Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM

BAWANG DAYAK

NAMA : AHMADDINOOR KUSUMA SYAHRIL


NIM: ACC 115 046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017
BAWANG DAYAK

Bawang dayak merupakan salah satu jenis umbi lapis yang masuk dalam kelompok anggrek tanah. Bentuk
dan warna umbinya hampir sama dengan bawang merah, tetapi tidak berbau menyengat ketika diiris. Sebagian
masyarakat sering menanam bawang dayak sebagai tanaman hias dalam pot. tuberkulosis, dan penyakit ginjal.
Tumbuhan ini menghasilkan berbagai macam senyawa kimia organik berupa metabolit sekunder.

Taksonomi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobinota
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Iridaceae
Genus : Eleutherine
Spesies : Eleutherine americanaMerr
METABOLIT SEKUNDER DALAM TUMBUHAN BAWANG DAYAK

Metabolit sekunder merupakan senyawa metabilit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan
ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya.Kebanyakan
tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder, metabolit sekunder juga dikenal sebagai hasil metabolism alamiah.
Hasil dari metabolit sekunder lebih kompleks dibandingkan dengan metabolit primer. Berdasarkan asal
biosintetiknya, metabolit sekunder dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar yakni terpenoid (triterpenoid,
steroid, dan saponin) alkaloid dan senyawa-senyawa fenol (flavonoid dan tanin) (Simbala, 2009). Skrining
fitokimia adalah pemeriksaan kimia secara kualitatif terhadap senyawa-senyawa aktif biologis yang terdapat
dalam simplisia tumbuhan. Senyawa-senyawa tersebut merupakam senyawa organik, oleh karena itu skrining
terutama ditujukan terhadap golongan senyawa organik seperti alkaloida, glikosida flavonoida, tannin saponin,
triterpenoid, dan steroid. Teknik penapisan dapat membantu langkah fitofarmakologi melalui seleksi awal
pemeriksaan tumbuhan untuk membuktikan ada tidaknya senyawa kimia tertentu dalam tumbuhan tersebut
(Fernworth, 1966).
Umbi bawang dayak mengandung senyawa-senyawa turunan anthrakinon yang mempunyai daya
pencahar, yaitu senyawa-senyawa eleutheurin dengan senyawa isoeleutherin. Adapun senyawa bioaktif yang
terdapat dalam umbi bawang dayak terdiri dari senyawa alkaloid, steroid, glikosida, flavonoid, fenolik,
saponin, triterpenoid, tanin (Galingging 2007) dan kuinon (Nawawi et al. 2007). Tabel 1 menunjukan
kandungan fitokimia tanaman umbi bawang dayak.
Fitokimia Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
Jenis Fitokimia Hasil uji

Alkaloid ++++
Saponin -
Glikosida ++
Flavonoid ++
Fenolik ++
Tanin ++
Steroid ++++

Keterangan: - = negatif; + = positif lemah; ++ = positif; +++ = positif kuat;


++++ = positif kuat sekali.
Senyawa Khusus yang terkandung pada bawang dayak

A. Senyawa Eleutherine dan Isoeleutherine


Senyawa eleutherine dan isoeleutherine termasuk merupakan kandungan senyawa yang
terdapat pada bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) yang berkhasiat sebagai antiinflamasi.
Prostaglandin merupakan mediator inflamasi yang dihasilkan dari asam arakhidonat melalui jalur
siklooksigenase yang diperantarai oleh enzim siklooksigenase (COX-1 dan COX-2). Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui interaksi senyawa eleutherine dan isoeleutherine dengan sisi aktif enzim
COX-1 dan COX-2.
Proses docking senyawa dilakukan dengan menggunakan program PLANTS yang
dihubungkan oleh program co-pendrivelinux. Hasil docking molekular senyawa eleutherine dan
isoeleutherine dapat membentuk ikatan hidrogen dengan residu asam amino Ser 530 pada kantung
ikatan COX-1 sebagaimana ikatannya dengan ibuprofen, dan dengan Ser 516 pada kantung ikatan
COX-2 sebagaimana ikatannya dengan celecoxib. Kedua senyawa eleutherine dan isoeleutherine
tersebut lebih selektif terhadap enzim COX-2 dengan energi bebas ikatan yang lebih kecil
dibandingkan pada interaksinya terhadap COX-1. Untuk eleutherine menghasilkan energi bebas ikatan
sebesar -62,829 kkal dan isoeleutherine -66,439 kkal untuk kode reseptor 1EQG (COX-1), sedangkan
untuk kode reseptor 3LN1 (COX-2) eleutherine menghasilkan energi bebas ikatan sebesar -68,666
kkal dan isoeleutherine -74,448 kkal. Senyawa isoeleutherine memiliki aktivitas antiinflamasi yang
lebih baik dibandingkan dengan eleutherine dengan energi bebas ikatan yang mendekati dengan nilai
native ligand ibuprofen (COX-1) -85,529 kkaldan celecoxib (COX-2) -90,916kkal.
MANFAAT BAWANG DAYAK

1. Mengobati Penyakit Amandel


2. Menyembuhkan Sakit Perut
3. Menyembuhkan Flu
4. Menyembuhkan Penyakit Hepatitis
5. Menaikkan Daya Tahan Tubuh
6. Membantu Menghindar Kanker Serta Tumor
7. Membersihkan Tubuh Dari Bakteri
8. Menghindar Terjadinya Infeksi
9. Mencegah Perkembangan Bakteri, Virus serta Mikroba
10. Mencegah Terjadinya Peradangan
11. Mengobati Asam Urat
SENYAWA YANG TERKANDUNG DALAM BAWANG DAYAK

1. Alkaloid
Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder terbesar, dimana sebagai sumber nitrogen bagi
tumbuhan bawang dayak. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu
atau lebih atom nitrogen dan biasanya terdapat dalam gabungan maupun sistem siklik. Kebasaan alkaloid
menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi terutama oleh panas dan sinar dengan
dibantu oleh oksigen. Adanya alkaloid dalam daun atau buah diketahui dari rasa pahitnya di lidah (Harborne,
1987)
2. Flavonoid
Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. flavonoid umumnya terdapat di dalam
tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida sebagai aglikon. Flavonoid terdapat di dalam tumbuhan sebagai
campuran sehingga jarang dijumpai sebagai bentuk tunggal. Senyawa ini mencakup banyak pigmen pada
tumbuhan, seperti pigmen bunga sehingga dapat menarik perhatian burung dan serangga penyerbuk bunga.
Selain itu, plavonoid bergungsi sebagai pengatur tumbuh, pengatur fotosintesis, bersifat antimikroba dan
antivirus. Dalam tubuh, plavonoid berfungsi menghambat enzim lipooksigenase yang berperan dalam biosintesis
prostagaldin. Hal ini disebabkan karena plavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik sehingga
menghambat reaksi oksidasi (Robinson, 1995). Senyawa Plavonoid telah banyak diteliti dan hasilnya sangat
positif sebagai aktivitas biologis diantaranya, antiviral, anti kanker, mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler,
anti inflamasi dan pengkal radikal bebas. Keberhasilan aktivitasnya sebagai antioksidan tergantung pada jumlah
dan posisi gugusnya
3. Saponin
Saponin adalah senyawa dalam bentuk glikosida dimana larutan koloidal dalam air bisa membentuk busa bila
dikocok dan tidak akan hilang dengan penambahan asam (Harborne 1996). Mempunyai rasa pahit yang menusuk
dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lender. Dikenal juga jenis saponin yaitu glikosida triterpenoid
dan glikosida struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai spirotekal. Kedua saponin ini larut dalam air dan
etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Aglikonya disebut sapogenin, diperoleh dengan hidrolisis dalam suasana
asam atau hidrolisis memakai enzim (Robinson,1995) Saponin diberi nama demikian karena sifatnya menyerupai
sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan menimbulkan busa, jika dikocok dengan air.
Beberapa saponin bekerja sebagai antimikroba. Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa
hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan
gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Saponin ini terdiri dari dua kelompok yaitu Saponin triterpenoid dan
saponin steroid. Kedua jenis saponin ini larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter (Robinson, 1995)
A. Saponin steroid
Saponin Steroid tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis
menghasilkan satu aglikon yang dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin ini memiliki efek antijamur. Pada
binatang menunjukan penghambatan aktifitas otot polos. Saponin steroid diekskresikan setelah koagulasi dengan
asam glukotonida dan digunakan sebagai bahan baku pada proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin jenis
ini memiliki aglikon berupa steroid yang di peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan. Jembatan ini juga
sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini disebabkan karena memiliki efek kuat terhadap jantung.
B. Saponin Tritetpenoid
Saponin Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena
dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik, yaitu skualena, senyawa ini tidak
berwarna, berbentuk kristal, bertitik leleh tinggi dan bersifat optis aktif, senyawa triterpenoid dapat dibagi
menjadi empat golongan, yaitu: triterpen sebenarnya, saponin, steroid, dan glikosida jantung. Senyawa ini
berstruktur siklik, kebanyakan berupa alkohol, aldehid atau asam karboksilat. Uji yang banyak digunakan adalah
reaksi Lieberman-Buchard (anhidridaasetat-H2SO4 pekat) yang dengan kebanyakan triterpen dan
sterol memberikan warna hijau- biru. Inti steroid sama dengan inti triterpenoid tetrasiklik.
4. Tanin
Senyawa tanin termasuk ke dalam senyawa polifenol. Senyawa tannin dibagi ke dalam dua yaitu tannin yang
terhidrolisis dan tannin yang terkondensasi. Pada tanaman tannin berfungsi sebagai sistem pertahanan dari
predator, contohnya pada buah yang belum matang akan terasa sepat dan asam. Hal ini merupakan sifat umum
tannin yang bersifat asam dan sepat. Selain itu, tannin juga dapat mengendapkan protein, alkaloid, dan glatin.
Senyawa ini berfungsi sebagai antimikroba, antidiare, antihelmintik (Tiwari et all, 2011). Tannin juga dapat
membentuk khelat dengan logam secara stabil sehingga jika manusia kebanyakan mengonsumsi makanan yang
mengandung tannin maka zat besi pada darah akan berkurang sehingga menyebabkan anemia (Hangerman,
2002).
5. Glikosida
Zat fitokimia pada bawang dayak ini mengandung komponen komponen gula yang dikenal sebagai glikon
dan bukan gula yang menyebutnya aglikon. Apabila gula yang terbentuk adalah gukosa maka senyawanya
disebut glukosida sedangkan bila bentuknya gula lain maka dikenal glikosida.
6. Fenolik
Senyawa fenolik telah diketahui memiliki berbagai efek biologis seperti aktivitas antioksidan melalui
mekanisme sebagai pereduksi, penangkap radikal bebas, pengkelat logam, peredam terbentuknya singlet oksigen
serta pendonor elektron (Karadeniz et al.2005). Komponen fenolik merupakan kelompok molekul yang besar
dan beragam, yang terdiri dari golongan aromatik pada metabolit sekunder tumbuh-tumbuhan. Fenolik dapat
diklasifikasikan ke dalam komponen yang tidak larut seperti lignin dan komponen yang larut seperti asam
fenolik, phenylpropanoids, flavonoid dan kuinon (Harborne dan 9Williams 2000). Setiap tumbuh-
tumbuhan memiliki struktur komponen fenolik yang berbeda. Ada komponen fenolik yang memliki
gugus OH banyak dan ada pula komponen fenolik yang memiliki gugus OH yang sedikit. Gugus
OH berperan dalam proses transfer elektron untuk menstabilkan dan meredam radikal bebas.
Referensi
Ni Luh Indrawati dan Razimin. 2013. Bawang Dayak Si Umbi Ajaib. Jakarta. PT Agro Media Pustaka
https://bawangdayak.net/kandungan-kimia-bawang-sabrang-dan-khasiatnya-bagi-tubuh/
http://www.khasiatbawangdayak.com/2015/01/zat-fitokimia-pada-bawang-dayak.html
https://books.google.co.id/books/about/Bawang_Dayak.html?id=pxhi9kV6z5kC&redir_esc=y
https://www.yoolaris.com/berbagai-manfaat-bawang-dayaksabrang-dan-kandungan-senyawanya/
http://bawangdayakmurah.com/kandungan-dan-manfaat-bawang-dayak-asli-kalimantan/
https://bawangdayak.net/berbagai-macam-zat-dan-kandungan-bawang-berlian/
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai