Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

PSIKOLOGI
Masa Prenatal dalam Tahap Perkembangan dan Teori Psikoseksual Sigmund
Freud

Disusun oleh kelompok 1 :


1) Angela First Iren
2) Ervina Dewi Ramadhanti
3) Maya Nabilah
4) Reisa Rachim
5) Yohanna Vitamara

Fisioterapi Program Vokasi


Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Jawa Barat 16424
Tahun Pelajaran 2017/2018

1
Daftar Isi

Daftar Isi.....................................................................................................................................1

Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmund Freud..............................................................2

Teori Perkembangan Psikoseksual.....................................................................................2

Tahapan Psikoseksual Menurut Freud...............................................................................3

1. Fase Oral (usia 0 1 tahun)......................................................................................3

2. Fase Anal (usia 1 3 tahun)......................................................................................4

3. Fase Uretral................................................................................................................5

4. Fase Fhalis (usia 3 5/6 tahun)................................................................................5

5. Fase Latent (usia 5/6 12/13 tahun)........................................................................6

6. Fase Genital (usia 12/13 dewasa)...........................................................................6

Hambatan Perkembangan...................................................................................................7

Tahap Prenatal dalam Tahap Perkembangan..............................................................................9

Masa Prenatal.......................................................................................................................9

Periode Prenatal..................................................................................................................11

1. Periode germinal......................................................................................................11

2. Periode embryonic...................................................................................................11

3. Periode janin/Fetal..................................................................................................12

Daftar Pustaka..........................................................................................................................14

2
Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmund Freud

Teori Perkembangan Psikoseksual

Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud adalah salah satu teori yang paling
terkenal, akan tetapi juga salah satu teori yang paling kontroversial. Freud percaya
kepribadian yang berkembang melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana
mencari kesenangan-energi dari id menjadi fokus pada area sensitif seksual tertentu. Energi
psikoseksual, atau libido , digambarkan sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku.

Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun.
Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus
mempengaruhi perilaku di kemudian hari.

Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian


yang sehat. Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi dapat
terjadi. fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap awal psikoseksual. Sampai konflik ini
diselesaikan, individu akan tetap terjebak dalam tahap ini. Misalnya, seseorang yang
terpaku pada tahap oral mungkin terlalu bergantung pada orang lain dan dapat mencari
rangsangan oral melalui merokok, minum, atau makan.

Freud adalah teoritisi pertama yang memusatkan perhatiannya kepada perkembangan


kepribadian dan menekankan pentingnya peran masa bayi dan awal-anak dalam membentuk
karakter seseorang. Freud yakin bahwa struktur dasar kepribadian sudah terbentuk pada usia
5 tahun dan perkembangan kepribadian sesudah usia 5 tahun sebagian besar hanya
merupakan elaborasi dari struktur dasar tadi. Namun, Freud jarang sekali meneliti anak secara
langsung. Dia mendasari teorinya dari analisis mengeksplorasi jiwa pasien antara lain dengan
mengembalikan mereka ke pengalaman masa kanak-kanaknya.

3
Tahapan Psikoseksual Menurut Freud

1. Fase Oral (usia 0 1 tahun)

Pada fase ini mulut merupakan daerah


pokok aktivitas dinamik atau daerah
kepuasan seksual yang dipilih oleh insting
seksual. Makan/minum menjadi sumber
kenikmatannya. Kenikmatan atau kepuasan
diperoleh dari rangsangan terhadap bibir-
rongga mulut-kerongkongan, tingkah laku
menggigit dan menguyah (sesudah gigi
tumbuh), serta menelan dan memuntahkan makanan (kalau makanan tidak memuaskan).
Kenikmatan yang diperoleh dari aktivitas menyuap/menelan (oral incorforation) dan
menggigit (oral agression) dipandang sebagai prototip dari bermacam sifat pada masa yang
akan datang. Kepuasan yang berlebihan pada masa oral akan membentuk oral incorporation
personality pada masa dewasa, yakni orang menjadi senang/fiksasi mengumpulkan
pengetahuan atau mengumpulkan harta benda, atau gampang ditipu (mudah menelan
perkataan orang lain).

Sebaliknya, ketidakpuasan pada fase oral,


sesudah dewasa orang menjadi tidak pernah
puas, tamak (memakan apa saja) dalam
mengumpulkan harta. Oral agression
personality ditandai oleh kesenangan berdebat
dan sikap sarkatik, bersumber dari sikap protes
bayi (menggigit) terhadap perlakuan ibunya
dalam menyusui. Mulut sebagai daerah erogen, terbawa sampai dewasa dalam bentuk yang
lebih bervariasi, mulai dari mengunyah permen karet, menggigit pensil, senang makan,
menghisap rokok, menggunjing orang lain, sampai berkata-kata kotor/sarkastik. Tahap ini
secara khusus ditandai oleh berkembangnya perasaan ketergantungan, mendapat
perlindungan dari orang lain, khususnya ibu. Perasaan tergantung ini pada tingkat tertentu
tetap ada dalam diri setiap orang, muncul kapan saja ketika orang merasa cemas dan tidak
aman pada masa yang akan datang.

4
Sedangkan tugas perkembangan utama fase oral ini adalah memperoleh rasa percaya,
yakni percaya kepada orang lain, kepada dunia, dan kepada diri sendiri. Cinta adalah
perlindungan terbaik terhadap ketakutan dan ketidakamanan. Anak-anak yang dicintai oleh
orang lain hanya akan mendapat sedikit kesulitan dalam menerima dirinya sendiri. Sedangkan
anak yang merasa tidak diinginkan, tidak diterima, dan tidak dicintai, cenderung mengalami
kesulitan yang besar dalam menerima diri sendiri. Anak-anak yang ditolak akan belajar untuk
tidak mempercayai dunia mereka memandang dunia sebagai tempat yang mengancam. Efek
penolakan pada fase oral adalah kecenderungan di masa kanak-kanak selanjutnya untuk
menjadi penakut, tidak aman, haus akan perhatian, iri, agresif, benci dan kesepian.

2. Fase Anal (usia 1 3 tahun)

Pada fase ini dubur merupakan daerah pokok


aktivitas dinamik, kateksis dan anti kateksis
berpusat pada fungsi eliminer (pembuangan
kotoran). Mengeluarkan faces menghilangkan
perasaan tekanan yang tidak menyenangkan dari
akumulasi sisa makanan. Sepanjang tahap anal,
latihan defakasi (toilet training) memaksa anak
untuk belajar menunda kepuasan bebas dari
tegangan anal. Freud yakin toilet training adalah
bentuk mulai dari belajar memuaskan id dan
superego sekaligus, kebutuhan id dalam bentuk kenikmatan sesudah defakasi dan kebutuhan
superego dalam bentuk hambatan sosial atau tuntutan sosial untuk mengontrol kebutuhan
defakasi. Semua hambatan bentuk kontrol diri (self control) dan penguasaan diri (self
mastery).

Berasal dari fase anal, dampak toilet training terhadap kepribadian di masa depan
tergantung kepada sikap dan metode orang tua dalam melatih. Misalnya, jika ibu terlalu
keras, anak akan menahan facesnya dan mengalami sembelit. Ini adalah prototip tingkah laku
keras kepala dan kikir (anal retentiveness personality). Sebaliknya ibu yang membiarkan anak
tanpa toilet training, akan membuat anak bebas melampiaskan tegangannya dengan
mengelurkan kotoran di tempat dan waktu yang tidak tepat, yang di masa mendatang muncul
sebagai sifat ketidakteraturan/jorok, deskruktif, semaunya sendiri, atau kekerasan/kekejaman

5
(anal exspulsiveness personality). Apabila ibu bersifat membimbing dengan kasih sayang
(dan pujian kalau anak defakasi secara teratur), anak mendapat pengertian bahwa produktif.
Jadi, tugas-tugas yang harus diselesaikan selama fase ini adalah belajar mandiri, memiliki
kekuatan pribadi dan otonomi, serta belajar bagaimana mengakui dan menangani perasaan-
perasaan yang negatif.

3. Fase Uretral

Pada fase ini merupakan perpindahan dari fase anal ke fase phallus. Erotik uretral
mengacu pada kenikmatan dalam pengeluaran dan penahanan air seni seperti pada fase anal.
Jika fase uretral tidak dapat diselesaikan dengan baik, anak akan mengembangkan sifat
uretral yang menonjol yaitu persaingan dan ambisi sebagai akibat timbulnya rasa malu karena
kehilangan kontrol terhadap uretra.
Jika fase ini dapat diselesaikan dengan baik, maka anak akan mengembangkan
persaingan sehat, yang menimbulkan rasa bangga akan kemampuan diri. Anak laki-laki
meniru dan membandingkan dengan ayahnya. Penyelesaian konflik uretra merupakan awal
dari identitas gender dan identifikasi selanjutnya.

4. Fase Fhalis (usia 3 5/6 tahun)

Pada fase ini anak mula mengerti bahwa kelaminnya berbeda dengan kakak, adik atau
temannya. Anak mulai merasakan bahwa kelaminnya merupakan tempat yang memberikan
kenikmatan ketika ia mempermainkan bagian tersebut. Tetapi orangtua sering marah bahkan
mengeluarkan ancaman bila melihat anaknya memegang atau mempermainkan kelaminnya.
Pada fase ini, anak laki-laki dapat timbul rasa takut bahwa penisnya akan dipotong
(dikebiri). Ketakutan yang berlebihan tersebut dapat menjadi dasar penyebab gangguan
seksual seperti impotensi primer dan homoseksual. Pada fase ini muncul rasa erotik anak
terhadap orangtua dari jenis kelamin yang berbeda. Rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan seks tampak dalam tingkah laku anak, misalnya membuka rok ibunya,
meraba buah dada atau alat kelaminorangtuanya.
Daya erotik anak laki-laki terhadap ibunya, disertai rasa cemburu terhadap ayahnya, dan
keinginan untuk mengganti posisi ayah disamping ibu, disebut kompleks Oedipus. Untuk
anak wanita disebut kompleks Elektra. Kompleks elektra biasanya disertai rasa rendah diri
karena tidak mempunyai kelamin seperti anak laki-laki dan merasa takut jika terjadi

6
kerusakan pada alat kelaminnya. Bila kompleks oedipus/elektra tidak dapat diselesaikan
dengan baik, dapatmenyebabkan gangguan emosi pada kemudian hari.

5. Fase Latent (usia 5/6 12/13 tahun)

Dari usia 5 atau 6 tahun sampai remaja, anak mengalami periode perbedaan impuls
seksual, disebut periode laten. Menurut Freud, penurunan minat seksual itu akibat dari tidak
adanya daerah erogen baru yang dimunculkan oleh perkembangan biologis. Jadi fase laten
lebih sebagai fenomena biologis, alih-alih bagian dari perkembangan psikoseksual. Pada fase
laten ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan libido
dengan kepuasan nonseksual, khususnya bidang intelektual, atletik, keterampilan dan
hubungan teman sebaya. Fase laten juga ditandai dengan percepatan pembentukan super
ego, orang tua bekerjasama dengan anak berusaha mengembalikan impuls seks agar energi
dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk sublimasi dan pembentukan superego. Anak
menjadi lebih mudah mempelajari sesuatu dibandingkan dengan masa sebelum dan
sesudahnya (masa pubertas).

6. Fase Genital (usia 12/13 dewasa)

Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja. Sistem
endokrin memproduksi hormon-hormon yang memicu pertumbuhan tanda-tanda seksual
sekunder (suara, rambut, buah dada, dll) dan pertumbuhan tanda seksual primer. Impuls
pregenital bangun kembali dan membawa aktivitas dinamis yang harus diadaptasi, untuk
mencapai perkembangan kepribadian yang stabil. Pada fase falis, kateksis genital mempunyai
sifat narkistik, individu mempunyai kepuasan dari perangsangan dan manipulasi tubuhnya
sendiri, dan orang lain diinginkan hanya karena memberikan bentuk-bentuk tambahan dari
kenikmatan jasmaniah. Pada fase genital, impuls seks itu mulai disalurkan ke obyek di luar,
seperti; berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis,
perkawinan dan keluarga. Terjadi perubahan dari anak yang narkistik menjadi dewasa yang
berorientasi sosial, realistik dan altruistik.

Fase genital berlanjut sampai orang tutup usia, dimana puncak perkembangan seksual
dicapai ketika orang dewasa mengalami kematangan kepribadian. Ini ditandai dengan
kematangan tanggung jawab seksual sekaligus tanggung jawab sosial, mengalami kepuasan
melalui hubungan cinta heteroseksual tanpa diikuti dengan perasaan berdosa atau perasaan

7
bersalah. Pematangan impuls libido melalui hubungan seksual memungkinkan kontrol
fisiologis terhadap impuls genital itu; sehingga akan membebaskan begitu banyak energi
psikis yang semula dipakai untuk mengontrol libido, mengembalikan perasaan berdosa, dan
dipakai dalam konflik antara id-ego-superego dalam menangani libido itu. Energi itulah yang
kemudian dipakai untuk aktif menangani masalah-masalah kehidupan dewasa; belajar
bekerja, menunda kepuasan, menjadi lebih bertanggung jawab. Penyaluran kebutuhan insting
ke obyek di luar yang altruistik itu telah menjadi cukup stabil, dalam bentuk kebiasaan-
kebiasaan melakukan pemindahan-pemindahan, sublimasi-sublimasi dan identifikasi-
identifikasi.

Berikut beberapa gambaran tingkah laku dewasa yang masak, ditinjau dari dinamika
kepribadian Freud :

1. Menunda kepuasan : dilakukan karena obyek pemuas yang belum tersedia, tetapi
lebih sebagai upaya memperoleh tingkat kepuasan yang lebih besar pada masa yang
akan datang.

2. Tanggung jawab : kontrol tingkah laku dilakukan oleh superego berlangsung efektif,
tidak lagi harus mendapat bantuan kontrol dari lingkungan.

3. Pemindahan/sulimasi : mengganti kepuasan seksual menjadi kepuasan dalam bidang


seni, budaya dan keindahan.

4. Identifikasi memiliki tujuan-tujuan kelompok, terlibat dalam organisasi sosial, politi


dan kehidupan sosial yang harmonis.

Hambatan Perkembangan

Teori Freud hanya menjelaskan adanya kebutuhan yang paling mendasar dari manusia, yaitu
kebutuhan fisiologis, dan tak mampu memberikan penjelasan untuk empat kebutuhan
manusia yang lain.

8
Hambatan yang terjadi pada proses pemenuhan kebutuhan seksual pada setiap tahap
disebut fiksasi. Berikut adalah uraian singkat tentang hambatan pada tahap-tahap
perkembangan psikoseksual tersebut.

1. Tahap Oral

Hambatan pada tahap ini menyebabkan orang mengembangkan kepribadian oral,


yakni menjadi orang yang tergantung dan lebih senang bertindak pasif dan menerima
bantuan dari orang lain. Ketidakpuasan pada fase oral, sesudah dewasa orang menjadi
tidak pernah puas dan berakibat pada ketamakan.

2. Tahap Anal

Hambatan pada tahap ini jika Ibu yang membiarkan anak tanpa toilet training, akan
membuat anak bebas melampiaskan tegangannya dengan mengelurkan kotoran di
tempat dan waktu yang tidak tepat, yang di masa mendatang muncul sebagai sifat
ketidakteraturan/jorok, deskruktif, semaunya sendiri, atau kekerasan/kekejaman (anal
exspulsiveness personality).

3. Tahap Falis

Hambatan pada tahap ini menyebabkan anak akan mengembangkan kepribadian falis,
yakni anak laki-laki akan berkembang menjadi homoseksual atau heteroseksual yang
tidak benar-benar mencintai pasangannya tetapi hanya menjadikannya sebagai obyek
kepuasan seksual. Sedangkan anak perempuan akan berkembang menjadi wanita yang
genit, penggoda pria, atau menjadi lesbian.

9
Tahap Prenatal dalam Tahap Perkembangan

Masa Prenatal

Pertumbuhan dan perkembangan secara garis besar terbagi dua tahap,yaitu masa
prenatal, dan masa post natal. Masa prenatal, adalah masa janin didalam kandungan, dan
terdiri atas dua periode yaitu masa embrio dan masa fetus.
- Masa embrio adalah periode setelah konsepsi hingga umur kehamilan 8 minggu, dimana
ovum yang dibuahi akan mengalami diferensiasi yang berlangsung cepat hingga
membentuk suatu sistem organ dalam tubuh.
- Masa fetus adalah kehamilan pada awal minggu ke 9, dan dibagi pada dua tahap yaitu
masa fetus dini dan masa fetus lanjut.
o Masa fetus dini mulai saat kehamilan berusia 9 minggu sampai dengan trimester
kedua. Pada tahap ini, terjadi kecepatan yang meningkat pada pertumbuhan dan
pembentukan janin, sehingga membentuk manusia dengan organ organ tubuh yang
mulai berfungsi.
o Masa akhir trimester kedua memasuki trimester ketiga, menunjukkan fasa fetus dini
memasuki fase fetus lanjut dimana, pertumbuhan berlangsung dengan pesat dan
perkembangan fungsi-fungsi tubuh mulai terlihat. Pada fase ini juga terjadi transfer
immunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui plasenta sedangkan di daerah otak
dan retina fetus terjadi akumulasi asam lemak essensial dari seri omega 3 dan omega
6 (Tanuwidjaya.S, 2002).

Masa prenatal merupakan masa yang berlangsung sejak konsepsi (bertemunya sel telur
dan sperma) sampai anak lahir. Masa ini cukup penting karena pada saat inilah terbentuknya
potensi-potensi manusia, potensi mana berpengaruh pada perkembangan selanjutnya.
Beberapa hal penting pada masa pralahir yang mempengaruhi perkembangan seseorang
antara lain ialah :

1. Gizi

Beberapa penelitian pada hewan membuktikan bahwa adanya gizi buruk


(malnutrisi) yang diderita induk hewan mengakibatkan jumlah sel otak dari janin
lebih sedikit daripada janin yang induknya tidak mengalami malnutrisi. Pada manusia,

10
kurangnya gizi pada ibu hamil mengakibatkan berat badan lahir bayi rendah (dan ini
dikaitkan dengan angka kematian yang tinggi) dan perkembangan yang buruk.

2. Perangsangan

Janin telah menunjukkan reaksi terhadap berbagai perangsangan seperti


perabaan, tekanan, perubahan suhu, suara, cahaya, perangsangan mana terjadi karena
suntikan, penyinaran, (X-ray), rangsang kimia atau obat-obatan dan sebagainya.
Dikatakan bahwa denyut jantung Ibu memberikan semacam imprinting stimulus di
mana kelak pada masa bayi dan dewasa seseorang akan dapat merasa aman bila
berada dalam pelukan atau bila ia merasakan detak jantung orang lain. Pada bayi yang
lahir dari ibu-ibu dengan denyut jantung lambat dapat mudah tertidur, tidur lebih lama
dan menangis tidak terlampau sering.

3. Emosi ibu

Penilitian-penelitian mendalam berkaitan dengan bagaimana hubungan antara


tekanan emosional yang diderita ibu dengan janin yang dikandungnya belum banyak
dilakukan. Meskipun demikian ada beberapa jenis keadaan yang menimbulkan
tekanan dan ketegangan perasaan pada ibu hamil. Tekanan mana secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi kandungnya. Keadaan tersebut misalnya masalah
penyakit yang diderita si ibu maupun anggota keluarga dekat lainnya, keadaan
lingkungan yang kurang nyaman (misalnya pengap, berisik, konflik antara anggota
keluarga maupun diantara tetangga), tekanan-tekanan ekonomi dan sebagainya. Pada
ibu-ibu yang mengalami ketegangan terjadi gerakan bayi yang meningkat dan adanya
unsur kecemasan dalam diri si ibu dapat mempengaruhi kelancaran dari proses
melahirkan itu sendiri.

4. Penyakit

Dikenal beberapa penyakit yang diderita ibu yang membahayakan keadaan


janin misalnya rubella, sakit kuning, syphilis, TBC, malaria, dan lain-lain.

5. Usia ibu

11
Usia antara 20-30 dikatakan ideal untuk mengandung. Cukup banyak dijumpai
bayi-bayi yang menderita keterbelakangan mental karena diahirkan dari ibu yang
telah lanjut usia

Periode Prenatal

Secara umum, ahli psikologi perkembangan membagi periode prenatal atas tiga tahap
perkembangan, yaitu 1. Periode germinal 2. Periode embryonic 3` periode janin/fetal
(seifert&hoffnung dalam Desmita, 2006).

1. Periode germinal

Periode germinal adalah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi pada dua
minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi pembentukkan telur yang telah dibuahi,
disebut zigot, pembelahan sel, dan melekatnya zigot pada dinding Rahim. Pembelahan sel
yang cepat oleh zigot mengawali periode germinal. Pada kira-kira 1 minggu setelah
pembuahan, pembelahan sel-sel ini -spesialisasinya untuk tugas-tugas tertentu- sudah
dimulai. Pada tahap ini, kelompok sel, yang sekarang disebut blastocyst. Terdiri dari
banyak sel-sel dalam yang akan berkembang menjadi embrio, dan trophoblast, lapisan
luar sel yang berkembang selama periode germinal. Trophoblast ini kemudian memberi
makanan dan dukungan kehidupan bagi embrio. Implantasi, melekatnya zigot pada
dinding Rahim, terjadi sekitar 10 hingga 14 hari setelah pembuahan.

2. Periode embryonic

Periode embryonic adalah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi dari 2


hingga 8 minggu setelah pembuahan. Selama periode ini, angka pembelahan sel
meningkat, system pendukung terbentuk dan organ-organ muncul.

Periode ini mulai saat blastocyst melekat pada dinding Rahim. Massa sel sekarang
disebut embrio, dan tiga lapisan sel terbentuk. Endoderm embrio adalah lapisan dalam
sel, yang akan menjadi system saraf, reseptor sensoris (misalnya telinga, hidung, dan
mata). Mesoderm merupakan lapisan tengah, yang akan menjadi system sirkulasi darah,
otot, system pembuangan, dan system reproduktif. Tiap bagian tubuh akhirnya
berkembang dari tiga lapisan ini. Endoderm utamanya menghasilkan bagian tubuh dalam,

12
mesoderm terutama menghasilkan bagian-bagian yang mengelilingi daerah internal, dan
ectoderm biasanya menghasilkan bagian-bagian permukaan.

Kemudian saat 3 lapisan embrio ini terbentuk, system pendukung kehidupan bagi
embrio berkembang dengan cepat. System pendukunga kehidupan ini mencakup amnion,
tali pusar, dan plasenta. Amnion adalah seperti sebuah kantong yang berisi cairan bening
dimana embrio yang sedang berkembang mengambang. Cairan amniotic memberikan
lingkungan yang terkontrol suhu dan kelembabannya, juga kebal terhadap kejutan.
Amnion berkembang dari telur yang dibuahi, bukan dari tubuh ibu. Tali pusar berisi dua
arteri dan satu vena, yang menghubungan bayi pada plasenta. Plasenta terdiri dari
sekelompok jaringan berbentuk lingkaran dimana pembuluh darah kecil dari ibu dan
keturunannya berhubungan tetapi tidak bergabung.

3. Periode janin/Fetal

Periode janin/fetal adalah periode perkembangan prakelahiran yang dimulai dua bulan
setelah pembuahan dan berlangsung selama rata-rata 7 bulan. Pertumbuhan dan
perkembangan terus berjalan drastis selama waktu ini.

Tiga bulan setelah pembuahan, janin memiliki panjang sekitar 3 inchi dan beart
sekitar 1 ons. Janin mulai aktif, menggerakkan lengan dan kakinya, membuka dan
menutup mulutnya, serta menggerakkan kepalanya. Wajah, dahi, kelopak mata, hidung,
dan dagu tidak dapat dibedakan, demikian pula lengan atas, lengan bawah, tangan dan
kaki. Kelaminnya dapat diidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan.

Di akhir bulan keempat, janin telah tumbuh sekitar 6 inchi panjangnya, dan beratnya 4
hingga 7 ons. Pada saat ini, pertumbuhan drastis terjadi di tubuh bagian bawah. Gerakan
lengan dan kaki dapat dirasakan untuk pertamakalinya oleh ibu.

Di akhir bulan ke lima, janin sekitar 12 inchi panjangnya dan beratnya mendekati satu
pon. Struktur kulit telah terbentuk, contohnya kuku kaki dan kuku jari tangan. Janin
menjadi lebih aktif, menunjukkan posisi tertentu yang disukai dalam rahim.

Di akhir bulan ke enam, janin sekitar 14 inchi panjangnya dan telah menambahkan
setengah pon lagi menjadi satu setengah pon. Mata dan kelopak mata terbentuk secara
penuh dan sebuah lapisan tipis rambut menutupi kepala. Reflex menggenggam muncul
dan terjadi gerakan nafas yang tidak teratur.

13
Pada sekitar 7 bulan, untuk pertamakali janin memiliki kesempatan untuk bertahan
hidup diluar rahim, yaitu janin mampu tumbuh. Tetapi bahkan jika bayi lahir pada bulan
ketujuh kehamilan, merek biasanya membutuhkan bantuan untuk bernafas.

Selama 2 bulan terakhir perkembangan prakelahiran, jaringan lemak berkembang dan


fungsi berbagai system organ meningkat, misalnya jantung dan ginjal. Di akhir bulan ke
tujuh, janin panjangnya sekitar 16 inchi dan sekarang beratnya sekitar 3 pon. Selama
bulan kedelapan dan kesembilan, janin tumbuh lebih panjang dn memperoleh berat yang
cukup banyak.

14
Daftar Pustaka

Nursalim, Muhammad, DRS., M.SI, DKK. 2007. Psikologi Pendidikan. UNESA


UNIVERSITY PRESS : Surabaya

Davison, G.C., Neale, J. M., Kring, A.M. (2006). Psikologi Abnormal (Edisi ke-9)
(Noermalasari Fajar, Trans). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

http://belajarpsikologi.com/TAHAP-PERKEMBANGAN-PSIKOSOSIAL-MENURUT-
SIGMUND-FREUD/

http://www.psikologiku.com/tahap-perkembangan-manusia-masa-prenatal/

Gunarsa, Singgih D., dan Ny. Yulia D. Gunarsa. 2008. Psikologi Perkembangan anak dan
remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia

15

Anda mungkin juga menyukai