PSIKOLOGI
Masa Prenatal dalam Tahap Perkembangan dan Teori Psikoseksual Sigmund
Freud
1
Daftar Isi
Daftar Isi.....................................................................................................................................1
3. Fase Uretral................................................................................................................5
Hambatan Perkembangan...................................................................................................7
Masa Prenatal.......................................................................................................................9
Periode Prenatal..................................................................................................................11
1. Periode germinal......................................................................................................11
2. Periode embryonic...................................................................................................11
3. Periode janin/Fetal..................................................................................................12
Daftar Pustaka..........................................................................................................................14
2
Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmund Freud
Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud adalah salah satu teori yang paling
terkenal, akan tetapi juga salah satu teori yang paling kontroversial. Freud percaya
kepribadian yang berkembang melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana
mencari kesenangan-energi dari id menjadi fokus pada area sensitif seksual tertentu. Energi
psikoseksual, atau libido , digambarkan sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku.
Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun.
Awal perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus
mempengaruhi perilaku di kemudian hari.
3
Tahapan Psikoseksual Menurut Freud
4
Sedangkan tugas perkembangan utama fase oral ini adalah memperoleh rasa percaya,
yakni percaya kepada orang lain, kepada dunia, dan kepada diri sendiri. Cinta adalah
perlindungan terbaik terhadap ketakutan dan ketidakamanan. Anak-anak yang dicintai oleh
orang lain hanya akan mendapat sedikit kesulitan dalam menerima dirinya sendiri. Sedangkan
anak yang merasa tidak diinginkan, tidak diterima, dan tidak dicintai, cenderung mengalami
kesulitan yang besar dalam menerima diri sendiri. Anak-anak yang ditolak akan belajar untuk
tidak mempercayai dunia mereka memandang dunia sebagai tempat yang mengancam. Efek
penolakan pada fase oral adalah kecenderungan di masa kanak-kanak selanjutnya untuk
menjadi penakut, tidak aman, haus akan perhatian, iri, agresif, benci dan kesepian.
Berasal dari fase anal, dampak toilet training terhadap kepribadian di masa depan
tergantung kepada sikap dan metode orang tua dalam melatih. Misalnya, jika ibu terlalu
keras, anak akan menahan facesnya dan mengalami sembelit. Ini adalah prototip tingkah laku
keras kepala dan kikir (anal retentiveness personality). Sebaliknya ibu yang membiarkan anak
tanpa toilet training, akan membuat anak bebas melampiaskan tegangannya dengan
mengelurkan kotoran di tempat dan waktu yang tidak tepat, yang di masa mendatang muncul
sebagai sifat ketidakteraturan/jorok, deskruktif, semaunya sendiri, atau kekerasan/kekejaman
5
(anal exspulsiveness personality). Apabila ibu bersifat membimbing dengan kasih sayang
(dan pujian kalau anak defakasi secara teratur), anak mendapat pengertian bahwa produktif.
Jadi, tugas-tugas yang harus diselesaikan selama fase ini adalah belajar mandiri, memiliki
kekuatan pribadi dan otonomi, serta belajar bagaimana mengakui dan menangani perasaan-
perasaan yang negatif.
3. Fase Uretral
Pada fase ini merupakan perpindahan dari fase anal ke fase phallus. Erotik uretral
mengacu pada kenikmatan dalam pengeluaran dan penahanan air seni seperti pada fase anal.
Jika fase uretral tidak dapat diselesaikan dengan baik, anak akan mengembangkan sifat
uretral yang menonjol yaitu persaingan dan ambisi sebagai akibat timbulnya rasa malu karena
kehilangan kontrol terhadap uretra.
Jika fase ini dapat diselesaikan dengan baik, maka anak akan mengembangkan
persaingan sehat, yang menimbulkan rasa bangga akan kemampuan diri. Anak laki-laki
meniru dan membandingkan dengan ayahnya. Penyelesaian konflik uretra merupakan awal
dari identitas gender dan identifikasi selanjutnya.
Pada fase ini anak mula mengerti bahwa kelaminnya berbeda dengan kakak, adik atau
temannya. Anak mulai merasakan bahwa kelaminnya merupakan tempat yang memberikan
kenikmatan ketika ia mempermainkan bagian tersebut. Tetapi orangtua sering marah bahkan
mengeluarkan ancaman bila melihat anaknya memegang atau mempermainkan kelaminnya.
Pada fase ini, anak laki-laki dapat timbul rasa takut bahwa penisnya akan dipotong
(dikebiri). Ketakutan yang berlebihan tersebut dapat menjadi dasar penyebab gangguan
seksual seperti impotensi primer dan homoseksual. Pada fase ini muncul rasa erotik anak
terhadap orangtua dari jenis kelamin yang berbeda. Rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan seks tampak dalam tingkah laku anak, misalnya membuka rok ibunya,
meraba buah dada atau alat kelaminorangtuanya.
Daya erotik anak laki-laki terhadap ibunya, disertai rasa cemburu terhadap ayahnya, dan
keinginan untuk mengganti posisi ayah disamping ibu, disebut kompleks Oedipus. Untuk
anak wanita disebut kompleks Elektra. Kompleks elektra biasanya disertai rasa rendah diri
karena tidak mempunyai kelamin seperti anak laki-laki dan merasa takut jika terjadi
6
kerusakan pada alat kelaminnya. Bila kompleks oedipus/elektra tidak dapat diselesaikan
dengan baik, dapatmenyebabkan gangguan emosi pada kemudian hari.
Dari usia 5 atau 6 tahun sampai remaja, anak mengalami periode perbedaan impuls
seksual, disebut periode laten. Menurut Freud, penurunan minat seksual itu akibat dari tidak
adanya daerah erogen baru yang dimunculkan oleh perkembangan biologis. Jadi fase laten
lebih sebagai fenomena biologis, alih-alih bagian dari perkembangan psikoseksual. Pada fase
laten ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan libido
dengan kepuasan nonseksual, khususnya bidang intelektual, atletik, keterampilan dan
hubungan teman sebaya. Fase laten juga ditandai dengan percepatan pembentukan super
ego, orang tua bekerjasama dengan anak berusaha mengembalikan impuls seks agar energi
dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk sublimasi dan pembentukan superego. Anak
menjadi lebih mudah mempelajari sesuatu dibandingkan dengan masa sebelum dan
sesudahnya (masa pubertas).
Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja. Sistem
endokrin memproduksi hormon-hormon yang memicu pertumbuhan tanda-tanda seksual
sekunder (suara, rambut, buah dada, dll) dan pertumbuhan tanda seksual primer. Impuls
pregenital bangun kembali dan membawa aktivitas dinamis yang harus diadaptasi, untuk
mencapai perkembangan kepribadian yang stabil. Pada fase falis, kateksis genital mempunyai
sifat narkistik, individu mempunyai kepuasan dari perangsangan dan manipulasi tubuhnya
sendiri, dan orang lain diinginkan hanya karena memberikan bentuk-bentuk tambahan dari
kenikmatan jasmaniah. Pada fase genital, impuls seks itu mulai disalurkan ke obyek di luar,
seperti; berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis,
perkawinan dan keluarga. Terjadi perubahan dari anak yang narkistik menjadi dewasa yang
berorientasi sosial, realistik dan altruistik.
Fase genital berlanjut sampai orang tutup usia, dimana puncak perkembangan seksual
dicapai ketika orang dewasa mengalami kematangan kepribadian. Ini ditandai dengan
kematangan tanggung jawab seksual sekaligus tanggung jawab sosial, mengalami kepuasan
melalui hubungan cinta heteroseksual tanpa diikuti dengan perasaan berdosa atau perasaan
7
bersalah. Pematangan impuls libido melalui hubungan seksual memungkinkan kontrol
fisiologis terhadap impuls genital itu; sehingga akan membebaskan begitu banyak energi
psikis yang semula dipakai untuk mengontrol libido, mengembalikan perasaan berdosa, dan
dipakai dalam konflik antara id-ego-superego dalam menangani libido itu. Energi itulah yang
kemudian dipakai untuk aktif menangani masalah-masalah kehidupan dewasa; belajar
bekerja, menunda kepuasan, menjadi lebih bertanggung jawab. Penyaluran kebutuhan insting
ke obyek di luar yang altruistik itu telah menjadi cukup stabil, dalam bentuk kebiasaan-
kebiasaan melakukan pemindahan-pemindahan, sublimasi-sublimasi dan identifikasi-
identifikasi.
Berikut beberapa gambaran tingkah laku dewasa yang masak, ditinjau dari dinamika
kepribadian Freud :
1. Menunda kepuasan : dilakukan karena obyek pemuas yang belum tersedia, tetapi
lebih sebagai upaya memperoleh tingkat kepuasan yang lebih besar pada masa yang
akan datang.
2. Tanggung jawab : kontrol tingkah laku dilakukan oleh superego berlangsung efektif,
tidak lagi harus mendapat bantuan kontrol dari lingkungan.
Hambatan Perkembangan
Teori Freud hanya menjelaskan adanya kebutuhan yang paling mendasar dari manusia, yaitu
kebutuhan fisiologis, dan tak mampu memberikan penjelasan untuk empat kebutuhan
manusia yang lain.
8
Hambatan yang terjadi pada proses pemenuhan kebutuhan seksual pada setiap tahap
disebut fiksasi. Berikut adalah uraian singkat tentang hambatan pada tahap-tahap
perkembangan psikoseksual tersebut.
1. Tahap Oral
2. Tahap Anal
Hambatan pada tahap ini jika Ibu yang membiarkan anak tanpa toilet training, akan
membuat anak bebas melampiaskan tegangannya dengan mengelurkan kotoran di
tempat dan waktu yang tidak tepat, yang di masa mendatang muncul sebagai sifat
ketidakteraturan/jorok, deskruktif, semaunya sendiri, atau kekerasan/kekejaman (anal
exspulsiveness personality).
3. Tahap Falis
Hambatan pada tahap ini menyebabkan anak akan mengembangkan kepribadian falis,
yakni anak laki-laki akan berkembang menjadi homoseksual atau heteroseksual yang
tidak benar-benar mencintai pasangannya tetapi hanya menjadikannya sebagai obyek
kepuasan seksual. Sedangkan anak perempuan akan berkembang menjadi wanita yang
genit, penggoda pria, atau menjadi lesbian.
9
Tahap Prenatal dalam Tahap Perkembangan
Masa Prenatal
Pertumbuhan dan perkembangan secara garis besar terbagi dua tahap,yaitu masa
prenatal, dan masa post natal. Masa prenatal, adalah masa janin didalam kandungan, dan
terdiri atas dua periode yaitu masa embrio dan masa fetus.
- Masa embrio adalah periode setelah konsepsi hingga umur kehamilan 8 minggu, dimana
ovum yang dibuahi akan mengalami diferensiasi yang berlangsung cepat hingga
membentuk suatu sistem organ dalam tubuh.
- Masa fetus adalah kehamilan pada awal minggu ke 9, dan dibagi pada dua tahap yaitu
masa fetus dini dan masa fetus lanjut.
o Masa fetus dini mulai saat kehamilan berusia 9 minggu sampai dengan trimester
kedua. Pada tahap ini, terjadi kecepatan yang meningkat pada pertumbuhan dan
pembentukan janin, sehingga membentuk manusia dengan organ organ tubuh yang
mulai berfungsi.
o Masa akhir trimester kedua memasuki trimester ketiga, menunjukkan fasa fetus dini
memasuki fase fetus lanjut dimana, pertumbuhan berlangsung dengan pesat dan
perkembangan fungsi-fungsi tubuh mulai terlihat. Pada fase ini juga terjadi transfer
immunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui plasenta sedangkan di daerah otak
dan retina fetus terjadi akumulasi asam lemak essensial dari seri omega 3 dan omega
6 (Tanuwidjaya.S, 2002).
Masa prenatal merupakan masa yang berlangsung sejak konsepsi (bertemunya sel telur
dan sperma) sampai anak lahir. Masa ini cukup penting karena pada saat inilah terbentuknya
potensi-potensi manusia, potensi mana berpengaruh pada perkembangan selanjutnya.
Beberapa hal penting pada masa pralahir yang mempengaruhi perkembangan seseorang
antara lain ialah :
1. Gizi
10
kurangnya gizi pada ibu hamil mengakibatkan berat badan lahir bayi rendah (dan ini
dikaitkan dengan angka kematian yang tinggi) dan perkembangan yang buruk.
2. Perangsangan
3. Emosi ibu
4. Penyakit
5. Usia ibu
11
Usia antara 20-30 dikatakan ideal untuk mengandung. Cukup banyak dijumpai
bayi-bayi yang menderita keterbelakangan mental karena diahirkan dari ibu yang
telah lanjut usia
Periode Prenatal
Secara umum, ahli psikologi perkembangan membagi periode prenatal atas tiga tahap
perkembangan, yaitu 1. Periode germinal 2. Periode embryonic 3` periode janin/fetal
(seifert&hoffnung dalam Desmita, 2006).
1. Periode germinal
Periode germinal adalah periode perkembangan prakelahiran yang terjadi pada dua
minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi pembentukkan telur yang telah dibuahi,
disebut zigot, pembelahan sel, dan melekatnya zigot pada dinding Rahim. Pembelahan sel
yang cepat oleh zigot mengawali periode germinal. Pada kira-kira 1 minggu setelah
pembuahan, pembelahan sel-sel ini -spesialisasinya untuk tugas-tugas tertentu- sudah
dimulai. Pada tahap ini, kelompok sel, yang sekarang disebut blastocyst. Terdiri dari
banyak sel-sel dalam yang akan berkembang menjadi embrio, dan trophoblast, lapisan
luar sel yang berkembang selama periode germinal. Trophoblast ini kemudian memberi
makanan dan dukungan kehidupan bagi embrio. Implantasi, melekatnya zigot pada
dinding Rahim, terjadi sekitar 10 hingga 14 hari setelah pembuahan.
2. Periode embryonic
Periode ini mulai saat blastocyst melekat pada dinding Rahim. Massa sel sekarang
disebut embrio, dan tiga lapisan sel terbentuk. Endoderm embrio adalah lapisan dalam
sel, yang akan menjadi system saraf, reseptor sensoris (misalnya telinga, hidung, dan
mata). Mesoderm merupakan lapisan tengah, yang akan menjadi system sirkulasi darah,
otot, system pembuangan, dan system reproduktif. Tiap bagian tubuh akhirnya
berkembang dari tiga lapisan ini. Endoderm utamanya menghasilkan bagian tubuh dalam,
12
mesoderm terutama menghasilkan bagian-bagian yang mengelilingi daerah internal, dan
ectoderm biasanya menghasilkan bagian-bagian permukaan.
Kemudian saat 3 lapisan embrio ini terbentuk, system pendukung kehidupan bagi
embrio berkembang dengan cepat. System pendukunga kehidupan ini mencakup amnion,
tali pusar, dan plasenta. Amnion adalah seperti sebuah kantong yang berisi cairan bening
dimana embrio yang sedang berkembang mengambang. Cairan amniotic memberikan
lingkungan yang terkontrol suhu dan kelembabannya, juga kebal terhadap kejutan.
Amnion berkembang dari telur yang dibuahi, bukan dari tubuh ibu. Tali pusar berisi dua
arteri dan satu vena, yang menghubungan bayi pada plasenta. Plasenta terdiri dari
sekelompok jaringan berbentuk lingkaran dimana pembuluh darah kecil dari ibu dan
keturunannya berhubungan tetapi tidak bergabung.
3. Periode janin/Fetal
Periode janin/fetal adalah periode perkembangan prakelahiran yang dimulai dua bulan
setelah pembuahan dan berlangsung selama rata-rata 7 bulan. Pertumbuhan dan
perkembangan terus berjalan drastis selama waktu ini.
Tiga bulan setelah pembuahan, janin memiliki panjang sekitar 3 inchi dan beart
sekitar 1 ons. Janin mulai aktif, menggerakkan lengan dan kakinya, membuka dan
menutup mulutnya, serta menggerakkan kepalanya. Wajah, dahi, kelopak mata, hidung,
dan dagu tidak dapat dibedakan, demikian pula lengan atas, lengan bawah, tangan dan
kaki. Kelaminnya dapat diidentifikasi sebagai laki-laki atau perempuan.
Di akhir bulan keempat, janin telah tumbuh sekitar 6 inchi panjangnya, dan beratnya 4
hingga 7 ons. Pada saat ini, pertumbuhan drastis terjadi di tubuh bagian bawah. Gerakan
lengan dan kaki dapat dirasakan untuk pertamakalinya oleh ibu.
Di akhir bulan ke lima, janin sekitar 12 inchi panjangnya dan beratnya mendekati satu
pon. Struktur kulit telah terbentuk, contohnya kuku kaki dan kuku jari tangan. Janin
menjadi lebih aktif, menunjukkan posisi tertentu yang disukai dalam rahim.
Di akhir bulan ke enam, janin sekitar 14 inchi panjangnya dan telah menambahkan
setengah pon lagi menjadi satu setengah pon. Mata dan kelopak mata terbentuk secara
penuh dan sebuah lapisan tipis rambut menutupi kepala. Reflex menggenggam muncul
dan terjadi gerakan nafas yang tidak teratur.
13
Pada sekitar 7 bulan, untuk pertamakali janin memiliki kesempatan untuk bertahan
hidup diluar rahim, yaitu janin mampu tumbuh. Tetapi bahkan jika bayi lahir pada bulan
ketujuh kehamilan, merek biasanya membutuhkan bantuan untuk bernafas.
14
Daftar Pustaka
Davison, G.C., Neale, J. M., Kring, A.M. (2006). Psikologi Abnormal (Edisi ke-9)
(Noermalasari Fajar, Trans). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
http://belajarpsikologi.com/TAHAP-PERKEMBANGAN-PSIKOSOSIAL-MENURUT-
SIGMUND-FREUD/
http://www.psikologiku.com/tahap-perkembangan-manusia-masa-prenatal/
Gunarsa, Singgih D., dan Ny. Yulia D. Gunarsa. 2008. Psikologi Perkembangan anak dan
remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia
15