih kurang 124 kPa atau sekitar 1-2 atm.

3. Steaming vessel
Steaming vessel merupakan silinder yang datar (horizontal) yang di
dalamnya ada screw conveyor. Fungsi utamanya yaitu untuk memisahkan gas dan
udara dari dalam chip, menaikkan temperatur chip dan menyeragamkan
kandungan air (moisture) dalam chip. Fungsi kedua adalah untuk menjaga
keseimbangan tekanan pada sistem pengisian chip (chip feeding system).
Pemisahan gas dan udara tujuannya supaya chip tenggelam di dalam tabung
digester untuk mendapatkan ruang gerak chip (chip column) yang baik di dalam
digester dan untuk mempermudah penetrasi cairan pemasak ke dalam chip. Untuk
mendapatkan pemanasan yang lebih efektif, steam masuk dari bagian bawah
steaming vessel melalui beberapa nozzle dari header inlet. Nozzle utama pada pipa
utama saluran masuk (inlet header) terdapat saringan. Hal ini menjaga supaya
chip tidak terdorong dari steaming vessel ke flash tank 1, saat tekanan tidak
seimbang dalam sistem.

4. Chip chute dan high pressure feeder


Setelah melewati steaming vessel, chip jatuh ke chip chute. Chip chute
adalah tabung tegak yang bertekanan (vertical pressure vessel) yang
menghubungkan steaming vessel dengan HP-fedeer. HP-fedder mempunyai rotor
dengan 4 kantong pengisi (pocket helical) yang mengalir dari satu sisi rotor ke sisi
yang lain dan saling berhubungan satu dengan yang lain. HP-fedder berputar
sesuai dengan arah jarum jam jika dilihat dari ujung penyetelan.

5. Sand separator, in-line drainer dan level tank


Cairan yang dikeluarkan dari pompa chip chute mengalir melalui sand
separator, berfungsi memisahkan pasir dari sistem. Cairan masuk separator
melalui bagian bawah outlet, gaya sentrifugal dibentuk oleh pemasukan yang

Universitas Sriwijaya
19

membentuk sudut sehingga membawa pasir ke sekeliling sand separator,


menjauhi lubang pengeluaran sehingga memungkinkan pasir mengendap ke
bagian bawah. Cairan yang dikeluarkan dari sand separator mengalir melalui in-
line drainer. Jumlah cairan yang diekstrak melalui in-line drainer ke level tank
dikendalikan untuk menjaga leve chip chute tetap konstan, level chip chute harus
dijaga sekitar 40 - 60 %. In-line drainer mempunyai saringan tipe slot untuk
mencegah pin chip masuk ke level tank dan menyebabkan masalah di
pemasukkan pompa make up liquor. Setelah melewati in-line drainer, sirkulasi
cairan chip chute yang tertinggal dikembalikan ke chip chute di atas level cairan.

2.11.2.2. Pemasakan didalam Digester


Di dalam digester chip akan memasuki beberapa zona pemasakan, mulai
dari zona impegnasi, upper cooking, lower cooking, main extraction, washing
zone, hingga blowing. Digester merupakan tempat terjadinya proses pemasakan
yang mempunyai daerah pemasakan (cooking zone) 4 tingkat dimana pipa
sirkulasi bagian atas mengalirkan chip dan cairan dari pengeluaran HP-feeder ke
top separator di bagian atas digester dan mengembalikan cairan yang diekstrak
melalui saringan top separator ke pemasukkan pompa sirkulasi bagian
atas.Variasi level chip digester akan mempengaruhi waktu impregnasi, chip
column compaction dan aliran cairan ke bawah perlu untuk menjaga kestabilan
level. Chip level digester dikendalikan dengan menjaga keseimbangan antara laju
chip yang masuk digester dan laju chip yang dikeluarkan dari digester.
Pengendalian level chip sangat penting untuk menjaga waktu tinggal (retention
time) yang konstan di daerah pemasakan (cooking zone).
1. Impregnasi Zone
Chip berada di daerah impregnasi di mana terjadi penetrasi oleh cairan
pemasak (cooking liquor) selama lebih kurang 30 menit sesuai kapasitas pada
waktu lebih kurang 30 menit sesuai kapasitas pada temperatur lebih kurang 117C
diawali impregnasi dan 129C pada akhir impregnasi.
2. Cooking Zone (upper dan lower)
Dari daerah impregnasi, chip dan cairan terus turun ke daerah-daerah
dibawahnya. Pada akhir impregnasi, solid tersebut turun dan mengalir melalui
pusat tabung melewati chip column menuju saringan uppercooking yang

Universitas Sriwijaya
20

ditempatkan di sekeliling bagian dalam shell digester. Cairan mengalir lewat


saringan dan diekstrak ke flash tank 1.Pada daerah pemasakan berlawanan arah,
setelah saringan upper cooking, chip masuk ke daerah pemasakkan lower. Chip
bergerak turun sementara cairan pemasak bergerak ke atas untuk keluar pada
saringan upper cooking. Pada daerah pemasakkan satu arah terdapat dua baris
saringan pada sirkulasi lower. Cairan mengalir melalui saringan ke internal
header pada masing-masing baris saringan.Lindi putih dan cold blow
ditambahkan ke bagian pemasukkan pompa lower cooking dan masuk ke sirkulasi
cairan cooking. Cairan tersebut dipanaskan di heater sampai kurang lebih 155C.
Kemudian cairan panas dikembalikan ke tengah digester di atas saringan sirkulasi
lower melalui pipa sentral.
Penambahan lindi putih pada sirkulasi lower cooking dan pemasakan
menjaga chip dengan konsentrasi kimia yang merata dalam digester. Temperatur
pemasakkan diperbolehkan rendah dan menjaga seluruh pemasakkan dengan hati-
hati. Pulp dimasak mencapai kappa number rendah sementara kekuatan pulp
dipertahankan. Panambahan filtrat cold blow menurunkan konsentrasi solid dalam
filtrat selama pemasakkan chip.

Lower cooking zone berfungsi untuk:

a) menaikkan temperatur cairan pemasak,


b) menjaga konsentrasi alkali digester dengan penambahan lindi putih yang
baru,
c) menjaga kestabilan aliran cairan ke digester, aliran cukup untuk menunjang
aliran tak searah ke daerah ekstraksi upper dan aliran searah di daerah
pemasakan,
d) mendistribusikan filtrat cold blow yang ditambahkan pada bagian pemasukan
pompa lower cooking.
3. Extraction Zone (Daerah Ekstraksi)
Setelah melewati zona pemasakkan maka chip akan memasuki zona
ekstraksi. Tujuan dari zona ekstraksi adalah untuk mengeluarkan bahan pemasak
yang kandungan residual alkalinya sudah rendah yang bisa mengakibatkan kappa
number yang tinggi dan jumlah shieves yang tinggi pada akhir pemasakan. Aliran

Universitas Sriwijaya
21

ekstraksi masuk ke flash tank 1. Flash steam yang dihasilkan digunakan untuk
memanaskan chip ke steaming vessel dan sisanya masuk ke chip bin. Jumlah flash
steam yang dihasilkan tergantung dari jumlah aliran cairan dan temperatur cairan
ekstraksi. Dari flash tank 1 cairan dialirkan ke flash tank 2. Steam dari flashtank 2
masuk ke chip bin dan sisanya masuk ke flash steam condensor.
4. Washing Zone
Dari zona ekstraksi, chip masuk ke daerah pencucian yang disebut dengan
Hi-heat washing, pada bagian ini juga dilakukan penambahan white liquor. Di
sini terjadi counter current cooking. Pada daerah Hi-heat wash, dillution factor
merupakan perbedaan antara aliran cairan pencuci yang naik dan aliran cairan
bersama pulp yang turun. Cairan pencuci yang naik bervariasi dengan pengaturan
aliran cairan ekstraksi. Pada laju produksi yang konstan, penambahan aliran
ekstraksi akan menambah aliran naik dan aliran itu akan menambah dillution
factor. Dillutionfactor yang normal adalah 0,5 - 1,0 ton cairan pencuci per ADT
pulp pada daerah pencuci. Apabila dillution factor terlalu rendah akan
mengakibatkan laju pulp turun terhambat. Dillution factor dipertahankan dengan
mengekstraksi cairan yang cukup pada screen ekstraksin. Effisiensi pencucian
akan naik dengan menambah temperatur. Pada wash sirkulasi temperatur dijaga
lebih kurang 165C. Disini juga ditambahkan white liquor untuk
mempertahankan residual alkali.
5. Blowing
Cairan pencuci yang berasal dari tangki filtrat pressure diffuser yang
dipompakan ke bagian bawah digester. Tujuan penambahan cairan ini untuk
mendinginkan pulp sebelum dikeluarkan (blowing), juga berfungsi untuk menjaga
tekanan di dalam digester. Cairan pencuci ini akan menggantikan cairan pemasak
dan juga sebagai pengencer untuk menurunkan konsentrasi pulp sebelum keluar
sampai 10 %. Chip yang telah dikeluarkan melalui outlet device. Perbedaan
tekanan antara digester bagian dalam dengan outlet device dan blow line akan
mengakibatkan chip yang telah masak menjadi serat. Cairan Keluaran dari
digester berupa black liquor (BL) yang kandungan NaOH lebih sedikit
dibandingkan dengan cairan yang masuk digester berupa white liquor (WL)
karena terjadi ikatan ion OH terhadap senyawa selulosa dari chip dan terjadi

Universitas Sriwijaya
22

ikatan ion Na terhadap senyawa lignin dari chip.

Pemilihan proses pemasakan ini tergantung pada hasil pulp yang


diinginkan. Pada proses ini digunakan proses kraft, yang bertujuan untuk
memisahkan serat-serat dalam kayu secara kimia dan melarutkan sebanyak
mungkin lignin pada dinding serat. Kemudian masuk ke PDW (Presure Diffuser
Washer)untuk dilakukan pencucian yang tujuannya untuk memisahkan pulp dari
cairan hasil dari pemasakan. Pada saat pencucian, air pencuci dimasukkan ke
sekeliling diffuser, kemudian masuk ke dalam pulp dan naik ke atas saringan
ekstraksi.Setelah itu pulp masuk ke zona washing. Pada zona ini diinjeksikan hot
water untuk mencuci pulp dan menurunkan kadar lignin yang terkandung didalam
pulp. Pada proses ini bahan bahan kimia dan cairan pemasak sebagai penetrasi ke
dinding-dinding serat dan melarutkan lignin adalah ion OH- dan HS-.Reaksi yang
terjadi pada proses pemasakan adalah :

Na2 S H 2O NaSH NaOH


NaSH Na HS
NaOH Na OH
2.11.3. Pencucian dan Penyaringan (Washing and Screening)
a) Deknoting
Setelah tahap pemasakan, sebagian besar pulp masih mengandung knot
atau yang sering dikenal dengan mata kayu yang tidak masak. Kandungan tersebut
harus dipisahkan dari pulp pada tahap awal dari proses, jika tidak maka
kandungan tersebut akan mengurangi nilai akhir produk,yaitu sebagai
dirt.Pemisahan knot dilakukan dalam tiga tahap untuk mencapai pemisahan yang
efisien. Tujuan utama pemisahan knot dari aliran pulp utama (primary knotter)
adalah untuk mengurangi kandungan pulp sekecil mungkin terbawa pada
pemisahan tahap ketiga (reject dari coarse screen).
Pada primary knotter semua knot adalah reject, tapi dalam hal ini masih
banyak fiber yang terikut. Untuk mengurangi agar fiber jangan banyak terbuang,
maka reject dari tahap pertama disaring lagi pada secondary knotter, dimana
sebagian dari pulp dipisahkan dari knot sebelum dikirim ke coarse screen, knot
dan pulp selesai dipisahkan, dan knot dapat dikirim ke digester untuk dimasak

Universitas Sriwijaya
23

lagi, sedangkan pulp dikembalikan ke sistem. Namun sebelum masuk ke knot


coarse screen, reject yang berasal dari secondary knotter diumpan ke deknotting
reject cleaner terlebih dahulu, yang mana pada deknotting reject cleaner tersebut
dimasukkan juga pasir besi.

b) Screening
Screening dilakukan dalam tiga tahap yaitu :

1) Primary Screening
2) Secondary Screening
3) Tertiary Screening
Pada primary screening sebagian besar shives adalah reject, tetapi dalam
pemisahan masih banyak yang terikut. Agar tidak banyak fiber atau pulp yang
terbuang, maka reject dari tahap pertama (primary screening) disaring lagi pada
tahap kedua (secondary screening). Dan sebagian ada juga accept yang masuk ke
Low Consistensy Storage Tank.Reject dari tahap kedua ini akan disaring lagi pada
tahap ketiga (tertiary screening) sebelum dikeluarkan dari sistem melalui reject
press dimana konsistensinya bisa mencapai 30%. Tujuan dipakainya reject press
ini adalah untuk mengurangi kehilangan bahan kimia (chemical loss) dan
mempermudah penanganan reject. Accept dari tahap kedua dan ketiga ini akan
dikembalikan lagi ke inlet dari tahap sebelumnya (cascade).
Bersama-sama shives, pasir juga terbawa oleh aliran reject screen dan
dibawa ke reject press, karena dalam pengoperasian sebagian besar pasir terbawa
aliran accept bersama filtrat. Untuk mencegah penumpukan pasir di dalam sistem,
yang menyebabkan kerusakan pada alat, maka pasir dipisahkan dari filtrat pada
sand separator. Setelah dari screening room pulp ditampung di Low Consistence
tank (LC). Kemudian diumpan ke pre O2 pulp press untuk mengurangi kadar
filtrat (BL).Filtrat yang berasal dari pre O2 pulp press masuk ke pre O2 filtrate
tank. Setelah itu akan di press kembali di TRPE ( Twin Roll Press Evaluation)
dimana sebelumnya telah diencerkan dengan hot water .
Sama halnya dengan pre O2 pulp press, pada TRPE juga terdapat filtrat
yang masuk ke TRPE filtrate tank, yang kemudian diumpankan kembali ke pre O2
filtrate tank, lalu masuk ke pressure diffuser washer. Setelah dari TRPEpulp di
campur dengan O2, NaOH, steam, dan OWL diumpan ke Reaktor O2. Setelah dari

Universitas Sriwijaya
24

reaktor O2 # 1 diumpan ke reaktor O2 # 2 dimana sebelumya telah diinjeksikan


O2 dan steam. Kemudian diumpan ke 1st dan 2ndPost pulp O2press. Namun
diantara 1st dan 2ndPost pulp O2press diumpan terlebih dahulu ke Brown Stock
HDT, lalu masuk ke proses bleaching.

2.11.4. Pemutihan (Bleaching)


Proses oksigen delignifikasi merupakan proses pre-bleaching yang
berguna untuk mengurangi kandungan lignin dari pulp coklat (yang belum
mengalami proses pemutihan). Setelah mengalami proses delignifikasi, maka
bilangan kappa berkurang menjadi 8.Proses pemutihan memilik tahapan berikut:
1) Tahap pemutihan (Do), Do terdiri dari Do tower dan Do PP yaitu
menggunakan ClO2 , dan steam yang berfungsi untuk mengikat kandungan
lignin pada pulp.
2) Tahap ekstraksi (EOP), terdiri dari EOP stage dan EOP PP, yaitu
menggunakan NaOH, O2, H2O2 , dan steam yang berfungsi untuk mengikat
zat-zat organik dan kandungan lignin dalam pulp serta memperkuat ikatan
selulosa.
3) Tahap pemutihan kembali (D1/D2), juga terdiri dari D1/D2 stage dan D1/D2 PP,
yaitu menggunakan ClO2 dan steam yang berfungsi untuk mengikat
kandungan lignin dalam pulp.
Proses pemutihan semuanya berlangsung pada konsistensi medium 10
12%. Temperatur yang diinginkan untuk tahap-tahap pemutihan antara 65oC
untuk tahap Do, 85oC untuk tahap EOP, dan 87oC untuk tahap D1 stage, 88oC D2
stage.Dari pencucian terakhir pulp akan dipompakan ke tower Do yang
dipompakan oleh pompa yang dilengkapi dengan mixer untuk mempercepat
pencampuran pulp dengan menambah ClO2. Waktu retensi yang dibutuhkan 60
menit pada temperatur 50oC, pH 2,02,5 dan tingkat kecerahan 50% ISO. Pulp
jatuh dari puncak Do tower melalui pipa vertikal dimana pulp diencerkan hingga
8%, kemudian ditambahkan pada conveyor untuk menurunkan konsistensi 12%.
Cairan tersebut merupakan recycle dari Eop filtrate.
Proses pengendapan diikuti dengan pencucian pulp untuk melarutkan
bahan kimia berlebih dan lignin yang telah dipisahkan. NaOH dan H2O2
ditambahkan ke cairan pencucian tersebut sebagai bahan kimia pengekstrak untuk

Universitas Sriwijaya
25

pemutih pada tahap Eop. Dari Do pulp press dipompakan ke tahap Eop stage
melalui pulp heater dan mixer. Kemudian dipompakan ke Eo PP .Tahap Eop
terdiri atas tube bertekanan dengan waktu retensi 15 menit dan tower dengan
waktu retensi 75 menit. Ekstrak pulp diencerkan hingga konsistensi 8% pada
dasar tower dan dipompakan ke alat press untuk memperoleh konsistensi 12%.
Setelah itu dipompakan melalui mixer kimia ke tower D1 dan
dicampurkan dengan ClO2. Waktu retensi total dalam tower ini selama 3 jam. Dari
tower D1 dipompakan melalui mixer kimia ke tower D2 pulp diencerkan hingga
konsistensinya 32% dan diencerkan kembali hingga 12%, dari alat press, pulp
dipompakan ke penampungan bleached head density tank, dan siap untuk di unit
pulp machine.

2.11.5. Pengeringan dan Pembentukan Lembaran Pulp (Pulp Drying and


Finishing)

Tahap ini mengolah pulp yang telah diputihkan menjadi bentuk lembaran
pulp dengan kandungan airnya 10%. Tahap pembentukan lembaran pulp PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper dirancang dengan kapasitas 1500 ton/hari
dengan menggunakan bahan baku kayu Accasia mangium.Proses pembuatan
lembaran pulp melewati beberapa tahap :
1. Tahap penyaringan (screening)
2. Tahap pengurangan kadar air (wet end)
3. Tahap pengeringan akhir (dryer)
4. Tahap pemotongan (cutting)

2.11.5.1. Tahap Penyaringan (Screening)


Tahap penyaringan adalah salah satu unit untuk memisahkan kotoran
yang terkandung dalam pulp dengan menggunakan perbedaan berat jenis dan
memberikan tekanan fluida yang masuk ke dalam penyaringan untuk
menghasilkan gaya sentrifugal. Bahan yang telah diputihkan dipompakan ke head
density tank (HDT) untuk dilakukannya pengenceran pulp, sehingga mempunyai
konsistensi 4% pada bagian tanki, kemudian pulp dipompakan kembali ke low
consistensy tank dimana bahan tersebut diencerkan kembali hingga 3 % dengan
menggunakan air panas, hal ini dimaksudkan agar pulp dengan mudah dapat

Universitas Sriwijaya
26

dipisahkan dari kotorannya dengan konsentrasi rendah maka pulp akan


mempunyai berat jenis yang kecil pula.
Selanjutnya pulp dipompakan ke penyaringan tahap pertama (primary
screen), disini akan terjadi pemisahan partikel-partikel pengotor (reject) pada
bagian bawah dan pulp pada bagian atas. Pulp yang bersih dipompakan ke
pengolahan kadar air, sedangkan reject yang masih mengandung pulp masuk ke
penyaringan tahap kedua (second screening) dan accept dari penyaringan kedua
masuk kembali ke penyaringan pertama, sedangkan kotorannya ditampung pada
tanki penampungan.

2.11.5.2. Tahap Pengurangan Kadar Air (Wet End)


Proses pengurangan kadar air dari pulp yang masih berbentuk bubur
dilakukan dengan cara memasukkan pulp di atas wire sehingga air akan jatuh
dengan gaya gravitasi. Bahan yang telah dibersihkan dipompakan ke machine
chest selanjutnya pulp dari masing-masing chest dipompakan ke fan pump yang
berfungsi menstabilkan konsentrasi pulp. Kemudian pulp dialirkan ke atas wire
(fourdiner).
Pada proses ini terjadi pengurangan air secara gravitasi dan pengisapan
dengan menggunakan vakum sistem air dari hasil pengurangan di wire ditampung
untuk digunakan kembali pada proses penyaringan dan pemutihan. Pulp yang
dihasilkan pada proses ini mempunyai konsistensi 35 % dan kedua sisinya
dipotong untuk merapikan lembaran dengan lebar 7,8 m, lalu lembaran ini
ditransferkan ke press part. Pada tahap proses pengurangan kadar air dilakukan
dengan cara pengepresan dimana airnya diserap lewat felt bagian atas dan bagian
bawah juga yang berfungsi sebagai pengantar pulp. Pada felt dipasang suction box
yang dihubungkan dengan vakum sistem untuk menyerap air. Dryness akhir pada
proses pengurangan kadar air terakhir 45 50 % dan siap ditransfer ke dryer.

2.11.5.3. Tahap Pengeringan Akhir (Dryer)


Sewaktu lembaran yang ditransfer dari press part bergerak melewati
dryer, udara panas secara kontinyu dihembuskan pada permukaan atas dan bawah
dari lembaran pulp, udara panas ini menyebabkan air yang berada pada lembaran
pulp menguap. Ketika lembaran pulp bergerak diantara blow box, udara

Universitas Sriwijaya
27

dihembuskan ke dalam blow box pada bagian atas dan bawah. Fungsi dari blow
box adalah untuk menjaga pulp agar tetap mengambang dari permukaan blow box
serta membantu penguapan air yang ada pada lembaran pulp. Pada proses
selanjutnya lembaran pulp siap ditransferkan ke layboy untuk dipotong menjadi
lembaran bale. Proses penyambungannya adalah memakai cross cutter dimana
potongan sebesar 30 cm.

2.11.5.4. Tahap Pemotongan (Cutting)


Lembaran pulp yang sudah dipotong ditumpuk pada satu peralatan yang
disebut layboy, berupa bale yang sudah siap ditimbang, dipress dan dibungkus.
Bale finishing merupakan proses akhir di pulp machine, dimana bale yang keluar
dari layboy diteruskan menuju timbangan bale untuk ditimbang seberat 250
kg/bale, lalu bale tersebut dipress di bale press machine dengan tekanan 1000 KN
dengan tujuan untuk mengurangi ketinggian bale dan untuk memadatkan bentuk
bale itu sendiri (berukuran 52 cm). Kemudian bale yang sudah dipress
dibungkus dengan wrapper machine pada bagian bawah dan bagian atas dari bale
itu sendiri lalu diteruskan ke mesin pengikat. Unit bale yang telah diikat rapi
diteruskan ke gudang penyimpanan dengan menggunakan peralatan fork lift dan
siap untuk dipasarkan.

2.12. Proses-Proses Pendukung Produksi


Selain proses produksi pembuatan pulp, terdapat juga proses-proses
pendukung baik dalam penyediaan bahan kimia maupun mendaur ulang limbah
yang terbentuk. plant-plant pendukung tersebut antara lain :
1. Chemical Plant
2. Recovery Plant
3. Recausticizing & Lime Kiln Plant
4. Utilitas
5. Sistem Pengolahan Limbah

2.12.1 Chemical Plant


Chemical plant merupakan plant pendukung dalam penyediaan bahan
kimia yang akan digunakan di pabrik. Sebagian besar produk yang dihasilkan di
dalam chemical plant digunakan di dalam proses bleaching. Chemical plant

Universitas Sriwijaya
28

terintegrasi dengan desain pabrik secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa
plant. Terdapat enamplant di dalam chemical plant yang saling berkaitan yaitu :

a) Chloralkali Plant
b) Chlorate Plant
c) Hydroclorite Acid Plant
d) Chlorine Dioxyde Plant
e) Oxygen Plant
f) Hypo System
Dengan menggunakan bahan baku utama NaCl (garam), produk yang
dihasilkan terus diintegrasi dari satu plant menuju plant yang lain sehingga
menghasilkan produk seperti NaOH, Cl2, H2, NaClO3, HCl, dan ClO2. Sedangkan
N2 dan O2 diproduksi pada plant yang terpisah.

a) Chlor Alkali Plant


Di dalam chlor alkali plant digunakan bahan baku NaCl (garam) untuk
menghasilkan larutan NaOH dan gas chlorine dengan proses elektrolisis. Reaksi
yang terjadi:

2NaCl 2H 2O 2NaOH Cl2 H 2

NaOH yang dihasilkan akan digunakan di cooking dan di bleaching plant,


sedangkan gas chlorine digunakan untuk sintesa asam chlorida. Selain itu,
dihasilkan pula gas hidrogen sebagai hasil samping dan dibuang sebagai gasvent.

b) Chlorate Plant
Chlorate plant merupakan plant yang menghasilkan produk intermediet
yang nantinya akan digunakan dalam plant berikutnya. Pada unit ini dilakukan
elektrolisis larutan NaCl dalam chlorate electrolyzer untuk menghasilkan NaClO3
yang akan digunakan dalam pembuatan ClO2 pada ClO2plant. Reaksi yang terjadi
:

NaCl 3H 2O NaClO3 3H 2

H2 yang dihasilkan dibakar bersama dengan Cl2 untuk sintesa asam chlorida.

Universitas Sriwijaya
29

c) Hydroclorite Acid Plant (HCl Plant)


Pada unit ini, dilakukan reaksi antara gas hidrogen dan gas chlorine untuk
menghasilkan HCl melalui coumbustion. Gas chlorine yang dihasilkan dari
chloroalkali plant dan hasil sampingan dari ClO2plant direaksikan dengan gas
hidrogen yang berasal dari chlorate plant di dalam HCl burner. Reaksi yang
terjadi :

H2 Cl2 2HCl

HCl yang dihasilkan dengan konsentrasi 32% selanjutnya akan digunakan


dalam ClO2plant untuk HCl menghasilkan ClO2.

d) Chlorine Dioxyde Plant


NaClO3 yang dihasilkan dari NaClO3plant dialirkan ke dalam ClO2
generator. Selanjutnya dalam suasana asam NaClO3 tersebut akan mengalami
reduksi menghasilkan ClO2.

Reaksi yang terjadi :

NaClO3 2HCl ClO2 NaCl H 2 O 2Cl2

Gas ClO2 dan gas chlorine yang tercampur dipisahkan melalui absorbsi
dengan air dingin pada 7 oC untuk menghasilkan larutan ClO2. Gas chlorineyang
tidak diserap digunakan dalam HCl plant. Larutan ClO2 yang terbentuk digunakan
untuk proses bleaching.

e) Oxygen Plant
Penyiapan oksigen dan nitrogen dilakukan dalam oxygen plant. Oksigen
dan nitrogen diambil dari udara bebas dengan cara dipisahkan di cold box melalui
proses cryogenic. Pada proses ini tekanan ditingkatkan tiba-tiba kemudian
diturunkan (ekspansi). Temperature O2 -168 dan N2 -172. Oksigen kemudian
digunakan dalam proses bleaching.

Universitas Sriwijaya
30

f) Hypo System
Pada Hypo Systemdihasilkan NaOCl yang akan digunakan sebagai
desinfektan dan digunakan pula pada proses water treatment. Reaksi yang terjadi
adalah :

Cl2 + NaOH NaOCl + H2

Sementara itu H2yang dihasilkan sebagai produk samping dibuang ke


atmosfer.

2.12.2. Recovery Plant


1. Evaporator
Black Liquor yang merupakan produk samping dari proses pemasakan
(digester) akan diolah dan dikeluarkan dalam bentuk liquor pada evaporator.
Steam dari kolom stripping digunakan untuk memurnikan kondensat yang kurang
baik dari evaporator dan cooking plant. Permukaan pemanas unit evaporator
dibuat dua unsur lembaran. Vapour dikondensasi di bagian samping unsur. Black
liquor mengalir bebas di luar unsur ke bagian bawahnya. Vapour sekunder dilepas
dari liquor secepatnya lalu dikeluarkan di antara unsur yang akan ke bagian
vapour (vapour body) dan selanjutnya melewati entrainment separator.Pompa
sirkulasi liquor menjaga aliran liquor konstan di atas sejumlah unsur bebas yang
diumpankan.
2. Recovery Boiler
Heavy black liquor yang berasal dari evaporator, bersamasama dengan
make-up saltcake, dan ash, diumpankan ke dalam mixing tank black liquor,
kemudian dipanaskan di liquor heater dan ditembakkan melalui spray gun ke
dalam furnace. Difurnace, black liquor tersebut dikontakkan dengan udara yang
dihisap melalui FDF. Forced draft fan (FDF) berguna untuk mengisap udara
yang dari luar (atm), yang mana udara tersebut terbagi atas primary air,
secondary air,dan tertiary air. Udara yang dari FDF dipanaskan dengan steam
coil air heater. Dari furnace dihasilkan smelt dengan char bed yang menumpuk
pada bottom.
Char bed tersebut merupakan kandungan inorganik yang tidak ikut
terbakar. Sedangkan smelt merupakan kandungan organik yang terbakar, yang

Universitas Sriwijaya
31

nantinya akan turun ke dissolving tank dan akan dilarutkan dengan weak black
liquor( WBL). Sedangkan debu debu yang terbawa dari udara tersebut difilter
dengan menggunakan ESP (electrostatic precipitator) dengan menggunakan
Induced draft fan, yang nantinya akan dikeluarkan melalui stack gas. Feedwater
akan diumpankan dengan menggunakan economizer1 dan economizer2 , yang
kemudian diumpankan ke boiler bank untuk menghasilkan steam yang bersifat
superheated, yang nantinya steam tersebut akan digunakan untuk penggerak
turbin dan generator. Masing-masing alat seperti, economizer1 dan economizer2
serta boiler bank akan menghasilkan blow down, yang nantinya akan dimixing
dengan sisa debu, ash (abu), serta make-up saltcake. Sedangkan debu yang
ditangkap oleh ESP juga akan direcycle ke dalam black liquor mixing tank.

2.12.3. Recausticizing & Lime Kiln Plant


Proses recausticizing merupakan suatu proses daur ulang (recovery)
cairan bekas pemasak kayu (green liquor) menjadi cairan yang dapat digunakan
kembali sebagai cairan pemasak (white liquor) dengan adanya penambahan kapur,
sedangkan lime kiln adalah suatu proses daur ulang lime mud yang terbentuk dari
proses recausticizing menjadi kapur kembali dengan cara kalsinasi di dalam
rotary kiln. Reaksi yang terjadi :
H 2O CaO Ca(OH )2 kalor

Reaksi di atas disempurnakan dalam ketiga causticizer, dengan reaksi :

Ca(OH )2 Na2CO3 2 NaOH CaCO3

Dilakukan pemisahan antara larutan NaOH dan CaCO3,sedangkan


didalamlimekiln terjadi
reaksi :
CaCO3 CaO CO2
2.12.4. Utilitas

Unit-unit utilitas yang terdapat di PT Tanjungenim Lestari Pulp and


Paper adalah:
1. Penyediaan kebutuhan air
2. Penyediaan kebutuhan listrik

Universitas Sriwijaya
32

3. Penyediaan kebutuhan uap (steam)

2.12.4.1. Penyediaan Kebutuhan Air


Pemakaian air oleh pabrik pulp dan townsite berasal dari sungai
Lematang dengan kebutuhan air rata-rata 86850 m3/hari. Sekitar 600 m3/hari akan
dialirkan untuk kebutuhan domestik. Air sungai Lematang akan dipompa masuk
melewati unit penyaringan (kasar dan halus). Air sungai akan mengalami proses
desalting sebelum dialirkan melalui pompa ke lokasi pabrik. Sedimentasi dan
penyaringan dengan pasir di water treatment plant akan mengurangi turbidity air
sungai. Disamping floculant, NaOH, dan hidrochlorite acid juga diperlukan untuk
pengolahan air minum bagi kebutuhan townsite.
Dari proses pengolahan air baku, akan dihasilkan limbah padat berupa
sludge dari proses sedimentasi sebanyak 50 gr/l. Sludge yang dihasilkan
dikumpulkan dan penanganannya dikirim ke effluent treatment.Prinsip dasar
proses water treatment sebenarnya adalah membuang zatzat padat yang
ukurannya berbeda beda baik secara mekanik maupun secara kimia. Berbagai
tahapan tersebut antara lain, screening, desilting, settling, dan filtering.
2.12.4.2. Penyediaan Kebutuhan Listrik
Pada PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper, listrik dihasilkan dari
generator yang digerakkan oleh sebuah turbin yang menghasilkan 75 MW untuk
proses mill dan perumahan. Turbin ini digerakkan oleh steam yang dihasilkan dari
power boiler dan recovery boiler.

2.12.4.3. Penyediaan Kebutuhan Uap (Steam)


Uap (steam) diperoleh dari power boiler dan recovery boiler plant. Pada
powerboiler, steam yang dihasilkan bertekanan 6300 kPa dan laju 98 kg/s. Pada
power boiler digunakan bahan bakar berupa kulit-kulit kayu, sludge, dan lainnya
yang merupakan reject dari debarking drum. Reject tersebut dibakar di BFB
(Bubbling Fluidized Bed) boiler dengan menggunakan pasir sebagai media
pemanas. Pada recovery plantsteam dihasilkan dari aliran ekstraksi pada digester
yang masuk ke flash tank 1 yang kemudian dialirkan ke flash tank 2. Dari flash
tank 1 dan 2, akan dihasilkan flash steam yang digunakan sebagai pre-steaming
pada chip bin dan steaming vessel.

Universitas Sriwijaya
33

Sungai Water Treatment Perumahan


Lematang

Bahan Bakar

Mill Boiler

Listrik (70 MW) Generator Turbin

Gambar 2.1. Bagan penyediaan kebutuhan uap

2.12.5. Sistem Pengolahan Limbah


PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper sebagaimana telah diisyaratkan
dalam dokumen AMDAL dan telah disetujui Menteri Perindustrian dan
Perdagangan No. 27/MPP/04/1999, melakukan dua macam pengolahan
lingkungan, yaitu:
1. End of Pipe Treatment (pengelolaan limbah yang dibuang)
Penanganan limbah secara end of pipe treatment yang dilakukan oleh PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper ada tiga cara, yaitu :
a) Pengolahan limbah cair yang berupa unit pengolahan limbah cair
b) Penanganan limbah padat yang berupa landfill system
c) Pengendalian pencemaran udara yang menggunakan electro static
precipitator, dust collector, dan cyclone serta NCG (non-condensible gas)
treatment yang dilengkapi dengan water seal, burner, dan scrubber
2. Reduce, Reuse, Recycling (Konsep tiga R)
Konsep ini dipakai juga dalam pembuatan pulp di PT. Tanjungenim
Lestari Pulp & Paper. Di dalam industri ini penerapan konsep tersebut meliputi
one-site recycling :
a) Chemical recovery dari concentrate black liquor.
b) Fiber recovery dari white water.
c) Filtrat recovery dari pulp washing.
d) Condensate recovery dan reuse dari boiler.

Universitas Sriwijaya
34

e) Counter current washing system (untuk brown stock dan bleaching stock
washing).
f) Sirkulasi air pendingin pada cooling tower.
g) Re-cooking knot.
h) Pemakaian bark, chip, reject, dan sludge cake dari unit pengolah limbah cair,
dimana akan digunakan sebagai bahan bakar di power boiler.
Dalam melaksanakan pemantauan lingkungan dimaksudkan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang dapat dipertahankan sesuai fungsinya.
Penanganan limbah yang dilakukan oleh PT. Tanjungenim Lestari Pulp & Paper
ada tigayaitu pengolahan limbah cair, penanganan limbah padat, dan pengendalian
pencemaran udara.

2.12.5.1. Pengolahan Limbah Cair


Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper yang disebut effluent treatment berasal dari Jerman (Philip Muller)
dimana Jerman adalah salah satu negara yang peduli terhadap masalah
lingkungan. Proses pengolahan ini berfungsi untuk mengolah limbah cair yang
dihasilkan oleh pabrik yang sudah tidak dapat didaur ulang kembali sehingga
menjadi limbah terolah yang berada di bawah standar pemerintah yang berlaku
Kep-51/MENLH/10/1995 untuk pabrik pulp dan kertas.
Semua buangan air limbah dari mill ke effluent treatment plant dialirkan
melalui dua saluran pembungan, yaitu : Alkaline Sewer yang khusus menampung
buangan air limbah yang mempunyai pH tinggi (>8) dan juga masih mengandung
solid yang tinggi dan yang kedua adalah Acid Sewer yang digunakan untuk
menampung buangan air limbah yang memiliki pH rendah (<6) dan juga
mengandung solid yang rendah. Dikarenakan kandungan solid air limbah pada
alkaline sewer masih tinggi maka air limbah tersebut disaring terlebih dahulu
menggunakan manual coarse screen dan automatic fine screen agar kotoran-
kotoran (solid) yang cukup besar pada air limbah dapat dipisahkan sebelum
dimasukkan kedalam primary clarifier.
Air limbah yang masuk kedalam primary clarifier mengalami proses
sedimentasi dengan cara gravitasi biasa dimana partikel-partikel yang lebih berat
akan turun kebawah dan filtratnya ditampung kemudian dialirkan ke

Universitas Sriwijaya
35

neutralization basin sedangkan partikel yang mengendap (lumpur) akan


dipompakan kedalam sludge mixing tank (tanki pencampur lumpur) yang nantinya
akan dicampur bersama dengan lumpur yang berasal dari secondary clarifier
(excess sludge) dan akan dikirim ke mesin belt press.
Filtrate dari primary clarifier akan bercampur dengan air limbah yang
berasal dari acid sewer di neutralization basin dimana disini pH air limbah
campuran tersebut akan dinetralisir sesuai dengan standar pH air limbah yang
dapat diproses yaitu 6 8. Jika air limbah campuran tersebut mempunyai pH
rendah (<6) maka secara automatis pompa dosing NaOH akan hidup sampai pH
sesuai standard range dan demikian dan demikian juga sebaliknya jika pH-nya
tinggi (>8) maka pompa dosing HCl yang akan beroperasi sampai pH kembali
normal.
Air limbah yang telah dinetralisir pH dan dipisahkan kotorannya tadi
dialirkan kedalam equalization basin (kolam penyeimbang) yang dilengkapi
dengan 2 buah aerator dan 2 buah agitator yang tujuannya untuk mencampur air
limbah tersebut dengan lebih sempurna sehingga dapat meredam atau
mengendalikan perubahan (fluktuasi) debit dan karakteristik air limbah tersebut
yang disebabkan adanya perbedaan jadwal proses produksi, konsentrasi bahan
pencemar dan pembuangan limbah yang tidak beraturan dari pabrik agar dapat
dicapai kondisi pengolahan yang optimum pada tahap selanjutnya sehingga tidak
menimbulkan shock loading pada mikroorganisme-mikroorganisme yang ada
pada kolam aerasi (aeration basin).
Sebelum dialirkan ke tahap selanjutnya atau kolam aerasi maka air
limbah terlebih dahulu didinginkan pada cooling tower karena air limbah dari
pabrik tersebut masih mempunyai temperatur yang cukup tinggi (50 60 oC)
sedangkan mikroorganisme yang ada pada mikroorganisme yang ada pada kolam
aerasi adalah jenis mikroorganisme yang hidup pada temperatur normal (<36 oC)
sehingga tidak mengganggu kelangsungan hidup dari mikroorganisme
mikroorganisme utama yang ada di kolam aerasi.
Setelah mengalami proses biologi ini, air limbah dialirkan ke secondary
clarifier untuk dilakukan proses sedimentasi tahap kedua (akhir) dimana
prosesnya sama seperti pada proses primary clarifier. Filtrate yang keluar dari

Universitas Sriwijaya
36

secondary clarifier merupakan produk akhir dari proses pengolahan limbah dan
filtrate inilah yang dapat langsung dibuang ke sungai setelah memenuhi baku
mutu dari pemerintah (KepMen LH No. KEP-51/MELH/10/1995 dan Peraturan
Gubernur Sumsel Nomor 18 tahun 2005) dengan cara dianalisa di laboratorium.
Sedangkan endapannya atau lumpur ini sebagian besar (80% dari flow yang
masuk) akan dikirim kembali ke kolam aerasi sebagai lumpur aktif dan sebagian
kecil atau lumpur sisa (excess sludge) dibuang ke sludge Mixing Tank yang akan
bercampur dengan lumpur dari Primary Clarifier dan dikirim ke Mesin Belt Press
untuk diolah menjadi lumpur kering (sludge cake).
Sebagai pengolah lumpur atau endapan sisa pada proses pengolahan
limbah yaitu lumpur yang berasal dari Primary Clarifier dan lumpur sisa dari
Secondary Clarifier yang telah dicampur di dalam Sludge Mixing Tank digunakan
Mesin Belt Press dimana lumpur tersebut akan diolah secara mekanis untuk
mengurangi kandungan air pada lumpur tersebut dimana diharapkan hasil akhir
dari pengolahan ini kandungan air pada lumpur tersebut tinggal 30% sehingga jika
dicampur dengan kulit kayu (Bark) dari Wood Preparation maka dapat digunakan
sebagai bahan bakar untuk proses di Power Boiler atau dapat langsung dibuang ke
area landfill. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan tersebut digunakan
tambahan bahan kimia yaitu Polimer yang dimasukkan bersama lumpur ke dalam
Mesin Belt Press sebagai Floculant dengan tujuan agar terjadi flokulasi atau
pembentukan partikel-partikel yang lebih besar pada lumpur sehingga lebih
mudah untuk diolah (dipress).

2.12.5.2. Pengolahan Limbah Padat


Limbah padat yang dihasilkan ada dua, yaitu :
a) Limbah pabrik
b) Limbah domestik
Limbah padat yang dihasilkan dari pabrik pulp berupa dregs dan grits
dari recausticizing plant, abu dari power boiler, dan garam dari chemical plant
yang direncanakan ditimbun dengan sistem landfill. Sedangkan limbah padat
lainnya, seperti kulit kayu dari wood handling, screen reject, dan lumpur dari
effluent treatment diumpankan ke power boiler sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan steam sebagai penggerak turbin sehingga dapat menghasilkan

Universitas Sriwijaya
37

listrik. Dalam operasi landfill akan dibuatkan sumur pantau dan kolam pengumpul
lindi dan kontaminasi limbah padat terhadap tanah. Lindi yangterkumpul didalam
kolam penampungan akan dikirimkan keeffluent treatmentuntuk diolah secara
fisik, kimia, dan biologi.Limbah domestik hasil rumah tangga dan perkantoran
akan ditampung ditempat pembuangan sampah dan dikontrol oleh petugas khusus.

2.12.5.3. Pengendalian Pencemaran Udara


Dalam hal pengendalian pencemaran udara, PT Tanjungenim Lestari
Pulp and Paper membangun peralatan pengendalian pencemaran udara di
masing-masingsumber. Di pabrik pulp ada dua proses yang memungkinkan
terjadinya pencemaranudara, yaitu proses pembakaran di power boiler dan proses
kimia di chemical plant.Untuk pengendalian pencemaran, PT Tanjungenim
Lestari Pulp and Paper membangun electrostatic precipitator di boiler dan lime
kiln untuk menangkap debu hasil pembakaran di cerobong utama sebelum
dibuang ke udara, sedangkan untuk cerobong proses kimia (chemical plant)
dibuang menggunakan scrubber untuk menyerap gas-gas buangan dengan bantuan
cairan kimia penyerap.
Selain itu, untuk mengurangi dampak bau yang dihasilkan pabrik pulp,
maka PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper menerapkan hal-hal berikut:
a) Merancang ketel dengan karakteristik low odor
b) Memasang dua unit pengumpul NCG (non-condensable gas)
c) Pengumpulan dan pembakaran NCG di NCG treatment
d) Memasang vent scrubber di smelt dissolving tank
e) Pendaur-ulangan condensate dalam stripper dengan saluran NCG
Proses penghilangan bau ini dimulai dari NCG treatment yang akan
membakar gas-gas yang tidak terkondensasi dari digester dan evaporator di
quench burner bersama-sama dengan steam dan fuel oil sebagai bahan bakar.Gas-
gas hasil pembakaran akan dilewatkan melalui scrubber yang berguna untuk
menyerap gas-gas yang berbahaya dengan larutan NaOH dan selanjutnya dapat
dibuang ke udara melalui cerobong dan diharapkan tidak ada bau lagi di pabrik.
Sedangkan larutan penyerap yang keluar dari scrubber dikirimkan ke bleaching
plant untuk digunakan sebagai absorber.

Universitas Sriwijaya
38

2.13. Struktur Organisasi HRD PT. TEL PP


Head Of Human
HR JKT Resources Department
& Pairoll
Section

Head Of Head Of HR Head Of


Operational Learning
HR People
Section
Strategic Development
Section Section

Head Of Head Of
HR Head Of HRIS Learning
Strategic Personel Time & EIR SR. Center
Officer Admin Attendance Officer Unit
Unit
Unit

Leadershi
Time & p&
Attendance
Personal People
Admin Staff Management EIR - STAFF
Staff MGT
SR.
Trainer

People Technical
Development Trainer
Officer / Staff
Pool

*PULP
-Chemical
-E/I Automation
-Maintance
Gambar 2.2. . Struktur Organisasi HRD di PT Tanjungenim Lestari Pulp and
paper

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan magang telah dilaksanakan di PT Tanjungenim Lestari Pulp and
Paper beralamat di Desa Niru Tebat Agung Banuayu, Kec. Rambang Dangku,
Kab. Muara Enim, Sumatera Selatan 31171, dan berdekatan dengan berbagai
Desa yaitu Desa Dalam, Gerinam, Banuayu dan Tebat Agung di wilayah
Kecamatan Gunung Megang dan Rambang Dangku, Kabupaten Muara Enim,
Provinsi Sumatera Selatan. Penugasan magang praktikan dilakukan di department
HRD (Human Resource Department) di gedung admin lantai 1 ruang 11.
Tepatnya pada divisi HR (Human Resources) Operational Section, dengan
pembimbing lapangan yang bertanggungjawab dalam perekrutan maupun
kegiatan on the job training (magang) dari panitia pada Learning & people
Development Section.
Waktu pelaksanaan kegiatan magang ini berlangsung selama 1 bulan 1
minggu yaitu pada tanggal 16 Mei 2016 sampai dengan 16 Juni 2016 dengan hari
kerja mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat. Jam kerja dari hari Senin
sampai hari Jumat adalah pukul 07.30 sampai 16.00 WIB dan pada pagi hari akan
dilaksanakan senam rutin bersama setiap hari kerja yang wajib dilaksanakan oleh
setiap pegawai dalam lingkungan PT. Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper
termasuk bagi praktikan.

3.2. Metode Pelaksanaan


3.2.1. Metode Pelaksanaan Magang
Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka, partisipasi aktif, dan
wawancara. Metode studi pustaka di persiapkan terlebih dahulu untuk
mendapatkan materi yang berkaitan dengan magang yang praktikan lakukan,
sehingga saat melakukan observasi ataupun kegiatan yang berkaitan mahasiswa
sudah tahu apa saja yang harus dilakukan dan apa saja yang dibutuhkan. Pada
kegiatan partisipasi aktif , praktikan ikut terlibat aktif dalam menginput data
absen, cuti, IMLK (Izin Meninggalkan Lokasi Kerja) serta laporan dari lapangan
baik manual maupun dalam Pro-int System. Sehingga praktikan mengetahui

39 Universitas Sriwijaya
40

mekanisme pengambilan jumlah pelanggaran karyawan dan surat pemanggilan


serta investigasi sampai ke tahap sanksi yang diberikan kepada karyawan yang
melanggar. Selain itu praktikan juga melakukan wawancara terkait materi yang
dibutuhkan dalam penyusunan laporan magang yang akan diserahkan ke pihak
PT. Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper maupun laporan kegiatan magang yang
harus dibuat untuk jurusan.

3.2.2. Metode Pengambilan Data


Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam mencapai rencana penelitian. Metode yang dilakukan selama
magang adalah pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data yang diperoleh dengan cara melakukan wawancara langsung kepada staf dan
karyawan yang ada serta melakukan dokumentasi terhadap kegiatan-kegiatan
yang ada di PT. Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari data-data literatur bahan bacaan seputar PT. Tanjung Enim Lestari
Pulp and Paper yang disediakan oleh pihak PT. Tanjung Enim Lestari Pulp and
Paper ataupun data yang didapat dari studi pustaka yang mahasiswa lakukan.

3.2.3. Jadwal Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan magang di PT. Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper
dilaksanakan seperti yang tertera pada Tabel 3.1. dibawah ini;
Febuari Maret April Mei Juni
NO Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Peninjauan
1 Lokasi x
Magang
Pengajuan
2 x x
Surat Izin
3 Studi Pustaka x x x x x
Menunggu
4 x x x x x x
Surat Balasan
Pelaksanaan
5 x x x x x
Magang
Kunjungan
6
Dosen
Laporan dan
7 x x x
Konsultasi
Keterangan :
X : Mewakili Minggu

Universitas Sriwijaya
41

3.3. Rincian Kegiatan dan Uraian Kegiatan Magang


Kegiatan magang di PT Tanjungenim Lestari Pulp and paper dilaksanakan
mulai tanggal 16 Mei 2017 hingga 16 Juni 2017. Selama kegiatan magang
praktikan melaksanakan tugasnya di gedung admin yang tepatnya berada di
departemen HR tetapi tidak memiliki penempatan divisi khusus dari HRD sebab
banyaknya data yang bersifat rahasia (confidential) untuk menjaga terjaminnya
kerahasiaan data perusahaan. Sedangkan untuk pengambilan data penelitian
magang, praktikan memilih fokus terhadap permasalahan perekruitan karyawan
baru melalui jalur seleksi magang yang kebetulan sedang dilaksanakan oleh PT
Tanjungenim Lestari Pulp and paper. Tetapi terlepas dari beberapa kendala dalam
pengambilan data karena sifatnya yang rahasia, praktikan bisa mendapatkan
berbagai informasi dan pengalaman kerja selama kegiatan magang berlangsung.
Adapun uraian kegiatan yang dilakukan selama magang di PT Tanjungenim
Lestari Pulp and paper dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.2 Uraian aktifitas yang dilakukan selama magang di PT Tanjungenim
Lestari Pulp and paper
No Tanggal Kegiatan
16 Mei - Briefing dari kepala Pihak Security, Safety, dan
1 2017 Departemen HR
- Pelatihan untuk magang
- Merekap data mengenai biaya makan dari perusahaan
vanaya
- Mempelajari pengoprasian mesin fotocopy
- Memperkenalkan diri kepada seluruh staff yang ada di
dept. HR
17 Mei - Mempelajari fungsi dari surat ABT, STE, IMLK dan
2 2017 surat sakit, Formulir
Lembur, Formulir Kesehatan dan CCG, dan Training
- Meminta Persetujuan untuk ABT dan STE karyawan
kepada sekertaris
- Merekap data untuk calon peserta magang yang dibuat
oleh PT TELPP
3 18 Mei - Membantu untuk merevisi buku "Perjanjian Kerja
2017 Bersama" oleh PT Tanjung Enim Lestari PP dengan
Persatuan Serikat Kerja PT TEL PP
- Merekapitulasi data mengenai biaya untuk pelatihan
bagi karyawan baru
- Meminta Persetujuan untuk ABT dan STE karyawan
kepada sekertaris
- Mensortir Formulir IMLK, Cuti dan Surat Sakit, Kerja
Lembur, Kesehatan dan CCG.

Universitas Sriwijaya
42

4 19 Mei - Melanjutkan merevisi buku Perjanjian Kerja Bersama


2017 oleh PT Tanjung Enim Lestari PP dengan Persatuan
Serikat Kerja PT TEL PP
- Memberikan cap dan stampel pada Formulir IMLK,
Cuti dan Surat Sakit, Kerja Lembur, Kesehatan dan
CCG
- Meminta Persetujuan untuk ABT dan STE karyawan
kepada sekretaris
- Melakukan tugas mingguan rutin 3S khas PT TEL PP
5 20 Mei
LIBUR
2017
6 21 Mei
LIBUR
2017
7 22 Mei - Meminta Persetujuan untuk ABT dan STE karyawan
2017 kepada sekertaris
- Mensortir Formulir IMLK, Cuti dan Surat Sakit, Kerja
Lembur, Kesehatan dan CCG.
- Mengenal dan mempelajari fasilitas yang disediakan
HRD untuk karyawan
- Mengetahui cara mengisi formulir mengenai prosedur
meninggalkan pekerjaan sementara
8 23 Mei - Memberikan cap dan stampel pada Formulir IMLK,
2017 Cuti dan Surat Sakit, Kerja Lembur, Kesehatan dan
CCG.
- Meminta Persetujuan untuk ABT dan STE karywan
kepada sekertaris
- Menduplikasi lembaran data di mesin fotocopy untuk
kegiatan magang
- Meng-input data kandidat pelamar pekerjaan di PT TEL
PP kedalam system Pro-Int
- Meminta persetujuan untuk cek up kesehatan karyawan
kepada dokter di klinik PT. TEL PP
9 24 Mei - Meminta Persetujuan untuk ABT, STE, dan MEMO
2017 karyawan kepada sekertaris
- Mensortir stok seragam untuk karyawan PT TEL PP
- Memberikan cap dan stampel pada Formulir IMLK,
Cuti dan Surat Sakit, Kerja Lembur, Kesehatan dan
CCG.
- Melanjutkan input data kandidat pelamar pekerjaan di
PT TEL PP kedalam system Pro-Int
- Meminta Persetujuan untuk tenaga kerja asing kepada
kepala HRD
- Meminta Persetujuan untuk laporan bulanan absen dan
cctv dari HRD
10 25 Mei
LIBUR
2017

Universitas Sriwijaya
43

11 26 Mei - Meminta Persetujuan untuk ABT, STE, dan MEMO


2017 karyawan kepada sekertaris
- Meminta Persetujuan untuk formulir aplikasi PGO dan
Deklarasi kepada dept. akunting dan sekertaris
- Menduplikasi lembaran data di mesin fotocopy
- Melanjutkan input data kandidat pelamar pekerjaan di
PT TEL PP kedalam system Pro-Int

27 Mei
12 LIBUR
2017
13 28 Mei
2017 LIBUR
14 29 Mei - Membantu staff untuk mensortir slip gaji karyawan PT
2017 TEL PP
- Meminta Persetujuan untuk ABT, STE, dan MEMO
karyawan kepada sekertaris
- Membantu staff untuk menduplikasi data calon peserta
magang
- Meminta Persetujuan untuk formulir aplikasi PGO dan
Deklarasi kepada dept. akunting dan sekertaris
15 30 Mei - Melanjutkan input data kandidat pelamar pekerjaan di
2017 PT TEL PP
- Mensortir stok seragam untuk karyawan PT TEL PP
- Meminta Persetujuan untuk ABT, STE, dan MEMO
karyawan kepada sekertaris
- Meminta tanda tangan sekertaris untuk kegiatan
External Training yang bekerjasama dengan LPMI
16 31 Mei - Mulai mencari data penelitian untuk magang
2017 - Merekap data mengenai biaya makan dari perusahaan
vanaya
- Meminta Persetujuan untuk hasil revisi buku
Perjanjian Kerja Bersama milik PT TEL PP
- Membantu staff untuk memilah setiap amplop hasil
kelulusan administrasi peserta magang yang akan
dikirim kepada 26 kepala desa di Kab. Muara Enim
- Meng-input data tentang stok seragam karyawan di MS.
Excel
17 1 Juni
LIBUR
2017
18 2 Juni - Meminta Persetujuan untuk program "Safari
2017 Ramadhan" PT. TEL PP
- Meminta Persetujuan untuk formulir aplikasi PGO dan
Deklarasi kepada dept. akunting dan sekertaris
- Meminta Persetujuan untuk ABT, STE, dan MEMO
karyawan kepada sekertaris
- Menduplikasi lembaran SK Karyawan PT TEL PP
- Mensortir stok seragam untuk karyawan PT TEL PP

Universitas Sriwijaya
44

19 3 Juni LIBUR
2017
20 4 Juni LIBUR
2017
21 5 Juni - Melanjutkan membantu staff untuk memilah setiap
2017 amplop hasil kelulusan administrasi peserta magang
yang akan dikirim kepada 26 kepala desa di Kab. Muara
Enim
- Meminta Persetujuan untuk formulir aplikasi PGO dan
Deklarasi kepada dept. akunting dan sekertaris
- Meminta Persetujuan untuk ABT, STE, dan MEMO
karyawan kepada sekertaris
- Membantu staff menduplikasi dan menyortir data
laporan kesehatan karyawan PT TEL PP.
22 6 Juni - Membantu Staff untuk meng-input data pelamar
2017 pekerjaan di PT. TEL PP
- Melanjutkan membantu staff untuk memilah setiap
amplop hasil kelulusan administrasi peserta magang
yang akan dikirim kepada 26 kepala desa di Kab. Muara
Enim
- Meminta Persetujuan untuk ABT, STE, dan MEMO
karyawan kepada sekertaris
- Meminta Persetujuan data pelatihan karyawan yang
bekerjasama dengan tim Vanaya dan Ganis kepada
ketua / kepala HRD
23 7 Juni - Melanjutkan membantu staff untuk menyiapkan
2017 persiapan tes tertulis bagi peserta magang di PT.
TELPP
- Membantu staff untuk menyortir kumpulan Payment
ABT and STE allowance, Payment for Settlement of
ABT, Surat Pemotongan Gaji Karyawan, History of
ABT and STE PT. TELPP selama tahun 2017
- Membantu staff untuk meng-input data sisa stok
seragam karyawan di Ms. Excel
24 8 Juni - Menyambut kunjungan dosen pembimbing magang di
2017 PT. TELPP
- Membantu staff untuk sortir catatan ABT & STE 2017
- Meminta persetujuan acc untuk ABT & STE, PGO
Declaration dan Application
25 9 Juni - Meminta persetujuan untuk PGO Declaration dan
2017 Application foreign employees to Accounting
- Mempelajari lebih lanjut fungsi HRD di PT. TELPP
- Menyusun catatan tahunan ABT & STE
- Meminta persetujuan untuk proposal pengajuan dana
internship yang dikelola HRD

Universitas Sriwijaya
45

26 10 Juni LIBUR
2017
27 11 Juni LIBUR
2017
28 12 Juni - Meminta persetujuan untuk PGO Declaration dan
2017 Application foreign employees to Accounting
- Meminta Persetujuan untuk ABT, STE, dan MEMO
karyawan kepada sekertaris
- Menyusun laporan magang dan wawancara dengan staff
tentang data yang akan digunakan dalam internship
report
29 13 Juni - Membantu staff mencatat medical history di buku
2017 laporan medical karyawan
- Meminta Persetujuan untuk ABT, STE, dan MEMO
karyawan kepada head of HRD
- Melanjutkan wawancara untuk menambah data yang
diperlukan dalam laporan magang
30 14 Juni - Meminta Persetujuan untuk ABT, STE, dan MEMO
2017 karyawan kepada head of HRD
- Melanjutkan wawancara dan dokumentasi untuk
menambah data yang diperlukan dalam laporan magang
- Meminta persetujuan untuk PGO Declaration dan
Application foreign employees to Accounting
31 15 Juni - Mengecek dan memberi stampel setiap IMLK, Kartu
2017 cuti, surat sakit, formulir lembur dan medical form
karyawan
- Meminta Persetujuan untuk ABT, STE, dan MEMO
karyawan kepada head of HRD
- Membantu staff meminta persetujuan ke accounting
tentang peraturan bonus karyawan dalam peraturan
kementrian ketenagakerjaan
32 16 Juni - Membantu staff untuk meminta persetujuan ABT &
2017 STE serta MEMO foreign employees 2017
- Meminta persetujuan acc untuk invoice verification
sheet
- Melakukan perpisahan kepada seluruh staff terutama
Department HRD

Universitas Sriwijaya
BAB 4
TUGAS KHUSUS

4.1. Judul
Dalam praktik kerja lapangan (magang) ini, penulis tertarik untuk
membuat tugas khusus megenai Tinjauan Penerapan Disiplin Kerja dan
Motivasi Karyawan di PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper. Untuk
mengetahui dan maksud dan batasan dari judul tersebut, maka penulis membuat
definisi dari arti judul tugas khusus yang telah dibuat.
Tinjuan merupakan analisis atau pemeriksaan yang teliti, penyelidikan,
kegiatan pengumpulan data, pengolahan, analisa, dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecah suatu persoalan.
Sedangkan penerapan adalah pengaplikasian atau suatu perbuatan mempraktikan
suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu
kepentingan yang diingkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah
terencana dan tersusun sebelumnya.
Disiplin kerja merupakan suatu sikap individu yang menghormati,
menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak menolak menerima
sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan
kepadanya. Kemudian, motivasi adalah hasil sejumlah proses yang bersifat
internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap
entutiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu
serta suatu kekuatan potensial yang ada dala diri seseorang yang dapat
dikembangkan sehingga menghasilkan kinerja yang positif. Adapun macam-
macam yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan, antara lain:
Fasilitas yang disediakan perusahaan merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi kinerja karyawan, karena dengan fasilitas kerja yang
nyaman akan menghasilkan kinerja yang optimal. Kemudian adanya pelatihan
(training) adalah suatu proses yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
kemampuan karyawan sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Dan terakhir
yaitu penghargaan (reward) adalah memberikan penghargaan dan apresiasi
karyawan yang memilki prestasi kerja yang tinggi melalui penilaian karyawan.

46 Universitas Sriwijaya
47

4.2. Tujuan Tugas Khusus


Adapun tujuan dari kegiatan magang ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan memahami dengan detail peraturan tenaga kerja di PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper?
2. Untuk mempelajari dan mengidentifikasi pelanggaran yang dilakukan
karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper?
3. Untuk mengetahui contoh motivasi karyawan dalam meningkatkan
kedisiplinan kerja karyawan di PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper?

4.3. Latar Belakang


Semakin pesatnya perkembangan di era globalisasi ini maka semakin
bertambah banyaknya perusahaan-perusahaan industri yang memanfaatkan SDA
(Sumberdaya Alam) dan juga SDM (Sumberdaya Manusia). Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing
menyebutkan bahwa : pengertian penanaman modal dalam Undang-Undang ini
hanyalah meliputi penenman modal asing secara langsung yang dilakukan
menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-Undang ini dan yang
digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam artian bahwa
pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal
tersebut. Sedangkan pengertian perusahaan secara umum yaitu suatu organisasi
dimana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk
menghasilkan barang dan jasa (output) bagi pelanggan guna mencapai tujuan
daripada perusahaan yaitu memperoleh laba. Salah satu faktor yang paling penting
untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut adalah adanya tenaga kerja yaitu
manusia (Prishardoyo, 2012).
Menurut Wahyuni (2013) dalam diktat hukum dagang dan ekonomi, ciri-
ciri perusahaan umum adalah sebagai berikut: melayani kepentingan umum;
sipimpin oleh seorang direktor; dikelola dengan modal pemerintah yang terpisah
dari kekayaan negara; pekerjanya adalah pegawai perusahaan swasta; memupuk
keuntungan untuk kas negara; dan mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di
perusahaan swasta.
Begitu besarnya peranan dalam sektor industri di Indonesia tidak terlepas
dari industri kertas. Peranan industri kertas dalam menunjang ekonomi karena

Universitas Sriwijaya
48

industri kertas merupakan salah satu industri strategis yang berperan penting
dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Serta sangat berperan penting
dalam hal percetakan mengingat semakin pesat pertumbuhan penduduk maka
semakin pesat kebutuhan manusia akan kertas dalam pendidikan maupun bidang
lainnya yang tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan kertas dalam kehidupan.
Adapun daftar jumlah seluruh perusahaan atau industri yang ada di Indonesia
yang terhitung dari tahun 2008-2014 yang dikutip dari Badan Pusat Statistik
(BPS) yaitu setiap tahunnya mengalami fluktuasi peningkatan jumlah perusahaan
atau industri dari tahun 2011-2014 bahwa setiap tahun mengalami pertambahan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel.4.1. Jumlah perusahaan atau industri jawa dan luar jawa 2008-2014
Lokasi 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Jawa 21 207 20 397 19 529 19 440 19 554 19 587 20 256
Luar Jawa 4 487 4 071 3 816 3 930 4 038 4 111 4 273
Jumlah 25 694 24 468 23 345 23 370 23 592 23 698 24 529
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2017.

Menurut data badan pusat statistik bahwa perkembangan industri di pulau


jawa lebih besar daripada di pulau luar jawa. Namun pada data luar jawa
penambahan jumlah industri di luar pulau jawa mengalami peningkatan pada
tahun 2010-2014 yang berpotensi akan meningkat setiap tahunnya. Perusahaan
dituntut untuk dapat memaksimalkan kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa
perusahaan harus mampu menganalisa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja karyawan. Dalam mengatasi hal tersebut sumber daya manusia (SDM)
adalah yang paling utama yang harus diperhatikan perkembangannya karena
dengan adanya SDM yang baik dan professional serta memiliki tingkat disiplin
yang tinggi akan sangat membantu dalam memaksimalkan kinerja dalam suatu
perusahaan.
Sehingga membutuhkan manajemen Sumber Daya Manusia yang
merupakan salah satu bidang dari fungsi manajemen umum yang meliputi segi-
segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Istilah
manajemen mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana
seharusnya memanage (mengelola) sumber daya manusia. Sedangkan fungsi

Universitas Sriwijaya
49

operasional meliputi pengadaan tenaga kerja (SDM), Pengembangan,


Kompensasi, Pengintegrasian, Pemeliharaan, kedisiplinan dan PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja) (Rivai, 2013).
Dalam suatu perusahaan atau industri biasanya terdapat Human Resources
Department (HRD) dalam mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) atau seluruh
karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan. Selain itu, HRD (Human
Resource Development) atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai bidang
sumber daya manusia, juga bertugas memberikan peraturan-peraturan yang telah
ditentukan oleh kementrian ketenagakerjaan dan telah disepakati oleh perusahaan
sehingga dapat meningkatkan kedisiplinan karyawan. Selain dengan peraturan,
motivasi karyawan untuk menaati peraturan tersebut yaitu dengan
mengembangkan sumber daya atau kemampuan seluruh pekerja yang ada dalam
suatu perusahaan dengan pelatihan (training program), serta fasilitas-fasilitas
yang telah disediakan dan bonus atau rewards untuk menunjang kedisiplinan
karyawan disuatu perusahaan. Adapun jumlah tenaga kerja menurut subsektor
yang terkait dengan perhutanan, antara lain:
Tabel 4.2. Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar Dan Sedang Menurut Sub Sektor, 2008-2014
No Subsektor 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Kayu, Gabus (Tidak
Termasuk Furnitur)
1 250 986 224 837 221 226 212 313 225 456 229 819 228 201
dan Anyaman dari
Bambu, Rotan dsj
Kertas dan Barang dari
2 125 011 121 500 126 438 131 250 129 359 136 114 180 712
Kertas
Pencetakan dan
3 Reproduksi Media 43 187 41 663 42 658 46 006 52 147 51 334 50 505
Rekaman
Karet, Barang dari
4 342 721 329 993 357 274 356 334 353 624 365 958 390 555
Karet dan Plastik
5 Furnitur 170 646 166 398 199 925 191 356 190 127 165 307 171 789
Jumlah 932551 884391 4 501 145 4 629 369 4 928 839 5 004 912 5 180 531
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2017.

Menurut data badan pusat statistik jumlah tenaga kerja atau Sumber Daya
Manusia (SDM) yang bekerja dalam industri menurut subsektor yang terkait
dalam bisang perhutanan meningkat dengan pesat setiap tahunnya dapat dilihat
dalam tabel diatas. Dari tahun 2008-2014 tenaga kerja manusia sangat dibutuhkan
dalam perusahaan. Maka dari itu setiap perusahaan diharapkan mempunyai
Human Resources Department (HRD) untuk mengatur seluruh karyawan dalam

Universitas Sriwijaya
50

perusahaan atau industri agar memiliki kedisiplinan kerja agar produktivitas atau
kinerja karyawan dapat optimal.

Menurut Hasibuan (2002), Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan


seseorang yang menaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang
berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara suka rela menaati semua
peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Kesediaan adalah suatu
sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik
yang tertulis maupun tidak tertulis (Hasibuan, 2002). Sedangkan, Pelanggaran
displin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan pegawai negri sipil yang
melanggar ketentuan peraturan disiplin baik yang dilakukan di dalam maupun di
luar jam kerja (PP No. 30 Tahun 1980 Bab 1 pasal 1).
Untuk menunjang kedisiplinan kerja maka karyawan harus diberikan
motivasi yang berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya
penggerak. Ada beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari motivasi antara lain
meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai, meningkatkan prestasi kerja
pegawai, menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, meningkatkan
prestasi kerja pegawai, menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik,
meningkatkan loyalitas, kreatifitas dan partisipasi, meningkatkan kesejahteraan
pegawai, meningkatkan rasa tanggung jawab dan sangat mempengaruhi tingkat
kedisiplinan pegawai.
Adapun motivasi tersebut meliputi: pelatihan (training) dan
pengembangan (development) yang telah dikemukakan para ahli. Menurut Yoder
(Anwar Prabu Mangkunegara, 2009) istilah pelatihan untuk karyawan pelaksana
(teknis) dan pengawas. Sedangkan pengembangan ditujukan untuk karyawan
tigkat manajemen. Setelah pelatihan dan pengembangan yang dilakukan
perusahaan untuk memotivasi disiplin kerja karyawan, selanjutnya yaitu penilaian
(rewards) yang merupakan salah satu motivasi karyawan untuk menaati peraturan
di perusahaan karena terdapat reward dan sanksi. Kemudian, fasilitas transport,
tempat tinggal, bonus, fasilitas kerja, dan fasilitas safety dll. Ketiga hal tersebut
merupakan strategi memotivasi karyawan agar lebih disiplin dalam bekerja.
Berdasarkan fakta diatas maka penulis tertarik untuk meninjau salah satu
perusahaan milik asing yaitu PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper yang

Universitas Sriwijaya
51

bergerak pada sektor industri kertas dengan jumlah tenaga kerja yang cukup
banyak. Kinerja karyawan yang optimal akan mendukung tingkat produktivitas
yang tinggi, maka PT Tanjungenim Lestari sangat mengutamakan kedisiplinan
dalam bekerja agar produktivitas tinggi dan mencegah tingkat pelanggaran serta
kecelakaan kerja yang tinggi. Untuk menunjang hal tersebut, PT Tanjungenim
Lestari juga memliki berbagai motivasi dalam meningkatkan tingkat kedisiplinan
kerja karyawan. Terbukti bahwa karyawan PT Tanjungenim Lestari sangat
memperhatikan kedisiplinan dan fasilitas bagi seluruh karyawan perusahaan
tersebut.

4.4. Tinjauan Pustaka

Penulis melakukan studi pustaka untuk tugas khusus ini melalui sumber
internet untuk mengetahui teori-teori dalam disiplin kerja dan berasal dari buku
Perjanjian Kerja Bersama di PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper . Setiap
perusahaan mempunyai departmen atau divisi yang mengatur kedisiplin para
karyawan, untuk mewujudkan disiplin yang baik harus diiringi dengan sikap
kesadaran dan kesediaan karyawan untuk mematuhi peraturan, prosedur maupun
kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaaan, sehingga karyawan dengan sukarela
mematuhi peraturan, prosedur, kebijakan dan melaksanakan pekerjaan dengan
baik bukan atas paksaan. Disiplin kerja juga merupakan praktik secara nyata dari
karyawan terhdp perangkat peraturan yang terdapat dalam suatu perusahaan.
Semakin baik disiplin kerja karyawan pada sebuah perusahaan, maka semakin
tinggi prestasi kerja yang akan dicapai. Sebaliknya tanoa disiplin karyawan yang
baik, maka sulit bagi perusahaan untk mencapai hasil yang optimal. Mengingat
pentingnya disiplin kerja karyawan di dalam perusahaan, maka PT Tanjungenim
Lestari Pulp and Paper sangat memperhatikan dan mengutamakan kedisiplinan
karyawannya dengan membuat Perjanjian Kerja Bersama yang berlandaskan
pada Peraturan Kementerian Ketenagakerjaan dan telah disepakati oleh serikat
pekerja di PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper. Adapun Disiplin Kerja
karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper yang terdapat dalam
Perjanjian Kerja Bersama 2017 antara lain:

Universitas Sriwijaya
52

BAB XII
ATURAN DAN TINDAKAN DISPLIN
Pasal 67
Displin kerja

1. Demi tegaknya displin kerja dan terpeliharannya sikap saling menghormati


dan saling menghargai hak-hak dan tanggung jawab dari Perusahaan maupun
Pekerja perlu dibuat petunjuk, pedoman dan pengarahan mengenai hal-hal
tersebut.
2. Tindakan disiplin yang akan dilaksanakan oleh Perusahaan bertujuan sebagai
tindakan korektif, upaya pengarahan dan pembinaan atas sikap, tingkah laku
maupun mentalitas Pekerja yang melakukan pelanggaran.
3. Jenis tindakan disiplin yang akan dikenakan atas pelanggaran didasarkan pada
berat-ringannya dan frekuensi pelanggaran serta ada tidaknya unsur
kesengajaan.
4. Setiap Pelanggaran yang dilakukan dapat dijumlahkan, baik untuk
pelanggaran yang sama maupun untuk pelanggaran yang tidak sama.
5. Setiap Pelanggaran peraturan disiplin oleh Pekerja, Perusahaan memberikan
kesempatan untuk memperbaiki sikapnya.

Pasal 68
Tingkat Pelanggaran

1. Pelanggaran Tingkat 1 (Pertama)


Sanksi akan diberikan kepada Pekerja yang melakukan pelanggaran
sebagai berikut:
a. Tidak masuk kerja selama 2 (Dua) hari dalam sebulan tanpa pemberitahuan
atau dengan alasan yang tidak benar atau yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
b. Dalam satu bulan kalender, tanpa alasan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan atau tidak dapat diterima oleh atasan yang
berwenang dalam hal - hal datang terlambat dan/atau datang pulang cepat 3
(Tiga) kali berturut-turut dan/atau datang terlambat dan/atau pulang cepat 4

Universitas Sriwijaya
53

(Empat) kali tidak berturut-turut atau lebih dan sering meninggalkan tugas
untuk kepentingan pribadi.
c. Tidak mengindahkan pedoman/petunjuk kerja/intruksi yang telah diberikan
atasannya termasuk untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
d. Atasan yang tidak menindaklanjuti laporan bawahannya dalam hal mencegah
kecelakaan kerja, kejadian - kejadian yang dapat merugikan perusahaan dan
masalah - masalah hubungan kerja yang dihadapi bawahan.
e. Mempergunakan atau meminjamkan barang barang milik perusahaan untuk
kepentingan pribadi tanpa izin atasannya.
f. Menolak perintah untuk pemeriksaan kesehatan.
g. Pengulangan pelanggaran sebanyak 2 (Dua) kali atas peringatan lisan tercatat.
h. Meninggalkan tempat kerja pada saat jam kerja tanpa izin atasan yang
bersangkutan.
i. Tidak memakai seragam pada saat jam kerja.
j. Menggunakan ID Card yang tidak sah.
k. Buang air besar atau kecil, buang sampah dan meludah bukan pada
tempatnya.
l. Berambut gondorong, rambut tidak dipangkas rapi.
m. Tidak menggunakan alat keselamatan kerja yang telah disediakan perusahaan
pada tempat yang telah ditentukan.
n. Menggunakan kendaraan pool untuk keperluan pribadi.

2. Pelanggaran Tingkat II (Dua)


a. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang dapat dipercaya / diterima selama:
1) 3 (Tiga) hari berturut-turut.
2) 4 (Empat) hari tidak berturut turut dalam seminggu.
3) 6 (Enam) hari tidak berturut-turut selama sebulan.
b. Pengulangan atas pelanggaran tingkat I (satu).
c. Tidur pada jam kerja.
d. Pekerja keluar lokasi kerja tanpa seizing atasan yang bersangkutan.
e. Mengendarai kendaraan di area / lokasi pabrik atau perumahan (town site)
melampaui kecepatan yang telah ditentukan.

Universitas Sriwijaya
54

f. Melawan peraturan petugas yang berwenang pada saat menjalankan tugas.


g. Setelah diperingatkan 3 (Tiga) kali berturut-turut pekerja tetap menolak untuk
mentaati perintah atau penugasan yang layak tanpa alasan yang dapat
diterima.

3. Pelanggaran Tingkat III (Tiga)


a. Dengan sengaja atau lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan tidak dapat
melakukan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
b. Melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama yang dapat dikenakan peringatan
terakhir.

4. Pelanggaran Tingkat IV (empat)


4.1. Proses penyelesaian berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi No. 12
Tahun 2003:
a. Melakukan penipuan, pencurian dan penggelapan barang /uang milik
Perusahaan atau milik teman sekerja atau yang berhubungan dengan
Perusahaan.
b. Memberikan keterangan palsu atau dipalsukan sehingga merugikan
Perusahaan atau kepentingan negara.
c. Mabok , membawa/minum-minuman keras yang memabokkan, madat ,
memakai obat bius/narkotika atau menyalahgunakan obat-obatan terlarang
atau obatobat perangsang lainnya yang dilarang oleh Peraturan Perundang-
undangan, di lokasi kerja, dan di tempat-tempat yang ditetapkan Perusahaan.
d. Melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian di lokasi kerja.
e. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja
atau pengusaha di lingkungan kerja
f. Membujuk pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan sesuatu perbuatan
yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan serta peraturan yang
berlaku.
g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak, merugikan atau membiarkan dalam
keadaan bahaya barang milik Perusahaan.

Universitas Sriwijaya
55

h. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha


dalam keadaan bahaya di tempat kerja.
i. Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan atau mencemarkan
nama baik pengusaha dan atau keluarga pengusaha yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara.
j. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana
penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

4.2 Hal hal diluar poin di atas proses penyelesaiannya melalui Proses
Perselisihan Hubungan Industrial seperti berikut ini:
a. Membawa senjata tajam atau senjata api dan sejenisnya ke dalam lingkungan
Pabrik, kecuali apabila hal tersebut dibenarkan atasannya atau Direksi untuk
pelaksanaan tugas.
b. Menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan pihak
lain yang dapat merugikan Perusahaan.
c. Bekerja untuk Perusahaan lain atau pihak ketiga, kecuali atas persetujuan
Direksi
d. Memiliki, memanipulasi, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan
barang-barang, dokumen atau surat berharga milik Perusahaan yang
bertentangan dengan kebijaksanaan dan ketentuan Perusahaan
e. Membocorkan kerahasiaan Pekerja yang menginformasikan pelanggaran yang
ada di dalam PKB.
f. Melakukan tindakan korupsi, kolusi, nepotisme dan diskriminasi.
g. Merokok di lingkungan Pabrik kecuali pada tempat-tempat yang telah
disediakan/diperkenankan.
h. Membawa keluar atau menggunakan barang-barang milik Perusahaan di luar
tempat kerja tanpa seijin atasannya.
i. Menyerang, memukul, berkelahi, menganiaya, mengancam atau
mengintimidasi sesama Pekerja, atasan atau Direksi baik dalam lokasi kerja
ataupun di luar lokasi kerja.
j. Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan Negara.

Universitas Sriwijaya
56

k. Meminjamkan dan/atau mengkaryakan barang milik Perusahaan yang


dipercayakan kepadanya.
l. Selain yang bertugas untuk menghidupkan mesin dan mematikan mesin yang
mengakibatkan kecelakaan kerja dan merugikan perusahaan.

Pasal 69
Pelaksanaan tindakan Disiplin

1. Setiap pelanggaran yang dilakukan Pekerja terhadap ketentuan-ketentuan atau


tidak mentaati, tidak melakukan atau tidak displin terhadap peraturan dan tata
tertib yang terdapat dalam Perjanjian Kerja Bersama ini dapat dikenakan
Tindakan Disiplin.
a. Peringatan Lisan
Kepada Pekerja yang melakukan kelalaian kecil (Pelanggaran yang
dianggap ringan) ditegur secara lisan oleh atasan langsung, diberi pengarahan dan
dibina, misalnya diberikan peringatan secara lisan karena sering menggunakan
waktu istirahat terlalu lama, mengobrol, melakukan kegiatan lain untuk
kepentingan pribadi, berpakaian kurang sopan, dalam waktu jam kerja.
b. Peringatan Tertulis
Kepada Pekerja yang melakukan dan atau pelanggaran Tingkat I
(Pertama), II (Kedua) dan III (Ketiga) diberikan peringatan tertulis.
c. Pemotongan Bonus Produksi
Kepada Pekerja yang merusak atau menghilangkan peralatan kantor, alat-
alat produksi dan peralatan lainnya yang dimiliki oleh Perusahaan, baik sengaja
maupun tidak sengaja, diwajibkan untuk mengganti sesuai nilai buku dari bonus
jasa produksi bulan bersangkutan dan bulan-bulan berikutnya sampai impas.
d. Pemindahan Pekerja/Jabatan
Kepada Pekerja yang melakukan kesalahan/pelanggaran dapat
dikenakan tindakan displin berupa pemindahan Pekerjaan/jabatan, misalnya
dianggap gagal melaksanakan pertanggungjawaban Pekerjaan.
e. Penurunan Jabatan atau Grade

Universitas Sriwijaya
57

Kepada Pekerja yang melakukan kesalahan/pelanggaran atau tidak


mampu melaksanakan tugas/jabatannya dapat dikenakan tindakan displin berupa
penurunan jabatan atau grade atau tindakan Degradasi.
f. Pencabutan Fasilitas
Kepada Pekerja yang melakukan kesalahan/pelanggaran dan atau tindakan
Degradasi dapat dikenakan tindakan disiplin berupa pencabutan fasilitas
g. Pembebasan Tugas/Skorsing
Kepada Pekerja yang dianggap melakukan kesalahan/pelanggaran dapat
dikenakan tindakan disiplin berupa Pembebasan Tugas atau Skorsing
sebagaimana yang telah diuraikan pada Pasal 73 (tujuh puluh tiga) tentang
Pembebasan Tugas atau Skorsing.
h. Pemutusan Hubungan Kerja
Kepada Pekerja yang dianggap melakukan kesalahan/pelanggaran dapat
dikenakan tindakan disiplin berupa Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana
yang telah diuraikan pada Bab XIII tentang Pemutusan Hubungan Kerja

2. Setiap Pekerja berhak langsung menginformasikan kepada atasan langsung


dan pihak Terkait apabila menemukan pelanggaran-pelanggaran sebagaimana
yang dimaksud dalam ayat 1 (Satu).
3. Pekerja yang menginformasikan pelanggaran yang ditemukan harus
menyebutkan identitas dan melengkapi bukti-bukti bila ada dan dijamin
kerahasiaan dan keselamatannya oleh Perusahaan.
Pasal 70
Pelaksanaan pemberian Surat Peringatan

1. Pelaksanaan Pemberian Surat Peringatan


a. Surat peringatan ini diusulkan pembuatannya oleh atasan yang berwenang
dari Pekerja yang bersangkutan kepada HRD. Surat peringatan yang
ditandatangani dan disampaikan oleh atasan yang bersangkutan sesudah
mengadakan konsultasi dengan HRD
b. Dalam rangka menegakkan disiplin Pekerja, pihak HRD dapat mengeluarkan
surat peringatan kepada Pekerja setelah berkonsultasi dengan atasan Pekerja.

Universitas Sriwijaya
58

c. Masing-masing surat Peringatan dapat diterbitkan secara berurutan atau tidak,


sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan.
[Ref.UU.No.13/2003 Psl. 161 ayat 2 (bag.Penjelasan)].
d. Dalam hal surat peringatan diterbitkan secara berurutan, maka surat
peringatan pertama berlaku untuk jangka waktu 6 (enam) bulan. Apabila
Pekerja melakukan kembali pelanggaran ketentuan dalam perjanjian kerja
atau Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama masih dalam
tenggang waktu 6 (enam) bulan maka Perusahaan dapat menerbitkan surat
peringatan kedua, yang juga mempunyai jangka waktu berlaku selama 6
(enam) bulan sejak diterbitkannya peringatan kedua. [Ref UU.No. 13/2003
Pasal 161 ayat 2 (bagian penjelasan)].
e. Apabila Pekerja masih melakukan pelanggaran ketentuan dalam perjanjian
kerja atau Perjanjian Kerja Bersama, Perusahaan dapat menerbitkan
peringatan ketiga (terakhir) yang berlaku selama 6 (enam) bulan sejak
diterbitkanya peringatan ketiga. Apabila dalam kurun waktu peringatan ketiga
Pekerja kembali melakukan pelanggaran, maka Perusahaan dapat melakukan
Pemutusan Hubungan Kerja. [Ref. UU. No. 13/2003 pasal 161 ayat 2 (bagian
penjelasan).
2. Tertib penyampaian surat peringatan:
a. Setiap Surat Peringatan yang dibuat dan dikeluarkan oleh Perusahaan melalui
HRD ataupun atasan Pekerja, maka tata tertibnya sebagai berikut:
1) Lembar Pertama : diberikan kepada Pekerja yang bersangkutan
2) Lembar kedua: arsip HRD
3) Lembar ketiga: diberikan ke atasan Pekerja yang bersangkutan.
b. Pekerja yang mendapatkan Surat Peringatan diwajibkan menandatangani
Lembar pertama dan kedua sebagai tanda terima
c. Apabila Pekerja menolak menandatangani, atasan yang bersangkutan / HRD
membacakan Surat Peringatan itu dihadapan Pekerja, dan dihadiri oleh
seorang saksi. Surat Peringatan tersebut kemudian diberi catatan telah
dibacakan, tetapi ditolak oleh yang besangkutan, ditandatangani oleh atasan
yang bersangkutan /HRD serta saksi yang hadir.

Universitas Sriwijaya
59

d. Surat peringatan kemudian dikirim ke HRD, disimpan dalam berkas Pekerja


yang bersangkutan, surat ini tetap berlaku untuk tindakan-tindakan
selanjutnya.
e. Surat peringatan harus disampaikan secepatnya ke pihak yang terkait.

Pasal 71
Jenis Surat Peringatan

1. Surat Peringatan Lisan Tercatat


2. Surat Peringatan I (Pertama)
3. Surat Peringatan II (Kedua)
4. Surat Peringatan III (Ketiga)/Terakhir

Pasal 72
Tingkat Surat Peringatan
1. Surat Peringatan Lisan Tercatat.
2. Surat Peringatan I (Pertama):
a. Pekerja melakukan Pelanggaran tingkat I (Pertama) atau
b. Akumulasi Surat Peringatan Lisan Tercatat, dimana masa berlaku Surat
Peringatan Lisan Tercatat tersebut belum berakhir.
3. Surat Peringatan II (Kedua) :
a. Pekerja melakukan pelanggaran tingkat II atau
b. akumulasi/pengulangan pelanggaran tingkat I (pertama), dimana masa
berlaku Surat Peringatan I belum berakhir.
4. Surat Peringatan III (Ketiga)/Terakhir :
a. Pekerja melakukan pelanggaran tingkat III (Ketiga) atau
b. Akumulasi/pengulangan pelanggaran tingkat II (Kedua) dan I (Kesatu) atau
sebaliknya, dimana masa berlaku Surat Peringatan dimaksud belum berakhir.

Pasal 73
Pembebasan Tugas atau Skorsing

Pembebasan tugas sementara atau skorsing dapat dikenakan kepada setiap


karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap hal-hal berikut ini:

Universitas Sriwijaya
60

1. Pekerja melakukan pelanggaran terhadap tata tertib perusahaan atau tidak


menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya atau melakukan tindakan-
tindakan yang merugikan perusahaan dimana terhadap pelanggaran tersebut
sudah diberikan surat peringatan terakhir.
2. Dalam hal pekerja melakukan kesalahan berat dan memerlukan pembuktian,
maka untuk sementara karyawan dapat dibebas-tugaskan atau skorsing.
3. Karyawan sedang dalam proses PHK, dimana kasusnya sedang ditangani oleh
PHI dengan tetap menerima upah (sesuai dengan pasal 155 ayat 3 UU. No.
13/2003).
Pasal 74
Pembelaan diri

1. Sebelum tindakan disiplin yang diuraikan pada pasal 69 (Enam Puluh


Sembilan), maka pihak HRD akan memberitahukan kepada Pekerja, atasan
Pekerja yang bersangkutan dan/atau Serikat Pekerja tentang tindakan yang
akan diambil terhadapnya dan Pekerja akan diberikan kesempatan untuk
menjelaskan perbuatannya.
2. Sesudah Pekerja tersebut memberi keterangan pembelaan diri, Perusahaan
dapat mempertimbangkan untuk mengambil tindakan sesuai dengan
pelanggaran yang dilakukan.

Pasal 75
Rehabilitasi

1. Apabila Pekerja yang dikenakan tindakan disiplin seperti yang tercantum


pada pasal 69 (Enam Puluh Sembilan) [Pelaksanaan Tindakan Disiplin] yang
diberikan secara sepihak oleh Pengusaha dan ternyata terbukti tidak
bersalah, maka Pengusaha wajib membatalkan tindakan disiplin tersebut
secara tertulis, disampaikan kepada Pekerja yang bersangkutan, atasan
Pekerja dan/atau Serikat Pekerja, serta semua haknya akan dikembalikan.
2. Dalam hal Pekerja dibebastugaskan dari Perusahaan karena pengaduan
Pengusaha dan ternyata tidak terbukti melakukan kesalahan, maka pengusaha

Universitas Sriwijaya
61

wajib mempekerjakan kembali Pekerja dengan membayar Upah penuh


beserta hak lainnya yang seharusnya diterima terhitung sejak Pekerja ditahan.
3. Apabila seorang Pekerja dihukum menurut hukum Indonesia untuk suatu
Perkara yang dianggap tidak mempengaruhi Perusahaan serta Ia dihukum
untuk jangka waktu kurang dari 1 (satu) bulan, maka Perusahaan mungkin
dapat mempertimbangkan untuk merehabilitasi Pekerja yang bersangkutan.
Hal mengenai Upah selama Ia berada dalam penjara tergantung pada
pertimbangan dan penetapan yang diputuskan oleh Direksi.

Pasal 76
Jangka waktu berlakunya surat Peringatan

1. Masa berlakunya masing-masing surat peringatan atau skorsing sebagaimana


dimaksud dalam Perjanjian Kerja Bersama ini adalah sebagai berikut :
a. Surat Peringatan Lisan Tercatat : 6 (enam) bulan.
a. Surat Peringatan Pertama : 6 (enam) bulan.
b. Surat peringatan Kedua : 6 (enam) bulan.
c. Surat peringatan Ketiga : 6 (enam) bulan.
d. Skorsing/Pembebasan Tugas : 6 (enam) bulan.
2. Peringatan tertulis pertama, kedua, ketiga/terakhir dan skorsing dapat
diberikan sekaligus dengan memperhatikan berat pelanggaran dan atau berat
kesalahan.
3. Masa berlaku Surat Peringatan tertulis Pertama, Kedua, Ketiga/terakhir dan
skorsing akan berakhir dengan sendirinya dan tidak berlaku lagi, jika selama
masa tersebut Pekerja yang bersangkutan tidak melakukan kesalahan atau
pelanggaran dan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kerja Bersama.
BAB XIII
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Pasal 77
Ketentuan Umum

1. Pengusaha dengan segala upaya harus sedapat mungkin untuk mencegah


terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja

Universitas Sriwijaya
62

2. Dalam hal segala upaya telah dilakukan berupa kegiatan positif yang pada
akhirnya dapat menghindari PHK antara lain pengaturan waktu kerja,
penghematan, pembenahan metode kerja dan memberikan pembinaan kepada
Pekerja, maka Perusahaan akan merundingkan maksudnya dengan
Pekerja/Serikat Pekerja dan/atau atasan Pekerja langsung dalam hal Pekerja
tersebut tidak menjadi anggota Serikat Pekerja, yang dalam pelaksanaannya
dengan memperhatikan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
3. Hasil perundingan (Risalah Perundingan) pada ayat 2 (Dua) tersebut di atas,
harus memuat :
a. Waktu dan tempat perundingan.
b. Isi dari kesepakatan ataupun keputusan perundingan tersebut.
c. Nama, jabatan dan tanda tangan pihak-pihak yang berunding.
4. Pengusaha dilarang melakukan PHK dengan alasan (sesuai UU. No. 13
Tahun 2003, Pasal 153):
a. Pekerja berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter
selama tidak melampui 12 (dua belas) bulan secara terus menerus.
b. Pekerja berhalangan menjalankan Pekerjaannya karena memenuhi kewajiban
terhadap negara sesuai dengan ketentuan perUndang-Undangan yang berlaku.
c. Pekerja menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya.
d. Pekerja menikah.
e. Pekerja perempuan yang hamil, melahirkan, keguguran atau menyusui bayi.
f. Pekerja mempunyai pertalian darah atau ikatan perkawinan dengan Pekerja
lainnya di dalam satu Perusahaan, kecuali diatur dalam perjanjian kerja,
Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama.
g. Pekerja mendirikan/menjadi pengurus/anggota Serikat Pekerja melakukan
kegiatan Serikat Pekerja diluar jam kerja, atau dalam jam kerja atas
kesepakatan pengusaha atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama (sesuai
dengan UU. No. 13 tahun 2003, pasal 153).
h. Pekerja mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan
pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan.

Universitas Sriwijaya
63

i. Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan
jenis kelamin, kondisi fisik atau status perkawinan.
j. Pekerja dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja atau sakit
karena hubungan kerja yang menurut Surat Keterangan Dokter yang jangka
waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.

Pasal 78
Tidak Lulus Masa Percobaan

1. Pekerja yang bekerja dalam masa percobaan dapat diberhentikan sewaktu-


waktu apabila prestasinya tidak memenuhi standar yang diharapkan.
2. Pemutusan Hubungan Kerja atas dasar ini dilakukan tanpa syarat, artinya
tanpa uang pesangon atau uang ganti rugi apa pun.

Pasal 79
Berakhirnya Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

1. Berakhirnya hubungan kerja waktu tertentu akan berakhir demi hukum


dengan berakhirnya waktu yang telah ditentukan dalam kesepakatan kerja,
perjanjian kerja atau dengan selesainya Pekerjaan yang disepakati.
2. Pemutusan Hubungan Kerja atas dasar ini Perusahaan tidak berkewajiban
untuk memberikan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang
penggantian hak maupun uang pisah.
3. Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya
jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, pihak
yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada
pihak lainnya sebesar Upah Pekerja sampai batas waktu berakhirnya jangka
waktu perjanjian kerja. Kecuali Perjanjian Kerja berakhir apabila :
a. Pekerja meninggal dunia.
b. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.

Universitas Sriwijaya
64

c. Adanya putusan pengadilan/atau putusan atau penetapan lembaga


penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
d. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian
kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama yang dapat
menyebabkan berakhirnya hubungan kerja. [Ref. UU.No. 13 Tahun 2003
pasal 62, 61 ayat 1 (a.b.c,d)].
Pasal 80
Pekerja Mengundurkan Diri

1. Pekerja yang bermaksud untuk mengundurkan diri dari Perusahaan harus


memberitahukan secara tertulis kepada Direksi sekurang-kurangnya 1 (satu)
bulan sebelumnya, kecuali apabila Pekerja masih dalam masa percobaan.
2. Pekerja yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, Pekerja berhak atas :
a. Uang Penggantian Hak
b. Uang Pisah
c. Mengganti kerugian bila masih dalam ikatan dinas (pasal 65 ayat 6)
d. Perusahaan berkewajiban untuk memberikan kepada Pekerja Surat
Keterangan masa kerja atau Surat Keterangan berakhirnya hubungan kerja
pada saat berakhir hubungan kerja.
e. Apabila pekerja yang mendapatkan fasilitas perumahan mengundurkan diri,
maka kerusakan perbotan yang telah mencapai umur (life time) tidak menjadi
tanggungan pekerja.
Pasal 81
Sakit yang Berkepanjangan

1. Apabila Pekerja sakit untuk waktu yang lama dan diperkuat dengan surat
keterangan dokter, maka Upah Pekerja akan dibayar sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Empat bulan pertama dibayarkan sebesar: 100 % (Seratus Persen) dari Upah
b. Empat bulan kedua dibayarkan sebesar: 75 % (Tujuh Puluh Lima) dari Upah
c. Empat bulan ketiga dibayarkan sebesar: 50 % (Lima Puluh) dari Upah

Universitas Sriwijaya
65

d. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25 % (Dua puluh lima persen) dari Upah
sebelum Pemutusan Hubungan Kerja dilakukan oleh Perusahaan.
2. Sakit yang berkepanjangan melebihi masa 12 (dua belas) bulan terus
menerus, dapat mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja dengan
mendapat:
a. Uang Pesangon sebesar 2 (Dua) kali
b. Uang penghargaan masa kerja
c. Uang Penggantian hak
d. Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan.
3. Ketentuan ini tidak berlaku bagi Pekerja yang sakit akibat Hubungan kerja
dan atau kecelakaan kerja dan dalam penyembuhan sesuai dengan
perundangan yang berlaku.
Pasal 85
Melakukan Kesalahan di Luar Pelanggaran Tingkat IV

1. Pekerja yang diputuskan hubungan kerja karena melakukan pelanggaran di


luar tingkat IV sebagaimana dicantumkan dalam pasal 68 ayat 4 (Empat),
Pekerja berhak mendapat atas
a. Uang pesangon sebesar 1 (Satu) kali.
b. Uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali.
c. Uang penggantian hak.
2. PHK sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 (Satu), dapat dilakukan setelah
kepada Pekerja yang bersangkutan diberikan surat peringatan I (Pertama), II
(Kedua) dan III (Ketiga) secara berturut-turut (Ref. UU. No.13 Tahun 2003
pasal 161 ayat 1).
Pasal 86
Melakukan Kesalahan Pelanggaran Tingkat IV

1. Pekerja yang diputuskan hubungan kerja karena melakukan pelanggaran


tingkat IV sebagaimana dicantumkan dalam pasal 68 ayat 4 (Empat), Pekerja
berhak mendapat atas
a. Uang Pisah.
b. Uang penggantian hak.

Universitas Sriwijaya
66

3. PHK yang dimaksud pada ayat (1) diproses sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku, harus didukung dengan bukti sebagai berikut:
a. Pekerja tertangkap tangan.
b. Ada pengakuan dari Pekerja yang bersangkutan.
c. Bukti lain berupa laporan, yang dibuat pihak yang berwenang di Perusahaan
dan didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (Dua) orang saksi.

Pasal 90
PHK karena Mangkir 5 (Lima) hari kerja atau lebih berturut-turut
(Ref. UU. No. 13 Tahun 2003 pasal 168 ayat 1,2 & 3)

1. Pekerja yang mangkir 5 (Lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah
dipanggil oleh pengusaha 2 (Dua) kali secara berturut-turut dan tertulis, dapat
diputuskan hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri.
2. Keterangan tertulis dengan bukti yang sah, sebagaimana yang dimaksud
dalam ayat 1 (Satu), harus diserahkan paling lambat pada hari pertama
Pekerja masuk kerja.
3. PHK sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 (Satu) tersebut, Pekerja
berhak atas :
a. Uang penggantian hak
b. Uang pisah

4.5.Hasil dan Pembahasan


4.5.1. Data Pelanggaran Disiplin Kerja Karyawan
Kendala-kendala dalam menerapkan kedisiplinan kerja karyawan di PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper yaitu masih terdapat karyawan yang
melanggar peraturan kerja bersama yang telah dibuat dan disepakati pada
perusahaan. Namun pelanggaran masih saja dilakukan oleh beberapa karyawan,
adapun jenis-jenis pelanggaran disiplin kerja karyawan yang terjadi di PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper, antara lain:

Universitas Sriwijaya
67

Data Jumlah Pelanggaran Disiplin Kerja


Karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper 2015
25
21
20
14
15
Data Jumlah Pelanggaran
10 Disiplin Kerja Karyawan PT
7 6 Tanjungenim Lestari Pulp
5 and Paper 2015

0
Warning Warning 1 Warning 2 Warning 3
Lisan
Gambar 4.3. Data Jumlah Pelanggaran Disiplin Kerja Karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper 2015
Berdasarkan peraturan kerja bersama yang telah diterapkan dalam PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper, bahwa warning atau peringatan
pelanggaran disiplin kerja terbagi atas; peringatan lisan tercatat pertama
merupakan peringatan yang paling ringan dimana ketentuan dari peringatan lisan
tercatat pertama dapat dilihat dalam Perjanjian Kerja Bersama pada Bab XII
tentang aturan dan tindakan disiplin dengan pasal 69 yaitu pelaksanaan tindakan
disiplin. Peringatan tertulis terbagi atas pelanggaran tingkat pertama, pelanggaran
tingkat kedua, pelanggaran tingkat ketiga dan pelanggaran tingkat keempat
dimana pada tingkat akhir ini pelanggaran tidak dapat ditoleran lagi sehingga
diharuskan untuk memberikan sanksi PHK (Pemberhentian Hubungan Kerja) bagi
karyawan yang telah melanggar ketentuan tersebut sesuai dengan Perjanjian
Kerja Bersama pada Bab XII tentang aturan dan tindakan disiplin dengan pasal
68 yaitu tingkat pelanggaran.
Dari data jumlah pelanggaran disiplin kerja karyawan PT Tanjungenim
Lestari Pulp and Paper, diketahui bahwa jumlah karyawan yang mendapatkan
peringatan lisan tercatat pertama yaitu sebanyak 21 karyawan. Adapun
pelanggaran disiplin kerja yang terjadi yaitu 15 karyawan tidak menggunakan ID
card pada saat jam kerja, 2 karyawan tidak menaati tata tertib penghunian rumah
perusahaan, 2 karyawan membuat revise of holiday and weekend standby

Universitas Sriwijaya
68

schedule, 1 karyawan lalai dalam penulisan nama tanggungan keluarga, dan 1


karyawan tidak melakukan pekerjaan dengan baik.
Pelanggaran tingkat pertama yang dilakukan oleh karyawan PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper tahun 2015 berjumlah 14 karyawan, dengan
macam-macam pelanggarannya, antara lain: 8 karyawan datang terlambat 3-4 hari
dalam jangka waktu satu bulan; 2 karyawan mempergunakan barang milik
perusahaan untuk keperluan pribadi tanpa izin; 2 karyawan meninggalkan lokasi
kerja tanpa izin, 1 karyawan mangkir 2 hari dalam satu bulan yang sama; dan 1
karyawan karena tidak disiplin melaporkan alamat rumah yang baru sebagai
identitas yang valid.
Selanjutnya, pelanggaran tingkat kedua yaitu sebanyak 7 karyawan,
dimana masing-masing karyawan melakukan pelangaran disiplin kerja, sebagai
berikut; 2 karyawan mangkir 3 hari berturut-turut dalam satu bulan yang sama; 2
karyawan melawan petugas pada saat jam kerja; 1 karyawan meninggalkan
loaksi kerja tanpa izin; 1 karyawan tidur pada saat jam kerja dan 1 karyawan
terlambat datang selama 6 hari dalam satu bulan yang sama.
Pelanggaran tingkat ketiga yaitu berjumlah 6 karyawan, dimana
pelanggaran tersebut dikarenakan, yaitu: 2 karyawan mangkir 2 hari dalam masa
peringatan; 1 karyawan terlambat 3 hari berturut-turut dalam masa peringatan; 1
karyawan melanggar perjanjian kerja; 1 karyawan tidak melaporkan identitas
alamat rumah yang valid dan melepaskan SKAU tanpa izin dengan sengaja. Total
pelanggaran yang terjadi pada tahun 2015 yaitu sebanyak 48 pelanggaran dengan
jenis pelanggaran yang berbeda-beda.

Data Jumlah Pelanggaran Disiplin Kerja


Karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper 2016
10
6 5 Data Jumlah Pelanggaran
4
5 Disiplin Kerja Karyawan PT
Tanjungenim Lestari Pulp
0 and Paper 2016
Warning 1 Warning 2 Warning 3

Gambar 4.4. Data Jumlah Pelanggaran Disiplin Kerja Karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
2016

Universitas Sriwijaya
69

Berdasarkan data jumlah pelanggaran disiplin kerja karyawan karyawan


PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper, bahwa terdapat 15 pelanggaran yang
telah dilakukan oleh karyawan perusahaan tersebut. Dimana pelanggaran tingkat
pertama yaitu sebanyak 4 karyawan, dengan melakukan pelanggaran sebagai
berikut: 1 karyawan melanggar dengan tidak mengikuti intruksi dari atasan yang
bersangkutan sesuai dengan Bab XII pasal 68 ayat 1 point C; 1 karyawan
menggunakan barang milik perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa izin; 1
karyawan kecelakaan akibat lalai dan 1 karyawan lalai tidak tepat waktu dalam
menjemput pimpinan perusahaan.
Pelanggaran tingkat kedua dengan jumlah 6 karyawan yang melakukan
pelanggaran disiplin kerja, antara lain: 3 karyawan mangkir 2-5 hari dalam satu
bulan yang sama; 1 karyawan melanggar Perjanjian Kerja Bersama Bab XII
pasal 68 ayat 2 point B yaitu mengulangi pelanggaran yang telah didapat pada
pelanggaran tingkat satu; 1 karyawan keluar tanpa izin dan 1 karyawan tidak
disiplin dalam mengupdate ientitas terbaru karyawan. Selanjutnya, pelanggaran
tingkat ketiga sebanyak 5 karyawan, yaitu; 2 karyawan tidak mengkonfirmasi data
identitas yang valid; 1 karyawan melanggar Perjanjian Kerja Bersama Bab XII
pasal 21 ayat B point 10 yaitu meminjam atau mengkaryakan barang milik
perushaan; 1 karyawan melakukan tindakan tidak terpuji dengan menambah
jumlah dana yang dikeluarkan dan 1 karyawan lalai dengan menumpahkan heavy
oil main tank yang menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan.

Data Jumlah Pelanggaran Disiplin Kerja


Karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper 1 Januari-31 Mei 2017
12 11
10
8 Data Jumlah Pelanggaran
6 Disiplin Kerja Karyawan PT
4 3 Tanjungenim Lestari Pulp
2
2 1 and Paper 1 Januari-31 Mei
2017
0
Warning Warning 1 Warning 2 Warning 3
Lisan
Gambar 4.5. Data Jumlah Pelanggaran Disiplin Kerja Karyawan PT Tanjungenim Lestari
Pulp and Paper 1Januari-31 Mei 2017

Universitas Sriwijaya
70

Berdasarkan gambar 4.3. diatas, diketahui bahwa data jumlah pelanggaran


disiplin kerja karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper pada periode 1
Januari-31 Mei 2017. Pelanggaran yang terjadi berjumlah 17 karyawan, dengan
berbagai macam pelanggaran, yang pertama peringatan lisan tercatat pertama
yaitu 1 karyawan melawan petugas sesuai dengan pasal 72 ayat 1 dalam PKB
(Perjanjian Kerja Bersama) yang telah disepakati bersama antara perusahaan dan
serikat pekerja. Selanjutnya, pelanggaran tingkat pertama berjumlah 11 karyawan,
yaitu: 4 karyawan terlambat 3-4 hari dalam satu bulan yang sama; 3 karyawan
mangkir selama 2-3 hari dalam satu bulan yang sama; 3 karyawan meninggalkan
lokasi kerja tanpa alasan dan izin yang jelas dan 1 karyawan pending 3 document
AED room without follow up sesuai PKB pasal 68 ayat 1 point C.
Pelanggaran tingkat kedua berjumlah 2 karyawan, dimana masing-masing:
2 karyawan mangkir selama 3- 6 hari berturut-turut tanpa keterangan sesuai
dengan PKB pasal 68 ayat 2 point A (1) dan dalam masa peringatan. Kemudian,
pelanggaran ketiga berjumlah 3, antara lain: 1 karyawan tidak berkoordinasi
dengan atasan sehingga menyebabkan kecelakan kerja; 1 karyawan merubah
kwitansi medical reimbursement sesuai pasal 68 ayat 3 point b dan 1 karyawan
mangkir 4 hari dan 4 hari terlambat dalam satu bulan yang sama sesuai dengan
PKB pasal 68 ayat 3 point b.

Persentasi Jumlah Pelanggaran Disiplin


Kerja Karyawan PT Tanjungenim Lestari
Pulp and Paper Periode 2015, 2016 dan
1Januari-31 Mei 2017

17, 21% 2015

15, 2016
48, 60%
19 1 Januari-31 Mei 2017
%

4.6.Persentasi Jumlah Pelanggaran Disiplin Kerja Karyawan PT Tanjungenim Lestari


Pulp and Paper Periode 2015, 2016 dan 1 Januari-31 Mei 2017

Universitas Sriwijaya
71

Berdasarkan Data Jumlah Pelanggaran Disiplin Kerja Karyawan PT


Tanjungenim Lestari Pulp and Paper 1Januari-31 Mei 2017, maka dapat
disimpulkan bahwa tahun 2015 sekitar 60% pelanggaran dari jumlah pelanggaran
yang terjadi pada 3 periode tersebut. Tingkat persentasi pelanggaran disiplin kerja
pada tahun 2015 cukup tinggi, dikarenakan jumlah pelanggaran yang terjadi
sebanyak 48 pelanggaran. Kemudian pada tahun 2016 mengalami penurunan
dengan persentasi 19% pelanggaran dari jumlah pelanggaran yang terjadi pada 3
periode tersebut. Adapun jumlah pelanggaran disiplin kerja yang terjadi pada
tahun 2016 yaitu sebanyak 15 pelanggaran. Sedangkan, pada periode 1Januari-31
Mei 2017 mengalami fluktuasi dengan persentasi 21% pelanggaran dari jumlah
pelanggaran yang terjadi pada 3 periode tersebut. Hal ini karena jumlah
pelanggaran pada periode 1Januari-31 Mei 2017 sebanyak 17 pelanggaran.
Sehingga dapat disimpulkan setiap tahun atau periode jumlah pelanggaran yang
terjadi berfluktuasi tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
karyawan untuk menaati disiplin kerja pada perusahaan sehingga jumlah
pelanggaran tidak linear.

4.5.2 Mekanisme Pemanggilan dan Peringatan Pelanggaran Disiplin Kerja


Karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
Untuk mengetahui terjadinya pelanggaran-pelanggaran disiplin kerja
karyawan pada PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper dan bagaimana cara
menindaklanjuti pelanggaran yang terjadi sehingga sanksi diberikan sesuai dengan
PKB (Perjanjian Kerja Bersama) dan memberikan hukuman yang dapat membuat
karyawan takut untuk mengulangi pelanggaran tersebut yaittu dengan mekanisme
pemanggilan dan peringatan yang adil dan benar. Adapun mekanisme
pemanggilan dan peringatan pelanggaran disiplin kerja karyawan pada PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper, antara lain:

Universitas Sriwijaya
72

I
- IMLK (Izin Pro-Int Peringatan n
Meingggalkan System Lisan v
Lokasi Kerja) e
- Cuti Kerja s
Surat
- Surat Sakit Di Proses oleh HR t
Peringatan
- Absen Operational Section i
Tertulis
Kehadiran g
(Finger Print) a
- Lembur Laporan dari Surat
s
(Overtime) Lapangan Pemanggilan
i
- Medical Form
Gambar 4.7. Mekanisme Pemanggilan dan Peringatan Pelanggaran Disiplin Kerja
Karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper

Adapun mekanisme Pemanggilan dan Peringatan Pelanggaran Disiplin


Kerja Karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper, dimulai dari kewajiban
seluruh karyawan untuk absen tepat waktu di finger scan setiap datang dan pulang
dari kerja; kewajiban untuk mengisi IMLK (Izin Meninggalkan Lokasi Kerja)
form apabila ingin meninggalkan lokasi kerja yang disetujui atasan; kewajiban
untuk mengirimkan surat sakit yang sah dari rumah sakit maupun pihak kesehatan
apabila sakit; kewajiban mengisi cuti form saat mengajukan cuti dan telah
disetujui oleh atasan yang bersangkutan; mengajukan medical form sesuai
keterangan dana yang diperikan dari pihak medical dan mengajukan lembur
(overtime) form untuk mngetahui jam kerja lembur yang nantinya akan
berpengaruh terhadap penilaian karyawan teladan.
Setelah semua kewajiban tersebut dijalankan dan diinput ke dalam Pro-Int
System oleh staff HR Operational Section, selanjutnya dapat terlihat apakah
terdapat karyawan yang melakukan pelanggaran yang mana akan otomatis tercatat
oleh Pro-Int System dengan klik system tersebut dan masukan ID beserta
password staff yang menangani, lalu klik violation entry dan select period yang
diperlukan from-to kemudian akan keluar data jumlah pelanggaran dengan
periode yang dibutuhkan dalam bentuk Microsoft Excel. Selain itu, laporan dari
lapangan berupa fakta yang terdiri dari lebih dari sanksi dan dinyatakan kebenaran
dalam melakukan pelanggaran akan ditindaklanjuti dengan peringatan sesuai

Universitas Sriwijaya
73

pelanggaran yang terjadi. Dari laporan Pro-Int System dan laporan lapangan
tersebut dapat diproses seusai dengan warning yang telah ditetapkan dalam PKB.
Kemudian, ditindaklanjuti berdasarkan masing-masing pelanggaran disiplin kerja
karyawan baik dengan peringatan lisan maupun tertulis. Apabila karyawan ingin
melakukan pembelaan atau tetap melakukan pelanggaran selama masa peringatan
maka akan diberikan surat pemanggilan untuk proses investigasi. Setiap
peringatan memilki masa berlaku sampai dengan 6 bulan, sehingga apabila dalam
masa peringatan karyawan yang bersangkutan mengulangi kesalahan lagi maka
warning akan ditambahkan dan sanksinya akan ada penilaian kinerja karyawan
setiap tahun. Jika disiplin kerja karyawan rendah maka pemotongan upah,
degradasi jabatan dan bahkan PHK akan dilakukan pada karyawan tersebut.
Begitupun sebaliknya, apabila disiplin kerja karyawan tinggi maka bonus upah
dan promosi kenaikan jabatan akan dilakukan pada karyawan tersebut.

4.5.3. Motivasi Disiplin Kerja Karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp and


Paper
Selain peraturan disiplin kerja yang diterapkan pada PT Tanjungenim
Lestari Pulp and Paper, motivasi karyawan juga sangat diperlukan guna mencapai
tingkat disiplin kerja karyawan yang tinggi dan mencegah pelanggaran peraturan
kerja bersama yang telah dibuat dalam suatu perusahaan. Karena motivasi displin
kerja bukan hanya dari lingkungan kerja, tetapi juga berdasarkan pada kesadaran
diri-sendiri untuk menaati disiplin kerja yang berlaku dan menjauhi larangan
karyawan agar terciptanya lingkungan kerja yang kondusif, produktivitas tinggi
dan keamanan serta keselamatan kerja terjaga. Maka dari itu, PT Tanjungenim
Lestari Pulp and Paper sangat memperhatikan motivasi disiplin kerja seluruh
karyawan perusahaan tersebut. Adapun motivasi disiplin kerja yang diciptakan PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper yaitu dengan mengutamakan fasilitas,
Training dan rewards bagi seluruh karyawan.

4.5.4. Fasilitas Karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper


Adapun fasilitas karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper ya
merupakan salah satu yang mempengaruhi motivasi karyawan dalam melakukan

Universitas Sriwijaya
74

didiplin kerja pada perusahaan. Dimana fasilitas tersebut telah ditentukan dan
sepakati oleh perusahaan dan serikat pekerja sesuai dengan PKB (Peraturan Kerja
Bersama), adapun fasilitas yang disediakan oleh perusahaan untuk karyawan
antara lain:
Pasal 8
Fasilitas untuk Serikat Pekerja

1. Perusahaan mendukung sepenuhnya kegiatan Serikat Pekerja demi kemajuan


Perusahaan dan Serikat Pekerja.
2. Perusahaan menyediakan kantor beserta peralatan dan kebutuhannya yang
layak untuk memungkinkan Serikat Pekerja melakukan kegiatannya dengan
baik.
3. Atas permintaan Serikat Pekerja, Perusahaan mengijinkan pemakaian gedung,
ruangan dan tempat-tempat terbuka beserta alat perlengkapannya untuk rapat-
rapat atau pertemuan Serikat Pekerja dengan mempertimbangkan kepentingan
kedua belah pihak.
4. Serikat Pekerja membuat permohonan atau pemberitahuan tertulis kepada
Perusahaan yang mencantumkan nama penanggung jawab, jumlah peserta
yang diundang dan acara pertemuan serta materinya. Permohonan atau
pemberitahuan diajukan ke Perusahaan sekurang-kurangnya 7 (Tujuh) hari
kerja sebelumnya, dan Perusahaan akan memberi jawaban tertulis ke Serikat
Pekerja sekurang-kurangnya 3 (Tiga) hari kerja sebelum pertemuan
diselenggarakan.
5. Perusahaan menyediakan papan-papan pengumuman yang dilayak di tempat-
tempat yang diperlukan untuk menempelkan pengumunan mengenai kegiatan
Serikat Pekerja dan setiap pengumuman harus diberikan salinannya ke
Perusahaan.
6. Perusahaan dapat memberikan bantuan dan dana yang sifatnya tidak mengikat
kepada Serikat Pekerja untuk menunjang kegiatan atau program kerja sesuai
dengan kemampuan dan kebijaksanaan Perusahaan.

Universitas Sriwijaya
75

Pasal 27
Peninjauan Upah dan Insentif

1. Peninjauan Upah berkala akan dilakukan setiap tahun secara bersamaan dan
berdasarkan hasil penilaian prestasi kerja tahunan (annual performance
appraisal). Pelaksanaan perubahan Upah diatur dalam peraturan tersendiri.
2. Kenaikan upah berkala untuk masing-masing pekerja tidak dilakukan secara
otomatis, melaikan akan didasarkan pada penilaian prestasi kerja perorangan
yang dinilai secara objektif dan transparan, serta berdasarkan dedikasi,
kesetiaan/loyalitas terhadap Perusahaan dan keadaan keuangan Perusahaan.
3. Dalam rangka meningkatkan motivasi Pekerja, Perusahaan memberikan
Insentif produksi bulanan yang formulasinya ditentukan sepenuhnya oleh
Perusahaan.

Pasal 28
Tunjangan-tunjangan

1. Tunjangan Hari Raya Keagamaan


2. Tunjangan Kerja Shift
a. Pekerja yang bekerja secara bergilir (dalam shift) akan menerima tunjangan
kerja shift.
3. Tunjangan Perumahan
a. Perusahaan akan menyediakan perumahan hanya bagi Pekerja yang bekerja di
lokasi Pabrik. Ini diberikan karena Pabrik di daerah terpencil dan bagi Pekerja
yang bekerja bukan dilokasi pabrik, Perusahaan tidak akan memberikan
fasilitas perumahan maupun tunjangan perumahan.
b. Apabila perumahan yang tersedia tidak mencukupi, maka Pekerja akan
diberikan Tunjangan Perumahan per bulan sebagai berikut:
c. Bagi Pekerja yang mendapatkan perumahan, Perusahaan menyediakan
fasilitas inventaris perumahan, dan penggantian fasilitas inventaris
perumahan bila sudah tidak layak pakai atau masa pakai lebih dari 5 (lima)
tahun.
d. Pekerja tidak dapat memilih antara fasilitas perumahan atau tunjangan
perumahan.

Universitas Sriwijaya
76

e. Tunjangan perumahan tidak berlaku bagi Pekerja di pabrik yang telah


menerima perumahan.

4. Tunjangan Transport
a. Fasilitas transportasi diberikan pada Pekerja di pabrik dalam bentuk
penyediaan Bus Perusahaan atau kendaraan sesuai dengan jenis Pekerjaan dan
keperluan Pekerja.
b. Fasilitas kendaraan dinas hanya diberikan kepada Pekerja yang memiliki
jabatan manager.

5. Tunjangan Perjalan Dinas


a. Bagi Pekerja yang melakukan perjalanan dinas akan mendapat tunjangan
perjalanan dinas.
b. Besarnya Tunjangan Perjalanan Dinas ditentukan dalam peraturan tersendiri.

6. Tunjangan Produksi
Dalam rangka meningkatkan semangat kerja para Pekerja dan
meningkatkan produktivitas kerja, Perusahaan akan memberikan bonus produksi
setiap bulan yang cara dan nilai pemberiannya ditentukan oleh Perusahaan,
berdasarkan target produksi sebagaimana diatur dalam peraturan tersendiri.
7. Tunjangan Call Out
8. Tunjangan Stand By

BAB VII
JAMINAN KESEHATAN

Pasal 41
Perawatan
1. Dalam rangka memelihara kesehatan Pekerja dan keluarganya (istri/suami
dan anak), maka Perusahaan menyelenggarakan Program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan swa-kelola dengan manfaat dan fasilitas kesehatan
tersendiri sebagaimana diatur dalam pasal-pasal berikut, diluar jaminan BPJS
kesehatan sebagaimana yang diwajibkan Pemerintah.

Universitas Sriwijaya
77

2. Tata cara pelaksanaan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan diatur dan


ditentukan oleh Perusahaan.

Pasal 42
Fasilitas Pengobatan dan Perawatan

1. Fasilitas pengobatan dan Perawatan dapat dinikmati oleh Pekerja yang telah
melewati 3 (Tiga) bulan masa percobaan dan oleh tanggungan Pekerja
sebagaimana disebutkan dalam pasal 43.
a. Biaya konsultasi dan pemeriksaan oleh dokter melalui klinik Perusahaan,
tidak diperhitungkan dalam jatah pengobatan rawat jalan.
b. Biaya obat dan lainnya akan diperhitungkan dalam jatah pengobatan rawat
jalan.
2. Semua biaya pengobatan dan perawatan untuk Pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja tidak diperhitungkan dalam jatah Pekerja sebelum pekerja
menyetujui untuk ditutup dan dilaporkan ke BPJS Ketenagakerjaan.
3. Setiap kejadian kecelakaan kerja harus dilaporkan ke HRD dalam waktu 1
(satu) x 24 (dua puluh empat) jam sejak saat kejadian. Kelalaian atas hal ini
mengakibatkan tidak dapat diproses lebih lanjut.
4. Dalam keadaan gawat darurat dan atas rekomendasi (rujukan) dokter klinik
PT TEL, Pekerja dan/atau tangunganya yang perlu dirujuk dengan segera ke
Rumah Sakit bukan karena kecelakaan kerja di fasilitasi Ambulan
(transfortasi) ke Rumah Sakit yang dituju, secara teknis akan diatur oleh
Perusahaan.
5. Perusahaan berhak menolak untuk memberikan Penggantian atas biaya
pengobatan dan (meliputi biaya dokter, obat, dll) dalam hal-hal sebagai
berikut :
a. Sakit yang diakibatkan oleh perbuatan terlarang, seperti penyalahgunaan
morphin,obat-obat terlarang, narkotik dan sejenisnya.
b. Melahirkan, keguguran atau menggugurkan anak ke 4 (Keempat) dan
seterusnya.
c. Pengobatan atas kondisi yang memburuk dari Pekerja atau tanggungannya
karena tidak menuruti nasihat dokter/resep dokter.

Universitas Sriwijaya
78

d. Pembelian susu, nutrisi atau makanan bayi walaupun dengan resep dokter.
e. Pengobatan tradisional melalui dukun, sinshe dan sejenisnya serta obat-
obatan di luar ketentuan yang berlaku, obat-obatan yang dijual bebas/tanpa
resep dokter, obat herbal/tradisional, jamu, akupuntur, dan sejenisnya.
f. Pembelian protese/ortese dan kursi roda kecuali karena kecelakaan kerja.
6. Operasi plastik atau perawatan untuk alasan estetika, termasuk metode
pengobatan stem cell dengan tujuan apapun kecuali karena kecelakaan kerja.
Akibat dari usaha bunuh diri, penyembuhan luka fisik akibat tindakan
kekerasan yang disebabkan oleh alasan-alasan pribadi atau tindakan melawan
hukum, kecuali luka karena untuk mempertahankan diri atau melakukan
tugasnya.
a. Upaya-upaya untuk peningkatan kesuburan (infertilitas).
b. Kecelakaan lalu lintas akibat perbuatan melanggar hukum, seperti tidak
memiliki SIM.
c. Pemeriksaan PA (Patologi Anatomi), hormon, T3 T4, TORCH tanpa indikasi
medis/tanpa rekomendasi dokter
d. MCU yang bertujuan sebagai persyaratan administrasi untuk melanjutkan
pendidikan, melamar pekerjaan yang tidak berhubungan dengan indikasi
medis.
e. Tindik telinga, pijat bayi, senam nifas, spa, administrasi akte kelahiran
rumah sakit.

f. Loundry, makanan/minuman ringan, perlengkapan bayi, pembalut, diapers,


compact dics atas permintaan pasien, thermometer.
g. Seluruh obat-obatan yang diberikan saat pasien pulang dari rawat inap untuk
dikonsumsi lebih dari 14 (Empat belas) hari.
h. Usaha meratakan gigi, gigi palsu/bridging, bracket, implant gigi, jacket crown
yang mengandung unsur estetika.

i. Tindakan operasi lasik kecuali karena kecelakaan kerja dan/atau Pekerja yang
memililki ketimpangan yang signifikan dalam penglihatan.

Universitas Sriwijaya
79

Pasal 43
Biaya Pengobatan Rawat Jalan

Penggantian biaya Pengobatan Rawat Jalan


1. Biaya pengobatan Pekerja dan Tanggungannya sebagaimana terbukti dari
kuitansi asli dan copy resep dokter, akan diganti seluruhnya oleh Perusahaan
sampai dengan batas jatah fasilitas rawat jalan.
2. Penggantian pengobatan akan diberikan berdasarkan bukti-bukti pembayaran
yang telah diteliti dan disetujui oleh Perusahaan.
3. Penggantian pengobatan akan diberikan berdasarkan bukti-bukti pembayaran
(asli) diserahkan kepada HRD selambat-lambatnya setiap tanggal 10 bulan
berjalan, dan setelah diteliti dan disetujui oleh Perusahaan akan dibayarkan
bersamaan dengan Upah bulan berikutnya. Penggantian pengobatan ini
dibayar apabila semua bukti-bukti pembayaran diserahkan kepada HRD
dalam waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal kejadian.
Pasal 45

Pemeriksaan Kehamilan dan Biaya Persalinan

1. Biaya pemeriksaan kehamilan berkala diperhitungkan dengan jatah fasilitas


biaya pengobatan rawat jalan sesuai dengan pasal 43 ayat 1 (Satu).
2. Biaya persalinan hanya berlaku bagi Pekerja dan keluarganya dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Pekerja wanita yang telah menikah.
b. 1 (Satu) orang Istri Pekerja yang sah dan terdaftar di HRD

c. Kelahiran Anak sampai dengan anak yang ketiga.


3. Biaya-biaya persalinan, biaya keguguran, obat-obatan dan perawatan lainnya
diperhitungkan sesuai dengan persyaratan/ketentuan mengenai biaya opname/
Rawat Inap di Rumah Sakit seperti tercantum pasal 44 (Empat puluh empat).
4. Perusahaan menyediakan tempat khusus, memfasilitasi dan memberikan
waktu bagi Pekerja wanita untuk memompa ASI di area kerja Perusahaan
(pojok Laktasi).

Universitas Sriwijaya
80

Pasal 46
Check Up Kesehatan

1. Pelaksanaan check-up kesehatan harus didasarkan pada rekomendasi tertulis


dokter.
2. Check-up kesehatan tahunan akan ditentukan oleh Perusahaan dan dengan
memperhatikan Peraturan Pemerintahan yang berlaku.
Pasal 47
Perawatan Gigi dan Mulut

1. Dengan memperhatikan jumlah maksimum penggantian tersebut di bawah


ini, Perusahaan akan mengganti 100 % (seratus persen) dari biaya
pencabutan, penambalan umum, penyinaran dengan sinar X, pembelian obat
penenang, penambalan, pembuatan gigi palsu karena kecelakaan kerja dan
pembersihan karang gigi bagi Pekerja dan Tanggungannya.

Pasal 48
Penggantian biaya Kaca Mata dan Alat Bantu Dengar

1. Penggantian untuk pembelian kaca mata dan alat bantu dengar berlaku
bagi Pekerja.
2. Pembelian kaca mata hanya mendapat penggantian apabila berdasarkan
nasehat dokter, sebagaimana dibuktikan dengan dengan resep dokter.

BAB VIII
BPJS KETENAGAKERJAAN

Pasal 49
Macam-Macam Program BPJS Ketenagakerjaan

1. Perusahaan berkewajiban mengikutsertakan para Pekerja dalam Program


BPJS Ketenagakerjaan dan disesuaikan dengan Undang-Undang berlaku.

Universitas Sriwijaya
81

2. Program BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas


meliputi:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja
b. Jaminan Kematian
c. Jaminan Hari Tua
d. Jaminan pensiun
3. Besarnya iuran BPJS Ketenagakerjaan dihitung berdasarkan Upah pokok

Pasal 50
Jaminan Kecelakaan Kerja

1. Iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk kecelakaan kerja ditanggung oleh


Perusahaan.
2. Pekerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak atas jaminan kecelakaan kerja
berupa penggantian biaya yang meliputi :
a. Biaya pengangkutan Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja ke rumah
sakit atau ke rumahnya, termasuk biaya pertolongan pertama pada
kecelakaan.
b. Biaya pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan selama di rumah sakit,
termasuk rawat jalan.
c. Biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthese) dan atau alat ganti (prothese)
bagi Pekerja yang anggota badannya hilang atau tidak berfungsi akibat
kecelakaan kerja.
3. Selain penggantian biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 (Dua), kepada
Pekerja yang tertimpa kecelakaan kerja diberikan juga santuan berupa uang
yang meliputi :
a. Santunan sementara tidak mampu bekerja.
b. Santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya.
c. Santuan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental.
d. Santunan kematian.
4. Pekerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan kerja berhak
mendapat jaminan yang sesuai dengan jaminan kecelakaan kerja.

Universitas Sriwijaya
82

5. Besarnya jaminan kecelakaan kerja sesuai dengan ketentuan dan dibayarkan


oleh BPJS Ketenagakerjaan yang diurus melalui Perusahaan
Pasal 51
Jaminan Kematian

1. Iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk Jaminan Kematian ditanggung oleh


Perusahaan.
2. Pekerja yang meninggal dunia karena kecelakaan kerja kepada ahli warisnya
diberikan santunan kematian sebagai mana di atur dalam peraturan
perundangan yang berlaku.
3. Pekerja yang meninggal dunia karena alamiah atau kecelakaan dan bukan
kecelakaan kerja, kepada ahli warisnya diberikan jaminan kematian yang
jumlahnya akan ditentukan dan dibayarkan sesuai dengan peraturan dari
BPJS Ketenagakerjaan yang diurus melalui Perusahaan.

Pasal 52
Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun

1. Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP) ditanggung oleh
Perusahaan dan Pekerja, masing-masing sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.
2. Perusahaan menyelenggarakan Program Pensiun bagi karyawan dalam
bentuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan guna memberikan
kesinambungan penghasilan di hari tua.
BAB IX
PROGRAM SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Umum

Perusahaan tetap berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan Pekerja dan


Keluarganya dengan membina hubungan yang harmonis, memberi ketenangan
dan perlindungan dalam bekerja untuk mencapai produktifitas yang tinggi dengan
azas gotong royong dan kekeluargaan.

Universitas Sriwijaya
83

Pasal 53
Perlengkapan dan Pakaian Kerja
1. Perusahaan menyediakan sepenuhnya Perlengkapan dan Pakaian kerja seperti
Seragam Kerja, Kartu Pengenal, dan khusus untuk Pekerja di Pabrik
diberikan peralatan Keselamatan diri, Alat Pelindung Diri (APD), Alat
Komunikasi dan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk
bekerja.
2. Perusahaan akan memberikan jatah pakaian kerja sebanyak 3 (Tiga) pasang
yang diganti 1 (Satu) kali dalam setahun.

Pasal 54
Pengangkutan/Transportasi

Fasilitas transportasi diberikan kepada Pekerja di Pabrik dalam bentuk


penyediaan bus Perusahaan atau kendaraan lainnya untuk keperluan dinas.

Pasal 55
Kerohanian

1. Untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang


kerohanian, maka Perusahaan menyediakan fasilitas ibadah di lingkungan
Perusahaan sehingga memungkinkan Pekerja menjalankan kewajiban
menurut agamanya masing-masing.
2. Perusahaan akan memberikan kesempatan/dispensasi kepada Pekerja untuk
melakukan rutinitas ibadah menurut agamanya masing-masing dengan
memperhatikan kelancaran tugas.
3. Perusahaan memberikan bantuan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan yang
diadakan oleh Pekerja di lingkungan Perusahaan.
4. Kepada Pekerja yang menjadi pengurus / ditunjuk dalam pelaksanaan
kegiatan kerohanian, Perusahaan harus memberikan dispensasi waktu dalam
menjalankan tugasnya.

Universitas Sriwijaya
84

Pasal 57
Koperasi

1. Untuk meningkatkan kesejahteraan Pekerja dan memupuk semangat gotong


royong, Perusahaan memberi izin kepada Koperasi Pekerja untuk melakukan
kegiatan usaha di lingkungan perusahaan.
2. Perusahaan mendukung operasional Koperasi Pekerja demi kemajuan
Koperasi dan kesejahteraan anggotanya.
3. Perusahaan harus memberikan dispensasi/izin kepada pengurus untuk
melaksanakan kegiatan koperasi.

Pasal 58
Sarana Olah Raga dan Kesenian

1. Perusahaan menyediakan fasilitas sarana dan dana olah raga dan kesenian
untuk mengembangkan bakat dan kemampuan serta penyediaan sarana
kesenian yang bertujuan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia.

2. Perusahaan dapat memberikan izin dan akan memberikan penghargaan


kepada Pekerja yang berprestasi dalam bidang olahraga dan kesenian baik
ditingkat daerah maupun di tingkat nasional.

Pasal 59
Fasilitas sekolah

1. Perusahaan menyediakan fasilitas sekolah untuk anak Pekerja yang


bekerja di lokasi Pabrik.
2. Perusahaan menyediakan sarana transportasi untuk anak sekolah Pekerja
yang bekerja dilokasi pabrik sesuai dengan kemampuan Perusahaan.

4.5.5. Training Karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper


Selain memotivasi disiplin kerja karyawan dengan menyediakan fasilitas-
fasilitas kerja karyawan, PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper juga memiliki
fasilitas untuk pelatihan (training) karyawan untuk memotivasi karyawan dalam
meningkatkan disiplin kerja dan prestasi kerja karyawan. Sehingga kemampuan
karyawan dilatih agar mendapatkan produktivitas yang optimal. Tanjungenim

Universitas Sriwijaya
85

Lestari Pulp and Paper banyak bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan


swasta maupun lainnya dalam hal kerjasama pelatihan karyawan diberbagai
wilayah sesuai dengan kebutuhan karyawan dan perusahaan. Contohnya
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper pernah menjalin kerjasama untuk
mengadakan program pelatihan karyawan dengan perusahaan team vanaya
maupun perushaan HPAI dll. Adapun pelatihan dan pendidikan yang merupakan
fasilitas yang disediakan oleh Perusahaan, antara lain:
BAB XI
PENDIDIKAN DAN LATIHAN KERJA
Pasal 65
Pengertian
1. Pengertian Pendidikan dan latihan kerja adalah suatu kegiatan atau program
kerja Perusahaan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan sikap,
tingkah laku, keterampilan, pengetahuan dan kemampuan Pekerja sesuai
dengan kebutuhan Perusahaan dan Pekerja.
2. Untuk menambah kemahiran dalam tugas, menambah pengetahuan dalam
keahlian khusus dan penentuan karier di kemudian hari, Perusahaan
menyelenggarakan pendidikan dan latihan kerja.
3. Persyaratan untuk mengikuti pendidikan dan latihan sebagai berikut:
a. Memiliki kondite yang baik.
b. Memiliki masa kerja minimal 1 tahun secara terus menerus.
c. Memiliki potensi untuk dikembangkan.
d. Memenuhi persyaratan Pendidikan dan latihan kerja yang diikuti.
4. Bagi Pekerja yang melakukan pendidikan atau latihan kerja keluar negeri
akan dikenakan ikatan dinas berdasarkan.
Lamanya ikatan dinas = jangka waktu pendidikan + 3 (Tiga) tahun.
5. Bagi Pekerja yang melakukan pendidikan dan latihan kerja didalam negeri
selama 1 (Satu) tahun atau lebih akan dikenakan ikatan dinas selama 3 (Tiga)
tahun.
6. Rumus ganti rugi jika Pekerja mengundurkan diri dalam masa ikatan dinas:
GR = SID x TB
LID

Universitas Sriwijaya
86

Keterangan:
TB = Total biaya (IDR)
LID = Lamanya ikatan dinas (bulan)
SID = Sisa ikatan dinas (bulan)
GR = Ganti rugi (IDR)
7. Bagi Pekerja yang belum memiliki masa kerja 1 (satu) tahun dengan
persetujuan Direksi yang bersangkutan dimungkinkan untuk mengikuti
pendidikan dan latihan kerja, apabila jenis pendidikan dan latihan kerja yang
dimaksud dibutuhkan bagi Perusahaan.
8. Menyusun laporan pendidikan dan latihan kerja yang diikuti paling lambat
1(satu) bulan setelah berakhirnya pendidikan dan latihan kerja, yang
ditujukan kepada unit kerja/ seksi yang bersangkutan dengan tembusan HRD.
9. Selama mengikuti pendidikan dan latihan kerja yang dilakukan secara
eksternal, kepada Pekerja diberikan biaya sesuai dengan biaya perjalanan
dinas.
Pasal 66
Fasilitas Pendidikan dan latihan kerja

1. Perusahaan menyediakan fasilitas pendidikan dan latihan kerja bagi Pekerja


sebagai berikut:
a. Pendidikan dan latihan kerja internal di dalam Perusahaan, Perusahaan
menyediakan tempat dan sarana sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan
latihan kerja dengan mendatangkan tenaga instruktur dari luar Perusahaan
atau dari Pekerja Perusahaan yang memiliki kecakapan khusus
b. Pendidikan dan latihan kerja external di luar Perusahaan, Perusahaan akan
memfasilitasi sarana dan keperluan Pendidikan dan latihan kerja Pekerja yang
bersangkutan.
c. Kepada peserta dan pengajar pendidikan dan pelatihan internal, oleh
Perusahaan diberikan piagam penghargaan yang sesuai dengan pendidikan
dan latihan yang diikuti
d. Setiap pelatihan yang dilakukan didalam Perusahaan maka sebelum
pelaksanaannya pihak yang terkait (seksi training dan dept/seksi terkait) wajib

Universitas Sriwijaya
87

membuat proposal yang berisi maksud dan tujuan, jumlah peserta, pengajar
serta manfaat yang akan didapat bagi peserta training yang disesuaikan
dengan bidang Pekerjaan masing- masing. Setelah selesai pelatihan pengajar
berkewajiban membuat laporan dan evaluasi dari para peserta. Dan peserta
membuat ringkasan materi pelatihan serta seksi training menilai penyampaian
dari para pengajar.
2. Perusahaan menyediakan minuman dan makanan ringan kepada peserta
pendidikan dan latihan kerja internal.

4.5.6. Rewards Karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper


Penilaian karyawan terbaik dengan memberikan penghargaan (rewards)
kepada karyawan merupakan salah satu strategi PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper dalam memotivasi dan memberi semangat kerja untuk karyawan agar
lebih meningkatkan lagi disiplin kerja karyawan. Penilaian ini dilakukan setiap
tahunnya, dengan penilaian disiplin kerja terhadap absen kehadiran,jumlah cuti
dan cuti sakit yang sedikit, lembur (overtime) pada saat diperlukan, tidak sering
IMLK (Izin meninggalkan Lokasi Kerja) kecuali benar-benar dibutuhkan, dan
tepat waktu. Hal inilah yang akan menjadi penilaian karyawan terbaik pada PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper.
Kriterian karyawan terbaik juga diharapkan memiliki inisiatif untuk
melakukan perbaikan-perbaikan, memberikan masukan atau saran dan inovasi
yang memberikan peningkatan yang signifikan atas tingkat produktivitas.
Selanjutnya, menunjukkan perilaku yang baik dalam rentang waktu setahun
terakhir, mialnya data lehadiran yang baik, disiplin kerja, kerjasama kelompok dll.
Untuk memotivasi karyawan tersebut, maka PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper tidak hanya memberikan rewards tetapi juga bonus atau hadiah bagi
karyawan terbaik setiap tahunnya. Sehingga dapat memacu karyawan untuk
berlomba-lomba meningkatkan disiplin kerja agar mendapatkan penilaian yang
bagus dan rewards serta bonus yang diharapkan. Adapun reward yang akan
didapatkan bagi karyawan yang memilki tingkat disiplin kerja yang tinggi, yaitu:
Penilaian Karyawan:
AE = 6%
ME+ = 4%

Universitas Sriwijaya
88

ME = 2%
M- = 1%
N1 =0
Selain bonus dari penilaian karyawan diatas, pada bulan Maret PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper mengadakan program perhargaan karyawan
terbaik dengan memberikan rewards perjalanan ibadah (Muslim & Non Muslim)
atau wisata pilihan sendiri. Dengan rewards pertama mendapatkan dana sebesar
US$ 6.000 (termasuk uang saku USD 1.000); rewards kedua sebesar US$ 4.750
(termasuk uang saku 5.00) dan rewards ketiga sebanyak US$ 3.000 (termasuk
uang saku USD 5.00). Hal ini menunjukkan bahwa PT Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper sangat mengutamakan dan memperhatikan tingkat disiplin kerja
karyawan untuk mendaptakan produktivitas yang optimal agar keamanan dan
keselamatan karyawan pun terjaga dengan baik.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan kegiatan magang pada PT Tanjungenim Lestari
Pulp and Paper, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaggaran yang terjadi dilihat dari disiplin kerja ksryawan yaitu: data
kehadiran, IMLK (Izin Meninggalkan Lokasi Kerja), cuti dan cuti sakit;
laporan pelanggaran dari lapangan dan sesuai dengan larangan yang terdapat
dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama)
2. Terdapat peringatan lisan dan 4 peringatan tertulis bagi karyawan PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper yang melakukan pelanggaran disiplin
kerja, yaitu: pelanggaran tingkat satu; pelanggaran tingkat kedua, pelanggaran
tingkat ketiga dan terakhir PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
3. Pada periode tahun 2015 terdapat 48 karyawan yang melakukan pelanggaran
dengan persentasi 60% dari jumlah pelanggaran periode 2015, 2016 dan 1
Januari-31 Mei 2017, selanjutnya pada periode tahun 2016 mengalami
penurunan dengan jumlah pelanggaran karyawan yaitu 15 pelanggaran
dengan persentasi 19% dari jumlah pelanggaran ketiga periode tersebut.
Sedangkan, pada periode 1 Januari-31 Mei 2017 mengalami fluktuasi dengan
jumlah pelanggaran yaitu 17 pelanggaran dengan persentasi 21% dari jumlah
pelanggaran ketiga periode tersebut.
4. Motivasi disiplin kerja karyawan yang dilakukan oleh PT Tanjungenim
Lestari Pulp and Paper yaitu dengan menyediakan fasilitas kerja, fasilitas
pelatihan (training) dan penghargaan (rewards) bagi karyawan terbaik setiap
tahunnya sesuai dengan yang berlaku dalam PKB (Peraturan Kerja Bersama).
5. Penilaian karyawan mulai dari nilai tertinggi akan mendapatkan rewards,
sebagai berikut: AE= 6%; ME+ = 4%; ME= 2%; ME- = 1% dan N= 0

89 Universitas Sriwijaya
90

5.2. Saran
Adapun saran yang diharapkan dapat membangun dan memperbaiki
disiplin kerja karyawan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper dari penulis
adalah sebagai berikut:
1. Memberikan buku Peraturan Kerja Bersama (PKB) sangat membantu
mencegah karyawan untuk melakukan pelanggaran disiplin kerja. Namun,
tidak dapat dipastikan seluruh karyawan membaca buku tersebut. Maka dari
itu, dengan membuat program sosialisasi mengenai isi dari buku PKB akan
membuat karyawan lebih memahami peraturan yang harus ditaati.
2. Program penghargaan karyawan terbaik sangat baik untuk dilanjutkan dan
lebih memperkuat strategi motivasi disiplin kerja karyawan dengan training
dan pendidikan agar karyawan memiliki dorongan semangat untuk
meningkatkan kemampuannya dan prestasi kerja serta kesadaran diri untuk
lebih meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Prabu Mangkunegara. 2009. Manajemen Sumberdaya Manusia


Perusahaan. Bandung: Refika Aditama.

Badan Pusat Statistik, 2008. Jumlah Perusahaan Jawa dan Luar Jawa. Indonesia.

Badan Pusat Statistik, 2008. JumlahTenaga Kerja Industri Besar dan Sedang.
Indonesia.

Hasibuan, Malayu. 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksara.

Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1980 Bab 1 Pasal 1. Disiplin Kerja Pegawai.

Prishardoyo, Bambang. 2012. Pelajaran Ekonomi Industri. Jakarta: Grafindo.

PT Tanjungenim Lestarai Pulp and Paper. 2016. Perjanjian Kerja Bersama


(PKB).

Rivai, veithzal. 2013. Manajemen Sumberdaya Manusia untuk Perusahaan: dari


Teori ke Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Undang-undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 1970. Penanaman Modal


Asing

Wahyuni, Tri. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Surabaya. Vol. 2 No.1.

91 Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

92 Universitas Sriwijaya
93

Lampiran 1. Surat Peringatan Pelanggaran Disiplin Kerja di PT Tanjungenim


Lestari Pulp and Paper

Universitas Sriwijaya
94

Lampiran 2. Surat Pemanggilan Karyawan Mengenai Pelanggaran Disiplin Kerja

Universitas Sriwijaya
95

Lampiran 3. Data Pelanggaran Disiplin Kerja periode 2015

Warning Warning
Violation Name Note
Start End
Pelanggaran Tingkat Pertama 07-01-2015 06-07-2015 Datang terlambat selama 4
(empat) hari dalam bulan Des
2014.
Pelanggaran Tingkat Pertama 29-01-2015 28-07-2015 Datang terlambat selama 4
(empat) hari dalam Jan 2015
Pelanggaran Tingkat Pertama 11-02-2015 10-08-2015 Datang terlambat selama 3
(tiga) hari berurut-turut dalam
bulan Feb 2015
Pelanggaran Tingkat Pertama 07-04-2015 06-10-2015 Datang terlambat selama 4
(empat) hari dalam bulan
Maret 2015.
Pelanggaran Tingkat Dua 16-04-2015 15-10-2015 Pekerja keluar lokasi kerja
tanpa izin atasan ybs.
Pelanggaran Tingkat Dua 28-04-2015 27-10-2015 Tudur pada jam kerja
Pelanggaran Tingkat Pertama 30-04-2015 29-10-2015 Datang terlambat selama 4
(empat) hari dalam bulan
April 2015.
Peringatan Lisan Tercatat Pertama 05-05-2015 04-11-2015 Tata tertib penghunian rumah
perusahaan.
Peringatan Lisan Tercatat Pertama 05-05-2015 04-11-2015 Tata tertib penghunian rumah
perusahaan.
Peringatan Lisan Tercatat Pertama 13-05-2015 12-11-2015 Lalai dalam penulisan nama
tanggungan yang seharusnya
Waryani bukan Haryani
sebagia istri.
Pelanggaran Tingkat Dua 13-06-2015 12-12-2015 Mangkir selama 3 (tiga) hari
berturut-turut dalam bulan
Juni 2015.
Pelanggaran Tingkat Dua 17-06-2015 16-12-2015 Mangkir selama 3 (tiga) hari
berturut-turut di bulan Juni
2015.
Pelanggaran Tingkat Dua 18-06-2015 17-12-2015 Melawan petugas yang
berwenang pada saat
menjalankan tugas.
Pelanggaran Tingkat Tiga 20-06-2015 19-12-2015 Mangkir selama 2 (hari) pada
bulan Juni 2015.
Pelanggaran Tingkat Tiga 24-06-2015 23-12-2015 Datang terlambat selama 3
(tiga) hari berturut-turut
dalam bulan Juni 2015.
Pelanggaran Tingkat Pertama 30-06-2015 29-12-2015 Datang terlambat selama 4
(empat) hari dalam bulan Juni
2015.
Pelanggaran Tingkat Pertama 14-07-2015 13-01-2016 Datang terlambat selama 4
(empat) hari dalam bulan Juli
2015.
Pelanggaran Tingkat Dua 30-07-2015 29-01-2016 Datang terlambat selama 6
(enam) hari di bulan Juli
2015.

Universitas Sriwijaya
96

Lampiran 4. Data Pelanggaran Disiplin Kerja periode 2016

Violation Name Warning Start Warning End Note


Pelanggaran Tingkat 23-01-2016 22-07-2016 Pasal 21 huruf B point 15.
Dua
Pelanggaran Tingkat 01-02-2016 01-08-2016 Pasal 21 ayat B point 10 Setiap pekerja wajib
Tiga memberikan keterangan ...
Pelanggaran Tingkat 04-03-2016 03-09-2016 Setiap Pekerja wajib memberikan keterangan
Tiga yang sebenarnya mengenai diri sendiri ...(pasal
21 Hurup B, point 10).
Pelanggaran Tingkat 22-03-2016 21-09-2016 Menambah nilai uang sebesar Rp.15.000.000,-
Tiga terhadap PO No:PO/TEL/014403, tanpa
mengkomunikasikannya terlebih dahulu
kepada pihak User (General Affair). Dan
Mengakuinya terhadap kesalahannya.
Pelanggaran Tingkat 23-03-2016 22-09-2016 Pekerja keluar lokasi kerja tanpa izin atasan
Dua ybs.
Pelanggaran Tingkat 04-03-2016 03-09-2016 Setiap Pekerja wajib memberikan keterangan
Tiga yang sebenarnya mengenai diri sendiri ...(pasal
21 Hurup B, point 10).
Pelanggaran Tingkat 08-03-2016 07-09-2016 Melakukan pelanggaran tingkat I (satu) sesuai
Pertama PKB BAB XII, pasal 68, Point C.
Pelanggaran Tingkat 04-08-2016 03-02-2017 Tumpahan Heavy Oil di main Tank sehingga
Tiga terjadi kerugian Perusahaan.(Rujukan PKB
pasal 68 ayat 3 point b : Dengan sengaja atau
lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan
tidak dapat melakukan pekerjaan yang
diberikan kepadanya).
Pelanggaran Tingkat 02-09-2016 01-03-2017 Mangkir selama 5 (lima) hari dalam bulan Juli
Dua 2016 Rujukan PKB pasal 68 ayat 2 point a.3.
Pelanggaran Tingkat 02-09-2016 01-03-2017 Mangkir selama 3 (tiga) hari di bulan Juli 016
Dua Rujukan PKB pasal 68 ayat 2 point a.2.
Pelanggaran Tingkat 07-09-2016 06-03-2017 Mempergunakan atau meminjam barang-
Pertama barang milik perusahaan untuk kepentingan
pribadi tanpa izin atasannya.
Pelanggaran Tingkat 15-10-2016 14-04-2017 Setiap Pekerja diharuskan segera melaporkan
Dua kepada Perusahaan mengenai setiap perubahan
alamat, status keluarga (kawin dll) dlm wkt
paling lambat 3 hari setelah peristiwa tsb...
Pelanggaran Tingkat 21-10-2016 20-04-2017 Terlambat jemput Nakamura pada tanggal 16
Pertama Okt 2016 (rujukan PKB pasal 68 ayat 1 point c
: Tidak mengindahkan pedoman/petunjuk kerja
intruksi yang telah diberikan oleh atasannya, ...
Pelanggaran Tingkat 28-10-2016 27-04-2017 Anak pak Tingkos Sihombing menabrak anak
Pertama bu Fatimah Ahmad pada tanggal 24 Oktober
2016 (Rujukan PKB pasal 68 ayat 1 point c:
Tidak mengindahkan pedoman/petunjuk kerja
/intruksi yang telah diberikan oleh atasannya.
Pelanggaran Tingkat 17-11-2016 16-05-2017 Mangkir selama 4 (empat) hari di bulan
Dua September dan Oktober 2016 (rujukan PKB
Pasal 68 ayat 2 point a.2).

Universitas Sriwijaya
97

Lampiran 5. Data Pelanggaran Disiplin Kerja periode 1 Januari-31 Mei 2017

Violation Name Warning Start Warning End Note


Pelanggaran 06-01-2017 05-07-2017 Mangkir selama 6 (enam) hari Rujukan PKB ayat 2
Tingkat Dua point a.2:4(empat) hari tidak berturut-turut dlm
seminggu & 2 (dua) hari tanpa keterangan.
Pelanggaran 17-01-2017 16-07-2017 Mangkir 2 (dua) hari dalam bulan Desember 2016
Tingkat Pertama (tanggal 15 & 16 Des 2016) Rujukan PKB pasal 68
ayat 1 point 1: Tidak masuk kerja selama 2 (dua) hari
dalam sebulan tanpa pemberitahuan atau dengan
alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Pelanggaran 21-02-2017 20-08-2017 Tidak berkordinasi kepada atasan saat penangan dan
Tingkat Tiga usaha penanggulangan ESP, sehingga ESP meledak
pada tanggal 05 Nov 2016. Rujukan PKB pasal 68
ayat III point b.
Pelanggaran 22-02-2017 21-08-2017 Merubah kwitansi medical reimbursement. Rujukan
Tingkat Tiga PKB pasal 68 ayat III point b.
Peringatan Lisan 21-03-2017 20-09-2017 Melawan petugas yang berwenang pada saat
Tercatat Pertama menjalankan tugas pada tanggal 22 Feb 2017 (PKB
pasal 72 ayat 1).
Pelanggaran 21-03-2017 20-09-2017 Mangkir 3 (tiga) hari dalam bulan Feb 2017,
Tingkat Pertama Rujukan PKB pasal 68 ayat 1 point a.
Pelanggaran 10-05-2017 09-11-2017 Pending 3 Document at AED room without follow
Tingkat Pertama up.Rujukan PKB pasal 68 ayat 1 point C.
Pelanggaran 18-04-2017 17-10-2017 Datang terlambat selama 4 (empat) hari dalam bulan
Tingkat Pertama Maret 2017.Rujukan PKB pasal 68 ayat 1 point b.
Pelanggaran 27-04-2017 26-10-2017 Mangkir selama 2 (dua) hari dalam bulan Maret
Tingkat Pertama 2017.Rujukan PKB pasal 68 ayat 1 point a.
Pelanggaran 27-04-2017 26-10-2017 Mangkir selama 3 (tiga) hari dalam bulan Maret
Tingkat Dua 2017. Rujukan PKB pasal 68 ayat 2 point a(1).
Pelanggaran 28-04-2017 27-10-2017 Datang terlambat selama 4 (empat) hari dalam bulan
Tingkat Pertama Maret 2017. Rujukan PKB pasal 68 ayat 1 point b.
Pelanggaran 18-05-2017 17-11-2017 Mangkir selama 4 (empat) hari dalam bulan Maret
Tingkat Tiga 2017 dan datang terlambat selama 4 (empat) hari
dalam bulan Maret 2017.Rujukan PKB pasal 68 ayat
3 poit b.
Pelanggaran 19-05-2017 18-11-2017 Datang terlambat selama 4 (empat) hari dalam bulan
Tingkat Pertama April 2017. Rujukan PKB pasal 68 ayat 1 poit b.
Pelanggaran 22-05-2017 21-11-2017 Datang terlambat selama 6 (enam) hari dalam bulan
Tingkat Pertama April 2017. Rujukan PKB pasal 68 ayat 1 Point b.
Pelanggaran 22-05-2017 21-11-2017 Meninggalkan tempat kerja pada saat jam kerja tanpa
Tingkat Pertama izin atasan ybs.Rujukan PKB pasal 68 ayat 1 point h.
Pelanggaran 23-05-2017 22-11-2017 Meninggalkan tempat kerja pada saat jam kerja tanpa
Tingkat Pertama izin atasan ybs. Rujukan PKB pasal 68 ayat 1 point
h.
Pelanggaran 23-05-2017 22-11-2017 Meninggalkan tempat kerja pada saat jam kerja tanpa
Tingkat Pertama izin atasan ybs.Rujukan PKB pasal 68 ayat 1 poit h.

Universitas Sriwijaya
98

Lampiran 6. Surat Tugas Visitasi Dosen Pembimbing Magang

Universitas Sriwijaya
99

Lampiran 7. Daftar Hadir Magang

Universitas Sriwijaya
100

Lampiran 8. Kegiatan Harian Magang

Universitas Sriwijaya
101

Lampiran 9. Visi dan Misi PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper

Universitas Sriwijaya
102

Lampiran 10. Pemberian Plakat Visitasi Magang

Miniatur PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper

Universitas Sriwijaya
103

Ruang Tunggu (Lobby) PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper

Produk yang dihasilkan PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper

Universitas Sriwijaya
104

Salah Satu Contoh Kegiatan Disiplin Kerja PT Tanjungenim Lestari Pulp and
Paper

Salah Satu Contoh Program Penghargaan dalam Memotivasi Karyawan

Universitas Sriwijaya
105

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai